24 Desember 2007

Ketika Aku Tergoda


Ketika Aku Tergoda
Oleh : Mochammad Moealliem

Sebagai manusia tentu punya sifat untuk menyukai sesuatu yang lebih bagus dari yang telah ada sebelumnya, dan sikap seperti itu biasanya akan membutuhkan pengorbanan yang luar biasa. Dalam pembahasan kali ini akan membahas kisah pengorbanan yang kemudian diabadikan menjadi hari raya qurban.

Orang-orang yang tergoda, mereka itulah lakon yang penuh pengorbanan, Adam tergoda oleh Hawa dan melupakan pesan Allah, Yusuf tergoda Zulaikha, Sulaiman tergoda Bilqis, Dawud tergoda kupu-kupu emas dan masih banyak lagi catatan orang-orang yang tergoda oleh lawan jenisnya, termasuk penulis dan pembaca tentu juga pernah tergoda pada lawan jenis yang lebih cakep, lebih pinter atau bahkan lebih kaya, akibat dari itu akan timbul hati yang mendua dengan selimut dilema, dan apa yang akan terjadi selanjutnya tentunya variatif sesuai kadar keimanan masing-masing.

Bukan hanya pada lawan jenis orang biasanya tergoda, namun juga pada anak kesayangannya manusia bisa tergoda, apalagi telah begitu lama tak memilikinya, maka tak heran banyak orang harus berkorban yang sangat berat demi anaknya, cinta manusia pada anaknya terkadang membuat mereka lupa pada Allah, hal itulah yang mungkin terjadi pada Ibrahim ketika dikaruniai seorang anak diawal mulanya. Dimana lama sebelumnya mereka tak mendapatkan putra dari perkawinannya yang begitu lama.

Konon Ibrahim setelah mengalami ujian dibakar oleh Namrud akibat kecerdikannya berbicara, ketika ditanya "wahai Ibrahim apakah engkau yang memenggal kepala para berhala?" Ibrahim dengan cerdiknya menjawab "tanya aja tuh yang paling besar, goloknya kan dia yang bawa". Dan memang sebelum kelahiran Ibrahim ahli nujum raja namrud punya prediksi akan ada orang yang menghancurkan kerajaannya, tak jauh dengan kisah Musa, namun bedanya Ibrahim tidak dihanyutkan di sungai, tapi disembunyikan di goa dan ayah ibrahim adalah pembuat berhala, konon dekat dengan istana.

Setelah Namrud ketakutan dengan lahirnya orang yang akan menghancurkan kekuasaannya maka seluruh wilayah kerajaannya ditaftis (digeledah) dan diumumkan pada rakyatnya, dilarang menggauli istrinya dalam tahun itu dan semua yang hamil ditangkap. Konon ayah ibrahim, lupa atas pesan raja namrud untuk tidak menggauli istrinya, dan beberapa saat kemudian ada perceraian antara Azer (ayah ibrahim) dengan ibunya ibrahim, karena sang ibu juga tahu pengumuman raja, maka sang ibu lari kegunung dimasa hamil tua hingga melahirkan, setelah melahirkan sang ibu kembali ke kampungnya, sementara Ibrahim ditinggal didalam goa sendirian.

Suatu ketika Azer bertanya pada ibu Ibrahim "dimana anak yang kau lahirkan?' ibunya menjawab "disuatu tempat dan mati" mungkin waktu itu bohong untuk menyelamatkan nyawa seseorang tidak berdosa. Dan dengan jawaban seperti itu Azer cukup tenang, sebab kalau hidup Azer pun akan kena hukuman dari kerajaan.

Didalam goa, Ibrahim tumbuh dengan sistem diluar kebiasaan para manusia, pertumbuhan satu hari seperti satu minggu, satu minggu seperti satu bulan, dan satu bulan seperti satu tahun. Ibrahim sendirian sebab sang ibu tak akan berani kesana-kemari yang membuat orang curiga. Maka tak heran kalau penulis punya analisa kenapa bayi suka mengisap jempolnya sendiri, mungkin Ibrahim minumnya dari situ ketika di goa. Maka dengan sistem yang lempit waktu (thoyyul waqt) itu, Ibrahim hanya bertahan dalam goa selama 15 bulan berarti umur ibrahim saat itu 15 tahun, sebab satu bulan sama dengan satu tahun.

Maka tatkala keluar dia melihat bintang, dan mengira itulah tuhan yang memberinya makan selama ini, namun setelah itu tampak rembulan, lalu da berkata "itulah tuhan, kerena lebih besar", namun setelah itu bulan terbenam dan terbit matahari, maka dia berkata, "aku tidak suka tuhan yang bisa hilang", Ibrahim mencari tuhannya yang selama ini menghidupi dirinya dalam goa, hingga akhirnya menemukannya bahwa tuhannya adalah Allah tuhan semesta alam.

Singkat cerita Ibrahim menemukan keluarganya, sebagai anak tentu harus berbakti pada orang tuanya, hingga suatu saat dialog, dan mungkin terjadi perbedaan pendapat antara keduanya, maka ayahnya bilang "ikutlah aku nanti di hari raya" (hari raya kaum namrud) akhirnya Ibrahim ikut dan tahu banyak berhala yang selama itu diesmbah kaumnya, kayaknya dulu dikasih sesajen juga, maka suatu ketika ibrahim bercanda dengan sinis "hei berhala, kenapa kamu nggak makan?" hingga pada saat sudah sepi ibrahim memenggal kepala berhala-berhala itu dan disisakan satu yang paling besar, kemudian kapaknya dikalungkan pada berhala yang besar itu.

Akhirnya sang raja Namrud kebakaran jenggot dan mengutus para intelejen menemukan pelaku pengrusakan, hingga Ibrahim menjadi tersangka, (mungkin itu jadi tradisi arab sekarang, sistem tangkap dulu, interogasi belakangan) sebab selama itu hanya ibrahim yang sinis pada berhala, akhirnya dalam sidang itu ibrahim menjawab dengan cerdiknya diantaranya "tanya aja tuh yang paling besar" dan tentunya masih banyak kecerdikan dalam menjawab pertanyaan yang ada. Hingga akhirnya sang raja makin marah dan memutuskan untuk membakar Ibrahim.

Ketika hendak dibakar, ada malaikat yang menemui Ibrahim dan berkata "apa kamu butuh bantuanku?" lalu ibrahim menjawab "adapun kepadamu wahai malaikat, aku tidak butuh", konon malaikat itu wadul (ngadu) pada Allah sebelum menawarkan bantuannya pada Ibrahim, dan pesan Allah pada malaikat itu "kalau dia minta padamu maka tolonglah, tapi kalau dia tidak minta padamu, biarkan saja, karena itu urusanKu", hingga Allah berfirman "ya naru kuwni bardan wa salaman" wahai api jadi dinginlah kamu dan aman atas Ibrahim. Konon kalau tidak ada perintah salaman, api akan membekukan Ibrahim.

Itu kisah Ibrahim muda, sekarang kita pindah kisah Ibrahim yang tergoda, tapi bukan tergoda cewek, meskipun dia punya dua istri itu karena dapat hadiah dari fir'aun raja Mesir waktu itu, dan konon Ibrahim nggak mau menggauli hajar (budak perempuan hadiah dari fir'aun) hingga akhirnya Sarah menyuruhnya barangkali dengan Hajar akan punya anak.

Ibrahim dan Sarah adalah orang yang taat beribadah, dan dalam doanya memohon dikaruniai seorang anak dan hal itu berlangsung lama, hingga akhirnya Sarah menyuruh Ibrahim menggauli Hajar, dan lahirlah Ismail, sebagai anak yang pertama bagi Ibrahim yang telah dirindukan sejak lama, tentu kebahagian melihat anaknya melebihi apapun, dan mungkin perhatiannya terkuras pada Ismail. Dan mungkin hal itu membuat Sarah mulai cemburu, hingga pada akhirnya Hajar dan Ismail harus berada di Mekah.

Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan . Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami terraasuk orang-orang yang bersyukur".QS.7:189

Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada keduanya itu. Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.QS.7:190

Dari ayat ini bisa kita lihat bahwa anak ternyata bisa melupakan manusia terhadap Allah, mungkin hal itu terjadi juga pada Ibrahim, hingga akhirnya diuji oleh Allah untuk mengorbankan anaknya, siapakah yang akan dipilih oleh Ibrahim, adakah dia memilih Allah dan melaksanakan perintah itu atau memilih anak dan tidak melaksanakan perintah itu.

Kalau kita lagi punya anak yang menjadi kesayangan kita, tentu tak akan rela berlepas jauh, bahkan memukulnya pun eman (enggan) walaupun dia berbuat salah, apalagi disuruh mengorbankan, tentu kita tak akan mau, lha wong dipondokkan aja rasanya nggak enak karena jauh apalagi harus dikembalikan pada Allah.

Untungnya Ibrahim orangnya bijak, maka ditanyalah puteranya "Aku bermimpi disuruh menyembelih kamu, bagaimana pendapatmu nak?" lalu ismail menjawab "kalau memang itu perintah Allah, lakukan saja ayah". Itulah sikap bijak antara ayah dan anaknya, yang mana jawaban seorang anak seperti itu sebenarnya makin memperberat rasa untuk berpisah.

Bagaimana tidak? Kalau saja Ismail bilang "jangan ayah, itu melanggar HAM" tentu Ibrahim punya alasan untuk menolak perintah menyembelihnya, dan dengan jawaban Ismail yang bijak itu, Ibrahim tak punya alasan lagi, kalau toh dia tak melaksanakan perintah tentu itu karena rasa cinta pada anaknya melebihi cinta pada Allah.

Maka tatkala anak itu sampai berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".QS.37:102

Perintah itu kelihatannya ketika ismail mulai baligh, falamma balagho (terjemahnya diatas berusaha) karena Ismail hidupnya di mekah dengan ibunya, maka ketka hendak disembelih diatas bukit, mereka bersama-sama menuju bukit untuk mengorbankan Ismail untuk Allah, sesampainya di Mina setiap orang diganggu syeitan untuk menggagalkan pengorbanan ini atas nama HAM, mulai dari ibunya, Ismail sendiri, juga Ibrahim, saking jengkelnya akhirnya pembisik itu dilempar dengan batu sebanyak tujuh kali, yang kini diabadikan menjadi ritual haji yaitu melempar jumrah.

Hingga akhirnya Ibrahim sampai dibukit dan pisau hendak diayunkan, maka kemudian malaikat turun membawa tiga ekor kambing sebagai ganti Ismail, dan hal ini membuktikan bahwa Ibrahim masih memilih Allah daripada anaknya, dan kambing itu termasuk kambing yang tidak mengalami kandungan, seperti halnya unta nabi sholeh, juga ularnya nabi Musa.

Begitulah hati manusia ketika tergoda, untuk membuktikan ketidak tergodaan harus dibayar dengan biaya yang sangat mahal, dan kisah ini berlaku jauh sebelum alqur'an turun, bahkan ayah nabi muhammad adalah putera kesayangan kakeknya, pun konon dia yang harus dikorbankan, hingga akhirnya harus diganti dengan 100 ekor unta, baca kisahnya di sejarah hidup nabi muhammad.

Orang tua akan selalu menyayangi puteranya melebihi sayangnya pada diri mereka sendiri, walaupun kadang seorang anak tak tahu balas budi. Maka tak heran jika ridlo mereka termasuk ridlo Allah, bahkan pintu surga dibawah telapak kaki Ibu, namun mungkin banyak ibu masuk neraka hanya demi menuruti putera kesayangannya. Maka tak heran jika pasangan hati, buah hati dan harta benda adalah fitnah yang kita suka, sekaligus sebuah soal yang harus kita tampakkan jawaban dalam sikap kita terhadap itu semua.

Alliem
Cairo, Senin 24 Desember 2007
Akupun pernah tergoda


[+/-] Selengkapnya...

20 Desember 2007

Kamera Rahasia

Klik kanan, pada gambar, lalu klik open link in new tab untuk memperbesar











[+/-] Selengkapnya...

13 Desember 2007

Hanya Manusia Yang Berakal

Hanya Manusia Yang Berakal
Oleh : Mochammad Moealliem

Sejak awal penciptaannya manusia memang lebih unggul daripada makhluk selainnya, meskipun kemarin saya baca berita simpanse memiliki memory yang lebih besar dari manusia, tapi setelah saya analisa memory besar tak menjamin simpanse bisa bikin pesawat, komputer pun banyak yang memorinya berkapasitas besar, namun kalau program yang ada tidak maju yach percuma saja.

Bukan hanya itu, manusia bahkan lebih hebat dari malaikat, jin dan bahkan iblis sekalipun, kalau malaikat bisa beribadah terus dan tak pernah membantah, itu khan wajar karena dia nggak punya nafsu, kalau ada manusia yang bisa beribadah terus dan mengekang nafsu tentu lebih hebat darinya.

Jin dan dedemit juga termasuk makhluk yang kawakan, namun dia nggak maju, konon kata para ahli dibidang itu, jin tak pernah korupsi, tak ada yang bikin pesawat, tak usah bikin rumah mewah, tapi kadang bikin repot manusia, karena nebeng dirumah kita, atau kadang mencuri makanan kita, mungkin mereka termasuk kurang cerdas.

