27 November 2007

Mengenal Metode Penciptaan Manusia

Mengenal Metode Penciptaan Manusia
Oleh : Mochammad Moealliem

Sebagaimana kita tahu bahwa Darwin punya teori bahwa nenek moyangnya adalah kera, yang kemudian didukung oleh beberapa manusia yang lain yang setuju dengan teori evolusinya, namun yang aneh kenapa mereka marah ketika mereka disebut kera, munyuk, monyet, bahkan orang utan, kalau pembaca merasa keturunan kera, bolehlah penulis bertanya, apakah kera yang ada sekarang adalah saudara anda?

Menurut penulis nenek moyang kita adalah manusia, yang tercipta dari bumi, dan hidup di bumi, mati di bumi dan dari bumi juga manusia akan dibangkitkan.

Dari bumi itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.QS.20:55

Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu kamu akan dibangkitkan.QS.7:25

Mungkin kita tidak merasa kalau kita adalah saripati bumi yang canggih, indah, unik, dan menarik, cobalah kita hitung mundur keberadaan kita, jika kita sekarang berumur 25 tahun, maka 10 tahun yang lalu, kita adalah remaja, 5 tahun sebelum remaja kita adalah anak-anak, 5 tahun sebelumnya kita adalah balita, 5 tahun sebelumnya kita adalah bayi, 5 bulan sebelumnya kita adalah janin, 5 minggu sebelumnya mungkin berupa tulang lunak, 5 minggu sebelumnya lagi mungkin segumpal daging, 5 minggu sebelumnya lagi mungkin berupa gabungan sperma dan sel telur, dan minggu-minggu sebelumnya kita adalah saripati makanan yang menjadi sperma pada calon ayah, dan sel telur pada calon ibu, minggu-minggu sebelumnya kita masih berada pada makanan, sayuran, buah-buahan, air, dan segala bentuk macam hal yang lain, dan semua itu berasal dari tanah, tumbuhan tumbuh dari tanah, air bersumber dari dalam tanah, bahkan udara pun hanya ada di bumi, maka tak heran jika kita memang terbuat dari tanah.

Itu hanya gambaran secara ringkas, kalau ingin lebih akurat silahkan tanya pada ahlinya, dari hal itu penulis punya gambaran penciptaan manusia adalah suatu hal yang sangat rumit dan hanya akan mampu dilakukan oleh Allah, bagaimana menyaring bumi menjadi makanan, buah dan air, masih disaring lagi oleh tubuh manusia mana yang berguna, dan mana yang sampah, yang berguna pun dipilah, mana untuk keperluan tubuh dan mana untuk bibit, masih disaring lagi dengan zat pembunuh kuman pada rahim, masih disaring lagi bagaimana menghasilkan segumpal daging, bahkan meracik elemen-elemen yang dibutuhkan untuk konstruksi badan, seteah lahir orang tua kita memberikan sari makanan mereka lewat asi, dan selanjutnya bahkan kita akan dikunyahkan dulu untuk memakan makanan agak keras, bahkan sampai baligh kita masih dalam saringan orang tua, dan bisa jadi selama orang tua kita masih hidup akan terus memberikan saringan kasih sayangnya, maka tak heran kalau ridlo Allah ada dalam ridlo orang tua kita.

Itulah sistem yang dominan dalam kehidupan kita, jika ada yang keluar dari sistem itu, maka itu termasuk pengecualian dan akan masuk pada teka-teki yang perlu jawaban. Misalnya ada bayi tanpa bapak, bayi tanpa ibu, bahkan bayi tanpa ayah dan ibu. Dan menimbulkan istilah baru, yatim, piatu, dan yatim-piatu, dan istilah itu berlaku hingga baligh, dan Allah menganjurkan kita untuk membagi kasih sayang pada mereka, bahkan menghardik anak yatim termasuk mendustakan agama.

Tahukah kamu yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin QS.103:1-3

Bolehlah kita berhenti sejenak untuk meresapi ayat ini, dan mari kita bertanya pada diri kita sendiri, adakah kita sudah termasuk orang-orang yang tidak mendustakan agama? Namun setidaknya mari kita berusaha sejak sekarang untuk bersikap sesuai aturan yang seharusnya. Saya jadi teringat UUD yang berbunyi, faqir miskin dan anak yatim ditanggung oleh negara, entah UUD itu masih berlaku atau sudah diamandemen, kalau saja negara benar-benar peduli dengan mereka, tentunya kemiskinan negeri kita akan dapat dientaskan.

Penulis pernah dengar hal demikian dilaksanakan di negeri-negeri eropa, kita yang punya konsep bahkan amanat Sang Kuasa untuk itu, masih berkutat pada kepentingan pribadi dan membiarkan mereka terlantar di kolong jembatan sampah ibukota.

Ah sudahlah kita bahas saja metode penciptaan manusia, dalam hal ini penulis membagi dalam 4 metode. Pertama metode umum penciptaan manusia adalah melalui ayah dan ibu, sebagaimana penulis, pembaca dan yang lain, yang dimaksud ayah disini adalah orang yang spermanya menjadikan salah satu sebab adanya kehdupan, begitu pula ibunya adalah yang mempunyai sel telur yang termasuk bagian kehidupan itu. Hal ini saya sampaikan biar tidak terjadi salah faham, tentang anak asuh, orang tua asuh, atau bahkan orang ta yang tidak mau mengasuh.

Metode kedua adalah penciptaan manusia tanpa ayah, hanya dari ibu saja, perlu digaris bawahi bahwa maksudnya bukan karena ayahnya tidak bertanggungjawab, akan tetapi memang tanpa "urunan" sperma sama sekali, bukti itu ada pada nabi Isa putra Maryam, Allah menciptakannya dari debu dalam artian saripati bumi diolah secara mandiri dalam pabrik bibit yang ada dalam diri Maryam, dan hal ini bisa dibuktikan dalam ilmu modern, bahwa ayam horen bisa bertelur tanpa harus berurusan dengan ayam jantan, itu disebabkan oleh makanan yang dikosumsi telah cukup untuk menjadikan ayam itu bertelur.

Sesungguhnya misal 'Isa di sisi Allah, adalah seperti Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" , maka jadilah dia.QS.3:59

Metode ketiga adalah penciptaan tanpa ibu, apakah pembaca dapat jawaban siapa manusia tanpa ibu itu, kalau tanpa ayah (ayah yang tidak bertanggungjawab) kan banyak dilingkungan kita, jadi ini tanpa sel telur sang ibu, dan dia pun tidak melalui proses dalam kandungan, itulah ibu manusia pada kali pertama, yaitu Hawa.

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain , dan hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.QS.4:1

Metode keempat adalah tanpa ayah dan tanpa ibu, siapa lagi kalau bukan bapak manusia, bapak Adam, yang diciptakan dari tanah, yang mana dalam analisa penulis tanah yang dimaksud adalah saripati tanah, dari tanah-tanah pilihan, lalu dimana penciptaan itu? Tidak ada dalil yang menyebutkan bahwa Adam diciptakan di bumi pun juga Hawa, yang jelas diluar bumi, sebab banyak dalil tentang turunnya Adam dan Hawa ke bumi, dan tidak ada dalil naik pada kali sebelumnya.

Maka ketika kita meneliti ayat (Dari bumi itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.QS.20:55)

Kita mendapati kata "minha" bermakna dari bumi, bukan "fiiha" bermakna di bumi, dari sini penulis ingat seorang mufasir yang menceritakan bahwa, sebelum Allah menciptakan manusia, Allah menyuruh malaikat mengambil beberapa tanah dari bumi, dan mungkin iblis pun menjadi saksi penciptaan manusia dari tanah itu, maka tak heran ketika disuruh menghormat iblis blingsatan, dan berkata:

Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk"QS.15:33

Gambaran jelasnya manusia dibentuk dari tanah liat yang kemudian dibentuk seperti manusia saat ini, tentunya dengan "kun fayakun" dan secara otomatis mengikuti perintah Allah sesuai bentuk yang dikehendakiNya, lalu ditiupkanlah ruh dari Allah, maka jadilah iya manusia, setelah itu Adam menerima pendidikan khusus bahkan malaikat pun kalah dan mengakui kekalahannya, sementara sang iblis tidak terima disuruh menghormat makhluk yang baru, apalagi dari tanah. Contoh penciptaan dari tanah liat yang diberitahukan pada kita adalah.

...."Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.QS.3:49

Kalau nabi Isa yang diberi izin aja bisa begitu, apalagi yang punya hak penciptaan, itu cuma izin mencipta satu burung, jika dengan satu burung orang menuhankannya, itu namanya "mburu ublik kilangan oncor" memburu lilin kehilangan obor, Hanya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatu diantara keduanya.

Alliem
Cairo, Selasa 27 November 2007
Seperti Adam, yang menanti Hawa diciptakan untuknya



[+/-] Selengkapnya...

26 November 2007

Hidup Adalah Teka-teki

Hidup Adalah Teka-teki
Oleh : Mochammad Moealliem

Tujuh huruf diawali dan diakhiri dengan huruf ketujuh, sesuatu yang biasanya terbuat dari tanah liat, kemudian dibakar pada temperatur tertentu, yang selalu ditaruh diatas rumah, apakah itu? Kemudian jika huruf kedua dari tujuh huruf itu diganti dengan huruf 'a' maka akan menjadi nilai yang cocok buat penulis, he he he apa hayoo?

Itulah contoh teka-teki yang akan selalu mengusik orang-orang yang suka menggunakan otaknya untuk menemukan sebuah arti dari elemen-elemen yang memungkinkan untuk disusun berdasarkan beberapa petunjuk yang telah disediakan, dan hal itu banyak modelnya, ada yang model teka-teki silang atau yang lain.

Teka-teki adalah sebuah hal yang mampu menjadikan manusia berpengetahuan luas serta mampu memberikan metode berfikir untuk menyelesaikan sebuah persoalan sesulit apapun, apalagi hal itu berhadiah. Kenapa demikian? Sebab dengan teka-teki manusia akan mencari cara untuk dapat menjawabnya, ada yang membuka kamus, ada yang mengingat kembali apa yang pernah dibaca, atau paling tidak akan bertanya pada orang yang dianggap tahu jawaban itu.

Dalam kehidupan kita pun ternyata penuh dengan teka-teki, teka-teki masa depan dengan hadiah kebahagiaan, teka-teki cinta dengan hadiah keharmonisan, teka-teki pemerintahan dengan hadiah kejayaan, teka-teki pendidikan dengan hadiah kelulusan, bahkan teka-teki hati kekasih idaman. Dan yang terakhir itu tentunya kita akrab kebingungan he he he, bahkan diam bermakna seribu jawaban.

Terkadang kita bisa menjawab sebuah teka-teki walau sebenarnya kita tidak mengusai penuh masalah itu, namun terkadang kita tak mampu menjawab teka-teki walau kita pernah mengusai secara penuh, kalau saja kerjasama diperbolehkan tentunya jawaban dengan mudah dituliskan, itulah teka-teki dalam ujian. Dalam kehidupan yang lebih luas kita telah bekerja sama untuk mencari solusi dari teka-teki kemiskinan, kebodohan, pengangguran, dan berbagai hal yang tak perlu disebutkan, namun kita masih belum bisa memberikan jawaban yang benar dan membuahkan hasil dengan hadiah yang ditawarkan.

Belum lagi teka-teki alam semesta, kenapa matahari bersinar terang sementara rembulan hanya memantulkan, kenapa suatu daerah kebanjiran daerah yang lain kekeringan, kenapa satu daerah kedinginan serta daerah yang lain kepanasan, kenapa Indonesia ijo royo-royo sementara di padang sahara begitu gersang nggak ketulungan, tentunya hal demikian akan membuat otak serta pikiran kita hidup untuk mencari jawaban.

Belum lagi teka-teki yang tidak dapat ditangkap oleh indera kita, teka-teki tentang Tuhan, kehidupan setelah kematian, teka-teki Surga dan Neraka, teka-teki jiwa, hati dan pikiran. Maka tak heran kalau orang mengatakan hidup adalah perjuangan yang tak henti-henti, hidup adalah permainan yang sungguhan, untuk mencari nilai, poin, hadiah dan berbagai bonus yang bisa diambil disebuah titik yang bernama kemerdekaan. Namun jika gagal mengisikan sebuah jawaban dengan tepat maka ganjaran yang disediakan adalah penjajahan, tumpukan hutang yang harus dibayar, bahkan denda yang telah ditetapkan.

Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.QS.47:36

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.QS.57:20

Kita memang di dunia permainan, namun kita dituntut untuk bermain yang fair play, tidak curang, tidak menipu, diving atau melakukan pelanggaran, sebab apa yang kita lakukan terekam kamera sejarah yang akan dapat diketahui secara detail, dan terperinci dengan berbagai bukti dan saksi yang tak terbantahkan. Mungkin dilapangan hanya akan mendapat kartu kuning atau merah, bahkan bisa juga tetap aman, karena ketidakmampuan pemimpin pertandingan (wasit) melihat kecurangan kita, atau bahkan wasitnya ada keberpihakan pada kita, tapi diluar lapangan kita akan menemukan sebuah kebenaran dan keadilan.

Hidup kita saat ini adalah lapangan permainan, mainkan hidup ini dengan permainan yang indah, sebab jika hanya permainan buruk yang kita mainkan, kita akan mendapat kerugian, atau setidaknya jangan hanya permainan buruk saja yang bermain dalam lapangan kehidupan kita, "mbok iyaho" kita tampilkan permainan yang bagus, menarik, dan unik, terlebih kita mampu menjadikan lapangan hidup ini penuh dengan permainan yang bagus-bagus, alangkah beruntungnya orang-orang yang bisa demikian.

