Khutbah Jum'at 03 Oktober 2014
Masjid Nabawi Pesantren Daarul Qur'an
Oleh : Mohamad Mualim,Lc
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلهُْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ،
اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ
وقال وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ
بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ
عَمِيقٍ
Jamaah
Jum’at yang berbahagia.
Pada
jum’at yang berbahagia ini, marilah kita sama-sama memanjatkan puja dan puji
syukur kehadirat Allah Subhanahu wataala, yang telah memberikan berbagai
kenikmatan, terutama kenikmatan Iman dan Islam
yang diberikan kepada kita. Shalawat dan salam kita berikan kepada nabi
besar Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam yang telah mewariskan Al Qur’an
kepada umatnya, sebuah ilmu yang senantiasa bermanfaat bagi khidupan umat
manusia.
Marilah
kita buktikan puji syukur kita atas semua karunia Allah kepada kita dengan
meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah yang selalu melihat gerak-gerik kita,
dengan sebenar-benar takwa, serta menjalankan perintahNya dan menjauhi
laranganNya.
Allah
berfirman
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ
الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَنْ
تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Sesungguhnya
Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah . Maka barangsiapa yang
beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, maka tidak ada dosa
baginya mengerjakan sa'i antara
keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan
hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri
kebaikan lagi Maha Mengetahui. (2:158)
Jamaah
jumat yang berbahagia, dari ayat ini dapat kita fahami disekitar ka’bah yang
menjadi titik arah qiblat umat umat Islam terdapat syiar-syiar Allah seperti
halnya Shafa dan Marwa, maka bagi orang yang berhaji maupun umrah diizinkan
bahkan diperintahkan untuk menghidupkan syiar-syiar Allah. Dengan begitu
setidaknya kaum mukmin mengingat jerih payah nabi Ibrahim dalam menjalankan
perintah Allah, berkorban demi kayakinan kepada Allah, dan membangun ka’bah dan
menyeru umat manusia untuk melakukan ibadah haji.
Dari
ayat ini pula kita dapat memahami perjuangan seorang ibu, yang berlari
kesana-kemari demi mencari sarana penyambung kehidupan berupa air, tentunya
ketabahan dan kesabaran seorang ibu yang bernama Hajar sungguh luar biasa,
sabar karena harus ditinggalkan di lembah tanpa tumbuhan oleh suaminya yaitu
nabi Ibrahim atas perintah Allah. Dan juga tabah untuk tetap berjuang untuk
hidup meski secara logika hal itu sangan sulit karena berada di lembah tandus
tanpa tumbuhan bahkan tanpa air. Sementara unsur-unsur penting dalam kehidupan
adalah air, maka berlarilah ibunda nabi Ismail dari bukit shafa ke bukit marwa
dengan harapan menemukan sumber air atau paling tidak tanda-tanda adanya sumber
air yang terdekat.
Jamaah
jumat yang berbahagia.
Dari
kisah ini kita dapat mengerti bahwa orang sabar atas perintah Allah akan diberi
kemudahan, namun begitu kemudahan tidak akan datang serta merta dengan berdiam
diri, akan tetapi tetap berikhtiyar sebagaimana Hajar ibunda nabi Ismail
berlari dari shafa dan marwa berkali-kali, dan di saat ikhtiar sudah dilakukan
kemudahan itu datang dari tempat yang bukan dia kejar, begitu pula kehidupan
ini, tugas kita adalah berikhtiyar adapun kemudahan dan rizki dan lain
sebagainya terkadang bukan dari usaha dan ikhtiyar yang kita jalani.
Demikian
itulah syiar-syiar Allah yang diabadikan dalam ibadah haji, sebagai bukti-bukti
orang-orang beriman yang taat atas perintah Allah, bersabar dan terus berusaha
sesuai dengan kemampuannya, dan pertolongan Allah akan datang melebihi yang
diharapkan.