Terkadang manusia juga lebih hebat dari iblis, misalnya dalam bersumpah palsu demi untuk melancarkan urusannya, bahkan atas nama Tuhan, bahkan manusia ada yang tak percaya dengan tuhan, padahal syeitan aja percaya dengan tuhan.

seperti syaitan ketika dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam" QS.59:16

Hebat bukan manusia itu, maka jangan remehkan manusia (emang kita bukan manusia?!) siapa dulu penciptanya? Hanya Allah yang menciptakan manusia, bahkan Allah memberi kelebihan secara khusus dari berbagai makhluk yang telah diciptakan, " Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan , Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan." QS.17:70

Dalam analisa penulis, malaikat itu punya hati, syaitan punya nafsu, dan manusia punya hati, nafsu dan akal, kalau akalnya mati dan hati dikudeta oleh nafsu maka jadi syeitan dari golongan manusia, tapi kalau nafsunya yang mati, maka hati dan akal akan menjad manusia yang hebat dan baik, tapi kalau Akal dan nafsu mati, yang dipakai hanya hati, maka akan jadi malaikat darii golongan manusia, jadinya seperti sikap para ibu terhadap anak kesayangannya, lihat aja salah dan benar tidak dipedulikan yang penting sayang.

Allah menciptakan manusia dari tidak ada, alias dari nol, kalau ada yang bilang dari kera, atau dari manusia purba, mungkin manusia yang kera-njingan yang harusnya menjadi benda purbakala saja. Dan saya yakin itu hanya sebuah analisa yang kemudian dibuatkan ilustrasi untuk menipu kita, dan ketika kita tanya hari apa manusia itu tercipta? Tentu nggak ada yang tahu, padahal pertanyaan itu palng mudah, sebab sejak zaman purba sudah ada hari, meski jam, bulan dan tahun tak begitu berguna.

Makanya orang jawa seumur kakekku tak tahu tahun berapa dia lahir, bulan apa dan jam berapa, tapi yang diingat adalah lahir pada malam jum'at kliwon (misalnya) silahkan chek itu pada kakek-kakek dijawa. Bahkan nabi Muhammad yang jelas lahir hari senin, bulan dan tahunnya ditemukan jauh setelah itu disesuaikan dengan tragedi yang ada pada saat lahir, diantaranya serbuan pasukan gajah, gerhana dll.

Kalau manusia pertama hari apa? Menurut penulis adalah hari jum'at, opss jangan berperasangka buruk dulu, ini ada dasarnya, entah pembaca percaya atau tidak bukan urusan penulis.

(HR.Muslim 1411)

1411 - و حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا الْمُغِيرَةُ يَعْنِي الْحِزَامِيَّ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ.

Masih banyak riwayat yang lain, juga dikitab-kitab yang lain, seperti muatho' imam malik hadith no 222, musnad Ahmad hadith no 22663, 22675, sunan Nasai, Tirmidzi, Abu dawud, semua ada seputar hari adanya manusia pertama.

Hari Jum'at itulah manusia tercipta, kalau boleh digamabarkan memang manusia tercipta setelah makhluk-makhluk yang lain, bumi, langit, dan sebagainya. Maka hari jum'at adalah hari terakhir penciptaan makhluk-makhluk pertama dari setiap jenisnya, dalam artian penciptaan segala makhluk diawal mulanya hanya butuh waktu seminggu, dari sini manusia diajari penggunaan masa kerja, pada awalnya dulu kaum nabi musa harus berhenti bekerja pada hari sabtu dari pagi sampai sore, dan itu disebut hari sabat, dan masih dilakukan sebagian kecil umat yahudi sekarang.

Bahkan pada hari itu Allah sering menguji hambanya dengan banyaknya ikan dilaut tempat mereka bekerja menjadi nelayan, maka bagi yang tak kuat iman mereka tidak ikut sabtuan, akhirnya dkutuklah mereka yang rakus dunia itu menjadi kera, cocoknya kera-njingan, dan mungkin tulang-belulangnya kera itu ditemu darwin lalu munculah teori aneh.

Karena hari jum'at adalah hari akhir minggu (seminggu) maka untuk orang Islam ada jum'atan, sebab masing-masing umat ada aturannya sendiri, meskipun dari Tuhan yang sama, Allah berfirman, likullin ja'alna minkum syir'atan wa minhaja. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu , Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Maka wajar kalau orang Islam juga diuji di hari jum'at, hanya saja mungkin lebih ringan daro orang yahudi, sebab orang Islam hanya mulai waktu dhuhur sampai selesai sholat jum'at, habis itu malah di suruh kerja lagi.

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung QS.62:10

Kalau orang kristen, konon dulunya juga sabtuan, tapi nggak tahu gimana kok jadi mingguan, kalau di Mesir orang kristen sabtuan, nggak tahulah yang jelas orang Islam jum'atannya hari jum'at, nah begitu pula nanti kiamat juga hari jum'at, konon tandanya ketika ada sholat tiga kali dalam hari jum'at itu adalah awal kiamat. Gambaranya pagi sholat hari raya, siang sholat jum'at, sore sholat gerhana. Wallahu a'lam

Adakah bukti bahwa manusia dari awalnya tercipta adalah manusia bukan makhluk yang lain? Sementara ada orang beranggapan bahwa Adam adalah manusia modern, sementara sebelumnya adalah manusia purba, betapa lebih rendah lagi jika berasal dari kera, dan hal itu terbantahkan oleh data yang penulis peroleh, bahwa manusia diciptakan dari yang asalnya tidak ada manusia menjadi ada manusia.

Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali?QS.19:67

Alliem
Cairo, Kamis 13 Desember 2007
Gunakan Akalmu Jika Manusia



[+/-] Selengkapnya...

12 Desember 2007

Manusia Pertama Bukanlah Aku

Manusia Pertama Bukanlah Aku
Oleh : Mochammad Moealliem

Siapa sih manusia pertama dalam hatimu? Yang mungkin apapun keinginannya akan kamu berikan, bahkan maafmu pada orang lain kamu gantungkan padanya, atau bahkan membencinya berarti menentangmu. Tentu semua orang punya manusia pertama dalam hatinya tentunya manusia pertama itu bukanlah aku, tapi mungkin ada juga yang menjadikan aku yang pertama, siapa hayoo?? Tap kita bahas dulu manusia pertama dihati Bumi Pertiwi.

Kalau ada yang bilang manusia pertama bukanlah Adam, mungkin mereka pengikut teori evolusi Darwin, atau pengikut aliran filsafat yang punya pikiran bahwa ada makhluk maka ada Tuhan, atau mungkin mereka belum menemukan data yang falid. Apalagi dasar yang dipakai seolah Al qur'an, biasanya mereka asal comot tanpa melihat kaitan ayat sebelumnya atau bahkan tanpa melihat asbabun nuzul dari ayat tersebut.

QS. Al A'raaf (7): 11
Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu sekalian, lalu Kami bentuk tubuh kalian, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

Dari ayat tersebut, bisa kita ketahui bahwa manusia tidaklah mengalami evolusi, akan tetapi manusia diciptakan Allah, walau metode yang dipakai bisa dibagi dalam empat metode. Dalam surat al a'raf tersebut bisa kita lihat penggunaan kata nahnu (Kami) serta "kum", kalau seseorang hanya memakai terjemahan hal itu akan punya efek yang kurang baik.

Kenapa menggunakan nahnu? Padahal pada awalnya Allah memakai kata Inni (sesungguhnya Aku), penggunaan kata nahnu itu menunjukkan bahwa dalam penciptaan manusia setelah Adam melalui asbab (sebab-sebab) yang telah ada, tidak secara langsung, sebagaimana Allah menurunkan wahyu, terkadang juga menggunakan kata nahnu, karena hal itu melalui wasilah malaikat Jibril, Allah akan memberikan wahyu secara langsung khusus pada perintah yang sangat penting seperti perintah sholat pertama kalinya dalam isra' mijraj. Dan hal demikian juga pada nabi-nabi pilihan, seperti nabi Musa, nabi Muhammad, dan yang lain.

Kenapa tidak berfirman "Walaqad khalaqnaka - Dan sungguh telah Kami ciptakan kamu (Adam)...” karena yang diajak bicara dalam ayat tersebut bukan Adam, kalau Ayatnya berbunyi demikian maka akan mulahbat (eror) dalam pemahaman nabi Muhammad, karena nabi Muhammad bukan manusia pertama. Tapi pakainya "kum" itu kembalinya ke nabi Muhammad dan sahabatnya, Dan juga penggunaan fiil madli, menunjukkan pembuatan manusia seperti kalian diawal dulu seperti itu, lalu malaikat disuruh bersujud pada manusia sepertimu dahulu, mereka para malaikat dulu bersujud, tapi iblis dulu nggak mau.

QS. Al Baqarah (2): 30
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Dari ayat ini memberi informasi bahwa manusia tidak diciptakan dibumi, tapi manusia dijadikan khalifah di bumi, sebagai pengganti tentunya ada yang di ganti, alias Adam bukan makhluk pertama dibumi, dan Allah tidak mengatakan untuk mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk di bumi, yaitu banul jan dan banul ban, mereka itu adalah penghuni bumi sebelum manusia.

Bentuk basyariahnya tak jauh berbeda dengan manusia, maka anda bisa buktikan bahwa makhluk selain manusia, punya badan yang sama seperti manusia, yaitu banul jan, anak turun Jin, juga banul ban anak turun dedemit, maka ketika bumi rusak oleh mereka, mereka diusir bahkan dibasmi oleh malaikat, hingga mereka berlari terbirit-birit dan mencari tempat yang jauh dari anak Adam.

Kata pemilihan, atau isthofaa itu adalah pemilihan menjadi nabi, bukan menjadi manusia, sebab tercantum juga Nuh, keluarga Imran, yaitu Maryam, dan nabi Isa, keluarga Ibrahim, yaitu yang menurunkan yahudi dan Islam. Kata isthofa disitu bukanlah menjadi manusia modern dari sebelumnya manusia purba. Makhluk modern adalah manusia, makhluk purba bukan manusia.

Kenapa bingung kalau manusia diciptakan dari tanah kering? Sudah banyak bukti tentang itu, nabi isa pernah memberikan jawaban atas kebingungan seperti itu, dengan membuat bentuk burung dari tanah liat, lalu ditiupnya dan bisa hidup dan terbang, Unta nabi Sholeh tercipta dari batu, burung yang meyakinkan nabi ibrahim, ketika bertanya pada Allah "bagaimana Engkau menghidupkan orang mati?"

Dan ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap Allah berfirman: " ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. : "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.QS.2:260

ketika Allah mengatakan: "Hai 'Isa putra Maryam, ingatlah ni'mat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan diwaktu kamu membentuk dari tanah yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung dengan seizin-Ku. Dan di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur dengan seizin-Ku, dan di waktu Aku menghalangi Bani Israil di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata".QS.5:110

Dan lagi kalau ada yang mengatakan bahwa ayat QS. Al Hijr (15): 28-30 bukan penjelasan tentang penciptaan Adam, dan dibelokkan pada makhluk lain, mungkin perlu dibaca tuh ayat seterusnya, tentang keengganan iblis bersujud pada basyar, bukankah jadi rancu kalau malaikat mau bersujud pada insaan tetapi iblis tidak mau sujud pada basyar, yang benar yach sama-sama harus bersujud pada Adam. Kata insan itu adalah jamak, tapi kalau basyar itu mufrod, maka dalam ayat itu Allah menciptakan basyar (satu orang manusia) dari tanah liat kering, dan hanya Adam yang seperti itu, sebab Hawa dari tulang Adam.

Perintah sujud pada para malaikat itu yach cuma diawal itu, sekarang malaikat nggak sujud pada manusia, maka itu bisa dilihat bahwa siapa sih nama orang yang malaikat harus sujud dalam penciptaannya?

Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.QS.2:34

Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada (Basyar) manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk"QS.15:33

Kenapa iblis begitu enggan memberi hormat pada manusia? Yach karena iblis punya kelebihan sebelum manusia tercipta, dan juga unsur penciptaan iblis lebih unggul dbanding unsur penciptaan manusia, iblis dari api, malaikat dari cahaya, sementara manusia dari tanah.

Kelebihan manusia bisa memilih apa yang ingin dilakukannya serta diberi upah atas segala yang dilakukannya secara adil, kalau baik yach pahala, kalau buruk ya dosa. Berbeda dengan malaikat dia cuma dapat pahala sebab malaikat tak punya kemampuan akal otomatis dia manut terus, berbeda dengan iblis dia bagian yang dosa-dosa terus, maka tak heran kalau dia akan menghalangi manusia menuju Allah, karena gara-gara manusia iblis diberi hukuman untuk masuk neraka, hanya saja iblis minta ditunda hingga waktu kiamat tiba.

Bahkan manusia yang mengikuti langkah iblis akan disatukan ruangannya dineraka, diantara sifat iblis yang menjadikan dia terkutuk adalah merasa paling hebat, merasa lebih mulia dari makhluk lain, takabbur, dan sok tahu.