Hidup adalah teka-teki Tuhan yang harus selesaikan dan kita isi kolom-kolom yang telah disediakan, jika tak ada jawaban diotak kita, tinggal buka saja petunjuk Tuhan serta catatan dari orang-orang yang diberi pengetahuan dari Tuhan, jika masih belum mendapat jawaban, bertanyalah langsung pada yang punya kepentingan, Dia berjanji akan memberi jawaban bagi siapa saja yang menginginkan, namun jawaban itu kadang langsung, kadang juga diundur bahkan kadang dijawab dengan petunjuk yang harus kita lakukan. Lalu apa gunanya dengan demikian? Tidak lain adalah agar kita menggunakan akal yang telah diberikan, sebab jika kita bertanya jawaban teka-teki dan kita diberi kunci jawaban, yang kita dapati adalah kebodohan.

Dan sesungguhnya Kami tinggalkan daripadanya satu tanda yang nyata bagi orang-orang yang berakal.QS.29:35

Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan."QS.5:100

Orang-orang yang menggunakan akalnyalah yang mampu menyelesaikan teka-teki kehidupan, dan orang-orang yang berakal pula yang akan mendapat keberuntungan. Maka sudahkah kita termasuk orang-orang yang berakal??

Alliem
Cairo, Senin 26 November 2007
Akalku sedang latihan



[+/-] Selengkapnya...

21 November 2007

Sejarah Setengah Dongeng

Sejarah Setengah Dongeng
Oleh : Mochammad Moealliem

Mungkin kita tak pernah peduli dengan sejarah, bahkan sejarah nenek moyang kita sendiri kita hampir tidak kenal, atau bahkan tak pernah dengar tokoh-tokohnya, entah karena hal itu dianggap tidak penting atau bahkan karena kebodohan kita yang cuek-bebek dengan leluhur yang menjadi sebab bagi kita wujud adanya.

Mungkin benar Bung Karno berpesan agar kita tak melupakan sejarah, untuk menjadi pijakan perbaikan negeri yang konon pernah menjadi negeri yang besar pada era Majapahit. Namun ternyata kita memang tidak lupa dengan sejarah, sebab bagaimana kita bisa lupa, kalau belum pernah tahu sejarah itu. Yang kita kenal dari Majapahit mungkin adalah sosok Gajahmada, itupun kenalnya karena menjadi nama universitas terkemuka.

Sejarah yang kita kenali barulah berkisar 50 sampai 100 tahun yang silam, atau mungkin penggalan-penggalan yang tidak urut pada masa sebelumnya, dan mungkin kita sudah memasukkan hal itu dalam kategori dongeng, sebab tidak tercatat akibat sumber daya manusia saat itu masih belum mencukupi kebutuhan. Pada Akhirnya sejarah hanya disampaikan dengan lisan secara turun-temurun didukung dengan kemampuan daya ingat yang minim pada akhirnya cerita melebar dan menjadi simpang-siur dan masuk pada kategori kabar burung.

Yang terjadi akhirnya kita kehilangan sejarah, atau tepatnya tidak tahu sejarah sebab sejarah nenek moyang kita ditulis orang lain, dan dibawa pulang ke negeri mereka. Maka tak heran kalau pingin tahu sejarah negeri kita menghabiskan biaya yang sangat mahal sebab catatan sejarah itu diluar negeri. Betapa pintarnya orang luar negeri itu ketika bangsa kita masih bodoh.

Tapi mau bagaimana lagi kalau nasi sudah menjadi bubur, lebih baik kita tulis sendiri saja sejak saat ini sejarah kita, agar anak turun kita nanti tak perlu keluar negeri hanya sekedar ingin tahu sejarah kita, kalau bisa kita tulis sejarah siapa saja, negeri mana saja, tentu akan berguna bagi generasi selanjutnya.

Untuk mengawalinya penulis ingin mencoba menulis sejarah setengah dongeng, sebab data yang penulis peroleh dalam penulisan ini sebagian penulis anggap sejarah karena tercatat, dan sebagian penulis anggap dongeng sebab jarang dicatat. Juga penggunaan istilah yang sebagian bisa dianggap benar dan sebagian dianggap belum tentu benar.

Pembaca tentu akrab dengan istilah kabar burung, tapi penulis yakin pembaca belum kenal sejarahnya. Karena akrab tak menjamin kita kenal, seperti halnya keakraban kita dengan bencana, namun kita belum mengenalnya, keakraban kita dengan kemiskinan, kita juga tak mengenalnya, keakraban kita untuk korupsi, kita juga enggan mengenali siapa dan seperti apa akibatnya, keakraban kita dengan kebodohan pun masih tak mampu mengenalinya, keakraban kita dengan nafsu pun kita belum mengenalnya, padahal katanya kalau kita ingin mengenal Tuhan kita perlu mengenal nafsu kita, lalu siapa yang sudah kita kenal?

Sejak kapan kabar burung itu dipakai manusia? Hayoo silahkan pembaca berfikir sejenak, dan simpan jawaban itu dihati pembaca dengan rapat, jangan plin-plan yach? Sebab biasanya kalau orang jawabannya kurang tepat akan berkata "sebenarnya jawabanku seperti itu".

Kabar burung menurut kamus manusia saat ini adalah adalah kabar yang belum tentu kebenarannya, namun kabar burung menurut kamus manusia zaman dulu adalah kabar yang benar adanya. Kabar burung saat ini lebih cepat dan lebih luas jangkauannya, bahkan burung pembawa kabarnya berkecepatan cahaya, sekali ada berita langsung bisa sampai, bahkan bisa menembus atmosfir. Ha ha ha pembaca percaya atau tidak?

Coba aja kalau nggak percaya, silahkan pembaca pergi ke bulan nanti aku sms pasti deh langsung sampai, baca berita lewat internet kapan berita di upload pasti deh langsung sampai, kirim email atau surat lewat internet, anda kirim dari pelosok desa pun penulis yang di Kairo langsung bisa membaca suratnya.

Kenapa disebut kabar burung? Karena pembawa surat dan berita biasanya berlogo burung, lihat aja kantor pos, juga fasilitas email di internet gambarnya burung pembawa surat. He he he, masih tidak terima diakal pembaca? Kenapa harus bergambar burung? Karena jaman Majapahit dulu pengantar surat adalah burung merpati dan itulah kabar yang tercepat pada zamannya.

Lalu apakah pembaca sudah punya jawaban, sejak kapan kabar burung dipakai manusia??

Namun sebelum Majapahit orang sudah memakai kabar burung, misalnya kabar burung gagak yang hinggap diatap rumah seseorang pertanda akan ada yang meninggal, tapi ingat yach, bahwa itu "kabar burung" benar atau tidak bukan urusan penulis. Kabar burung kuwntuwl (ejaan aslinya huruf o pada kata beo) yang terbang kearah barat pertanda akan hujan, kalau ke timur akan kemarau. Kabar burung dilaut, semakin banyak burung terbang diatas laut disitulah banyak ikan. Kabar purung emprit (pipit) pertanda hasil panen akan berkurang.

Jadi sejak kapan kira-kira manusia mengenal kabar burung? He he he, saya tahu pembaca tidak tahu jawabannya, dan mungkin akan punya pikiran bahwa penulis sendiri pun tidak tahu.

Baiklah akan saya sampaikan data saya, sejak kapan manusia mengenal kabar burung. Namun perlu ditelusuri dulu, zaman nabi Muhammad lahir ada kabar burung Ababil membawa kabar buruk untuk kaum Abrahah (pasukan bergajah) Nabi Sulaiman pun mengenal kabar burung Hudhud, hingga Akhirnya mengenal Bilqis.

Loh ternyata bukan saja orang jawa yang mengenal kabar burung, bahkan orang Arab juga mengenalnya, ketika ibu Hajar (ibunya Ismail) kebingungan mencari air, lalu naik turun bukit dan mencari dimanakah burung-burung itu terbang berputar-putar disitulah ada air.

Nabi Ibrahim pun dia ingin sebuah berita atau pernyataan bahwa Allah mampu menghidupkan yang mati dengan kabar 4 burung.

Dan ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap Allah berfirman: " ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. : "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.QS.2:260

Lalu kemudian kita melacak lagi sampai pada data yang ada, ternyata kabar burung dikenal dan difahami manusia sejak manusia itu ada, alias sejak zaman nabi Adam kabar burung dipakai oleh manusia, yaitu ketika qobil butuh solusi bagaimana harus berbuat atas mayat saudaranya.

Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya . Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.QS.5:31

Akhirnya pembaca boleh mencocokkan jawaban dengan kesimpulan yang penulis ambil, dan ternyata burung tidak berbohong, lalu kenapa kabar burung saat ini dianggap tidak valid dan diragukan kebenarannya? Sebab kabar burung saat ini tidak dibawa oleh burung itu sendiri, akan tetapi dibawa oleh manusia yang diragukan kejujurannya meski atas nama burung pembawa kabar, sementara sang burung mulai dibantai atas nama kepentingan manusia. Kecuali burung Garuda dan burung yang menjadi kebanggaan manusia.

Allim
Cairo, Rabu 21 November 2007
Menunggu kabar burung Hudhud



[+/-] Selengkapnya...

15 November 2007

Surat Cinta Sulaiman

Surat Cinta Sulaiman
Oleh : Mochammad Moealliem

Pernahkah anda mendapat surat cinta dari seseorang? Hayoo ngaku.... Ternyata memang asyik membaca surat cinta, dan hal itu pernah dirasakan oleh Bilqis seorang ratu di negeri yaman (ma'rib konon daerah kerajaannya) , dalam beberapa kitab tafsir penulis menemukan beberapa keindahan yang disampaikan Alqur'an untuk manusia dalam hubungan internasional, lintas daerah, bahkan lintas keyakinan dan juga hubungan lelaki dan wanita.

Diakui atau tidak semua manusia pernah jatuh cinta, hanya saja diungkapkan atau tidak itu tergantung keberanian masing-masing, cara pengungkapan pun beraneka ragam, mulai yang terang benderang sampai gelap gulita, mulai yang jelas sampai yang samar-samar bahkan tidak tampak. Sarana-sarana pengungkapan pun bervariasi, mulai dari surat, email, sms, atau yang lain.

Kata orang cinta itu fitrah manusia. "Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga" (kata Roma Irama). Pertumbuhan manusia dibumi pun akibat cinta, kalau saja lelaki tak mencintai wanita, atau wanita tak mencintai lelaki, bisa jadi kelangsungan hidup manusia akan mengalami kepunahan.

Cinta adalah power hidup manusia, namun perlu diingat penyalahgunaan power pada yang tidak semestinya akan mengakibatkan efek yang sangat berbahaya. Cinta terhadap sesama manusia akan menjadikan alam semesta damai, namun cinta pada keunggulan pribadi dan kelompok akan menimbulkan perang dan pertikaian.

Gimana sih perasaannya Bilqis ketika dapat surat cinta? Dalam Alqur'an hanya disebutkan "Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri"QS.27:30- 31

Dalam ayat tersebut dapat kita tangkap pesan yang jelas dalam hubungan internasional antara kerajaan Sulaiman dan kerajaan Bilqis, dibarengi dengan hubungan antara penyembah Allah dan penyembah matahari. Hubungan antar daerah Palestina dan Yaman, hubungan antara Sulaiman (lelaki) dan Bilqis (perempuan). Namun yang ditekankan dalam ayat tersebut adalah hubungan lintas kepercayaan.

Kenapa penulis katakan itu sebagai surat cinta? Sebab pada akhirnya Sulaiman menikahinya, dan lagi surat cinta kan tidak harus bilang "i love you", apalagi beda kepercayaan biasanya sulit menjalin hubungan dengan yang berbeda tujuan, kecuali salah satunya mengalah. Toh Sulaiman menikahinya setelah Bilqis dikejutkan oleh pindahnya istana dan mengikuti kepercayaan Sulaiman. Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: "Serupa inikah singgasanamu? " Dia menjawab: "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri".QS.27: 42.

Ada pepatah bilang "Asam di gunung, garam di laut, akhirnya bertemu juga di panci" jika pembaca sekalian adalah termasuk garam dilaut, nggak usah repot-repot kehutan, tunggu aja didapur, pasti deh ketemu dengan asam, asalkan yang masak adalah yang memiliki asam dan garam dijamin akan menghasilkan sayur sedap, tapi kalau yang masak nggak tahu cara memasak yach bisa berantakan.

Ah tapi nggak asyik kalau terus-terusan nunggu, Sulaiman aja kirim surat kok pada Bilqis, padahal jaraknya jauh banget antara palestina dan yaman, apalagi yang bawa suratnya burung Hudhud, yang hampir dicincang oleh Sulaiman gara-gara absen dari barisan tentara-tentaranya. Namun ternyata Hudhud punya alasan yang jelas. Maklum Sulaiman kan bisa mengerti bahasa burung, walaupun saat ini ada yang menganggap cerita itu adalah dongeng dan khayalan, biasalah ketidakmampuan kita meneliti menjadikan kita menganggap sesuatu yang tidak sesuai dengan saat ini adalah mitos. Seperti halnya terbang ke Bulan, 1500 tahun yang lalu itu juga khayalan dan mitos, toh sekarang realita.