Dalam
ayat lain Allah berfirman:
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا
رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ
يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ
يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
haji
adalah beberapa bulan yang dimaklumi , barangsiapa yang menetapkan niatnya
dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats , berbuat fasik
dan berbantah bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu
kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan
sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa
dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (2:197)
Jamaah
jumat yang berbahagia
Dari
ayat ini kita bisa fahami bahwa ibadah haji terletak pada bulan-bulan yang
sudah diketahui, para mufassir sepakat bahwa Syawal dan dzulqo’dah adalah bulan
ibadah haji, ibnu Abbas, Ibnu Umar menambahkan bahwa 10 hari pertama bulan dzul
hijjah termasuk bulan haji. Namun ada juga dasar yang menunjukkan bahwa
hari-hari penyembelihan qurban adalah termasuk bulan haji, hari penyembelihan
itu tanggal 10, 11, 12 dan 13 dzulhijjah, dengan demikian maka dapat
disimpulkan bahwa bulan-bulan haji itu adalah dari syawal hinggal 13
dzulhijjah.
Dari
ayat ini pula ada pelajaran yang harus diambil bagi orang-orang yang sedang
berniat melakukan haji, agar tidak rafats, berbuat fasiq dan tidak berdebat
dalam melaksanakan ibadah haji.
Makna
rafats adalah menggauli istri dan hal-hal yang berkaitan dengan itu baik
perbuatan maupun ucapan, maka hal demikian dilarang bagi orang yang sedang
melakukan ibadah haji hingga selesainya ibadah haji. Adapun fasiq adalah
berbuat sesuatu diluar ketaatan kepada Allah, atau hal-hal yang bersifat
maksiat kepada Allah. Dan juga berdebat juga dilarang disaat haji. Maka disaat
haji dimana seluruh jamaah haji berkumpul dari segala penjuru dunia, dari
berbagai madzhab, maka tidak perlu saling menyalahkan, atau bahkan mendebatnya,
akan tetapi cukuplah fokus untuk beribadah dengan kualitas terbaik yang kita
mampu melaksanakan, karena secara tidak langsung, rafats, fasiq dan berdebat
akan membuang waktu dan mengurangi ibadah kita kepada Allah disaat haji.
Dalam
ayat lain Allah berfirman:
إِنَّ أَوَّلَ
بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ
(96) فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا
وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ (97)
Sesungguhnya
rumah yang mula-mula dibangun untuk
manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah
yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia .
Padanya
terdapat tanda-tanda yang nyata, maqam
Ibrahim ; barangsiapa memasukinya
menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap
Allah, yaitu orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah . Barangsiapa mengingkari , maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya dari
semesta alam. (Ali Imran: 96-97)
dari
ayat ini dapat kita ambil point penting bahwa haji adalah kewajiban bagi
manusia yang memiliki kemampuan, maka dari ayat ini semoga kita mampu berusaha
dan memohon agar Allah menyempurnakan usaha kita untuk melaksanakan ibadah
haji.
Dalam
hadits disebutkan:
1521 - حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا سَيَّارٌ
أَبُو الْحَكَمِ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا حَازِمٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ -
رضى الله عنه - قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ « مَنْ
حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ
أُمُّهُ »
Barangsiapa yang berhaji karena Allah,
tidak rafats, tidak fasiq, maka pulang haji sebagaimana ia baru dilahirkan oleh
ibunya. HR. Bukhari
Semoga Allah izinkan kita untuk dapat
menunaikan ibadah haji yang mabrur dan diridhoi Allah.
Audlubillahi
minas syaitonirrojiim, bismillahirohmanirrohim
إِنَّا
أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2) إِنَّ شَانِئَكَ
هُوَ الْأَبْتَرُ (3)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ.
فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah
kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا
لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْ لاَ أَنْ هَدَانَا اللهُ. أَشْهَدُ أَنَّ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا
بَعْدُ؛
فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ،
اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ.
وَلِلَّهِ مَا
فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا
عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى (31) الَّذِينَ
يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ
وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ
وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ
هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سميع قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ
اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ و أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ
وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا
وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ
قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا
وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ
لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ
يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.