Allah pernah berfirman pada nabi, janganlah kamu tergesa-gesa dalam membaca qur'an, kalau nabi dipean seperti itu apalagi kita, bacalah yang sesuai aturan, nanti kita akan mendapat petunjuk penjelasan, apalagi terjemahan, hati-hatilah, sebab tidak semua hal dapat diterjemahkan, kata kum bisa saja bermakna kamu, nahnu bisa saja bermakna saya, lihatlah lingkungan bahasa itu berada, niscaya kita akan tahu sensitifitas sebuah bahasa.

Di Mesir, untuk rasa hormat, mereka bilang qodamtum (apa kamu dah nyerahin) padalal yang ditanya cuma saya sendiri, atau yang sering kita pakai adalah kata antum bermakna kamu, padahal seharusnya maknanya kalian. Bahkan yang paling tenar adalah kata Assalamu alaikum, walaupun untuk satu orang. Semua itu ada hal yang perlu dipelajari, ingatlah man yazdadu ilman wa lam yazdad huudan, lam yazdad minnallohi illa bu'da, barang siapa bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayahnya, maka tak akan bertambah disisi Allah, kecuali bertambah jauh.

Alliem
Cairo, Rabu 12 Desember 2007
Aku Bukanlah Yang Pertama


[+/-] Selengkapnya...

10 Desember 2007

Baju Taqwa Pertama

Baju Taqwa Pertama
Oleh : Mochammad Moealliem

Baju yang selama ini kita pakai tentu fungsinya sebagai penutup aurat serta untuk menambah keindahan kita, sebagaimana pepatah jawa, ajining diri soko ati, ajining rogo soko busono nilai diri berkat hati, nilai tampang dari busana. Meskipun yang menjadi trend akhir-akhir ini pakaian berkurang dari fungsi untuk menutup aurat dan mengalami penyempitan fungsi hanya sekedar menjadi hiasan, penulis jadi teringat pakaian zaman masa kerajaan Nusantara, hanya orang-orang tertentu yang bisa memakai baju yang mampu menutupi sebagian besar tubuhnya.

Penulis katakan hiasan sebab pakaian itu tak cukup untuk membentengi tubuh dari serangan udara yang menusuk-nusuk dikulit bahkan tembus tulang, bahkan tak mampu membendung pandangan mata liar yang begitu tajam. Mungkin hal demikian terhitung wajar bagi korban lumpur yang rumahnya tenggelam beserta isinya, korban banjir yang arus air membawa kabur harta bendanya, atau bahkan korban-korban arus kebudayaan yang begitu bengis.

Begitulah kelebihan bumi kita ini, pakaian apa saja modelnya alam tetap bersahabat dengan kita, kecuali di daerah dekat kutub, suatu saat berpakaian tebal, saat yang lain begitu tipis. Seperti halnya di Mesir saat saya menulis ini, udara begitu sejuk yang berlebihan, ditopang kecepatan udara yang berlarian begitu cepatnya, mengakibatkan rambut porak-poranda dari aturan, serta hidung yang mirip lapindo, dengan lumpurnya yang terjadi karena kedinginan.

Berbeda dengan di Mars atau di bulan, tentunya pakaian yang diperlukan oleh astronot agak berbeda, dan biasanya sebelum pergi perlu latihan dulu, sebagai bagian adaptasi lingkungan yang sangat berbeda dan tentunya lebih tidak enak daripada di bumi, bagaimana tidak, sebab disana belum ada penjual makanan, minuman, bahkan begitu gersang tanpa tumbuhan.

Kalau saja diantara para pembaca ada yang jadi astronot, tentu akan menjalani pelatihan khusus, mulai yang paling kecil hingga yang paling besar, cara berkomunikasi, cara menyelesaikan misi, cara kembali ke bumi dan berbagai pendidikan yang disesuaikan dengan tujuan sang pengirim. Dan tentunya astronot akan dimanjakan dengan berbagai kebutuhan dan kenikmatan yang tanpa perlu bekerja.

Adam pun ternyata menjalani pelatihan khusus sebelum berangkat ke bumi, sebab dia astronot pertama, sementara bumi sudah pernah dihuni makhluk yang buas, bengis dan sadis yang selalu bertengkar dan menumpahkan darah diantara sesamanya, hukum rimba yang berlaku berakibat para penguasa bumi waktu itu menjadi sombong dan menentang aturan yang semestinya.

Hingga akhirnya Allah berkata pada para malaikat, "Akan Kuciptakan pengganti di bumi", sementara malaikat belum pernah tahu seperti apa khalifah itu, atau jangan-jangan sama saja dengan makhluk yang ada selama ini, maka dengan sopan malaikat menanyakan "Adakah hendak Engkau ciptakan di bumi makhluk pengrusak dan penumpah darah?" namun ternyata manusia dirahasiakan kelebihannya, dan dikatakan pada malaikat "Aku lebih tahu tentang apa yang kalian tidak ketahui".

Setelah Adam menjalani pendidikan secara khusus, akhirnya diresmikanlah astronot bumi dihadapan makhluk-makhluk yang lain. Karena makhluk baru yang punya kelebihan dibanding makhluk yang lain, maka tak heran kalau manusia sebenarnya dimanja oleh Sang Pencipta. Apa jadinya kalau makhluk yang sudah kawakan harus memberi hormat kepada makhluk yang baru? apalagi tahu bahan baku pembuatannya, tentunya akan marah, iri, hasud dan berbagai sikap yang lain.

Kalau digambar dalam urusan negara atau kerajaan, anggap saja orang baru yang punya kelebihan khusus, dan dengan hormat menggusur posisi orang lama, pembaca bisa bayangkan bagaimana rasanya. Kalau kurang jelas bisa digambarkan juga dalam masalah cinta, misalkan penulis suka sama seseorang, terus orang itu ternyata mlete dan sombong dengan rasa cinta yang penulis berikan, tentunya penulis kesal banget walau tetap sayang, akhirnya penulis mendatangkan kekasih yang baru yang punya kelebihan dibanding yang pertama, apa kira-kira yang terjadi?

Lalu penulis bilang pada yang awal, hormatlah kamu padanya, mungkin jawabnya "huch...cih, sori lah kalau aku harus menghormat padanya, aku lebih baik dari anak desa kekasih barumu ini" karena sikap demikian maka tak heran jika penulis berkata "keluarlah kamu dari istanaku ini" kemudian aku persilahkan kekasih kedua ini menghuni istana, dan penulis pesan "nikmatilah istana ini, kalau butuh apa-apa tinggal minta pada pelayan, tapi jangan kamu sentuh pohon ini, dan ingat orang yang tadi adalah musuhmu".

Pembaca bisa bayangkan, apa yang akan dilakukan orang pertama bukan? Bagaimana caranya orang kedua ini terusir juga dari istana. Begitu mungkin gambaran Adam sebelum turun kebumi, meski sebenarnya itu sudah dalam skenario Sang Pencipta, hanya saja Allah memberikan alasan yang bagus agar Adam mau turun ke bumi, sebab pada kali sebelumnya Allah berbincang dengan malaikat bahwa hendak mencipta khalifah untuk bumi.

Sebagaimana anak kecil yang sedang disapih agar lepas dari tetek ibunya, atau mugkin agar turun dari gendongan ibunya, biasanya dipancing dengan sesuatu yang menarik dari mainan, makanan, atau teman bermain, bahkan terkadang puting susu ibunya dikasih buah mahoni yang pahit, agar kalau anak itu menyusu akan merasakan pahitnya, akhirnya nggak mau nyusu lagi, demikianlah tata cara yang lembut untuk menyapih si kecil dari ketergantungannya.

Dan setelah tersapih dari ASI, si kecil terus mengalami penyapihan, agar mau sekolah dan tidak terus didekat ibunya, hingga mungkin harus sekolah yang jauh dari ibunya, bahkan keluar negeri, tentunya dia akan kangen dan ingin kembali kepangkuan kasih sayang ibunya, setelah misi yang diemban telah disempurnakannya.

Begitu pula ketika Adam merindukan kembali, konon Adam menangis berhari-hari untuk adaptasi di pondoknya, eh maksudnya di bumi, Apalagi Adam menjadi santri pertama di bumi, hari-hari pertama penuh dengan tangis, seperti hari-hari para santri baru dipondoknya, atau hari-hari mahasiswa baru di Mesir, wuih begitu susahnya adaptasi dengan suasana yang berbeda.

Sebagai santri baru, mahasiswa baru dan makhluk bumi yang baru, tentu membawa bekal dari rumah masing-masing, dari makanan, jajan, pakaian, kamus, dan lain-lain. Begitu pula Adam ketika turun kebumi, dibekali dengan bermacam-macam benih tumbuhan, buah-buahan, sekaligus diajari cara pengembangbiakan, meskipun kalau minta kiriman terus tetap bisa, tapi mandiri itu ada nilainya. Hingga akhirnya mereka bisa membuat pakaian sendiri meskipun tak sebaik pakaian yang dibawa dari rumah. Apalagi mahasiswa Mesir, tentu pakaian yang dari Indonesia lebih indah daripada beli di Mesir, diantara pakaian yang tidak ada di Mesir adalah baju taqwa. Dan baju taqwa pula yang paling indah sejak Adam membawanya dari surga, sebagai bekal untuk mondok di bumi.

Maka tak heran jika kita disuruh memakai baju terindah itu ketika kita hendak pulang kepangkuan kasih sayang Sang Esa, dengan pesan "Hai anak Adam , sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat".QS.7:16

Jika astronot Mars ingin selamat ketika kembali ke bumi maka harus menjaga pakaiannya tetap mampu melindunginya, begitu pula Astronot bumi, jika ingin selamat ketika kembali ke asalnya, maka pakailah pakaian itu ketika sedang menjalankan misi di bumi untuk menjaga jiwa kita dari berbagai bahaya yang tak terkira.

Alliem
Cairo, Ahad 09 Desember 2007
Baju Astronot Bumi Adalah Taqwa

[+/-] Selengkapnya...

04 Desember 2007

Belajar Mandiri Sejak Dini

Belajar Mandiri Sejak Dini
Oleh : Mochammad Moealliem

Serba cukup adalah sebuah hal yang membuat manusia manja, namun serba kurang terkadang membuat manusia putus asa, lalu bagaimana manusia harus melatih dirinya mandiri dari bergantung buta pada orang tua, sanak saudara, atau bahkan pada Negara. Tak lain adalah menggerakkan akal yang telah kita punya untuk berusaha mempraktekkan berbagai pelajaran yang kita terima sebelum kita dewasa.

Kita semua pernah mengalami masa balita, kanak-kanak dan remaja, dalam masa itu kita hidup seperti disurga, dalam usia 0 sampai 5 tahun, kita adalah balita, dua tahun pertama dalam kehidupan kita, yang kita lakukan adalah tidur dan makan-minum, cukup dengan menangis, makanan secara langsung dimulut kita, dan saat itu kita punya kemandirian juga, yaitu menghisap makanan dari tempatnya.

Tahun ketiga sampai ke lima, kita mulai bertambah mandiri, yaitu berusaha jalan-jalan tanpa gendongan orang tua, meskipun masih "mberangkang"[1] dan sesekali terjatuh dan sirine kita bunyikan dengan menangis, pertolongan secara langsung menyelematkannya. Tahun berikutnya kita mulai kenal mainan dan dengan mainan itu kita makin semangat berusaha, berdiri, berlari, melompat, meski terkadang jatuh juga, namun dengan jatuh itu kita menjadi tahu kekurangan dan kita menjadi hati-hati secara sendirnya.

Tahun kelima kita mulai merangkai kata, mengenal warna, bahkan sudah punya rasa suka pada orang lain, mulai mengenal nama-nama benda juga nama-nama manusia, dan sejak itulah mungkin awal ingatan kita mampu kita telusuri saat ini, dan pada masa sebelumnya kita tidak ingat apa-apa.

Diusia seperti ini kita seperti lembaran tanpa noda, apa yang masuk pada indra kita adalah sebuah catatan yang akan membekas hingga kita tua, maka tak heran peran orang tua dalam mendidik kita dimasa balita adalah pendidikan dasar yang menjadi pondasi hidup kita selanjutnya. Sikap orang tua, kondisi keluarga, dan segala yang menjadi lingkungan kita, akan berpengaruh pada kejiwaan kita, dan kita akan menjadi cermin bagi orang tua kita secara tidak langsung.

Masa remaja, adalah masa dimana kita mulai protes, walaupun kita masih tidak mampu untuk tidak bergantung pada orang tua, namun keinginan kita bertambah, kebutuhan kita bertambah, maka tak heran orang tua sering berkeluh kesah dengan kenakalan remaja buah hatinya. Biasanya hal demikian terjadi dimasa pubertas, atau dimasa baligh, bagi kaum laki-laki normalnya umur 15 tahun, perempuan umur 9 tahun. Tergantung psikologi anak tersebut apa yang akan terjadi dimasa itu. Jika pendidikan dasarnya tepat maka dia akan menjadi lebih berakal, namun bila tidak tepat dia akan menjadi brutal.