Konon ceritanya, ketika Bilqis dapat surat itu, dia lalu pergi ke kamarnya dan mengunci pintunya rapat-rapat, yach mungkin seperti cewek/cowok sekarang ketika dapat surat, email, sms, atau telpon dari yang diidamkan, biasanya langsung mencari tempat yang aman dari gangguan setan (maksudnya gangguan yang suka usil), biasanya sih terus senyam-senyum sendiri tanpa sebab, maklum orang yang lagi jatuh cinta kan katanya seperti batuk yang ditahan, he he he.

Kenapa sampai seperti itu? Ceritanya lagi, surat Sulaiman itu ditulis dengan misik, jadi baunya wangi, gaya bahasa yang indah, dan pembukaan yang unik, yaitu dengan kata bismillahir rohmanirrohim, maka dalam ayat itu dikatakan kitabun karim. Seperti surat cinta kita, baunya wangi, gaya bahasa diindah-indahin bahkan kalau nggak bisa romantis alternatifnya minta dbuatin orang, nah yang beda pembukaannya kita biasanya nggak pakai bismillah.

Pada akhirnya, namanya orang jatuh cinta butuh teman curhat, Bilqis pun curhat pada penasehat-penasehat nya, soalnya ini adalah urusan kerajaan, rakyat dan hati sekaligus. Penasehat-penasehat itu lalu bertanya, "emang dari siapa (kitab)surat itu". "Innahu min Sulaiman" (kitab itu dari sulaiman) jawab Bilqis. Dalam ayat hanya disebutkan pengirim, pembukaan, dan sebagian isi surat, maklum yang boleh diketahui publik hanya seputar urusan antar kerajaan, yang urusan hati itu adalah privacy, dan Allah menjaga prvacy hambaNya.

Dari sikap bilqis yang curhat itu, penulis dapat gambaran bahwa Bilqis adalah Ratu yang bijaksana dalam memutuskan masalah, dan bahkan Alqur'an menganjurkan orang Islam agar memakai budaya itu, "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu . Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.QS. 3:159

Lalu Bilqis menguji Sulaiman, dengan mengirimkan hadiah, upeti dan macamnya, mungkin dia ingin tahu apa Sulaiman mau duit, atau ingin dirinya. Jika Sulaiman menerima hadiahku berarti itulah yang dia inginkan, namun ternyata Sulaiman tidak menerimanya. Dari itu berangkatlah Bilqis menemui pengirim surat itu.

Mendengar kabar kedatangan Ratu Bilqis, Sulaiman sibuk menyiapkan berbagai kejutan, bahkan bisa dikatakan "binaul mustahil" membangun yang mustahil, dengan memindah istana Bilqis dari yaman ke palestina, kalau di jawa itu mirip kisah candi sewu, kalau mau menikahi roro jongrang harus mampu membuat 1000 candi dalam waktu semalam. Wuihh capek deh kalau melihat pengorbanan para pecinta.

Eh ternyata Sulaiman berhasil memindah istana itu dengan bantuan seorang yang punya pengetahuan (hamba Allah), hebat sekali orang itu, ifrit aja masih kelas ekonomi dalam pengkargoan, orang itu express, hanya sebelum mata Sulaiman berkedip istana udah pindah.

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab : "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari . Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia"QS.27: 40

Ending ceritanya Bilqis datang, dan terkagum-kagum melihat istana Sulaiman, lantainya terbuat dari kaca dan dibawahnya seperti kolam, hingga Bilqis mengira itu air dan mengangkat (mencincing) pakaiannya sampai terlihat betisnya, apa kata dia?

"......Berkatalah Bilqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam".QS.27: 44

Demikianlah jika hendak mengajak orang lain berserah diri pada Allah, bukan dengan ancaman, makian, atau kekerasan. Bukankah hasil dari surat cinta itu mendapatkan orangnya, kepercayaannya, istananya, bahkan rakyatnya, sebab dulu agama pemimpin adalah agama rakyatnya.

Alliem
Cairo, Senin 12 November 2007
Sedang menunggu jawaban

[+/-] Selengkapnya...

12 November 2007

Sentuhlah Aku Setelah Kau Bersuci

Sentuhlah Aku Setelah Kau Bersuci
Oleh : Mochammad Moealliem

Mungkin para pembaca akan punya pikiran yang beraneka ragam ketika membaca judul diatas, bahkan bisa jadi ada yang berkata "Emang siapa sih kamu, kok sombong amat?!" atau mungkin ada yang berpikiran bahwa penulis sedang dikhianati kekasihnya, dan dikatakanlah kata itu sebagai syarat damai dan rujuk kembali. Apakah demikian?he he he

Semua orang pada dasarnya suka dengan kesucian, baik kesucian cinta, kasih-sayang, jiwa, raga, pakaian, makanan dan lain sebagainya. Hanya saja untuk mendapatkan sebuah kesucian membutuhkan berbagai macam usaha, perjuangan, dan pengorbanan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak di capainya. Meskipun kita tahu bahwa orang-orang yang terjebak dalam jurang ke-najis-an tak bisa dihitung jumlahnya, namun bukan berarti mereka tidak suka dengan kesucian. Hanya saja mungkin kesukaan kepada kesuciannya terlalu tipis dan terkalahkan oleh nafsu ke-najis-an dalam dirinya.

Kesucian dalam cinta, setiap perempuan tentu sangat suka jika kekasihnya mencintainya dengan cinta yang suci, yang bersih dari khiyanat, selingkuh, kekerasan, memperbudak, dan berbagai kotoran yang termasuk hal-hal yang membatalkan cinta yang suci. Maka wajarlah jika seorang perempuan berkata "sentuhlah aku setelah kau bersuci" tentunya bukan bersuci untuk sholat, sebab kalau bersuci untuk sholat terus menyentuhnya tentu menjadi batal (tidak suci) lagi.

Laki-laki pun seperti itu saya pikir, dalam soal cinta rata-rata akan sangat suka kalau kekasihnya mensucikan hatinya dari orang lain, kecuali memang punya budaya nomaden (alias suka pindah-pindah) apalagi tak punya tujuan untuk menetap, bisa jadi akan memakan banyak korban-korban hati yang berjatuhan hancur seperti serpihan kaca. Ah.. betapa banyak kisah seperti itu dalam kehidupan ini, dan mungkin semua orang pernah merasakannya dengan standar masing-masing, hanya untuk memburu cinta yang suci.

Kesucian raga, tentunya semua orang pernah mandi, dan tujuannya tak lain adalah membersihkan badan dari kotoran, baik kotoran dhohir ataupun kotoran bathin (maknawi). Kita tentu akan marah ketika orang yang penuh kotoran ditubuhnya tiba-tiba menyentuh kita, bahkan menyentuh barang milik kita saja kita akan marah, atau paling tidak akan berkata "sentuhlah aku setelah kau mandi". Bukan hanya badan yang kotor kita enggan disentuhnya, bahkan bau badan yang nggak sesuai aja kita enggan berdekatan, apalagi disentuhnya.

Manusia memang sering lupa terhadap berbagai kotoran dalam tubuhnya, karena keterbatasan jangkauan mata yang dimilikinya, hingga tak mampu melihat matanya sendiri yang terkena pasir, atau bahkan "blobok" (aduh sori ya, apa sih namanya kotoran diujung mata, kalau habis tidur?). Maka dari itulah dibutuhkan cermin untuk melihat kekurangannya, dan cermin itu tak lain adalah "orang lain".

Adalah salah, jika orang melihat wajahnya buruk lalu menghantam cermin yang ada, bukankah tidak baik, "tak bisa menari menyalahkan lantai yang tidak rata". Kecuali cermin yang ada memang juga cermin yang kotor, makanya kalau bercermin pada cermin yang bersih agar tahu kotoran dalam tubuh kita, apalah untungnya bercermin pada cermin yang kotor? Keindahan kita aja jadi kotor dan nggak jelas, apalagi kotoran kita malah tidak tampak.

Begitulah soal bercermin untuk tubuh kita, kalau cermin untuk pikiran kita adalah pembaca, dan tulisan adalah tubuh kita, kenapa harus takut dengan apa yang akan terlihat di cermin, toh itulah sesungguhnya kita. Kenapa takut dengan kritik orang atas tulisan kita, asalkan dia adalah cermin yang bersih tentunya kebaikan untuk kita benahi kekurangan yang tampak, kalau ternyata pengkritik hanya cermin yang lusuh, biarkan saja "anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu".

Biasanya untuk cari sensasi orang-orang suka bercermin dengan topeng, apalagi musim pemilu, bisa dipastikan topeng-topeng akan beraneka ragam, maka tak heran kalau topengnya dibuka, mengalir darah dan nanah di wajahnya. Ah..betapa beratnya bercermin dengan wajah kita sesungguhnya, sampai kapankah kita tetap memakai topeng itu? Jika semua orang memakai wajah aslinya, damailah alam semesta.

Adakah manusia yang tak pernah kotor? Setiap manusia pernah bergelut dengan kotoran, baik kotoran jiwa maupun raga, hanya Allahlah yang selalu suci dan tak akan bisa mendekatiNya kecuali jiwa-jiwa yang disucikan. Bahkan mendekati surat-surat cintaNya pun hanya boleh untuk tubuh-tubuh yang disucikan. "Laa yamassahu illa-lmutthoharun" Jika tubuhmu ingin menyentuh tubuh Al qur'an (Mushaf) maka bersihkanlah, dan jika jiwamu ingin menyentuh jiwa Al qur'an maka bersihkanlah pula.

Mungkin sebagian orang bisa menyentuh mushaf dalam keadaan kotor, tapi manusia tak akan mampu menyentuh jiwa Al qur'an dengan jiwa yang kotor. Lalu dimanakah penghormatan dan kecintaan kita yang kita teriak-teriakkan pada semua orang, jika bersuci pun kita enggan sebelum menyentuh surat-suratNya. Lalu bagaimana jiwa kita bisa menyentuhnya jika membersihkan raga yang tampak jelas saja kita enggan?.

Maka pantaslah bagi Allah, berkata "Sentuhlah Aku setelah kau bersuci", "Sentuhlah KalamKu dengan tubuh yang disucikan" karena hanya Dialah yang selalu suci.

Marilah kita mempelajari cara-cara bersuci dan mulai melakukannya sedikit demi sedikit, teratur, dan kontinyu untuk membersihkan jiwa kita dari berbagai noda hitam kenajisan yang terlalu sulit untuk dilihat mata, bahkan mata hati kita masih tidur berselimut dosa. Jika tidak ada cermin yang bisa menunjukkan keadaan kita, marilah kita raba diri kita, seperti apakah kita sebenarnya??

Alliem
Cairo, Sabtu 03 November 2007
Sentuhkan aku, denganMu yang suci.


[+/-] Selengkapnya...

Mengambil Buah Dari Arab

Mengambil Buah Dari Arab
Oleh : Mochammad Moealliem

Sewaktu aku kecil kakekku punya tiga pohon kurma yang lumayan tinggi, daun-daun serta rantingnya pun pernah berfungsi dalam berbagai kebutuhan bahkan terkadang sebagai alat pengobatan, aku pernah melihat pohon itu berbunga, namun ternyata tak berbuah, entah mungkin suhu udara yang kurang panas atau tidak tahu bagaimana menjadikan pohon itu berbuah.

Saya jadi teringat lagu kecilku yang berbunyi, "mau makan nasi gudeg Jogja, tak usah pergi ke Jogja, cukup hanya disini kita dapat menikmati", mungkin kita cukup tahu resepnya dan bahan-bahan yang diperlukan untuk memasak gudeg kita tentu dapat menikmatinya meskipun di ujung padang sahara. Hal demikian banyak kita dapati dalam komunitas masyarakat Indonesia di luar negeri, bilamana rindu dengan suasana dalam negeri maka kita tak perlu lagi pulang mudik hanya untuk membeli tempe, tahu, bakso, sate, dan lain sebagainya, kita cukup menyiapkan barang-barang yang mendukung lalu mengimpor yang tidak ada dari Indonesia.

Tempe misalnya, adalah makanan istimewa bagi yang telah lama berpisah dengan pertiwi, dan orang arab (baca:Mesir) tidak memproduksi hal itu. Maka tak perlu lah kiranya mengimpor tempe dari Indonesia, bisa-bisa kalau pakai kontainer, sampai Mesir sudah nggak bisa kepakai, cukup mengimpor raginya saja, soal kedelai apapun negaranya kalau dikasih ragi tempe akan sama hasilnya dengan catatan sesuai prosedur pembuatannya.

Beda negara beda pula budaya, Budaya negeri manapun kalau diberi ragi khusus akan beda warnanya, tak perlu kita membuang budaya yang ada dilingkungan kita dan menggantinya dengan budaya asing secara total, bisa-bisa seperti menanam pohon kurma di tanah jawa. Bahkan bukan hanya budaya saja kita sering mendapati orang-orang mengimpor sacara brutal, namun norma-norma pun terkadang kita lebih merasa norma asing lebih unggul dengan norma Indonesia.

Ah betapa lebih indah jikalau membiarkan pohon-pohon kurma tetap di padang pasir sementara buahnya bisa dinikmati di Indonesia, tanpa harus bersentuhan dengan duri-duri pada rantingnya. Betapa indahnya jika budaya Indonesia dipadu dengan buah budaya luar negeri tanpa efek negatif budaya luar. Betapa indahnya budaya indonesia jika dipadu dengan sentuhan ragi Islami, ataupun ragi-ragi yang lain.

Tidak asing bagi kita bahwa kentang dengan rasa strawbery, tape dengan rasa lemon. Bukankah demikian lebih indah dibanding kalau hanya makan tape dan makan lemon, bukankah sebenarnya kedua rasa itu bertabrakan? Seperti itu jugalah mestinya jika kita mendapati budaya yang bertabrakan, pendapat yang bertabrakan, pemimpin yang bertabrakan.

