Tampilkan postingan dengan label Rak Tulisan 04. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rak Tulisan 04. Tampilkan semua postingan

09 November 2007

Sampai Kapan Engkau Tidur

Sampai Kapan Engkau Tidur
Oleh : Mochammad Moealliem

"Makanlah yang enak, serta tidurlah yang nyenyak", ketika penulis masih kecil, seorang guru berpesan demikian, namun sebelum penulis memberikan tafsiran yang penulis kehendaki, sang guru tanpa ditanya langsung memberikan penafsiran atas pesan yang dia sampaikan, namun dalam tulisan ini, penulis memberi kesempatan kepada para pembaca untuk menemukan maksud pesan diatas.

Sejak kapan kita tidur? Tentunya kita akan punya jawaban beraneka ragam, ada yang bilang sejak pagi, sejak sore, atau bahkan sejak kita ngantuk, namun saya harap kita tidak tidur ketika membaca tulisan ini.

Setuju atau tidak, menurut penulis kita tidur sejak kita punya mata, sejak dalam perut ibu, kita telah tidur berbulan-bulan, kemudian kita lahir dan mencoba bangun sebentar, dan tidur lebih lama, coba lihat bayi itu akan bangun menangis, minta makan dan minum, dan berak, kemudian tidur lagi, percobaan bangun yang begitu panjang.

Semakin lama kita mengenal kehidupan, semakin sedikit kita tidur, dan sekarang mungkin kita cukup tidur 7 jam perhari, bahkan kurang dari itu. Terlebih hidup di negara maju, mungkin tidur akan tergantikan dengan obat, hanya demi percobaan bangun, entah bangun dalam cinta, ekonomi, politik, kebahagian dan sebagainya.

Waktu seolah dilipat, meski kita tak punya ilmu "lempit wektu" atau melipat waktu, bagaimana tidak?, ketika hari-hari kita nikmati dengan tidur nyenyak, tak terasa tiba-tiba kita menjadi tua, sementara kita tidak membangun apa-apa, sebab tidur tak akan membangun apa-apa kecuali mimpi, dan sungai-sungai kecil didataran bantal. Memang kita dibuat lupa dengan batas akhir kesempatan bangun kita, bahkan kita terlalu asyik untuk merayakan hari-hari yang memakan usia kita, dan mendekatkan pada tidur abadi yang tak bisa ditentukan kapan kita akan bangun kembali.

Dalam kalender jawa, begitu pula hijriyah, juga kalender-kalender yang memakai perhitungan peredaran rembulan, hari akan dimulai ketika permulaan malam, sebagaimana kita memulai hidup, dalam kegelapan kandungan, kita telah mencoba bangun dalam kegelapan itu, meski hanya ditandai gerak-gerik yang menunjukkan bayi yang sehat, yang seolah nanti kalau lahir langsung bisa bermain bola, ah betapa sukanya seorang ibu melihat calon anaknya sudah mulai bergerak.

Mungkin bayi itu sudah bangun meski belum dapat melihat, kalau kita sudah melihat tapi belum dapat bangun, bayi mengenal dunia dengan suara lantang, tak peduli siapa saja yang tertawa maupun tersenyum, menghina atau memuja, yang penting menangis adalah sehat bagi dirinya. Kalau saja bayi bisa bersyair mungkin akan berkata begini

Waladatka ummuka yabna adama bakia,
wan nassu hawlaka yadhakuuna sururo
Fajhad linafsika an takuna idza bakaw,
fi yawmi mautika dlohikam masruro

Engkau menangis ketika ibumu melahirkanmu,
Sementara orang-orang sekitarmu tertawa bahagia
Berusahalah untuk dirimu, agar di hari matimu
Orang sekitarmu menangis, sementara kau tertawa bahagia.

Bangunkan pikiranmu, bangunkan hatimu, bangun kemampuanmu, biarkan mereka tertawa melihat tangis kehidupan kita, jadikan mereka menangis ketika kita berpisah dan melambaikan tangan "sampai jumpa" dengan tertawa dan bahagia yang kita bangun dari tangis kita.

Dan pada sebagian malam hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS. 17:79)

Pernahkah anda melakukan tahajjud? Bangun dari berbagai macam tidur, Sholat tahajjud adalah sholat malam setelah kita bangun dari tidur, kalau nggak bisa tidur namanya sholat lail, atau sholat sunah mutlak, sholat tahajjud minimal 2 rokaat, maksimal 10 rokaat, atau 8 rokaat, nabi pernah melakukan sebanyak itu.

Tapi ingat yach, itu sholat sunnah, ibadah tambahan, jangan sampai memburu tambahan kehilangan ibadah pokok. Waktu yang utama adalah sepertiganya malam yang terakhir, yach misalkan saja malam sebanyak 10 jam, kalau dibagi tiga hasilnya, 3 jam 20 menit, yach hitung aja dari waktu subuh, alias mulai 3.20 menit sebelum waktu subuh, sampai waktu subuh, itulah waktu yang utama, namun kalau misalnya habis magrib kita udah tidur, bangun jam 9 malam, kita juga boleh melakukan tahajjud, sebab kita sudah bangun dari tidur.