Hal itu terjadi mungkin karena perbedaan zaman, sementara orang tua kita mendidik dengan metode yang dipakai kakek kita dalam mendidik orang tua kita dahulu, dan kini dipaksakan untuk kita, sementara zaman sudah berubah begitu rupa. Penulis jadi teringat hadith atau sebuah kalimat, yang berbunyi allimuw awladakum fainnahum la ya'isuw fi zamanikum didiklah anak-anakmu sesuai zamannya, karena mereka tidak hdup dizaman kecilmu,

Dan mungkin kondisi demikian adalah fitrah manusia sajak awalnya, yaitu ketika Adam dan Hawa mulai tampak auratnya. Pada sejak manusia dikatakan baligh itulah manusia harus menutup auratnya, dan baligh itu ditandai dengan berubahnya payudara kaum hawa menjadi berbeda dari sebelumnya dan kini berkembang sesuai adatnya, sebagaimana ketika Hawa tersadarkan dari buah yang dimakan kala disurga. Sementara bagi kaum Adam ditandai dengan kalamenjing ditenggorokan, sebagaimana Adam yang juga memakan buah disurga.

Sejak itu pula, manusia menjadi penanggungjawab atas dirinya sendiri, sebagaimana Adam dan Hawa bertanggungjawab atas kesalahan yang pernah dilakukannya. Segala kebaikan yang dilakukan akan kembali pada dirinya sendiri, dan segala keburukan pun kembali pada dirinya sendiri. Hanya saja kita tidak persis seperti Adam, sebab kita punya orang tua, kebaikan kita adalah juga menjadi kebaikan orang tua, keburukan kita pun menjadi keburukan orang tua.

Laki-laki dan wanita pada masa sebelum baligh bentuk tubuhnya tak jauh berbeda, tak ada rasa malu, sebab kemaluan mereka belum tampak meski sudah ada, tapi ingat 15 tahun banding 9 tahun, jadi analisa penulis jarak penciptaan Adam dan Hawa sekitar 6 tahun, sebab tampaknya aurat mereka dalam waktu yang sama, atau waktu balighnya bersamaan. Maka tak asing jika manusia mempunyai istri yang 6 tahun lebih muda dari usianya atau bahkan lebih dari itu, meskipun hal demikian bukan jaminan, sebab sejarah mencatat bahwa nabi Muhammad beristri khadijah 15 tahun lebih tua. Nah bagi yang pro poligami silahkan cari yang tua dulu, namun yang pro monogami silahkan cari yang lebih muda.

Tapi pesan nabi carilah yang perawan jika ingin menikah, dengan begitu kamu akan bisa berbagi secara harmonis, tula'ibuha wa tula'ibuka (bukhori.2745).

Loh kok jadi menikah bahasan kita? Namun setidaknya pernikahan adalah termasuk usaha untuk mandiri, meskipun sampai saat ini penulis sendiri masih belum mampu mandiri, tapi masih berusaha mandiri sejak dini, penulis rasanya masih di surga, dan belum boleh turun ke bumi, mungkin ilmu yang penulis kuasai selama disurga ini masih belum cukup mampu untuk bekal hidup dibumi.

Jika pembaca sudah merasakan hidup dibumi, beritahu penulis bagaimana pahit dan manisnya kehidupan disana, selama ini penulis hanya memakai kacamata manusia secara umum, kelihatan begitu indah walau mungkin yang menjadi lakon pontang-panting, banting-tulang, bahkan jungkir-balik, akan tetapi penulis yang masih jadi penonton cukup terhibur dengan drama yang ada. Dan penulis sedang meneleti kegagalan para pelaku drama selama ini agar hal itu tidak terjadi pada penulis disaat mengambil peran dimasa selanjutnya.

Alliem
Cairo, Selasa 04 Desember 2007
Di bumi tak seindah d surga

--------------------------------------------------------------------------------

[1] Mberangkan, jawa. Berjalan dengan kedua tangan dan kedua kaki




[+/-] Selengkapnya...

Looking for Sekar Kedaton

Looking for Sekar Kedaton
Oleh : Mochammad Moealliem

Benar nggak ya judul yang saya tulis itu? Terserahlah yang penting faham maksudnya, sebab fungsi bahasa adalah menjadikan kita faham yang dikehendaki, bahkan terkadang diam pun termasuk bahasa. Bila mendung tak berarti hujan, tentu diam bukan berarti tak mau.

Masih ingat anda tentang sejarah manusia? Kelebihan manusia dibanding makhluk yang lebih dulu tercipta, didukung kelebihan yang hanya ada dalam diri manusia, serta seolah Tuhan memanjakannya lebih dari yang lainnya, hanya manusia yang tak berakal saja yang tak bisa merasakannya.

Kenapa malaikat perlu menghormat pada manusia diawal sejarahnya? Tentu bukan hal biasa, apalagi makhluk yang masih bau kencur yang tercipta kemarin sore, ah betapa terhormat engkau wahai manusia, namun kenapa kehormatan itu kau lucuti tanpa kesadaran yang menjadi tanda keberakalan yang selama ini engkau puja.

Manusia memang mesteriNya, atau rahasiaNya, bahkan malaikat pun hanya mampu menerka bahwa manusia hanyalah penumpah darah sesama, sebagaimana makhluk-makhluk bumi sebelumnya, namun ternyata manusia memang begitu beraneka warna dan tiap warna punya corak yang berbeda, alur kehidupan manusia tak akan pernah sama, walaupun banyak ruang-ruang pertemuan dalam kesamaan dalam kisah cerita.

Satu diantara beberapa hal yang tak akan pernah selesai dan tak pernah akan bosan membahasnya adalah cinta, setiap orang punya alur yang berbeda meski tak jauh berbeda inti dan garis besarnya, dan seolah sutradara benar-benar hebat dengan jutaan lakon yang tak henti bermain drama kehidupan yang membuat para pelakunya lupa asal muasalnya.

Adam pun pernah merasakan hal yang sama, setelah mengalami kegelisahan dalam kesendiriannya, Allah menciptakan teman sekaligus tempat bertepinya bahtera, ladang tempat menanam buah hati, serta pakaian yang saling melengkapi dan menutupi kekurangan masing-masing, yang unik dan dari bentuk serta jenis yang sama.

Tak heran jika orang sedang jatuh cinta akan lupa dengan berbagai pesan bahkan peringatan yang berakibat fatal setelahnya. Sejak pertama, manusia memang memiliki kecenderungan yang sama, sebagaimana Adam, ketika Allah berfirman, nikmatilah surga seisinya bersama kekasihmu, namun jangan kalian dekati pohon yang satu ini. Konon katanya sebenarnya Adam masih mampu untuk tidak makan buah itu, namun mungkin dia dilema, seperti halnya kita ketika dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama punya makna.

Allah melarangnya, tetapi sang kekasih mengajaknya. Kalau kita dalam kondisi seperti itu, mungkin nggak akan dilema, tapi langsung mengikuti ajakan kekasih kita, kecuali masih sedikit mampu memarkir keimanannya. Nabi Yusuf saja hampir menuruti ajakan zulaikha, andai saja tak tampak burhan Allah dimatanya.

Dalam analisa penulis, pada awalnya Adam dan Hawa bentuk tubuhnya sama, karena terdiri dari nafs (tubuh) yang sama, hanya saja Hawa lebih cepat dalam penciptaannya daripada Adam, sebab Hawa tidak tercipta dari nol alias dari tanah secara langsung, akan tetapi dengan metode pencangkokan, maka tak heran jika tubuh kaum Hawa cenderung empuk walau dagingnya tak seberapa. Dari sini pula bahwa Hawa terhitung lebih muda dari Adam, apa yang terjadi jika kita punya kekasih yang begitu muda, tentu akan memanjakannya, bahkan apapun keinginannya akan kita turuti walau terkadang harus menanggung luka.

Perubahan secara drastis adalah pasca makan buah terlarang itu, dalam al qur'an disebutkan, maka nampaklah aurat mereka berdua. Didukung penjabaran beberapa mufasir yang menafsirkan bahwa buah yang dimakan itu kini abadi pada anak turunnya, karena Hawa makan lebih dulu maka buah itu sudah sampai dada, pada akhirnya payudara kaum Hawa agak berbeda, sementara Adam masih sampai pada tenggorokan ketika mereka berdua tersadarkan atas larangan yang telah dibuat lupa oleh si iblis yang mejadi musuhnya.

Dari kejadian itu, pelajaran membuat pakaian berawal dari daun-daun surga, serta penegasan kembali bahwa iblis adalah musuh bebuyutan yang akan selalu menjadi bayang-bayang selama manusia hidup didunia, dalam alqur'an disebutkan bahwa iblis itu suka dengan nuansa telanjang dada, dengan telanjangnya manusia para iblis tertawa melecehkan sebagaimana dulu melecehkan Adam dan Hawa kali pertama. Tentunya sebagai balas dendam atas vonis yang harus ditanggung akibat tak mau sujud pada manusia.

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.QS.7:27

Akhirnya karena kebersamaan Adam dan Hawa berakibat yang kurang baik dan melanggar aturan, maka Allah menurunkan mereka berdua secara terpisah, Adam di sekitar India (daerah Sri langka sekarang), sementara Hawa ada di Jeddah (Saudi Arabia sekarang).

Begitulah kehidupan manusia, kemarin baru saja menikmati surga berdua, kini harus menangisi beberapa dosa, ditambah perpisahan yang menambah kesedihan makin mambara, benar-benar sebuah ujian yang berat, harus berpisah dengan kekasih pujaan yang setia.

Pelajaran berikutnya adalah pelajaran menebus dosa dengan berbagai amal ibadah yang harus dikerjakan, dan dengan sementara biarlah kekasih hati sabar menanti hingga saatnya tiba, sebab Adam harus menyelesaikan kuliahnya he he he.

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.QS.2:37

Pada Akhirnya taubat Adam diterima, disuruhlah Adam pergi ke baitullah (makkah), Hawa pun sama, hanya saja jarak yang ditempuh berbeda. Adam dari Sri Langka sementara Hawa dari Jeddah. Dari sini penulis punya analisa bahwa lelaki diberi kekuatan fisik yang lebih dari kaum Hawa.

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia .QS.3:96

Maka di bukit Arafah mereka bertemu kembali setelah sama-sama lulus dari ujian yang selama ini memaksa mereka harus berpisah, dan kini tempat itu dikenang dengan jabal rahmah, bukit kasih sayang.

Dari kisah ini penulis punya analisa, bahwa manusia akan menemukan kekasihnya disuatu tempat, ketika menuju satu tujuan yang sama. Baik tujuan belajar, bisnis, ibadah dan berbagai macam tujuan, sebagaimana Adam ketemu Hawa adalah sebuah kebetulan, dengan tujuan utama haji. You must looking for your sekar kedaton (kamu harus mencari bunga istana mu) Dan hal itu terus berulang dengan berbagai versi yang sesuai dengan zamannya, bahkan tujuan pasrah pada seseorang pun bisa bertemu dengan pasangannya. Coba saja anda pikir dimana anda bertemu dengan kekasih anda, dan dalam tujuan apa?

Alliem
Cairo, Senin 03 Desember 2007
Engkaulah Bunga Istanaku

[+/-] Selengkapnya...

27 November 2007

Mengenal Metode Penciptaan Manusia

Mengenal Metode Penciptaan Manusia
Oleh : Mochammad Moealliem

Sebagaimana kita tahu bahwa Darwin punya teori bahwa nenek moyangnya adalah kera, yang kemudian didukung oleh beberapa manusia yang lain yang setuju dengan teori evolusinya, namun yang aneh kenapa mereka marah ketika mereka disebut kera, munyuk, monyet, bahkan orang utan, kalau pembaca merasa keturunan kera, bolehlah penulis bertanya, apakah kera yang ada sekarang adalah saudara anda?

Menurut penulis nenek moyang kita adalah manusia, yang tercipta dari bumi, dan hidup di bumi, mati di bumi dan dari bumi juga manusia akan dibangkitkan.

Dari bumi itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.QS.20:55

Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu kamu akan dibangkitkan.QS.7:25

Mungkin kita tidak merasa kalau kita adalah saripati bumi yang canggih, indah, unik, dan menarik, cobalah kita hitung mundur keberadaan kita, jika kita sekarang berumur 25 tahun, maka 10 tahun yang lalu, kita adalah remaja, 5 tahun sebelum remaja kita adalah anak-anak, 5 tahun sebelumnya kita adalah balita, 5 tahun sebelumnya kita adalah bayi, 5 bulan sebelumnya kita adalah janin, 5 minggu sebelumnya mungkin berupa tulang lunak, 5 minggu sebelumnya lagi mungkin segumpal daging, 5 minggu sebelumnya lagi mungkin berupa gabungan sperma dan sel telur, dan minggu-minggu sebelumnya kita adalah saripati makanan yang menjadi sperma pada calon ayah, dan sel telur pada calon ibu, minggu-minggu sebelumnya kita masih berada pada makanan, sayuran, buah-buahan, air, dan segala bentuk macam hal yang lain, dan semua itu berasal dari tanah, tumbuhan tumbuh dari tanah, air bersumber dari dalam tanah, bahkan udara pun hanya ada di bumi, maka tak heran jika kita memang terbuat dari tanah.

