27 Februari 2011

Menghias Sebagian Malam dengan Sholat Tahajud

Oleh : Mochammad Moealliem

Lakukanlah sholat wajib di waktu awal malam, juga saat terbenamnya mega merah, dan akhir malam. Yaitu sholat Maghrib, Isya, dan Subuh. Jika itu sudah bisa dilakukan dengan istiqomah, maka dari sebagian malam itu gunakanlah untuk tahajud sebagai kesunahan.

Malam itu dimulai sejak terbenamnya matahari, dan diakhiri dengan terbitnya matahari, sekitar satu jam pertama adalah waktu untuk menunaikan sholat maghrib, dan sekitar satu jam terakhir untuk menunaikan sholat subuh, dan sisa waktu diantara keduanya adalah waktu sholat isya.

Lalu kapan waktu tahajudnya?

Waktu tahajud ya kapan saja asalkan sudah diwaktu malam, atau setelah maghrib dan sebelum subuh. Dengan catatan dia udah tidur duluan, namanya juga tahajud, kalau diartikan bahasa jawa itu "nglilir" atau terjaga setelah tidur, setelah terbangun itu kita boleh sholat apa saja, yang penting sholat wajibnya sudah dilakukan terlebih dahulu, dan sholat setelah terbangun itu bisa juga disebut tahajud. Sholat taubat, sholat hajat, sholat tahajud, sholat muthlaq, nah sebelum subuh tiba kita tutup dengan witir.

Waktu tahajud yang baik kapan?

Menyoal waktu penulis pikir lebih cepat adalah lebih baik, jika kita mengacu bahwa kita tidak tahu kapan kita punya waktu hidup, namun sesuai aturan yang baku waktu terbaik di sepertiga malam yang terakhir. Kita bisa menghitung seperti ini :

Maghrib pukul 18.00 – subuh pukul 4.30

Maka waktu malam totalnya 10 jam 30 menit dibagi tiga = 3 jam 30 menit

1/3 yang pertama : 18.00 – 21.30
1/3 yang kedua : 21.30 – 01.00
1/3 yang ketiga : 01.00 – 04.30

Apa sih keuntungannya?

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا (79)

Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji. (QS Al-Isra’: 79)

Nabi Muhammad saw bersabda:

“Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam.” (HR Muslim)

Dari Jabir r.a., ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda: Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR Muslim dan Ahmad)
“Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang saleh sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR Ahmad)

Niat dan doanya bagaimana?

Sebenarnya mah urusan niat itu urusan hati, namun kalau pengen konsep resmi seperti ini :

Ushallii sunnatat-tahajjudi rak’ataini lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Aku niat shalat sunat tahajud dua rakaat karena Allah”

Nah, kalau sudah selesai melakukan sholat silahkan berdoa dengan bahasa yang anda pahami, karena Allah memahami semua bahasa, namun kalau mau doa yang resmi seperti ini:

Rabbanaa aatina fid-dun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa adzaaban-naar.

Artinya: “Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka.”

Dalam hadits Bukhari dinyatakan, bahwa rasulullah jika bangun dari tidurnya di tengah malam lalu bertahajud membaca doa:


1120 - حَدَّثَنَا عَلِىُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَبِى مُسْلِمٍ عَنْ طَاوُسٍ سَمِعَ ابْنَ عَبَّاسٍ - رضى الله عنهما - قَالَ كَانَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَتَهَجَّدُ قَالَ « اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ ، لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ ، وَالنَّارُ حَقٌّ ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ ، وَمُحَمَّدٌ - صلى الله عليه وسلم - حَقٌّ ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ ، اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ ، وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ ، وَبِكَ خَاصَمْتُ ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ ، فَاغْفِرْ لِى مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ - أَوْ لاَ إِلَهَ غَيْرُكَ - » . قَالَ سُفْيَانُ وَزَادَ عَبْدُ الْكَرِيمِ أَبُو أُمَيَّةَ « وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ » .
قَالَ سُفْيَانُ قَالَ سُلَيْمَانُ بْنُ أَبِى مُسْلِمٍ سَمِعَهُ مِنْ طَاوُسٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رضى الله عنهما - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - .
Allahumma lakal hamdu anta qayyimus samaawaati walardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu laka mulkus samaawaati wal ardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu nuurus samaawaati wal ardhi, wa lakal hamdu antal haqqu wa wa’dukal-haqqu wa liqaa’uka haqqun wa qauluka haqqun wal-jannatu haqqun, wan naaru haqqun, wan-nabiyyuuna haqqun, wa Muhammadun shallallaahu ‘alaihi wa sallama haqqun, waass’atu haqqun. Allahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alaika tawakaltu wa ilaika anabtu wa bika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu, wa maa akhkhartu wa maa asrartu, wa maa a’lantu antal muqaddimu wa antal mu’akhiru la ilaaha illa anta aula ilaaha gairuka wa laa haula quwwata illa billah.

Artinya: “Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Engkaulah penegak langit dan bumi dan alam semesta beserta segala isinya. Bagi-Mulah segala puji, pemancar cahay langit dan bumi. Bagi-Mulah segala puji, Engakaulah yang haq, dan janji-Mu adalah benar, dan surge adalah haq, dan neraka adalah haq, dan nabi-nabi itu adalah haq, dan Nabi Muhammad adalah benar, dan hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mulah kami berserah diri (bertawakal) kepada Engkau jualah kami kembali, dan kepada-Mulah kami rindu, dan kepada engkaulah kami berhukum. Ampunilah kami atas kesalahan yang sudah kami lakukan dan sebelumnya, baik yang kami sembunyikan maupun yang kami nyatakan. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan ynag terakhir. Tidak ada Tuhan melainkan Engkau Allah Rabbul alamin. Tiada daya upaya melainkan dengan pertolongan Allah.”

Rokaatnya berapa maksimal ustadz?

Untuk tahajud maksimal 8 rokaat dengan formasi 2-2-2-2, tapi kalau mau nambah sholat taubat, sholat tasbih, sholat hajat, silahkan saja, karena waktunya sangat bernilai, atau banyak baca istighfar atau dzikir yang lain.

Allim
Jakarta, Minggu 27 Februari 2011
Ya Allah jadikan kami orang yang mampu isiqomah

2 komentar:

Katakan pendapatmu kawan

10 Artikel Populer