Terkadang sebagian orang ingin segala sesuatu yang instan, siap pakai, padahal biasanya sesuatu yang instan itu berbahaya. Pertumbuhan manusia saja melalui berbagai tahapan dan proses, kenapa kita menginginkan pertumbuhan budaya kita tanpa tahapan dan proses? Adalah keliru bagiku jika untuk menikmati buah Islam harus berbudaya persis dengan arab, pakaian dengan pakaian arab, makanan dengan makanan arab, bicara dengan bahasa arab.

Islam bukanlah model pakaian, bukan bentuk makanan, bukan pula gaya bahasa, Islam adalah nilai-nilai luhur yang diturunkan dengan seting lingkungan arab. Orang arab dengan orang Indonesia dalam menghormati yang lebih tua punya cara yang berbeda dengan nilai yang sama. Orang Indonesia memanggil yang lebih tua dengan berbagai kata mulai kang, mas, cak, mbak, yu, mpok, keh, de el el. Kalau orang arab tentu tidak seperti itu, saya tidak pernah dengar orang arab manggil kakaknya "ya akhil kabir" sebagai ganti kata "mas".

Betapa setujunya aku dengan peribahasa, lain ladang lain belalang, laik lubuk lain ikannya, namun tetap saja se-udara (baca: sa-udara), biarkan pakaian kita berbeda, bahasa kita berbeda, makanan kita berbeda, yang perlu kita samakan adalah nilai-nilai keluhuran yang ada dalam hati kita. Kalau mau memakai pakaian, pakailah pakaian mana saja, mau arab, jawa, eropa, indonesia, asalkan nilai-nilai luhur dalam diri kita tetap terjaga.

Jika pakaian bisa memberi gambaran hati manusia, tentulah orang-orang yang berdasi tak akan korupsi, orang-orang berjubah tak akan mengobrak-abrik, dan menyesatkan orang lain. Namun apakah demikian? Kebanyakan tidak seperti itu. Biasanya pakaian hanyalah sebagai topeng persembunyian dari keadaan hati yang tidak karuan. Bukankah serigala berbulu domba lebih membahayakan?? Akan lebih aman jika serigala berhati domba.

Biarkanlah Al qur'an turun dengan bahasa orang Arab, asalkan kita bisa mengimpor buahnya. Dikarenakan orang Arab tidak berbahasa jawa, yach jadinya Alqur'an memakai bahasa Arab. " Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya."

Coba kalau orang arab zaman turunnya al Qur'an lisannya bicara bahasa jawa, tentulah makna "qur'anan Arabian" bermakna bahasa jawa, sebab ayatnya bilisanin arobiyin mubin, bukan bi lugotin arabiyatin mubin. Jadi nisbatnya bukan kepada bahasa arab tapi pada lisan orang arab, nah sekarang disebut bahasa arab, jadi deh terjemahnya seperti diatas "dengan berbahasa arab".

Tafsiran itulah yang perlu pembaca koreksi, soalnya saya mencari jalan tengah ketika suatu saat di bulan romadlon kemarin aku menjumpai orang mesir berdebat dengan orang afrika, orang mesir nerjemahin tanpa tahu cara memasaknya, orang afrika nerjemahin dengan bumbu nisbat yang berbeda, jadinya gontok-gontokan disebuah sudut masjid, saya hanya terdengar sejenak, lalu berlalu sambil berpikir.

Beruntunglah nabi tidak bisa banyak bahasa, coba kalau bisa 10 bahasa, maka Al qur'an akan mengikuti lisan nabi dengan sepuluh bahasa. Apa nggak malah susah memahami Al qur'an dengan sepuluh bahasa? Yang pakai satu bahasa aja masih mumet.

Alliem,
Cairo, Senin 15 Oktober 2007
Lisanku jawa meski kadang berbahasa arab


[+/-] Selengkapnya...

Berburu Laila

Berburu Laila
Oleh : Mochammad Moealliem

Hari ini pagiku terasa segar seperti segarnya kampung halaman yang kurindukan. Langit tiba-tiba bermendung seperti wajah seorang remaja yang sedang resah menanti takdir dari apa yang diusakannya. Cuaca alamku lumayan bersahabat khas suasana bulan puasa di Indonesia, hanya saja suasana yang lain seolah sepi terkikis perbedaan budaya. Ah betapa rindunya aku akan kampung halaman.

Terlalu lama rasanya aku diamkan ide segarku dalam tulisan, dan semoga ini menjadi permulaan yang tidak permulaan, sambil menanti laila datang, aku ingin menyampaikan rasa terima kasihku pada semua orang yang meluangkan waktu untuk bisa berbagi pengetahuan.

Kau bukanlah laila yang ku maksud, tapi selesaikan dulu bacaanmu baru katakan siapa laila yang ku maksud. Laila yang ku maksud adalah laila yang setara dengan 83 tahun 4 bulan, yang menjadi dambaan banyak orang walau tak pernah tahu kapan dia datang dan seperti apa dia. Kau boleh berkata aku gila, asal engkau berkata dalam keadaan waras, sebab jika berkata aku gila sedangkan kau sendiri gila, bukankah jadinya aku yang waras?.

Laila....kata orang kalau kau datang pastilah pagiku tidak bermendung seperti pagi ini, kenapa orang-orang hanya tahu tanda-tanda setelah engkau pergi, setelah engkau hilang? Laila..engkau memang bukan tujuan tapi kau hanyalah jalan untuk tujuan. Laila..antarkan aku pada pagi yang cerah setelah malam yang menenggelamkanku dengan kegelapan. Sadarkan aku akan ketidak-sadaranku pada kegelapan hatiku.

Laila-tul Qadr, beruntunglah orang-orang yang menjadikanmu jalan dan ruang untuk menuju-Nya. Sebuah keberuntungan dibanding 1000 bulan (83 tahun 4 bulan) kalau saja ada orang berumur 98 tahun yang beribadah sejak baligh mungkin baru bisa menyamai.

Ah kau laila...betapa begitu besar imbalan orang yang beruntung dalam dekapanmu, namun kini langit kotaku begitu cerah membiru tanpa awan, adakah kau telah datang tadi malam??ataukah memang birunya langit bukan ukuran bagi aku, dikota tanpa hujan, hanya bermendung kala musim dingin mengambil zaman.

Ah masih ada 29 malam kemungkinan, tak ada yang tahu kapan engkau datang, yang tahu pun tak berani mengatakan. Beruntunglah orang-orang yang tidak tahu dengan segala usaha yang dilakukan.

Alliem
13 September 2007
Awal puasa di ruang ujian.


[+/-] Selengkapnya...

Beruntunglah Kita Tidak Tahu

Beruntunglah Kita Tidak Tahu
Oleh : Mochammad Moealliem

Pernahkah anda dituding oleh orang lain? Atau bahkan dituduh tanpa bukti? Atau dilarang orang lain dalam kegiatan anda yang bertujuan baik, dan yang melarang anda hanyalah orang-orang yang sakit hati dan dia tak berbuat apapun demi kebaikan yang anda lakukan? Jawaban kita tentu mirip dan hampir sama "pernah" kecuali orang-orang yang tak berbuat apa-apa, mungkin dia tak pernah mengalami hal itu, karena wujuduhum ka adamihi, adanya seperti tidak ada.

Terkadang kita jadi sadar dengan tudingan semacam itu, dan terkadang kita akan tenggelam dalam kemarahan, sudah menjadi kodrat manusia adalah tidak rela dengan kebahagiaan dan kemajuan orang lain, juga sifat iri dengan apa yang dicapai orang lain, sebagaimana pepatah arab, likulli dzi ni'matin mahsud, segala sesuatu yang bernilai nikmat ada orang yang iri.

Sebagian orang menuduh orang lain ujub (bangga diri) dengan tuduhan yang jelas dan didepan khalayak ramai, bahwa orang yang sering muncul itu adalah orang-orang yang bangga diri dan berbagai macam tudingan yang lain yang tujuannya mendapatkan kejatuhan orang lain. Padahal si penuduh pun tak bisa apa-apa kecuali hanya menuduh itu saja.

Padahal kalau memang punya tujuan baik untuk saling menolong, bukanlah mengumbar kesalahan orang lain didepan publik, namun memberitahukannya secara pribadi, kecuali memang diperlukan publik untuk tahu. Jika tidak, maka bisa dikatakan penuduh itu sedang hasud atau iri dengan kemajuan orang lain. Dan hal demikian sebagian besar manusia membudidayakannya.

Ujub adalah ibarat virus bawaan orang-orang berhasil, dan hasud adalah virus orang-orang yang kurang berhasil. Semua itu adalah sama-sama virus yang tak akan mati dalam hati manusia, namun masih bisa dikendalikan. Sebab tanpa kita pupuk viru itu akan tumbuh subur dan mengusai diri kita.

Ketika kita berhasil, entah menjadi orang tercerdas, orang terkaya, orang terkenal, orang tertinggi, dan berbagai keberhasilan, maka ingatlah bahwa diatas sesuatu masih ada sesuatu. Ingatlah Musa ketika bertanya pada Tuhannya, Tuhanku adakah manusia yang lebih pintar dari aku? Ada jawab Tuhannya. Kemudian Musa dengan penuh semangat ingin mengetahui dan menemui orang itu, dimana waktu itu tidak ada yang pintar melebihi Musa, dan ada rasa bangga pada dirinya karena merasa paling pintar.

Pada Akhirnya Musa bertemu seorang hamba dari hamba-hamba-Nya, "Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami .QS:18:65.

Dalam pertemuan itu mereka melihat seekor burung yang sedang minum air, lalu dikatakan pada Musa, pengetahuan kita dibanding pengetahuan Allah, hanyalah ibarat air yang di minum burung dengan air samudra yang luas itu, kau lebih pintar dari aku dengan apa yang diajarkan Allah kepadamu dan tidak kepadaku, dan aku lebih pintar darimu dengan apa yang diajarkan kepadaku tidak kepadamu.

Lalu Musa minta izin pada hamba itu untuk mengikutinya, sebagai usaha menambah pengetahuannya, dan hamba itu memberi syarat agar tidak bertanya sebelum ia menjelaskannya sendiri apa yang terjadi. Dan terjadi kesepakatan dalam hal itu.

Jika pembaca naik sebuah kapal, dan sahabat anda melubangi kapal itu yang mengakibatkan kapal itu tenggelam, apa yang anda katakan padanya??tentu lebih kasar dari kata-kata Musa pada Khidir "....Musa berkata: "Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.QS:18:71.

Pembaca bisa simak kisahnya secara lengkap pada surat al kahfi mulai ayat 60, disini penulis hanya mengambil bahwa pengetahuan manusia itu bervariasi, Nabi Musa berkata begitu karena secara dhohir hal demikian itu memang salah, dan Nabi Khidlir berbuat seperti itu secara hakikat adalah benar.

Dalam ajaran Islam juga begitu, orang-orang yang berpegang teguh dengan syariat saja, maka akan bersikap seperti nabi Musa, dan akan memberi hukum terhadap hal-hal yang dlohir dan dekat, sedangkan yang berpegang teguh hanya pada hakikat saja maka akan seperti nabi Khidlir, yang memberi hukum terhadap hal-hal yang akan terjadi dan jauh. Maka sebaiknya bagi umat islam bisa memakai dua metode ini dengan bersamaan, Syariat dan hakikat secara imbang, Syariat tanpa hakikat adalah kosong dan kering, Hakikat tanpa syariat adalah bohong. Jasad tanpa Ruh adalah bangkai, Ruh tanpa jasad adalah hantu.

Hukum-hukum syariat adalah mengatur aktifitas jasad, sedangkan hukum-hukum hakikat adalah pengaturan jiwa, jasad yang sehat jika jiwanya sakit maka akan berakibat korupsi merajalela, kebodohan dan dibodohi menjadi budaya, saling tuding saling tendang dan lain sebagainya. Begitupun jiwa sehat namun badan sakit juga tak mampu beramal yang banyak.

Jika kita mengambil sari dari kisah Musa dan Khidlir maka akan kita dapatkan bahwa, secara syariat Musa benar, dan secara hakikat Khidlir benar. Secara hakikat Musa salah dan secara syariat Khidlr salah. Namun coba anda lihat penjelasan terakhirnya, lebih bagus mana hasil dari syariat dan hakikat?

Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mu'min, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya . Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya".QS:18 :79-82

Begitulah dua pandangan kita, ada yang memandang secara dekat dan ada yang memandang secara jauh, Nabi Musa tidak tahu kalau akan terjadi seperti itu, yang dipandang hanyalah pengrusakan terhadap kapal itu, berbeda dengan nabi Khidlr yang dipandang adalah bagaimana menyelamatkan perahu itu dari perampas.

Kalau saja yang memutuskan nabi Musa tentu tidak akan dilubangi, dan itu secara dekat benar, namun perahu itu akan hilang dirampas orang nantinya, maka secara akibat Musa bersalah karena tidak menyelamatkan perahu orang miskin itu. Kalau saja nabi Khidlir tidak berbuat seperti itu maka dia bersalah, karena dia sudah diberitahu kalau akan ada perampas perahu, maka kalau dia berbuat seperti itu adalah benar.

Apa kiranya pembaca bingung??jika memang pembaca bingung itu adalah isyarat akan mendapat kejelasan.