Itu hanya gambaran secara ringkas, kalau ingin lebih akurat silahkan tanya pada ahlinya, dari hal itu penulis punya gambaran penciptaan manusia adalah suatu hal yang sangat rumit dan hanya akan mampu dilakukan oleh Allah, bagaimana menyaring bumi menjadi makanan, buah dan air, masih disaring lagi oleh tubuh manusia mana yang berguna, dan mana yang sampah, yang berguna pun dipilah, mana untuk keperluan tubuh dan mana untuk bibit, masih disaring lagi dengan zat pembunuh kuman pada rahim, masih disaring lagi bagaimana menghasilkan segumpal daging, bahkan meracik elemen-elemen yang dibutuhkan untuk konstruksi badan, seteah lahir orang tua kita memberikan sari makanan mereka lewat asi, dan selanjutnya bahkan kita akan dikunyahkan dulu untuk memakan makanan agak keras, bahkan sampai baligh kita masih dalam saringan orang tua, dan bisa jadi selama orang tua kita masih hidup akan terus memberikan saringan kasih sayangnya, maka tak heran kalau ridlo Allah ada dalam ridlo orang tua kita.

Itulah sistem yang dominan dalam kehidupan kita, jika ada yang keluar dari sistem itu, maka itu termasuk pengecualian dan akan masuk pada teka-teki yang perlu jawaban. Misalnya ada bayi tanpa bapak, bayi tanpa ibu, bahkan bayi tanpa ayah dan ibu. Dan menimbulkan istilah baru, yatim, piatu, dan yatim-piatu, dan istilah itu berlaku hingga baligh, dan Allah menganjurkan kita untuk membagi kasih sayang pada mereka, bahkan menghardik anak yatim termasuk mendustakan agama.

Tahukah kamu yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin QS.103:1-3

Bolehlah kita berhenti sejenak untuk meresapi ayat ini, dan mari kita bertanya pada diri kita sendiri, adakah kita sudah termasuk orang-orang yang tidak mendustakan agama? Namun setidaknya mari kita berusaha sejak sekarang untuk bersikap sesuai aturan yang seharusnya. Saya jadi teringat UUD yang berbunyi, faqir miskin dan anak yatim ditanggung oleh negara, entah UUD itu masih berlaku atau sudah diamandemen, kalau saja negara benar-benar peduli dengan mereka, tentunya kemiskinan negeri kita akan dapat dientaskan.

Penulis pernah dengar hal demikian dilaksanakan di negeri-negeri eropa, kita yang punya konsep bahkan amanat Sang Kuasa untuk itu, masih berkutat pada kepentingan pribadi dan membiarkan mereka terlantar di kolong jembatan sampah ibukota.

Ah sudahlah kita bahas saja metode penciptaan manusia, dalam hal ini penulis membagi dalam 4 metode. Pertama metode umum penciptaan manusia adalah melalui ayah dan ibu, sebagaimana penulis, pembaca dan yang lain, yang dimaksud ayah disini adalah orang yang spermanya menjadikan salah satu sebab adanya kehdupan, begitu pula ibunya adalah yang mempunyai sel telur yang termasuk bagian kehidupan itu. Hal ini saya sampaikan biar tidak terjadi salah faham, tentang anak asuh, orang tua asuh, atau bahkan orang ta yang tidak mau mengasuh.

Metode kedua adalah penciptaan manusia tanpa ayah, hanya dari ibu saja, perlu digaris bawahi bahwa maksudnya bukan karena ayahnya tidak bertanggungjawab, akan tetapi memang tanpa "urunan" sperma sama sekali, bukti itu ada pada nabi Isa putra Maryam, Allah menciptakannya dari debu dalam artian saripati bumi diolah secara mandiri dalam pabrik bibit yang ada dalam diri Maryam, dan hal ini bisa dibuktikan dalam ilmu modern, bahwa ayam horen bisa bertelur tanpa harus berurusan dengan ayam jantan, itu disebabkan oleh makanan yang dikosumsi telah cukup untuk menjadikan ayam itu bertelur.

Sesungguhnya misal 'Isa di sisi Allah, adalah seperti Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" , maka jadilah dia.QS.3:59

Metode ketiga adalah penciptaan tanpa ibu, apakah pembaca dapat jawaban siapa manusia tanpa ibu itu, kalau tanpa ayah (ayah yang tidak bertanggungjawab) kan banyak dilingkungan kita, jadi ini tanpa sel telur sang ibu, dan dia pun tidak melalui proses dalam kandungan, itulah ibu manusia pada kali pertama, yaitu Hawa.

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain , dan hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.QS.4:1

Metode keempat adalah tanpa ayah dan tanpa ibu, siapa lagi kalau bukan bapak manusia, bapak Adam, yang diciptakan dari tanah, yang mana dalam analisa penulis tanah yang dimaksud adalah saripati tanah, dari tanah-tanah pilihan, lalu dimana penciptaan itu? Tidak ada dalil yang menyebutkan bahwa Adam diciptakan di bumi pun juga Hawa, yang jelas diluar bumi, sebab banyak dalil tentang turunnya Adam dan Hawa ke bumi, dan tidak ada dalil naik pada kali sebelumnya.

Maka ketika kita meneliti ayat (Dari bumi itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.QS.20:55)

Kita mendapati kata "minha" bermakna dari bumi, bukan "fiiha" bermakna di bumi, dari sini penulis ingat seorang mufasir yang menceritakan bahwa, sebelum Allah menciptakan manusia, Allah menyuruh malaikat mengambil beberapa tanah dari bumi, dan mungkin iblis pun menjadi saksi penciptaan manusia dari tanah itu, maka tak heran ketika disuruh menghormat iblis blingsatan, dan berkata:

Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk"QS.15:33

Gambaran jelasnya manusia dibentuk dari tanah liat yang kemudian dibentuk seperti manusia saat ini, tentunya dengan "kun fayakun" dan secara otomatis mengikuti perintah Allah sesuai bentuk yang dikehendakiNya, lalu ditiupkanlah ruh dari Allah, maka jadilah iya manusia, setelah itu Adam menerima pendidikan khusus bahkan malaikat pun kalah dan mengakui kekalahannya, sementara sang iblis tidak terima disuruh menghormat makhluk yang baru, apalagi dari tanah. Contoh penciptaan dari tanah liat yang diberitahukan pada kita adalah.

...."Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.QS.3:49

Kalau nabi Isa yang diberi izin aja bisa begitu, apalagi yang punya hak penciptaan, itu cuma izin mencipta satu burung, jika dengan satu burung orang menuhankannya, itu namanya "mburu ublik kilangan oncor" memburu lilin kehilangan obor, Hanya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatu diantara keduanya.

Alliem
Cairo, Selasa 27 November 2007
Seperti Adam, yang menanti Hawa diciptakan untuknya



[+/-] Selengkapnya...

26 November 2007

Hidup Adalah Teka-teki

Hidup Adalah Teka-teki
Oleh : Mochammad Moealliem

Tujuh huruf diawali dan diakhiri dengan huruf ketujuh, sesuatu yang biasanya terbuat dari tanah liat, kemudian dibakar pada temperatur tertentu, yang selalu ditaruh diatas rumah, apakah itu? Kemudian jika huruf kedua dari tujuh huruf itu diganti dengan huruf 'a' maka akan menjadi nilai yang cocok buat penulis, he he he apa hayoo?

Itulah contoh teka-teki yang akan selalu mengusik orang-orang yang suka menggunakan otaknya untuk menemukan sebuah arti dari elemen-elemen yang memungkinkan untuk disusun berdasarkan beberapa petunjuk yang telah disediakan, dan hal itu banyak modelnya, ada yang model teka-teki silang atau yang lain.

Teka-teki adalah sebuah hal yang mampu menjadikan manusia berpengetahuan luas serta mampu memberikan metode berfikir untuk menyelesaikan sebuah persoalan sesulit apapun, apalagi hal itu berhadiah. Kenapa demikian? Sebab dengan teka-teki manusia akan mencari cara untuk dapat menjawabnya, ada yang membuka kamus, ada yang mengingat kembali apa yang pernah dibaca, atau paling tidak akan bertanya pada orang yang dianggap tahu jawaban itu.

Dalam kehidupan kita pun ternyata penuh dengan teka-teki, teka-teki masa depan dengan hadiah kebahagiaan, teka-teki cinta dengan hadiah keharmonisan, teka-teki pemerintahan dengan hadiah kejayaan, teka-teki pendidikan dengan hadiah kelulusan, bahkan teka-teki hati kekasih idaman. Dan yang terakhir itu tentunya kita akrab kebingungan he he he, bahkan diam bermakna seribu jawaban.

Terkadang kita bisa menjawab sebuah teka-teki walau sebenarnya kita tidak mengusai penuh masalah itu, namun terkadang kita tak mampu menjawab teka-teki walau kita pernah mengusai secara penuh, kalau saja kerjasama diperbolehkan tentunya jawaban dengan mudah dituliskan, itulah teka-teki dalam ujian. Dalam kehidupan yang lebih luas kita telah bekerja sama untuk mencari solusi dari teka-teki kemiskinan, kebodohan, pengangguran, dan berbagai hal yang tak perlu disebutkan, namun kita masih belum bisa memberikan jawaban yang benar dan membuahkan hasil dengan hadiah yang ditawarkan.

Belum lagi teka-teki alam semesta, kenapa matahari bersinar terang sementara rembulan hanya memantulkan, kenapa suatu daerah kebanjiran daerah yang lain kekeringan, kenapa satu daerah kedinginan serta daerah yang lain kepanasan, kenapa Indonesia ijo royo-royo sementara di padang sahara begitu gersang nggak ketulungan, tentunya hal demikian akan membuat otak serta pikiran kita hidup untuk mencari jawaban.

Belum lagi teka-teki yang tidak dapat ditangkap oleh indera kita, teka-teki tentang Tuhan, kehidupan setelah kematian, teka-teki Surga dan Neraka, teka-teki jiwa, hati dan pikiran. Maka tak heran kalau orang mengatakan hidup adalah perjuangan yang tak henti-henti, hidup adalah permainan yang sungguhan, untuk mencari nilai, poin, hadiah dan berbagai bonus yang bisa diambil disebuah titik yang bernama kemerdekaan. Namun jika gagal mengisikan sebuah jawaban dengan tepat maka ganjaran yang disediakan adalah penjajahan, tumpukan hutang yang harus dibayar, bahkan denda yang telah ditetapkan.

Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.QS.47:36

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.QS.57:20

Kita memang di dunia permainan, namun kita dituntut untuk bermain yang fair play, tidak curang, tidak menipu, diving atau melakukan pelanggaran, sebab apa yang kita lakukan terekam kamera sejarah yang akan dapat diketahui secara detail, dan terperinci dengan berbagai bukti dan saksi yang tak terbantahkan. Mungkin dilapangan hanya akan mendapat kartu kuning atau merah, bahkan bisa juga tetap aman, karena ketidakmampuan pemimpin pertandingan (wasit) melihat kecurangan kita, atau bahkan wasitnya ada keberpihakan pada kita, tapi diluar lapangan kita akan menemukan sebuah kebenaran dan keadilan.

Hidup kita saat ini adalah lapangan permainan, mainkan hidup ini dengan permainan yang indah, sebab jika hanya permainan buruk yang kita mainkan, kita akan mendapat kerugian, atau setidaknya jangan hanya permainan buruk saja yang bermain dalam lapangan kehidupan kita, "mbok iyaho" kita tampilkan permainan yang bagus, menarik, dan unik, terlebih kita mampu menjadikan lapangan hidup ini penuh dengan permainan yang bagus-bagus, alangkah beruntungnya orang-orang yang bisa demikian.

Hidup adalah teka-teki Tuhan yang harus selesaikan dan kita isi kolom-kolom yang telah disediakan, jika tak ada jawaban diotak kita, tinggal buka saja petunjuk Tuhan serta catatan dari orang-orang yang diberi pengetahuan dari Tuhan, jika masih belum mendapat jawaban, bertanyalah langsung pada yang punya kepentingan, Dia berjanji akan memberi jawaban bagi siapa saja yang menginginkan, namun jawaban itu kadang langsung, kadang juga diundur bahkan kadang dijawab dengan petunjuk yang harus kita lakukan. Lalu apa gunanya dengan demikian? Tidak lain adalah agar kita menggunakan akal yang telah diberikan, sebab jika kita bertanya jawaban teka-teki dan kita diberi kunci jawaban, yang kita dapati adalah kebodohan.

Dan sesungguhnya Kami tinggalkan daripadanya satu tanda yang nyata bagi orang-orang yang berakal.QS.29:35

Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan."QS.5:100

Orang-orang yang menggunakan akalnyalah yang mampu menyelesaikan teka-teki kehidupan, dan orang-orang yang berakal pula yang akan mendapat keberuntungan. Maka sudahkah kita termasuk orang-orang yang berakal??

Alliem
Cairo, Senin 26 November 2007
Akalku sedang latihan



[+/-] Selengkapnya...

21 November 2007

Sejarah Setengah Dongeng

Sejarah Setengah Dongeng
Oleh : Mochammad Moealliem

Mungkin kita tak pernah peduli dengan sejarah, bahkan sejarah nenek moyang kita sendiri kita hampir tidak kenal, atau bahkan tak pernah dengar tokoh-tokohnya, entah karena hal itu dianggap tidak penting atau bahkan karena kebodohan kita yang cuek-bebek dengan leluhur yang menjadi sebab bagi kita wujud adanya.

Mungkin benar Bung Karno berpesan agar kita tak melupakan sejarah, untuk menjadi pijakan perbaikan negeri yang konon pernah menjadi negeri yang besar pada era Majapahit. Namun ternyata kita memang tidak lupa dengan sejarah, sebab bagaimana kita bisa lupa, kalau belum pernah tahu sejarah itu. Yang kita kenal dari Majapahit mungkin adalah sosok Gajahmada, itupun kenalnya karena menjadi nama universitas terkemuka.

Sejarah yang kita kenali barulah berkisar 50 sampai 100 tahun yang silam, atau mungkin penggalan-penggalan yang tidak urut pada masa sebelumnya, dan mungkin kita sudah memasukkan hal itu dalam kategori dongeng, sebab tidak tercatat akibat sumber daya manusia saat itu masih belum mencukupi kebutuhan. Pada Akhirnya sejarah hanya disampaikan dengan lisan secara turun-temurun didukung dengan kemampuan daya ingat yang minim pada akhirnya cerita melebar dan menjadi simpang-siur dan masuk pada kategori kabar burung.

Yang terjadi akhirnya kita kehilangan sejarah, atau tepatnya tidak tahu sejarah sebab sejarah nenek moyang kita ditulis orang lain, dan dibawa pulang ke negeri mereka. Maka tak heran kalau pingin tahu sejarah negeri kita menghabiskan biaya yang sangat mahal sebab catatan sejarah itu diluar negeri. Betapa pintarnya orang luar negeri itu ketika bangsa kita masih bodoh.

Tapi mau bagaimana lagi kalau nasi sudah menjadi bubur, lebih baik kita tulis sendiri saja sejak saat ini sejarah kita, agar anak turun kita nanti tak perlu keluar negeri hanya sekedar ingin tahu sejarah kita, kalau bisa kita tulis sejarah siapa saja, negeri mana saja, tentu akan berguna bagi generasi selanjutnya.

Untuk mengawalinya penulis ingin mencoba menulis sejarah setengah dongeng, sebab data yang penulis peroleh dalam penulisan ini sebagian penulis anggap sejarah karena tercatat, dan sebagian penulis anggap dongeng sebab jarang dicatat. Juga penggunaan istilah yang sebagian bisa dianggap benar dan sebagian dianggap belum tentu benar.

Pembaca tentu akrab dengan istilah kabar burung, tapi penulis yakin pembaca belum kenal sejarahnya. Karena akrab tak menjamin kita kenal, seperti halnya keakraban kita dengan bencana, namun kita belum mengenalnya, keakraban kita dengan kemiskinan, kita juga tak mengenalnya, keakraban kita untuk korupsi, kita juga enggan mengenali siapa dan seperti apa akibatnya, keakraban kita dengan kebodohan pun masih tak mampu mengenalinya, keakraban kita dengan nafsu pun kita belum mengenalnya, padahal katanya kalau kita ingin mengenal Tuhan kita perlu mengenal nafsu kita, lalu siapa yang sudah kita kenal?

Sejak kapan kabar burung itu dipakai manusia? Hayoo silahkan pembaca berfikir sejenak, dan simpan jawaban itu dihati pembaca dengan rapat, jangan plin-plan yach? Sebab biasanya kalau orang jawabannya kurang tepat akan berkata "sebenarnya jawabanku seperti itu".

Kabar burung menurut kamus manusia saat ini adalah adalah kabar yang belum tentu kebenarannya, namun kabar burung menurut kamus manusia zaman dulu adalah kabar yang benar adanya. Kabar burung saat ini lebih cepat dan lebih luas jangkauannya, bahkan burung pembawa kabarnya berkecepatan cahaya, sekali ada berita langsung bisa sampai, bahkan bisa menembus atmosfir. Ha ha ha pembaca percaya atau tidak?

Coba aja kalau nggak percaya, silahkan pembaca pergi ke bulan nanti aku sms pasti deh langsung sampai, baca berita lewat internet kapan berita di upload pasti deh langsung sampai, kirim email atau surat lewat internet, anda kirim dari pelosok desa pun penulis yang di Kairo langsung bisa membaca suratnya.

Kenapa disebut kabar burung? Karena pembawa surat dan berita biasanya berlogo burung, lihat aja kantor pos, juga fasilitas email di internet gambarnya burung pembawa surat. He he he, masih tidak terima diakal pembaca? Kenapa harus bergambar burung? Karena jaman Majapahit dulu pengantar surat adalah burung merpati dan itulah kabar yang tercepat pada zamannya.

Lalu apakah pembaca sudah punya jawaban, sejak kapan kabar burung dipakai manusia??

Namun sebelum Majapahit orang sudah memakai kabar burung, misalnya kabar burung gagak yang hinggap diatap rumah seseorang pertanda akan ada yang meninggal, tapi ingat yach, bahwa itu "kabar burung" benar atau tidak bukan urusan penulis. Kabar burung kuwntuwl (ejaan aslinya huruf o pada kata beo) yang terbang kearah barat pertanda akan hujan, kalau ke timur akan kemarau. Kabar burung dilaut, semakin banyak burung terbang diatas laut disitulah banyak ikan. Kabar purung emprit (pipit) pertanda hasil panen akan berkurang.

Jadi sejak kapan kira-kira manusia mengenal kabar burung? He he he, saya tahu pembaca tidak tahu jawabannya, dan mungkin akan punya pikiran bahwa penulis sendiri pun tidak tahu.

Baiklah akan saya sampaikan data saya, sejak kapan manusia mengenal kabar burung. Namun perlu ditelusuri dulu, zaman nabi Muhammad lahir ada kabar burung Ababil membawa kabar buruk untuk kaum Abrahah (pasukan bergajah) Nabi Sulaiman pun mengenal kabar burung Hudhud, hingga Akhirnya mengenal Bilqis.

Loh ternyata bukan saja orang jawa yang mengenal kabar burung, bahkan orang Arab juga mengenalnya, ketika ibu Hajar (ibunya Ismail) kebingungan mencari air, lalu naik turun bukit dan mencari dimanakah burung-burung itu terbang berputar-putar disitulah ada air.

Nabi Ibrahim pun dia ingin sebuah berita atau pernyataan bahwa Allah mampu menghidupkan yang mati dengan kabar 4 burung.

Dan ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap Allah berfirman: " ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. : "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.QS.2:260

Lalu kemudian kita melacak lagi sampai pada data yang ada, ternyata kabar burung dikenal dan difahami manusia sejak manusia itu ada, alias sejak zaman nabi Adam kabar burung dipakai oleh manusia, yaitu ketika qobil butuh solusi bagaimana harus berbuat atas mayat saudaranya.

Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya . Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.QS.5:31

Akhirnya pembaca boleh mencocokkan jawaban dengan kesimpulan yang penulis ambil, dan ternyata burung tidak berbohong, lalu kenapa kabar burung saat ini dianggap tidak valid dan diragukan kebenarannya? Sebab kabar burung saat ini tidak dibawa oleh burung itu sendiri, akan tetapi dibawa oleh manusia yang diragukan kejujurannya meski atas nama burung pembawa kabar, sementara sang burung mulai dibantai atas nama kepentingan manusia. Kecuali burung Garuda dan burung yang menjadi kebanggaan manusia.

Allim
Cairo, Rabu 21 November 2007
Menunggu kabar burung Hudhud



[+/-] Selengkapnya...

15 November 2007

Surat Cinta Sulaiman

Surat Cinta Sulaiman
Oleh : Mochammad Moealliem

Pernahkah anda mendapat surat cinta dari seseorang? Hayoo ngaku.... Ternyata memang asyik membaca surat cinta, dan hal itu pernah dirasakan oleh Bilqis seorang ratu di negeri yaman (ma'rib konon daerah kerajaannya) , dalam beberapa kitab tafsir penulis menemukan beberapa keindahan yang disampaikan Alqur'an untuk manusia dalam hubungan internasional, lintas daerah, bahkan lintas keyakinan dan juga hubungan lelaki dan wanita.

Diakui atau tidak semua manusia pernah jatuh cinta, hanya saja diungkapkan atau tidak itu tergantung keberanian masing-masing, cara pengungkapan pun beraneka ragam, mulai yang terang benderang sampai gelap gulita, mulai yang jelas sampai yang samar-samar bahkan tidak tampak. Sarana-sarana pengungkapan pun bervariasi, mulai dari surat, email, sms, atau yang lain.

Kata orang cinta itu fitrah manusia. "Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga" (kata Roma Irama). Pertumbuhan manusia dibumi pun akibat cinta, kalau saja lelaki tak mencintai wanita, atau wanita tak mencintai lelaki, bisa jadi kelangsungan hidup manusia akan mengalami kepunahan.

Cinta adalah power hidup manusia, namun perlu diingat penyalahgunaan power pada yang tidak semestinya akan mengakibatkan efek yang sangat berbahaya. Cinta terhadap sesama manusia akan menjadikan alam semesta damai, namun cinta pada keunggulan pribadi dan kelompok akan menimbulkan perang dan pertikaian.

Gimana sih perasaannya Bilqis ketika dapat surat cinta? Dalam Alqur'an hanya disebutkan "Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri"QS.27:30- 31

Dalam ayat tersebut dapat kita tangkap pesan yang jelas dalam hubungan internasional antara kerajaan Sulaiman dan kerajaan Bilqis, dibarengi dengan hubungan antara penyembah Allah dan penyembah matahari. Hubungan antar daerah Palestina dan Yaman, hubungan antara Sulaiman (lelaki) dan Bilqis (perempuan). Namun yang ditekankan dalam ayat tersebut adalah hubungan lintas kepercayaan.

Kenapa penulis katakan itu sebagai surat cinta? Sebab pada akhirnya Sulaiman menikahinya, dan lagi surat cinta kan tidak harus bilang "i love you", apalagi beda kepercayaan biasanya sulit menjalin hubungan dengan yang berbeda tujuan, kecuali salah satunya mengalah. Toh Sulaiman menikahinya setelah Bilqis dikejutkan oleh pindahnya istana dan mengikuti kepercayaan Sulaiman. Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: "Serupa inikah singgasanamu? " Dia menjawab: "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri".QS.27: 42.

Ada pepatah bilang "Asam di gunung, garam di laut, akhirnya bertemu juga di panci" jika pembaca sekalian adalah termasuk garam dilaut, nggak usah repot-repot kehutan, tunggu aja didapur, pasti deh ketemu dengan asam, asalkan yang masak adalah yang memiliki asam dan garam dijamin akan menghasilkan sayur sedap, tapi kalau yang masak nggak tahu cara memasak yach bisa berantakan.

Ah tapi nggak asyik kalau terus-terusan nunggu, Sulaiman aja kirim surat kok pada Bilqis, padahal jaraknya jauh banget antara palestina dan yaman, apalagi yang bawa suratnya burung Hudhud, yang hampir dicincang oleh Sulaiman gara-gara absen dari barisan tentara-tentaranya. Namun ternyata Hudhud punya alasan yang jelas. Maklum Sulaiman kan bisa mengerti bahasa burung, walaupun saat ini ada yang menganggap cerita itu adalah dongeng dan khayalan, biasalah ketidakmampuan kita meneliti menjadikan kita menganggap sesuatu yang tidak sesuai dengan saat ini adalah mitos. Seperti halnya terbang ke Bulan, 1500 tahun yang lalu itu juga khayalan dan mitos, toh sekarang realita.

Konon ceritanya, ketika Bilqis dapat surat itu, dia lalu pergi ke kamarnya dan mengunci pintunya rapat-rapat, yach mungkin seperti cewek/cowok sekarang ketika dapat surat, email, sms, atau telpon dari yang diidamkan, biasanya langsung mencari tempat yang aman dari gangguan setan (maksudnya gangguan yang suka usil), biasanya sih terus senyam-senyum sendiri tanpa sebab, maklum orang yang lagi jatuh cinta kan katanya seperti batuk yang ditahan, he he he.

Kenapa sampai seperti itu? Ceritanya lagi, surat Sulaiman itu ditulis dengan misik, jadi baunya wangi, gaya bahasa yang indah, dan pembukaan yang unik, yaitu dengan kata bismillahir rohmanirrohim, maka dalam ayat itu dikatakan kitabun karim. Seperti surat cinta kita, baunya wangi, gaya bahasa diindah-indahin bahkan kalau nggak bisa romantis alternatifnya minta dbuatin orang, nah yang beda pembukaannya kita biasanya nggak pakai bismillah.

Pada akhirnya, namanya orang jatuh cinta butuh teman curhat, Bilqis pun curhat pada penasehat-penasehat nya, soalnya ini adalah urusan kerajaan, rakyat dan hati sekaligus. Penasehat-penasehat itu lalu bertanya, "emang dari siapa (kitab)surat itu". "Innahu min Sulaiman" (kitab itu dari sulaiman) jawab Bilqis. Dalam ayat hanya disebutkan pengirim, pembukaan, dan sebagian isi surat, maklum yang boleh diketahui publik hanya seputar urusan antar kerajaan, yang urusan hati itu adalah privacy, dan Allah menjaga prvacy hambaNya.