Untuk yang kurang berhasil penyakit bawaan adalah iri, maka ingatlah ayat ini

"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”QS: 4:32

Juga ingatlah surat al falaq, bahwa pendengki yang sedang melakukan dengki itu sejajar dengan kejahatan wanita-wanita penyihir, kajahatan malam, dan kejahatan makhluq yang ada, maka berlindunglah pada tuhan penguasa subuh.

Beruntunglah kita tidak tahu, andai saja kita tahu mungkin kita tak akan mampu berbuat seperti nabi Khidlir, kita hanya mampu berbuat seperti nabi Musa, menghukumi sesuatu yang tampak jelas dan jangka pendek saja.

Beruntunglah pembaca tidak tahu, kalau saja sudah tahu, apalah gunanya saya tulis ini, sebab sudah tahu apa yang akan saya tulis he he he, beruntung pula penulis tidak tahu, apakah pembaca ini akan selamanya hanya membaca atau juga akan menulis? Dan dengan itu aku bisa berharap pembaca juga bisa menulis.

Alliem
Senin, 06 Agustus 2007
Seberuntungnya orang yang tidak tahu, masih beruntung orang yang tahu



[+/-] Selengkapnya...

Cintailah Kekasihku

Cintailah Kekasihku
Oleh : Mochammad Moealliem

Pernahkah kiranya para pembaca berkata seperti judul yang saya tulis diatas? Kalau boleh penulis tebak, jarang sekali diantara pembaca berkata demikian, atau bahkan tidak ada yang akan berkata seperti itu kepada penulis, malahan bisa jadi pembaca akan berkata "Awas! kalau kau cintai kekasihku". Padahal kalau toh diantara pembaca bilang begitu kepada penulis, belum tentu penulis akan mencintainya, maklum penulis orangnya agak suka sedikit pilih-pilih.he he he.

Disisi lain seorang ibu akan berkata seperti judul diatas, bukan berarti menyuruh suaminya menikah lagi, akan tetapi cintailah kekasihku yang menjadi buah hatiku (anak) seorang ibu akan bangga jika anaknya dicintai orang banyak, entah karena cerdasnya, cantiknya, atau hal yang lain. Siapa saja yang mencintai anaknya, sang ibu akan mempermudah urusan mereka, misalkan jika butuh bantuan seorang ibu itu akan dengan cepat membantu orang-orang yang mencintai kekasihnya.

Cinta tak harus memiliki, begitulah kata banyak orang, dan memang cinta tak boleh memiliki, tetapi siap untuk dimiliki. Jika kamu mencintai seseorang bersiaplah untuk dimilikinya, maka kamu harus siap menjadi budaknya, contoh kecilnya seorang ayah yang mencintai anaknya yang sedang lucu-lucunya, maka tak ayal sang ayah bisa menjadi kuda yang akan ditungganginya. Huch menarik sekali kalau mau tersenyum sebab cinta. Kata pepatah arab man ahabba syaian fahuwa abduhu. Barang siapa mencinai sesuatu maka dia adalah budaknya.

Begitu pula cinta kepada Allah, orang-orang yang mencintai Allah akan sangat bahagia berkata "cintailah kekasihku" dan perlu diingat bahwa cinta adalah siap untuk dimiliki, bukanlah tepat seseorang mengaku mencintai Allah jika masih merasa memiliki, orang-orang yang mencintai Allah adalah mereka yang siap menjadi hamba-hambanya, seorang hamba adalah mereka yang melakukan tugas dengan ikhlas tanpa upah, namun akan bersyukur dengan apa saja yang diberikan Sang Tuan tanpa sebuah protes.

Orang-orang yang mencintai Allah tak ada bagi mereka rasa takut terhadap apapun, bahkan matipun tak takut, apalagi cuma kelaparan dan kemiskinan, karena bagi mereka, seperti itulah bukti cinta dan mereka tak punya apa-apa bahkan mereka milik Tuannya, hartanya adalah harta Tuannya.

"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.( Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa. " (QS.10:62-63)

Apa sih wali Allah itu? Wali adalah para kekasih Allah, bisa juga berarti wakil Allah[1], sebab kata wali adalah kata yang multi makna, namun akan bisa difahami jika kita tahu mufrod-jamaknya, dalam hal ini jamaknya kata wali adalah auliya'.

Siapa sih wali Allah itu? "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa. "(QS.10:63)

Siapakah orang-orang yang beriman itu? "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. (QS. 32:15)Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo'a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (QS. 32:16)Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (QS. 32:17)

6021- حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ كَرَامَةَ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ حَدَّثَنِي شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ

(HR.Bukhari 6021)

Itulah fasilitas para kekasih Allah, barang siapa memusuhinya, sama saja memusuhi Allah. Seorang ibu pun akan memusuhi orang-orang yang memusuhi kekasih hatinya (anaknya), Seorang presiden akan memusuhi orang-orang yang memusuhi anak buahnya. Apalagi kita yang masih muda, tentu saja akan memusuhi orang-orang yang memusuhi kekasih kita.

Maka jika hendaknya kita ingin menjadi kekasihNya, kita harus mengambil media agar bisa dekat denganNya, diantaranya melakukan segala yang telah diwajibkan bagi kita, serta melakukan aktifitas tambahan, serta mencintai orang-orang yang mencintaiNya, dan yang pasti mencintaiNya melebihi cinta kita pada selainNya.

Orang-orang yang telah dibuat cinta kepada Allah (maaf karena manusia takkan bisa cinta kepada Allah tanpa izinNYA) maka dia akan menjadi wayang, ucapannya, pendengarannya, gerak tangannya, gerak kakinya, dan pandangan matanya adalah dari Sang Dalang. Mereka hanyalah media Sang Dalang, menyalahkannya sama saja menyalahkan sang dalang.

Kalau dijadiin lagu mungkin jadi begini:

Aku ini adalah diriMu
Cinta ini adalah cintaMu
Jiwa ini adalah jiwaMu
Rindu ini adalah rinduMu
Darah ini adalah darahMu

Tak ada yang lain selain DiriMu
Yang selalu ku puja
Ku sebut namaMu
Di setiap hembusan nafasku

Dengan tanganMu aku menyentuh
Dengan kakiMu aku berjalan
Dengan mataMu ku memandang
Dengan telingaMu aku mendengar
Dengan lidahMu aku bicara
Dengan HatiMu aku merasa

Begitulah sifat para kekasih Allah, tak ada yang dia suka kecuali Allah semata. Dan ketika Allah telah mencintainya maka dia akan menjadi milikNYA, seperti yang saya tulis diawal bahwa cinta adalah siap untuk dimiliki bukan memiliki. Allah bukanlah miliknya, tapi dialah milikNYA.

Alliem
Cairo, Rabu 11 Juli 2007
Jadikan aku milikMu
--------------------------------------------------------------------------
[1] Lihat kamus kontemporer Arab-Indonesia (al 'asri)h.2040.


[+/-] Selengkapnya...

Misteri Makhluq Halus

Misteri Makhluq Halus
Oleh : Mochammad Moealliem

Makhluq yang satu ini memang menarik perhatian, dan hampir menjadi makanan sehari-hari umat manusia untuk membicarakan atau sekadar melihatnya dengan berbagai komentar yang keluar maupun tertahan dalam hati. Bukan saja di Indonesia saja hal itu marak bahkan dimana ada peradaban disitulah ada makhluq halus. Bahkan di Indonesia hal demikian dimanfaatkan sebagai barang dagangan untuk dijual lewat layar kaca, tanpa mempertimbangkan efek yang timbul pada generasi yang akan datang.

Mungkin bisa kita katakan generasi kita menjadi penakut, sebab sejak dini mengkonsumsi hal-hal yang menakutkan yang seharusnya hal itu cukup dipercayai dan tak perlu diperjelas hanya demi kekayaan segelintir orang, dan merugikan generasi bangsa yang terserang penyakit minder dan penakut dalam kancah internasional.

Dalam pembahasan kali ini penulis tidak bermaksud untuk memperjelas makhluq halus, hanya saja penulis ingin membahas makhluq halus dalam lain sisi. Makhluq halus yang sangat menarik, yang tidak menakutkan meski bisa membahayakan, berbeda dengan makhluq halus yang menakutkan tapi tidak membahayakan.

Makhluq ini sangat kuat meski kekuatannya terletak pada kelembutan dan kehalusannya. Makhluq ini pecinta perhiasan, penyedot barang mahal, makhluq yang sangat simple, namun juga sangat kompleks, dan sangat membingungkan untuk dimengerti, namun yang jelas indah di pandang.

Tak heran jika kita mengenal makhluq ini sebagai tulang rusuk manusia lelaki, tanpa tulang rusuk, lelaki tak akan sempurna, namun kalau salah memperlakukannya bisa berbahaya. Dibiarkan akan bengkok, diluruskan terlalu memaksa akan patah, namun kalau mampu dengan benar akan memberi kekuatan yang sangat dasyat, penulis ingat sebuah ungkapan, bahwa "dibalik lelaki yang sukses, terdapat perempuan yang hebat".

Perempuan adalah makhluq yang halus, menarik dan kadang membahayakan. Namun sebaik-baik perhiasan adalah makhluq halus yang sholihah, penulis pikir dialah perempuan yang hebat yang akan bisa membuat lelaki sukses. Tapi ada pula yang akan membuat lelaki hancur lebur oleh makhluq halus ini, karena kekuatanya yang tidak digunakan pada tempatnya, sebagaimana disinggung dala Al Qur'an bahwa:

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. 64:14)

Setidaknya dalam ayat itu penulis dapat mengambil pemahaman bahwa perempuan memang sangat susah difahami dan dimengerti, sebab cara berfikir antara lelaki dan wanita berbeda, mungkin lelaki pakai logika dan perempuan pakai perasaan. Maka tidak heran jika sering terjadi pertengkaran antara suami-istri hanya karena kesalahfahaman atau mungkin karena sifat yang berlawanan, namun Allah menganjurkan para lelaki tidak memarahinya bahkan menganjurkan lelaki untuk memaafkan dan menyayangi kaum perempuan.

Bukankah makhluq ini memang hebat? Nabi Adam aja kalah dengan golongan makhluq ini, apalagi kita, bisa jadi kalau perempuan yang kita suka, mengajak kita melanggar aturan sedikit diantara kita yang akan menolaknya. Laa 'ashima illa man rohima robbuk, Nabi Yusuf terpenjara tanpa bukti salah, dan kalah oleh makhluq halus ini, meskipun pada akhirnya mengakui kecurangannya terhadap nabi Yusuf. Nabi musa rela mengembala beberapa tahun demi makhluq ini, betapa mahal biayanya. Namun masih banyak juga yang berhasil sukses dengan makhluq ini, seperti nabi Muhammad berhasil sukses dengan dukungan moral dan material dari golongan makhluq ini.

Sekarang terserah pada anda, ingin sukses atau ingin hancur? Anda bisa berusaha memilih tulang rusuk yang baik dan mampu menjadi patner kehidupan yang saling mendukung dan melengkapi, serta menyempurnakan kehidupan kita, dan bukan menjadi musuh kehidupan kita yang akan menghancurkan segalanya.

Berhati-hatilah memperlakukan makhluq halus, sayangi dan maafkan dia jika melakukan kesalahan-kesalahan yang wajar.

"....Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru." (QS. 65:1)

".......Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. (QS. 65:2)Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. 65:3)

Ketentuan yang ada pada kaum lelaki dan kaum perempuan telah ditentukan oleh Allah, tinggal bagaimana berusaha faham dan bisa menginstal program-program itu, agar menjadi media yang canggih yang mampu membawa kita sampai pada-NYA secara tepat dan siap segalanya.

Alliem
Cairo, Sabtu 23 Juni 2007
Masih belajar untuk mengerti



[+/-] Selengkapnya...

Percaturan Hidup Manusia

Percaturan Hidup Manusia
Oleh : Mochammad Moealliem

Kala udara mesir mulai berganti, setelah puas dengan udara dingin dan semi, benar-benar banjir sehari itu, tuts-tuts computer pun terbebani, kecantikan para bidadari terkurangi, langit menguning tanpa mentari, benar-benar aneh dunia ini, kenapa banjirnya bukan dengan air, namun dengan debu dan pasir yang bernyanyi.

Mungkin alam sedang bermain catur, yang selalu bergerak teratur, diberbagai medan dan waktu yang telah diatur, sementara kita hanyalah pion-pion kecil yang akan menemukan jati diri kita jika mampu melangkah maju 5-6 langkah kedepan dengan selamat, itu loh pion catur kalau nyampai akhir dengan selamat kan bisa milih mau jadi apa, asalkan pilihan itu bukan menjadi raja.

Kenapa catur warnanya hitam dan putih, juga warna ruang-ruangnya, ah betapa hal itu mengusik pikirku untuk menerka makna dibaliknya, atau setidaknya dapat memaknai sesuatu yang tercipta tanpa begitu repot mencari penemu catur itu sendiri.

Dalam pikir penulis manusia dalam kehidupanya selalu bermain catur yang terus menerus hingga waktu habis, betapa tidak, dalam kesendirian seorang manusia dia sedang bercatur antara hitam dan putih, kalau boleh dikiaskan percaturan antara nafsu dan nurani, antara malaikat dan iblis yang menjadi bagian dari kehidupannya, siapakah yang akan memenangkan percaturan itu? Pembaca bisa menentukannya.