Dari sikap bilqis yang curhat itu, penulis dapat gambaran bahwa Bilqis adalah Ratu yang bijaksana dalam memutuskan masalah, dan bahkan Alqur'an menganjurkan orang Islam agar memakai budaya itu, "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu . Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.QS. 3:159

Lalu Bilqis menguji Sulaiman, dengan mengirimkan hadiah, upeti dan macamnya, mungkin dia ingin tahu apa Sulaiman mau duit, atau ingin dirinya. Jika Sulaiman menerima hadiahku berarti itulah yang dia inginkan, namun ternyata Sulaiman tidak menerimanya. Dari itu berangkatlah Bilqis menemui pengirim surat itu.

Mendengar kabar kedatangan Ratu Bilqis, Sulaiman sibuk menyiapkan berbagai kejutan, bahkan bisa dikatakan "binaul mustahil" membangun yang mustahil, dengan memindah istana Bilqis dari yaman ke palestina, kalau di jawa itu mirip kisah candi sewu, kalau mau menikahi roro jongrang harus mampu membuat 1000 candi dalam waktu semalam. Wuihh capek deh kalau melihat pengorbanan para pecinta.

Eh ternyata Sulaiman berhasil memindah istana itu dengan bantuan seorang yang punya pengetahuan (hamba Allah), hebat sekali orang itu, ifrit aja masih kelas ekonomi dalam pengkargoan, orang itu express, hanya sebelum mata Sulaiman berkedip istana udah pindah.

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab : "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari . Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia"QS.27: 40

Ending ceritanya Bilqis datang, dan terkagum-kagum melihat istana Sulaiman, lantainya terbuat dari kaca dan dibawahnya seperti kolam, hingga Bilqis mengira itu air dan mengangkat (mencincing) pakaiannya sampai terlihat betisnya, apa kata dia?

"......Berkatalah Bilqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam".QS.27: 44

Demikianlah jika hendak mengajak orang lain berserah diri pada Allah, bukan dengan ancaman, makian, atau kekerasan. Bukankah hasil dari surat cinta itu mendapatkan orangnya, kepercayaannya, istananya, bahkan rakyatnya, sebab dulu agama pemimpin adalah agama rakyatnya.

Alliem
Cairo, Senin 12 November 2007
Sedang menunggu jawaban

[+/-] Selengkapnya...

12 November 2007

Sentuhlah Aku Setelah Kau Bersuci

Sentuhlah Aku Setelah Kau Bersuci
Oleh : Mochammad Moealliem

Mungkin para pembaca akan punya pikiran yang beraneka ragam ketika membaca judul diatas, bahkan bisa jadi ada yang berkata "Emang siapa sih kamu, kok sombong amat?!" atau mungkin ada yang berpikiran bahwa penulis sedang dikhianati kekasihnya, dan dikatakanlah kata itu sebagai syarat damai dan rujuk kembali. Apakah demikian?he he he

Semua orang pada dasarnya suka dengan kesucian, baik kesucian cinta, kasih-sayang, jiwa, raga, pakaian, makanan dan lain sebagainya. Hanya saja untuk mendapatkan sebuah kesucian membutuhkan berbagai macam usaha, perjuangan, dan pengorbanan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak di capainya. Meskipun kita tahu bahwa orang-orang yang terjebak dalam jurang ke-najis-an tak bisa dihitung jumlahnya, namun bukan berarti mereka tidak suka dengan kesucian. Hanya saja mungkin kesukaan kepada kesuciannya terlalu tipis dan terkalahkan oleh nafsu ke-najis-an dalam dirinya.

Kesucian dalam cinta, setiap perempuan tentu sangat suka jika kekasihnya mencintainya dengan cinta yang suci, yang bersih dari khiyanat, selingkuh, kekerasan, memperbudak, dan berbagai kotoran yang termasuk hal-hal yang membatalkan cinta yang suci. Maka wajarlah jika seorang perempuan berkata "sentuhlah aku setelah kau bersuci" tentunya bukan bersuci untuk sholat, sebab kalau bersuci untuk sholat terus menyentuhnya tentu menjadi batal (tidak suci) lagi.

Laki-laki pun seperti itu saya pikir, dalam soal cinta rata-rata akan sangat suka kalau kekasihnya mensucikan hatinya dari orang lain, kecuali memang punya budaya nomaden (alias suka pindah-pindah) apalagi tak punya tujuan untuk menetap, bisa jadi akan memakan banyak korban-korban hati yang berjatuhan hancur seperti serpihan kaca. Ah.. betapa banyak kisah seperti itu dalam kehidupan ini, dan mungkin semua orang pernah merasakannya dengan standar masing-masing, hanya untuk memburu cinta yang suci.

Kesucian raga, tentunya semua orang pernah mandi, dan tujuannya tak lain adalah membersihkan badan dari kotoran, baik kotoran dhohir ataupun kotoran bathin (maknawi). Kita tentu akan marah ketika orang yang penuh kotoran ditubuhnya tiba-tiba menyentuh kita, bahkan menyentuh barang milik kita saja kita akan marah, atau paling tidak akan berkata "sentuhlah aku setelah kau mandi". Bukan hanya badan yang kotor kita enggan disentuhnya, bahkan bau badan yang nggak sesuai aja kita enggan berdekatan, apalagi disentuhnya.

Manusia memang sering lupa terhadap berbagai kotoran dalam tubuhnya, karena keterbatasan jangkauan mata yang dimilikinya, hingga tak mampu melihat matanya sendiri yang terkena pasir, atau bahkan "blobok" (aduh sori ya, apa sih namanya kotoran diujung mata, kalau habis tidur?). Maka dari itulah dibutuhkan cermin untuk melihat kekurangannya, dan cermin itu tak lain adalah "orang lain".

Adalah salah, jika orang melihat wajahnya buruk lalu menghantam cermin yang ada, bukankah tidak baik, "tak bisa menari menyalahkan lantai yang tidak rata". Kecuali cermin yang ada memang juga cermin yang kotor, makanya kalau bercermin pada cermin yang bersih agar tahu kotoran dalam tubuh kita, apalah untungnya bercermin pada cermin yang kotor? Keindahan kita aja jadi kotor dan nggak jelas, apalagi kotoran kita malah tidak tampak.

Begitulah soal bercermin untuk tubuh kita, kalau cermin untuk pikiran kita adalah pembaca, dan tulisan adalah tubuh kita, kenapa harus takut dengan apa yang akan terlihat di cermin, toh itulah sesungguhnya kita. Kenapa takut dengan kritik orang atas tulisan kita, asalkan dia adalah cermin yang bersih tentunya kebaikan untuk kita benahi kekurangan yang tampak, kalau ternyata pengkritik hanya cermin yang lusuh, biarkan saja "anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu".

Biasanya untuk cari sensasi orang-orang suka bercermin dengan topeng, apalagi musim pemilu, bisa dipastikan topeng-topeng akan beraneka ragam, maka tak heran kalau topengnya dibuka, mengalir darah dan nanah di wajahnya. Ah..betapa beratnya bercermin dengan wajah kita sesungguhnya, sampai kapankah kita tetap memakai topeng itu? Jika semua orang memakai wajah aslinya, damailah alam semesta.

Adakah manusia yang tak pernah kotor? Setiap manusia pernah bergelut dengan kotoran, baik kotoran jiwa maupun raga, hanya Allahlah yang selalu suci dan tak akan bisa mendekatiNya kecuali jiwa-jiwa yang disucikan. Bahkan mendekati surat-surat cintaNya pun hanya boleh untuk tubuh-tubuh yang disucikan. "Laa yamassahu illa-lmutthoharun" Jika tubuhmu ingin menyentuh tubuh Al qur'an (Mushaf) maka bersihkanlah, dan jika jiwamu ingin menyentuh jiwa Al qur'an maka bersihkanlah pula.

Mungkin sebagian orang bisa menyentuh mushaf dalam keadaan kotor, tapi manusia tak akan mampu menyentuh jiwa Al qur'an dengan jiwa yang kotor. Lalu dimanakah penghormatan dan kecintaan kita yang kita teriak-teriakkan pada semua orang, jika bersuci pun kita enggan sebelum menyentuh surat-suratNya. Lalu bagaimana jiwa kita bisa menyentuhnya jika membersihkan raga yang tampak jelas saja kita enggan?.

Maka pantaslah bagi Allah, berkata "Sentuhlah Aku setelah kau bersuci", "Sentuhlah KalamKu dengan tubuh yang disucikan" karena hanya Dialah yang selalu suci.

Marilah kita mempelajari cara-cara bersuci dan mulai melakukannya sedikit demi sedikit, teratur, dan kontinyu untuk membersihkan jiwa kita dari berbagai noda hitam kenajisan yang terlalu sulit untuk dilihat mata, bahkan mata hati kita masih tidur berselimut dosa. Jika tidak ada cermin yang bisa menunjukkan keadaan kita, marilah kita raba diri kita, seperti apakah kita sebenarnya??

Alliem
Cairo, Sabtu 03 November 2007
Sentuhkan aku, denganMu yang suci.


[+/-] Selengkapnya...

Mengambil Buah Dari Arab

Mengambil Buah Dari Arab
Oleh : Mochammad Moealliem

Sewaktu aku kecil kakekku punya tiga pohon kurma yang lumayan tinggi, daun-daun serta rantingnya pun pernah berfungsi dalam berbagai kebutuhan bahkan terkadang sebagai alat pengobatan, aku pernah melihat pohon itu berbunga, namun ternyata tak berbuah, entah mungkin suhu udara yang kurang panas atau tidak tahu bagaimana menjadikan pohon itu berbuah.

Saya jadi teringat lagu kecilku yang berbunyi, "mau makan nasi gudeg Jogja, tak usah pergi ke Jogja, cukup hanya disini kita dapat menikmati", mungkin kita cukup tahu resepnya dan bahan-bahan yang diperlukan untuk memasak gudeg kita tentu dapat menikmatinya meskipun di ujung padang sahara. Hal demikian banyak kita dapati dalam komunitas masyarakat Indonesia di luar negeri, bilamana rindu dengan suasana dalam negeri maka kita tak perlu lagi pulang mudik hanya untuk membeli tempe, tahu, bakso, sate, dan lain sebagainya, kita cukup menyiapkan barang-barang yang mendukung lalu mengimpor yang tidak ada dari Indonesia.

Tempe misalnya, adalah makanan istimewa bagi yang telah lama berpisah dengan pertiwi, dan orang arab (baca:Mesir) tidak memproduksi hal itu. Maka tak perlu lah kiranya mengimpor tempe dari Indonesia, bisa-bisa kalau pakai kontainer, sampai Mesir sudah nggak bisa kepakai, cukup mengimpor raginya saja, soal kedelai apapun negaranya kalau dikasih ragi tempe akan sama hasilnya dengan catatan sesuai prosedur pembuatannya.

Beda negara beda pula budaya, Budaya negeri manapun kalau diberi ragi khusus akan beda warnanya, tak perlu kita membuang budaya yang ada dilingkungan kita dan menggantinya dengan budaya asing secara total, bisa-bisa seperti menanam pohon kurma di tanah jawa. Bahkan bukan hanya budaya saja kita sering mendapati orang-orang mengimpor sacara brutal, namun norma-norma pun terkadang kita lebih merasa norma asing lebih unggul dengan norma Indonesia.

Ah betapa lebih indah jikalau membiarkan pohon-pohon kurma tetap di padang pasir sementara buahnya bisa dinikmati di Indonesia, tanpa harus bersentuhan dengan duri-duri pada rantingnya. Betapa indahnya jika budaya Indonesia dipadu dengan buah budaya luar negeri tanpa efek negatif budaya luar. Betapa indahnya budaya indonesia jika dipadu dengan sentuhan ragi Islami, ataupun ragi-ragi yang lain.

Tidak asing bagi kita bahwa kentang dengan rasa strawbery, tape dengan rasa lemon. Bukankah demikian lebih indah dibanding kalau hanya makan tape dan makan lemon, bukankah sebenarnya kedua rasa itu bertabrakan? Seperti itu jugalah mestinya jika kita mendapati budaya yang bertabrakan, pendapat yang bertabrakan, pemimpin yang bertabrakan.

Terkadang sebagian orang ingin segala sesuatu yang instan, siap pakai, padahal biasanya sesuatu yang instan itu berbahaya. Pertumbuhan manusia saja melalui berbagai tahapan dan proses, kenapa kita menginginkan pertumbuhan budaya kita tanpa tahapan dan proses? Adalah keliru bagiku jika untuk menikmati buah Islam harus berbudaya persis dengan arab, pakaian dengan pakaian arab, makanan dengan makanan arab, bicara dengan bahasa arab.

Islam bukanlah model pakaian, bukan bentuk makanan, bukan pula gaya bahasa, Islam adalah nilai-nilai luhur yang diturunkan dengan seting lingkungan arab. Orang arab dengan orang Indonesia dalam menghormati yang lebih tua punya cara yang berbeda dengan nilai yang sama. Orang Indonesia memanggil yang lebih tua dengan berbagai kata mulai kang, mas, cak, mbak, yu, mpok, keh, de el el. Kalau orang arab tentu tidak seperti itu, saya tidak pernah dengar orang arab manggil kakaknya "ya akhil kabir" sebagai ganti kata "mas".

Betapa setujunya aku dengan peribahasa, lain ladang lain belalang, laik lubuk lain ikannya, namun tetap saja se-udara (baca: sa-udara), biarkan pakaian kita berbeda, bahasa kita berbeda, makanan kita berbeda, yang perlu kita samakan adalah nilai-nilai keluhuran yang ada dalam hati kita. Kalau mau memakai pakaian, pakailah pakaian mana saja, mau arab, jawa, eropa, indonesia, asalkan nilai-nilai luhur dalam diri kita tetap terjaga.

Jika pakaian bisa memberi gambaran hati manusia, tentulah orang-orang yang berdasi tak akan korupsi, orang-orang berjubah tak akan mengobrak-abrik, dan menyesatkan orang lain. Namun apakah demikian? Kebanyakan tidak seperti itu. Biasanya pakaian hanyalah sebagai topeng persembunyian dari keadaan hati yang tidak karuan. Bukankah serigala berbulu domba lebih membahayakan?? Akan lebih aman jika serigala berhati domba.

Biarkanlah Al qur'an turun dengan bahasa orang Arab, asalkan kita bisa mengimpor buahnya. Dikarenakan orang Arab tidak berbahasa jawa, yach jadinya Alqur'an memakai bahasa Arab. " Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya."

Coba kalau orang arab zaman turunnya al Qur'an lisannya bicara bahasa jawa, tentulah makna "qur'anan Arabian" bermakna bahasa jawa, sebab ayatnya bilisanin arobiyin mubin, bukan bi lugotin arabiyatin mubin. Jadi nisbatnya bukan kepada bahasa arab tapi pada lisan orang arab, nah sekarang disebut bahasa arab, jadi deh terjemahnya seperti diatas "dengan berbahasa arab".

Tafsiran itulah yang perlu pembaca koreksi, soalnya saya mencari jalan tengah ketika suatu saat di bulan romadlon kemarin aku menjumpai orang mesir berdebat dengan orang afrika, orang mesir nerjemahin tanpa tahu cara memasaknya, orang afrika nerjemahin dengan bumbu nisbat yang berbeda, jadinya gontok-gontokan disebuah sudut masjid, saya hanya terdengar sejenak, lalu berlalu sambil berpikir.

Beruntunglah nabi tidak bisa banyak bahasa, coba kalau bisa 10 bahasa, maka Al qur'an akan mengikuti lisan nabi dengan sepuluh bahasa. Apa nggak malah susah memahami Al qur'an dengan sepuluh bahasa? Yang pakai satu bahasa aja masih mumet.

Alliem,
Cairo, Senin 15 Oktober 2007
Lisanku jawa meski kadang berbahasa arab


[+/-] Selengkapnya...

Berburu Laila

Berburu Laila
Oleh : Mochammad Moealliem

Hari ini pagiku terasa segar seperti segarnya kampung halaman yang kurindukan. Langit tiba-tiba bermendung seperti wajah seorang remaja yang sedang resah menanti takdir dari apa yang diusakannya. Cuaca alamku lumayan bersahabat khas suasana bulan puasa di Indonesia, hanya saja suasana yang lain seolah sepi terkikis perbedaan budaya. Ah betapa rindunya aku akan kampung halaman.

Terlalu lama rasanya aku diamkan ide segarku dalam tulisan, dan semoga ini menjadi permulaan yang tidak permulaan, sambil menanti laila datang, aku ingin menyampaikan rasa terima kasihku pada semua orang yang meluangkan waktu untuk bisa berbagi pengetahuan.

Kau bukanlah laila yang ku maksud, tapi selesaikan dulu bacaanmu baru katakan siapa laila yang ku maksud. Laila yang ku maksud adalah laila yang setara dengan 83 tahun 4 bulan, yang menjadi dambaan banyak orang walau tak pernah tahu kapan dia datang dan seperti apa dia. Kau boleh berkata aku gila, asal engkau berkata dalam keadaan waras, sebab jika berkata aku gila sedangkan kau sendiri gila, bukankah jadinya aku yang waras?.

Laila....kata orang kalau kau datang pastilah pagiku tidak bermendung seperti pagi ini, kenapa orang-orang hanya tahu tanda-tanda setelah engkau pergi, setelah engkau hilang? Laila..engkau memang bukan tujuan tapi kau hanyalah jalan untuk tujuan. Laila..antarkan aku pada pagi yang cerah setelah malam yang menenggelamkanku dengan kegelapan. Sadarkan aku akan ketidak-sadaranku pada kegelapan hatiku.

Laila-tul Qadr, beruntunglah orang-orang yang menjadikanmu jalan dan ruang untuk menuju-Nya. Sebuah keberuntungan dibanding 1000 bulan (83 tahun 4 bulan) kalau saja ada orang berumur 98 tahun yang beribadah sejak baligh mungkin baru bisa menyamai.

Ah kau laila...betapa begitu besar imbalan orang yang beruntung dalam dekapanmu, namun kini langit kotaku begitu cerah membiru tanpa awan, adakah kau telah datang tadi malam??ataukah memang birunya langit bukan ukuran bagi aku, dikota tanpa hujan, hanya bermendung kala musim dingin mengambil zaman.

Ah masih ada 29 malam kemungkinan, tak ada yang tahu kapan engkau datang, yang tahu pun tak berani mengatakan. Beruntunglah orang-orang yang tidak tahu dengan segala usaha yang dilakukan.

Alliem
13 September 2007
Awal puasa di ruang ujian.


[+/-] Selengkapnya...

Beruntunglah Kita Tidak Tahu

Beruntunglah Kita Tidak Tahu
Oleh : Mochammad Moealliem

Pernahkah anda dituding oleh orang lain? Atau bahkan dituduh tanpa bukti? Atau dilarang orang lain dalam kegiatan anda yang bertujuan baik, dan yang melarang anda hanyalah orang-orang yang sakit hati dan dia tak berbuat apapun demi kebaikan yang anda lakukan? Jawaban kita tentu mirip dan hampir sama "pernah" kecuali orang-orang yang tak berbuat apa-apa, mungkin dia tak pernah mengalami hal itu, karena wujuduhum ka adamihi, adanya seperti tidak ada.

Terkadang kita jadi sadar dengan tudingan semacam itu, dan terkadang kita akan tenggelam dalam kemarahan, sudah menjadi kodrat manusia adalah tidak rela dengan kebahagiaan dan kemajuan orang lain, juga sifat iri dengan apa yang dicapai orang lain, sebagaimana pepatah arab, likulli dzi ni'matin mahsud, segala sesuatu yang bernilai nikmat ada orang yang iri.

Sebagian orang menuduh orang lain ujub (bangga diri) dengan tuduhan yang jelas dan didepan khalayak ramai, bahwa orang yang sering muncul itu adalah orang-orang yang bangga diri dan berbagai macam tudingan yang lain yang tujuannya mendapatkan kejatuhan orang lain. Padahal si penuduh pun tak bisa apa-apa kecuali hanya menuduh itu saja.

Padahal kalau memang punya tujuan baik untuk saling menolong, bukanlah mengumbar kesalahan orang lain didepan publik, namun memberitahukannya secara pribadi, kecuali memang diperlukan publik untuk tahu. Jika tidak, maka bisa dikatakan penuduh itu sedang hasud atau iri dengan kemajuan orang lain. Dan hal demikian sebagian besar manusia membudidayakannya.

Ujub adalah ibarat virus bawaan orang-orang berhasil, dan hasud adalah virus orang-orang yang kurang berhasil. Semua itu adalah sama-sama virus yang tak akan mati dalam hati manusia, namun masih bisa dikendalikan. Sebab tanpa kita pupuk viru itu akan tumbuh subur dan mengusai diri kita.

Ketika kita berhasil, entah menjadi orang tercerdas, orang terkaya, orang terkenal, orang tertinggi, dan berbagai keberhasilan, maka ingatlah bahwa diatas sesuatu masih ada sesuatu. Ingatlah Musa ketika bertanya pada Tuhannya, Tuhanku adakah manusia yang lebih pintar dari aku? Ada jawab Tuhannya. Kemudian Musa dengan penuh semangat ingin mengetahui dan menemui orang itu, dimana waktu itu tidak ada yang pintar melebihi Musa, dan ada rasa bangga pada dirinya karena merasa paling pintar.

Pada Akhirnya Musa bertemu seorang hamba dari hamba-hamba-Nya, "Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami .QS:18:65.

Dalam pertemuan itu mereka melihat seekor burung yang sedang minum air, lalu dikatakan pada Musa, pengetahuan kita dibanding pengetahuan Allah, hanyalah ibarat air yang di minum burung dengan air samudra yang luas itu, kau lebih pintar dari aku dengan apa yang diajarkan Allah kepadamu dan tidak kepadaku, dan aku lebih pintar darimu dengan apa yang diajarkan kepadaku tidak kepadamu.

Lalu Musa minta izin pada hamba itu untuk mengikutinya, sebagai usaha menambah pengetahuannya, dan hamba itu memberi syarat agar tidak bertanya sebelum ia menjelaskannya sendiri apa yang terjadi. Dan terjadi kesepakatan dalam hal itu.

Jika pembaca naik sebuah kapal, dan sahabat anda melubangi kapal itu yang mengakibatkan kapal itu tenggelam, apa yang anda katakan padanya??tentu lebih kasar dari kata-kata Musa pada Khidir "....Musa berkata: "Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.QS:18:71.

Pembaca bisa simak kisahnya secara lengkap pada surat al kahfi mulai ayat 60, disini penulis hanya mengambil bahwa pengetahuan manusia itu bervariasi, Nabi Musa berkata begitu karena secara dhohir hal demikian itu memang salah, dan Nabi Khidlir berbuat seperti itu secara hakikat adalah benar.

Dalam ajaran Islam juga begitu, orang-orang yang berpegang teguh dengan syariat saja, maka akan bersikap seperti nabi Musa, dan akan memberi hukum terhadap hal-hal yang dlohir dan dekat, sedangkan yang berpegang teguh hanya pada hakikat saja maka akan seperti nabi Khidlir, yang memberi hukum terhadap hal-hal yang akan terjadi dan jauh. Maka sebaiknya bagi umat islam bisa memakai dua metode ini dengan bersamaan, Syariat dan hakikat secara imbang, Syariat tanpa hakikat adalah kosong dan kering, Hakikat tanpa syariat adalah bohong. Jasad tanpa Ruh adalah bangkai, Ruh tanpa jasad adalah hantu.

Hukum-hukum syariat adalah mengatur aktifitas jasad, sedangkan hukum-hukum hakikat adalah pengaturan jiwa, jasad yang sehat jika jiwanya sakit maka akan berakibat korupsi merajalela, kebodohan dan dibodohi menjadi budaya, saling tuding saling tendang dan lain sebagainya. Begitupun jiwa sehat namun badan sakit juga tak mampu beramal yang banyak.

Jika kita mengambil sari dari kisah Musa dan Khidlir maka akan kita dapatkan bahwa, secara syariat Musa benar, dan secara hakikat Khidlir benar. Secara hakikat Musa salah dan secara syariat Khidlr salah. Namun coba anda lihat penjelasan terakhirnya, lebih bagus mana hasil dari syariat dan hakikat?

Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mu'min, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya . Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya".QS:18 :79-82

Begitulah dua pandangan kita, ada yang memandang secara dekat dan ada yang memandang secara jauh, Nabi Musa tidak tahu kalau akan terjadi seperti itu, yang dipandang hanyalah pengrusakan terhadap kapal itu, berbeda dengan nabi Khidlr yang dipandang adalah bagaimana menyelamatkan perahu itu dari perampas.

Kalau saja yang memutuskan nabi Musa tentu tidak akan dilubangi, dan itu secara dekat benar, namun perahu itu akan hilang dirampas orang nantinya, maka secara akibat Musa bersalah karena tidak menyelamatkan perahu orang miskin itu. Kalau saja nabi Khidlir tidak berbuat seperti itu maka dia bersalah, karena dia sudah diberitahu kalau akan ada perampas perahu, maka kalau dia berbuat seperti itu adalah benar.

Apa kiranya pembaca bingung??jika memang pembaca bingung itu adalah isyarat akan mendapat kejelasan.

Untuk yang kurang berhasil penyakit bawaan adalah iri, maka ingatlah ayat ini

"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”QS: 4:32

Juga ingatlah surat al falaq, bahwa pendengki yang sedang melakukan dengki itu sejajar dengan kejahatan wanita-wanita penyihir, kajahatan malam, dan kejahatan makhluq yang ada, maka berlindunglah pada tuhan penguasa subuh.

Beruntunglah kita tidak tahu, andai saja kita tahu mungkin kita tak akan mampu berbuat seperti nabi Khidlir, kita hanya mampu berbuat seperti nabi Musa, menghukumi sesuatu yang tampak jelas dan jangka pendek saja.

Beruntunglah pembaca tidak tahu, kalau saja sudah tahu, apalah gunanya saya tulis ini, sebab sudah tahu apa yang akan saya tulis he he he, beruntung pula penulis tidak tahu, apakah pembaca ini akan selamanya hanya membaca atau juga akan menulis? Dan dengan itu aku bisa berharap pembaca juga bisa menulis.

Alliem
Senin, 06 Agustus 2007
Seberuntungnya orang yang tidak tahu, masih beruntung orang yang tahu



[+/-] Selengkapnya...

10 Artikel Populer