Anehnya, manusia ketika terlahir ke dunia, maka dia makin tambah lawan caturnya, melawan alam, melawan lingkungan sekitar, manusia lainnya. Suatu saat dia menang dalam catur melawan seseorang, namun juga kalah dengan seorang yang lain, dan setiap kekalahan bukan berarti akhir dari permainan, sebab permainan ini terus menerus selama hidup manusia, jika saat ini akal kalah dengan nafsu, mungkin suatu saat akal akan mengalahkan nafsu, hanya orang-orang yang akalnya tidak berakal jika selalu kalah dengan nafsu.

Seorang manusia adalah papan catur dan buah caturnya, seperti kita akui bahwa manusia mempunyai dua hal, kebaikan dan keburukan, seperti itulah mungkin hati kita, hitam dan putih, namun itulah kehidupan, dalam setiap buah catur punya fungsi tertentu, ada yang selalu di putih, ada yang selalu di hitam, ada pula yang pindah-pindah, ada yang lincah ada juga yang lamban, ada juga yang zig-zag.

Pion selalu didepan, meski langkahnya step by step namun dialah benteng para pembesar dan jiwa kehidupan, suatu saat dia akan jadi korban, suatu saat dia jadi pahlawan, para pembesar dari pihak lawan tak akan berani dengan para pion yang bersatu terlebih mendapat dukungan para pembesarnya, kecuali punya maksud lain. Pion mungkin tau diri, untuk menjadi pembesar dia harus mampu melewati medan musuh tentunya hal itu ada waktunya.

Benteng (maaf penulis kurang tahu) pokoknya tempatnya di pojok kanan-kiri-belakang, satu di hitam satu di puth, dia mampu berjalan cepat maju-mundur dan kanan-kiri dengan catatan jalan terbuka baginya, jika si pion menutup jalan, dia pun tak berkutik.

Kuda, tokoh ini adalah tokoh yang paling berbahaya, sebab langkahnya zig-zag, tetap bisa bergerak meski jalan terkunci, asalkan punya tempat tujuan dia bisa kesana, pun juga ada dua, satu dihitam dan satu diputih, kalau ibarat pendekar dia bisa terbang dan melompati manusia.

Menteri, begitu penulis menyebutnya, ada juga yang menyebut cuncum, posisinya dekat dengan istana, gerakanya miring ke kanan atau miring ke kiri, kalau dibuat rel seperti huruf X, juga ada dua bagian hitam dan putih, hanya menterilah yang tidak bisa memilih warna ruangnya, sebab menteri putih selalu diputih semasa hidupnya, yang hitam juga selalu di hitam.

Diantara sekian buah catur, yang tidak punya kembaran hanya dua, Raja dan perdana menteri (ster), gerak raja seperti pion, hanya bisa melangkah step by step, namun punya kebebasan maju, mundur, nyamping, berbeda dengan pion yang hanya bisa maju atau berhenti. Namun pasangan raja yang tidak lincah itu, ada ster yang langkahnya begitu lincah, dia bisa berjalan apa saja, selain berjalannya kuda, dan dia bisa berjalan jauh dan dekat, kalau raja cuma yang dekat-dekat saja, maklum raja adalah simbol kehidupan, selagi raja aman dan bisa berjalan itu berarti masih hidup.

Permainan catur itu selalu gantian, antara putih dan hitam, dan yang bergerak juga bergiliran sesuai tujuan, namun tujuan utama adalah raja dipihak lawan tak punya ruang gerak lagi, alias nafsu tak punya ruang gerak lagi kalau nurani yang menang, Iblis tak punya ruang gerak lagi kalau malaikat menang, orang lain tak bisa berkutik kalau kita menang. Namun kita akan bermain lagi, adakah kita bisa bertahan untuk menang, atau akan terkalahkan.

Gunakan akalmu, karena kehidupan akan bernilai jika kamu berfikir, pun juga kehidupan catur akan menarik jika dengan berfikir. Afala tatafakkarun??

Alliem
Cairo, Selasa 12 Juni 2007
Masih Menjadi Pion


[+/-] Selengkapnya...

Makhluq Pelanggar Aturan

Makhluq Pelanggar Aturan
Oleh : Mochammad Moealliem

Langit dan Bumi Adalah ciptaan Allah, tidak ada tuhan selain Allah, dan tiada seorang pun yang bisa menciptakan langit dan bumi, meski sebagian manusia menuhankannya, manusia hanyalah wakil tuhan di bumi untuk memakmurkannya agar bisa menjadi medan ujian, adakah manusia bisa mencapai sebuah nilai-nilai yang mendekatkannya pada Tuhannya atau sebaliknya.

Lihatlah orang-orang yang dipertuhankan oleh sebagian manusia, mereka hanyalah tak tahu diri, atau bahkan para manusia yang bodoh yang menyembahnya. Mereka tak pernah mampu menciptakan langit dan bumi, apalagi menciptakan surga, betapa bodoh orang-orang yng menyembah kepada selain Allah.

Katakanlah: "Terangkanlah kepada-Ku tentang sekutu-sekutumu yang kamu seru selain Allah. Perlihatkanlah kepada-Ku manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan ataukah mereka mempunyai saham dalam langit atau adakah Kami memberi kepada mereka sebuah Kitab sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas daripadanya? Sebenarnya orang-orang yang zalim itu sebahagian dari mereka tidak menjanjikan kepada sebahagian yang lain, melainkan tipuan belaka".QS:35:40

Manusia hanyalah kholifah di bumi, penguasa bumi, atau orang-orang bijak demi kedamaian dibumi. Seperti dalam sejarah awal penciptaan manusia, bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk menumpahkan darah sesamanya, dan itu sudah terjadi sejak qobil dan habil, sampai sekarang, kasus alastlogo di Indonesia, Fatah dan Hamas di Palestina, Israel dan Palestina, Sunny dan Syiah di Irak, dan masih banyak kasus seperti itu.

Oleh karena itu tak heran ketika para malaikat menyangsikan keberadaan manusia sebagai khalifah di bumi, karena mungkin para malaikat diberitahu sedikit tentang karakter calon penghuni bumi waktu itu, lalu mereka berkata "Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau".

Namun pengetahuan malaikat pun terbatas, sebagaimana firman Allah "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". Setidaknya dari itu penulis punya analisa bahwa manusia adalah makhluk yang misterius, tidak ada yang tahu secara pasti tentang manusia kecuali penciptanya. Bahkan malaikat pun hanya tahu sebagian saja tentang manusia, yaitu tentang sifatnya yang suka menumpahkan darah sesama. Penulis jadi teringat tulisan pramoedya, "Jangan remehkan manusia".

Apa kira-kira tujuan Allah menjadikan manusia? Secara pasti kita tidak tahu, namun bisa jadi sebagai wakil-NYA, bukan berarti Allah tak mampu membangun bumi dengan sendiriNYA, namun bumi dimakmurkan untuk manusia, bukan untuk Allah. Bumi adalah layar pewayangan yang berisi berbagai macam corak manusia mulai pandawa hingga batara kala.

Diantara sekian banyak manusia, Allah akan menjadikan sebagian mereka wakilNYA, untuk menyampaikan kebenaran dan keadilan, sebagaimana firmanNya "Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah di muka bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan."QS:38:26

Fitrah manusia pada dasarnya adalah sama, namun akan mengalami perubahan dengan berbagai keadaan yang menjadikan manusia ada yang baik dan ada yang buruk, namun manusia punya kemampuan memilih dalam segala aktifitas kehidupannya. Sebagian akan menjadi rakyat sebagian akan menjadi pemimpin, itu pun demi keberlangsungan hidup manusia itu sendiri, dan tentunya dibawah seting sang sutradara agung.

"Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".QS:6:165

Sebelum manusia turun kebumi, Allah telah menguji dengan uji kehidupan di surga, antara seorang manusia laki-laki dan perempuan, serta diiringkannya syetan sebagai penggoda. Alhasil manusia berbeda dengan malaikat yang selalu taat pada perintah, namun manusia punya pilihan sendiri, dan punya sifat lupa. Kata "insan" dalam bahasa arab katanya diambil dari nisyan (lupa), alias manusia adalah makhluk pelupa.

Jika anda ingin tahu rasanya ujian manusia pertama kala disurga, itu tidak sulit:
=======================================
PERHATIAN !!!!
Dilarang membaca tulisan yang bergaris bawah, dibawah ini
=======================================
Cinta manusia lelaki dan perempuan bisa melepaskan semua pakaian tanpa rasa malu.

Dulu Adam diuji dengan "Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini . yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim" QS:2:35

Anda sudah membaca tulisan bergaris bawah bukan?? Padahal tulisan yang tidak bergaris bawah masih banyak. Atau kalau ingin lebih mudahnya begini, "wahai pembaca! Bacalah semua tulisan ini, tapi jangan kau baca tulisan yang bergaris bawah". Penulis tau pembaca tak akan mampu tidak membaca tulisan itu, apalagi baca itu tidak berdosa, itulah manusia. Penulis memaafkan pembaca yang melanggar aturan tadi, jika mengakui dan berjanji tidak melanggar aturan. He he he

Alliem
Cairo, Selasa 12 Juni 2007
Berusaha mengikuti aturan



[+/-] Selengkapnya...

Allah Pun Bertawassul

Allah Pun Bertawassul
Oleh : Mochammad Moealliem

Mungkin diantara pembaca ada yang alergi dengan kata tawasul, namun setidaknya pembaca harus bijak dengan sebuah kata yang saya lontarkan ini meskipun dalam keyakinan taklid pembaca hal itu adalah kurang berkenan. Sangat tidak baik jika pembaca menghakimi sebuah tulisan hanya dengan membaca judulnya. Sebagaimana menghakimi sebuah buku hanya dengan membaca resensinya.

Dalam kamus Lisanul Arab ada banyak makna dari kata wasala, setidaknya adalah suatu hal untuk mencapai satu tujuan. Wasilah bias bermakna sebuah posisi dihadapan raja, bias bermakna kedekatan, bias bermakna suatu derajat, dan masih banyak lagi makna dari kata itu. Namun yang penulis ambil dalam catatan ini adalah sebuah media untuk mencapai maksud.

Wasilah adalah media, orang ingin bertemu dengan presiden perlu banyak wasilah, terlebih orang yang sangat bawah dalam strata jabatan, akan sangat mustahil kita bisa bertemu presiden jika kita hanya orang biasa, dan tidak punya media untuk itu. Dan media itu akan semakin sedikit ketika kita naik jabatan, contoh kecil, seorang kepala desa yang ingin menemui presiden, tentu harus lewat camat, bupati, gubernur, baru staf kepresidenan, itu pun belum tentu dilayani oleh presiden. Namun terkadang ada juga yang tiba-tiba bisa bertemu presiden, tapi itu bukan kemauan orang itu, namun kemauan presiden menemui dia.

Jalan menuju Allah pun tak jauh berbeda dengan jalan menemui sang atasan, bahkan Allah lebih tinggi lagi derajatnya hanya dibanding presiden, untuk itu ukurlah kededukan anda dimata Allah, tanyakan pada diri anda "saya dimana?". Namun kebanyakan dari kita merasa dekat dengan Allah, sebuah perasaan yang tergesa-gesa sering muncul dalam hati manusia hanya untuk memonopoli sebuah kebenaran. Bahkan tak jarang orang merasa lebih benar dibanding orang lain, padahal belum ada bukti kalau dia dekat dengan Allah. Dalam Al qur'an Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah media yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan."(QS:5:35)

Allah mengajarkan pada kita untuk mencari media agar bisa mencapai pada derajat kedekatan denganNya, sebagaimana Allah mengambil media untuk dekat dengan kita. Lihatlah bahwa Allah menyampaikan wahyu dengan mengambil media malaikat jibril, Allah menghidupkan sesuatu dengan media air, seperti firmannya, waj'alna minal ma i likulli syai in hayyu (dan kami jadikan dari air segala sesuatu hidup), begitu pula Allah mendidik manusia melalui media.

Perlukah tawassul agar mencapai Allah? Jawaban yang tepat adalah, jika kamu merasa hamba yang lemah, hal itu perlu, namun jika kamu merasa dekat mungkin tidak perlu. Namun perlu diingat bahwa nabi Muhammad saja melalui jibril, hanya saat-saat tertenu saja nabi bisa langsung tanpa wasilah, yaitu ketika Isra' Mi'raj. Jika nabi saja bertawassul kenapa kita merasa lebh hebat dari beliau.

Kita mampu memahami kehendak Allah sudah melalui berbagai media, Jibril kepada Nabi, nabi kepada Sahabat, Sahabat kemudian membukukan wahyu, baru kita bisa membaca Al qur'an, toh kadang kita faham dan kadang kita tidak faham, kita masih butuh media untuk memahami lagi.

Apakah Allah butuh media? Jawabannya adalah tidak, Allah tidak butuh media. Namun Allah bebas dalam segala perbuatannya. Seperti halnya presiden, jika hendak memanggil seorang kepala desa, dia tak perlu repot datang sendiri kerumah kepala desa, cukup menyuruh staf-stafnya untuk menghubungi, bukan berarti presiden tidak bisa datang kerumahnya, hanya presiden yang bodoh yang akan datang kerumah kepala desa itu.

Allah mampu menciptakan manusia tanpa melalui proses kehamilan, Allah mampu menciptakannya tanpa pembuahan, Allah mampu menciptakan segala sesuatu tanpa apa-apa. Namun Allah tidak ingin manusia akan menjadi bodoh dan tak menggunakan akalnya, betapa tidak jika Allah menciptakan manusia tanpa ayah dan ibu, tentunya dunia sudah penuh, dan manusia akan saling bunuh membunuh, karena tidak adanya rasa hormat kepada yang lain, karena sama-sama ciptaan Allah secara langsung. Hal demikian ketika diciptakan secara langsung dan ditaruh dibumi bersamaan.

Bisakah mencapai Allah tanpa tawassul? Jawabannya bisa saja. Sebab nabi musa dulu menghadap Allah secara langsung tanpa wasilah, dan Allah pun berfirman :

فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَى

Berfirman"Akulah tuhanmu yang paling tinggi".(QS:79:24)

Hingga akhirnya akidah Agama nabi musa dan kaumnya (yahudi yg sesuai taurat) berakidah bahwa Allah punya sifat seperti manusia, Dia punya mulut, karena membisiki Musa secara langsung, hingga Musa mendapat sebutan "alkalim". Mereka juga menyakini Allah punya tangan, karena taurat ditulis oleh Allah langsung, dan turun kebumi sudah berupa huruf, mereka juga berpendapat bahwa Allah ada diatas, karena waktu musa berdoa "robbi ariny andur ilaik" kemudian langit membelah dan musa tersungkur. Dan lain sebagainya bisa and abaca di buku-buku milal wa nihal.

Ahli taurat berpendapat bahwa apa yang dikatakan ustusan Allah adalah kata-kata Allah, begitu pula bentuk utusan Allah adalah bentuk Allah, entahlah bagiku terlalu membingungkan untuk difahami. Namun berbeda lagi dengan nabi Isa, ketika dikatakan bahwa nabi isa berkata : Allah dalam aku, dan aku didalamNya. Tak heran jika para pengikutnya kebingungan, menentukan siapa nabi Isa dan siapa Allah. Kitab injil pun adalah apa yang keluar dari ucapan nabi Isa tanpa wasilah, kalau boleh saya istilahkan Allah meminjam bibir nabi Isa. Juga membingungkan untuk difahami.

Makanya dalam Islam, Allah mengambil media bernama malaikat Jibril, agar umat Islam tidak kebingungan untuk mengenal Allah itu siapa, Jibril itu siapa, dan Nabi itu siapa. Namun ajaran semua nabi adalah ajaran Islam, sebab semua ajaran nabi yang baik termaktub dalam Al qur'an, maka tak aneh ketika dalam masyarakat Islam, ada yang berkidah mujassamah, alias seperti akidah yahudi, yang memberi sifat Allah seperti sifat makhluk, dari punya tangan, punya wajah, punya mata, dan sebagainya. Ada juga yang berakidah wahdatul wujud, alias seperti akidah nabi Isa dan para sahabatnya, yang berpandangan bahwa kita didalam Allah, alias Allah maha besar dan kita lebur didalamNya.

Dalam Islam kita tak jauh berbeda dengan umat-umat sebelumnya, namun kita mendapat tambahan dan kemudahan yang banyak untuk menuju Dzat-Nya, orang Islam bisa sholat dimana-mana, sebab bumi adalah masjid baginya , berbeda dengan umat dahulu yang tidak boleh sholat selain di ma'bad (tempat ibadah). Tak perlu kiranya kita mempersulit diri, sebab kita diberi kemudahan

Alliem,
Cairo, Selasa 05 Juni 2007
Ilahi Anta Maqsudy



[+/-] Selengkapnya...

Persahabatan Dalam Perbedaan

Persahabatan Dalam Perbedaan
Oleh : Mochammad Moealliem & (No Name)

Perjalanan panjang dalam hidup kita ini, sudah cukupkah bagi kita untuk memahami inti persahabatan dalam keberbedaan dengan yang lain? Ataukah kita masih memuja egois kampungan yang selalu ingin menjadi yang paling baik dari yang lain? Ataukah kita akan menjadi manusia yang tak akan pernah tahu punggung kita yang berlumuran, jika tak berkaca dengan yang lain.

Kita tak perlu lagi tertawa sendirian tatkala bahagia, tapi kita akan selalu bersama sembari bertanya adakah kita telah bahagia di balik tawa kita; akankah lama?ataukah kita tertawa melihat orang lain menderita, tersiksa, berkacalah pada mereka, dalam kepolosan ucapan mereka terdapat cermin yang tak ternilai harganya.

Kita tak akan lagi terluka, tatkala kesunyian mendera, karena semua sahabat pernah merasakan kebersamaan kita, meski tak harus ditempat yang sama, tak harus baju yang sama, tak harus madzhab yang sama, tak harus cara pandang yang sama, bukankah perbedaan itu adalah keindahan yang nyata.

Sekali waktu kita memang butuh untuk terluka, terasing dalam kesunyian, dengan segala keresahannya, yang membuat kita tak lagi mengagungkan apa yang kita miliki di alam fana kecuali para sahabat dalam suka dan duka. Kita memang butuh untuk mengistirahatkan kerja fisik dan tak lagi mengandalkan logika untuk menyelesaikannya dan mengetahui siapa kita sebenarnya setelah kita lelah mengembara.

Benar-benar waktu di mana kita berkaca dan berhias disana, kita diam termangu, mencari titik hitam dalam diri kita, tutur kata kita, sikap kita. Setelah kita mengetahuinya, kita harus mencoba lebih baik dari perjalanan hidup kita yang telah lalu….

Sadarkah kawan?, kenapa mesti kerinduan yang amat membuat kita tak berdaya yang menjadi cobaan terberat dalam hidup kita?? Pada siapakah seharusnya kita letakkan rindu kita yang pertama? Tentunya pada Dzat yang tak tertandingi kecantikan-Nya.

Sadarlah, bahwa rindu kita akan-Nya, akan selalu membuat kita merasa bersalah akan segala sikap kita pada Dia, bukankah pada saat itu, kita mencoba untuk lebih baik dan melakukan yang terbaik buat-Nya? Termasuk juga buat diri kita dan kawan semua.

Sungguh lewat kerinduan kita harus mengambil pelajaran, bagaimana bersikap, bertutur dengan hati, sampai akhirnya kita terbiasa untuk berbuat baik pada-Nya, dan orang di sekitar kita.......kapan?? Sekarang juga kita harus memulainya!!

Semoga dengan kerinduan, kita belajar mengasah emosional. Setelah kita lelah berdiskusi, seminar yang kontroversional, yang benar-benar membuat fikiran ini capek, lelah dan belum tentu berujung kebenarannya, dan kita juga boleh mengabarkan pada mereka semua bahwa kerinduan tercipta untuk membaringkan kelelahan. Sebagaimana Hawa yang setia menemani sang Adam yang kelelahan menjadi khalifah bumi kita.

Kini kita tak perlu lagi mengeluh pada-Mu, setelah Engkau sungkurkan kita sebab rindu kita pada-Mu, kita percaya Engkau akan selalu membimbing kita semua. Tiada yang dapat mengganggu kemesraan kita dengan-Mu jika Engkau menghendakinya, dan tak akan ada yang mampu mencipta kemesraan jika Engkau tak menghendakinya.

Mungkin dibanding mereka yang mengatakan kurangnya kebermaknaan akan hidup kita sebab merindu, kita akui sajalah, kita memang tidak sesukses mereka di dunia yang begitu menggiurkan kita, yang akan mengorbankan nurani kita yang antik demi kehidupan yang hidonic, materealistik, dan penuh polemik.

Tapi yakinlah kawan, kita tak perlu terlalu sering mengeluh sebab seringnya logika ini terpenjara, asalkan kita berusaha dan pasrah tak henti-hentinya akan karunia Sang Pencipta, tentulah jalan akan terbuka, sebab tertutup bukanlah selamanya.

Kita akan berusaha semampu yang kita punya, supaya kehidupan kita yang dipandang dari kacamata idealitas mahasiswa, terhitung kurang berguna, agar bisa menjadi sesuatu yang tak kalah ampuhnya untuk mencapai kesuksesan di masa selanjutnya.

Mari bersama, kita mengasah emosional serta mencerdaskan spiritual lewat kerinduan akan sebuah kebenaran dan pertemuan dengan-NYA..

Dan kehidupan
Adalah kebermaknaan yang berbeda
Untuk satu tujuan Mulia
"Selalu Dalam Ridlo-Nya"

Aku, kamu, dan kita semua
Ciputat, Jum'at 20 April 2007
Cairo, Selasa 24 April 2007




[+/-] Selengkapnya...

Dialog Antara Cinta Dan Rindu

Dialog Antara Cinta Dan Rindu
Oleh : Mochammad Moealliem & (No Name)

Tulisan ini aku persembahkan untuk rindu yang selalu berhasil membuat logikaku terpenjara dan tak berdaya
---===( Orang tak dikenal )===---

(Cinta)
Entah apa yang sedang aku lakukan, aku rasai dan aku dengar, aku lihat, aku tidak tahu tapi aku ingin tahu dan tetep tidak tahu. Dalam masa bodoh aku tidak merasai apapun kecuali betapa pedihnya merindu. Aku tidak tuli tapi semua yang terdengar olehku adalah kabar tentangmu, aku juga tidak buta tapi mengapa yang aku lihat hanyalah bayangan tentangmu ,,,,dan semua yang aku lakukan terlaksana tanpa terasa di alam fikirku.

(Rindu)
Wahai cinta, yang sedang kamu dekap adalah aku, yang kau rasa juga aku, yang kau lihat pun semua seolah aku, kau tau tapi lebih memilih untuk tidak tahu-menahu, sebab penasaran adalah kenikmatan yang tak terkira. Dalam masa sadar aku hanya merasa bahwa aku telah tidak ada, yang ada hanyalah cinta. Aku tidaklah mampu mendengar ucapan dalam hatimu, tapi dapat aku fahami, layaknya melihat asap, pastilah ada api. Aku tak pernah melihat cinta, namun aku tetap tahu itu kamu.

(Cinta)
Katanya aku sedang berperan untuk memainkan tugas dalam pembabakan alur sandiwara yaitu untuk merindu dan pada hati yang mendamba, sakiiiit ,,,,sekali, tapi aku harus mampu menikmati untuk meloloskan satu peran dan menuju babak selanjutnya. Sakiiit sekali dan aku terluka tanpa setetes darah dan itu manusiawi sekali dirasa anak manusia yang merindu dan mendamba.

(Rindu)
Aku tak merasa sakit jika itu demi engkau cinta, Seberat apapun itu aku masih punya harapan, semakin aku merasa sakit, semakin aku tahu harga sebuah kesehatan, ah kau cinta, aku tak ingin lolos sepertimu, tapi aku ingin lulus dalam ujian akhir ini, sebentar lagi aku akan pulang, dan ketemu cintaku, betapa tak akan kurasa duri-duri yang menusuk hatiku, jika aku sudah bisa melihat kilau wajah cinta didepan sana.

(Cinta)
Aku biarkan kenyataan-kenyataan berbenturan dan membentur hari-hariku yang terpenjara logika, inilah yang mesti aku syukuri pada hamba yang masih dianugerahi untuk merindu dan mendamba dan rindu yang aku rasakan di setiap lorong waktu adalah pembebasan belenggu berat dunia untuk melanjutkan dan mengetahui seberapa jauh pengembaraan spiritualku yaitu kekosongan-kekosongan hidup, pada cinta adalah yang menyemarakkan dan aku rasakan kedamaian di sana.

(Rindu)
Cinta, kau memang penentang logika, kau selalu saja menjadi pendusta, bersembunyi dengan pura-pura sholat dhuha, Ah kau cinta, selalu saja kau bawa dirimu dalam madu-madu kehidupan yang fana, oh... andai saja aku tak mengenal cinta, tentulah aku jadi malaikat yang tak pernah berdusta dan berdosa, aku hanya takut engkau banting aku dalam jurang cinta yang hina, yang tak kan pernah ada damai bersahabat dengan hina.

(Cinta)
Haruskah aku mengorbankan kerinduan ini dan mencampakkannya ke dasar keegoan yang tak jelas arahnya, bukankah kerinduan yang Engkau cipta untukku lewat cinta adalah rantai kehidupan yang pada masanya ingin dinampakkan dan ingin di akui keberadaannya.

(Rindu)
Ingin rasanya kulempar engkau keluar angkasa memoriku, namun lagi-lagi aku manusia, ah betapa perasaan iba merengek minta dimanja, sedangkan engkau cinta, seperti anak kecil yang tak mengerti betapa susahnya menjadi orang tua dengan rasa sayangnya.

(Cinta)
Aku manusia biasa, maka tak kuasa bagiku mencampakkan dan menafikan bagian hidup tentang rinduku. Ketidakmampuanku akan itu membuat aku pasrah seperti cadas yang menyerahkan kehidupannya antara deburan samudera penuh keyakinan, bagaimanapun hebatnya deburan samudera tetap tahu saat bahtera bernahkoda.

(Rindu)
Aku biasa menjadi manusia, yang sering pula tertipu atas nama para cinta. Kekuatanku akan nyata ketika aku menyerah dihadapan sang Esa, ketenangan samudera bukanlah tepat untuk mengukur kehebatan pelautnya, tenggelam pun lebih baik, dari pada terapung tanpa makna.

(Cinta)
Aku tidak akan mampu menulis yang sedemikian menyakitkan kalau bukan hari-hariku telah tersemat untuk menjadikan cinta sumber inspirasi di alam imajinasi bebasku,,,sakiiiiittt,,,,sakiiit. Aku biarkan dan aku berharap semua akan bebas tepat pada waktunya. Menunggu waktu,,,!!!1

(Rindu)
Kata orang, sakit tak akan sembuh ketika sakit belum mencapai klimaksnya, puaskanlah hatimu wahai sakit, pasti akan ku temui perpisahan denganmu sementara ataupun selamanya. Yach...aku menunggu waktu, tapi aku tak mau menyia-nyiakan waktuku walau aku sedang sakit, sebab tak ku tunggu pun waktu akan menjemput.

(Cinta)
Aku tidak mampu berbicara apapun dan tidak mampu menjawab mengapa aku seperti ini?, kecuali hal yang dapat aku rasai dan semua manusia memfasilitasi dengan berbagai definisi yang pada muaranya hanya satu yaitu merindu. Rindu yang terucap lewat bibirku yang terbasahi kalimat-kalimat penuh desah dan aku tulis untuk cinta, bagiku tak sebegitu penting untuk didengarkan ada yang lebih penting yaitu perjumpaan yang mampu menyadarkan aku dari lamunan panjangku.

(Rindu)
Yach kau cinta, mengharap ucapmu saja ibarat menunggu gamelan bergema, aku dapat rasai dan dengar suara-suara batinmu yang kau coretkan pada sikap dan tingkah laku bidadari yang sedang merindukan pasangannya. Manusia hanya akan menjadi burung yang bersuara membawa kabar yang belum tentu kebenarannya. Ingatlah cinta, jika kau hendak menemui rindumu, jagalah istana dari kudeta.

(Cinta)
Dilematis tapi...!!!semoga aku tetap mampu mencipta suasana dari kondisi batinku yang hanya merindu adalah motivasi bagiku untuk melanjutkan separuh alur kehidupanku, di sana aku gantungkan cita-cita. Karena aku tidak ingin latah dan mengucapkan kata sia-sia akan alur kehidupanku yang tersemat atas nama cinta dan bersama riak-riak yang tersisa aku dongakkan kepala di tengah keheningan yaitu tatkala para sundal menjadikan malam tempat bekerja dan aku menikmati kehidupanku, aku mengemis pada Tuhan suatu hari nanti moga aku dapat mengambil manfaat dari alur kehidupanku dan aku berbagi.

(Rindu)
Fantastis memang..alur kehidupan manusia tak akan pernah sama, sebab setiap sosok akan menciptakan alur bagi dirinya, timbul-tenggelamku dalam samudera kegelapan yang menjadi sahabat selama aku masih berindera adalah kehidupan yang bisa sirna.

(Cinta)
Semua yang aku lakukan, rasai semata hanya tugas yaitu antara manusiawiku dan kehendak_Nya yang tidak dapat aku elakkan atau hentikan meskipun aku telah payah kiranya perjalanan takdir kereta api tidak dapat diajak kompromi meski menyaksikanku melamun di atas rel kenyataan dan waktu tetap berjalan membawa perubahan........

(Rindu)
Jika hendaknya waktu memberhentikan laju kereta, perubahan pun akan dapat kurasa, betapa berat membawa engkau cinta, kenapa engkau tak berusaha berjalan bebas dari punggung hatiku yang berlumur dosa, begitu tegakah engkau mempermalukanku dihadapan sang Esa dengan berbagai kotoran yang kau sampaikan dengan nada dusta.

(Cinta)
Teruntuk yang mencinta,,,merindu,,,terluka,,,,tersakiti dan tetap ada untuk cinta,,,,,!!!!!

(Rindu)
Teruntuk para pecinta, perindu, peluka, maupun penyakit, sadarlah bahwa sebentar lagi fajar telah tiba.

(Cinta)
Yaqinlah cinta tidak harus ikut mati tatkala tersakiti,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,karena kita tidak sendiri bagi yang tersakiti,,,????dan atas nama cinta kita tetap menunggu, menanti jawaban pastiiiii..

(Rindu)
Atas nama rindu, kita pasti akan ketemu entah disini atau dialam baru, kau takkan mati cinta, mungkin hanya menyiksa rindu yang membara.

Alliem & No Name,
Senin, 09 April 2007
Rindu dan Cinta sama saja karakternya.




[+/-] Selengkapnya...

09 November 2007

Kesimpulan Seputar Ilahiyat

Kesimpulan Seputar Ilahiyat
Oleh : Mochammad Moealliem

Kawan sekalian, agar tidak sia-sia diskusi seputar ilahiyat, saya akan mencoba rangkum sesuai dengan cara saya dalam memahami kehendak Allah, dan tentunya Allah lebih tahu dari siapapun tentang diriNya dari selainNya, seperti halnya saya lebih tahu tentang diriku sendiri daripada manusia yang lain. Dan Allah lebih tahu tentang aku, kamu, dia, dan mereka semua, daripada aku, kamu, dia, dan mereka semua.

Point satu : Siapakah Allah?

Jawabannya : Katakanlah:"Dialah Allah, Yang Maha Esa". (QS. 112:1)Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan. (QS. 112:2)Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, (QS. 112:3)dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. (QS. 112:4)

Jawaban ini lebih mencakup daripada selainnya, tidak terpengaruh dengan ruang dan waktu, meskipun toh jawaban yang lain benar pada ruang tertentu namun bisa salah jika diruang lain, contohnya : "robbul alamin" jawaban ini benar namun akan menimbulkan pertanyaan lagi, apakah alam itu? Dan ada berapa kok jamak? Sebelum alam tercipta apakah dia robbul alamin? Dan sebagainya.

Point dua : Dimanakah Allah?

Jawabannya : Allah ada dimana-mana tapi tidak kemana-mana

Dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. 2:115)

Dan Dialah Allah , baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui apa yang kamu usahakan (QS:6:3)

Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. QS:58:7

Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. QS:58:7

1131- و حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ الْقَوَارِيرِيُّ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي وَهُوَ مُقْبِلٌ مِنْ مَكَّةَ إِلَى الْمَدِينَةِ عَلَى رَاحِلَتِهِ حَيْثُ كَانَ وَجْهُهُ قَالَ وَفِيهِ نَزَلَتْ

{ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ }

و حَدَّثَنَاه أَبُو كُرَيْبٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ وَابْنُ أَبِي زَائِدَةَ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي كُلُّهُمْ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ وَفِي حَدِيثِ ابْنِ مُبَارَكٍ وَابْنِ أَبِي زَائِدَةَ ثُمَّ تَلَا ابْنُ عُمَرَ

(HR.Muslim, 1131)

Point tiga : Apakah Allah punya wajah? jika punya menghadap kemanakah wajah itu?

Jawabannya : Allah tidak punya wajah seperti kita, sebab maksud dari wajah adalah tempat untuk menghadap, dan kemanapun makhluk itu menghadap maka disitulah mereka menghadap Allah. Namun dilarang mensekutukan Allah pada apapun, seperti ketika sholat di masjidil haram, bahwa ka'bah bukanlah yang kita sembah, ka'bah hanyalah sebuah titik arah untuk menghadap yang telah dizinkan Allah, sebagai Qiblat.

Dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. 2:115)

(wajhillah)Majaz terhadap makna wajah.
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan , maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya .(QS:2:272)

(wajhan nahar)majaz juga, karena siang tidak punya wajah.
Segolongan dari Ahli Kitab berkata : "Perlihatkanlah kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka kembali .(QS:3:72)

(yriduna wajhahu)dalil makna wajah.
Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaanNya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu mengusir mereka, (QS:6:52)

(ibtighoa wajhillah)
Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan ,(QS:13:22)

(wajha robbihil a'la)
tetapi karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha TInggi (QS:92:20).

(liwajhillah)
Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula terima kasih.(QS:76:9)

حدثنا ابن حميد، قال: ثنا سلمة، قال: ثني ابن إسحاق، عن محمد، عن سعيد، قال: أتى رهط من اليهود النبي صلى الله عليه وسلم، فقالوا: يا محمد هذا الله خلق الخلق، فمن خلقه؟ فغضب النبيّ صلى الله عليه وسلم حتى انتُقِع لونه، ثم ساورهم غضبا لربه، فجاءه جبريل عليه السلام فسكنه، وقال: اخفض عليك جناحك يا محمد، وجاءه من الله جواب ما سألوه عنه. قال: " يقول الله:( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ ) " فلما تلا عليهم النبي صلى الله عليه وسلم، قالوا: صف لنا ربك كيف خلقه، وكيف عضده، وكيف ذراعه، فغضب النبيّ صلى الله عليه وسلم أشدّ من غضبه الأول، وساورهم غضبا، فأتاه جبريل فقال له مثل مقالته، وأتاه بجواب ما سألوه عنه:( وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالأرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّماوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ ) .

Rosul pernah marah-marah ketika ditanya tentang bentuk Allah, lengan Allah, tangan dari siku sampai jari Allah, rosul marah besar dengan hal ini, maka menurut saya, Wajah Allah itu hanya majaz yang memberikan isyarat kepada kita untuk menghadapnya, Tangan Allah juga majaz yang memberi pengertian tentang kekuatan, kekuasaan, genggaman, pemberian, dan sebagainnya sebagaimana fungsi tangan pada manusia, dan Allah tidak melakukan itu dengan tangan, sebab Allah melakukan sesuatu tanpa sebab (alat)

Point empat : Apakah Allah punya mata? jika punya apakah Allah melihat dengan mata?

Jawabannya : Allah tidak punya mata seperti kita, dan tidak melihat dengan mata, jika Allah punya mata maka akan sia-sia, sebab Allah melihat tidak dengan mata, dan tidak membutuhkan mata untuk melihat, dan Allah tidak memiliki sifat sia-sia.

Mata tidak bisa melihat mata itu sendiri, jadi istilah mata Allah hanya majaz, yang memberikan pemahaman kepada manusia bahwa Allah melihat apa saja yang tampak dan tidak tampak.

Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. QS:6:103

Mata siapapun tak akan mampu melihat Allah, dan disitu tidak ada pengecualian, jika Allah punya mata bisa jadi Allah tak bisa melihat mataNya sendiri. Tetapi Allah tidak punya mata dan bisa melihat siapapun tanpa terkecuali.

Point lima : Apakah Allah turun tiap malam? dan terpisah dengan kita? dan juga apakah Allah berada diatas?

Jawabannya: Allah tidak naik turun, sebab Allah dimana-mana, yang dimaksud turun tiap malam hanyalah rahmatnya kepada hamba-hambanya yang menghidupkan malamnya liwajhillah, memohon ampun, memohon keridloan dll.

Allah tidak terpisah dengan kita, namun kebersamaan itu bukan berarti semua manusia dalam keridloannya, namun kebersamaan itu adalah sebagai tempat bergantung, tanpa Allah kita tidak ada, dan kita tak akan pernah mampu berpisah dengan Allah, Allah lebih dekat dengan kita ketimbang tali sandal yang kita pakai.

Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. QS:58:7

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya . Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan QS: 57:4

Allah tidak berada diatas, tapi dimana-mana. Arah atas adalah sebaik-baik arah dan seluas-luas arah, maka sebagian ulama memperbolehkan penggunaan kata atas untuk Allah, contohnya : kapan anda menikah? Lalu anda menjawab : terserah yang diatas.

Atas punya fungsi yang tinggi, mulia, terhormat, seperti contohnya : keilmuan ibnu taimiyah dibawah nabi Muhammad, atau kehebatan Al Gozali dibawah nabi Muhammad, dan keilmuan nabi Muhammad di bawah keilmuan Allah.

Point enam : Apakah Allah punya dua tangan?

Jawabannya : Allah tidak punya tangan seperti kita, adapun makna itu adalah mempunyai kemampuan sebagaimana fungsi tangan, seperti penjelasan diatas,

Dalil bahwa Allah tidak punya tangan, hanya seolah punya tangan (tapi tidak), sebab bagi manusia tangan adalah alat menggenggam, kekuatan, dan alat mencipta

434- حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي صَعْصَعَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّهُ سَمِعَ رَجُلًا يَقْرَأُ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ يُرَدِّدُهَا فَلَمَّا أَصْبَحَ غَدَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ

(HR: Muwatho'. 434)

Dalil bahwa jiwa dalam genggamannya, bahwa jiwa kita pun dalam genggamannya

13 - حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَد

.(HR:Bukhori : 13)

Kalau jiwa nabi ada dalam genggamannya, tentunya jiwaku juga, yang namanya dalam genggaman berarti aku didalamnya.

Dalil bahwa Allah menciptakan sesuatu bukan dengan tangan

- حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَبِيدَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ حَبْرٌ مِنْ الْأَحْبَارِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنَّا نَجِدُ أَنَّ اللَّهَ يَجْعَلُ السَّمَوَاتِ عَلَى إِصْبَعٍ وَالْأَرَضِينَ عَلَى إِصْبَعٍ وَالشَّجَرَ عَلَى إِصْبَعٍ وَالْمَاءَ وَالثَّرَى عَلَى إِصْبَعٍ وَسَائِرَ الْخَلَائِقِ عَلَى إِصْبَعٍ فَيَقُولُ أَنَا الْمَلِكُ فَضَحِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ تَصْدِيقًا لِقَوْلِ الْحَبْرِ ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

{ وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ }

(HR: Bukhori : 4437)

Mungkin demikian kesimpulan yang saya susun sesuai cara pandang yang saya ikuti, saya adalah manusia yang masih bodoh, dan jika terdapat kesalahan, kewajiban yang tahu untuk memberi tahu, namun jika tidak ada yang tahu, saya berharap kepada Allah memaafkan kebodohanku dalam memahami dan mengenal diriNYA. Dan Allah Maha Pemaaf dan Maha Penyayang.

Astagfirullah ly wa lakum, tubna ila Allah, wa roja'na ila Allah, Wa Anta tawwabur Rohim.

Mochammad Moealliem
Mahasiswa Al Azhar University
Faculty of Theology, Tafsir
Cairo – Egypt.

[+/-] Selengkapnya...

10 Artikel Populer