Memang berat sebuah percobaan mem-bangun-tidur-kan mata kita, apalagi hati kita, belum lagi bangun dari otak kita yang tidur nyenyak, setidaknya kita bisa katakan pada diri sendiri "Sampai kapan engkau tidur", sebab kalau yang mengatakan orang lain mungkin kita makin malas, bahkan kadang yang mengatakan kekasih kita, namun kita masih bisa beralasan "yach bentar lagi, masih ngantuk nih".

Menulis pun kebanyakan kita masih enggan untuk bangun, kita masih ngantuk dan malas dibangunkan orang lain dengan berbagai macam alasan, diantaranya, "saya belum mampu menulis untuk public", "belum kelasnya", "belum bisa", dan berderet gerbong kereta alasan yang tak pernah ditarik oleh lokomotif.

Mari menulis untuk diri sendiri, namun biarlah tulisan itu dibaca orang lain, sebab kalau kita baca sendiri kita tak akan pernah tau kekurangan kita, bukankah sebagai kelemahan manusia yang kurang mampu mengoreksi diri dan karyanya, "gajah dipelupuk mata tidak tampak, semut diseberang lautan tampak", semakin kita takut semakin kita tertinggal, dan waktu tak mengenal berhenti, manfaatkan kesempatan kita bisa bangun dan membangun, sebelum kita tidur dan lebur termakan bumi dan waktu.

Tidurlah jika mengantuk dan makanlah ketika lapar, itulah tafsiran guruku atas pesannya, bahwa nyenyaknya tidur karena ngantuknya, nikmatnya makan karena laparnya, tapi kalau nggak lapar jangan makan dulu, juga kalau belum ngantuk jangan tidur dulu, tapi buatlah karya meski hanya sebaris kata.

Alliem,
Rabu, 04 April 2007
Yang Berusaha Bangun dari Tidur




[+/-] Selengkapnya...

Kisah Para Pencemburu 2

Kisah Para Pencemburu 2
Oleh : Mochammad Moealliem

Pembaca sekalian yang cakep, he he he, pasti pada bercermin ke monitor, kali ini saya memandang pembaca cakep, meski penilaian ini cuma-cuma, alias penilaian sumbangan, sebab namanya menilai harus melalui test dulu, namun saya nggak perlu repot untuk ngetes kecakapan anda disini, takutnya nanti malah nggak ada yang cakep sama sekali.

Baiklah langsung kembali ke CEM........BURU, niru too cool, kebetulan dah sampai mesir rekamannya, dan hari ini memang mesir too cool, (terlalu dingin) padahal udah musim semi, apalagi yang di Holand, yakin deh nggak mandi seminggu.

Lalu Qobil bilang pada Habil : "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil : "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa".

Seperti itulah mungkin perasaan orang yang cemburu buta, akhirnya membabi buta, dan berbuat nista, meski terhadap saudara, demi seorang wanita, bernama Iqlima.

Pembunuhan terhadap manusia terjadi pada kali pertama, banyak kisah tentang bagaimana Qobil membunuh saudaranya yang bernama Habil, setelah terjadinya keputusan bahwa qurban yang diterima Allah adalah qurban saudaranya, sekaligus menjadikan keputusan bahwa Iqlima gagal direbutkannya, Habil pun tidak merasa lebih unggul dari Qobil, sebab biasanya kalau orang diposisi kalah akan brutal ketika direndahkan, yach hampir mirip psikologi supporter bola, jika tim yang mereka dukung kalah, akan anarkis jika supporter yang lain mengunggulkan tim yang menang dihadapan muka mereka.

Setelah Habil meninggal dunia, Qobil ketakutan akan perbuatannya diketahui oleh ayahnya, dalam satu riwayat saking takutnya dan hrus bagaimana, Qobil memikul mayat saudaranya kesana-kemari dalam masa yang cukup lama, hingga "Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil:"Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini" Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal." (QS. 5:31)

Dalam kepercayaan jawa kuno, kalau ada burung gagak mengitari daerah sekitar kampung, biasanya akan ada yang meninggal, kata mereka "gagak nggowo nyowo" (gagak membawa ruh), mungkin juga terinspirasi kisah ini, burung gagaklah yang mengajari mengubur mayat pada kali pertama, dan selanjutnya para burunglah yang memberi inspirasi untuk membuat pesawat terbang, helikopter, pesawat tempur dan lain sebagainya. Mungkin gagak sekarang jadi black hawk, yang mengakibatkan matinya banyak manusia di Irak, Afgan, juga yang lain. Ketika black hawk ini berputar-putar dilangit negeri mereka.

Kisah cemburu soal lawan jenis kita cukupkan disini, meskipun masih banyak kisah seperti itu, seperti cemburunya suami zulaikha kepada Yusuf, Aisyah, dll. Dan mungkin kita sendiri punya kisah seperti itu, kalau memang asyik bolehlah anda tulis untukku, baiklah kita sekarang melirik para pencemburu dalam hal strata sosial, politik, dan ekonomi.

"Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. (QS. 26:109)Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku". (QS. 26:110)Mereka berkata:"Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?" "(QS. 26:111)

Dalam ayat ini, kalau boleh saya gambarkan, bahwa manusia ketika berada dalam strata sosial lebih tinggi akan tidak mempercayai orang yang lebih rendah strata sosialnya, meskipun apa yang diucapkan kaum "papa" itu benar adanya. Mungkin banyak kita menemui fenomena masa-kini yang tak jauh dengan fenomena yang terjadi pada manusia terdahulu. Dan seolah kebenaran hanya milik orang-orang elite dan pengikut-pengikutnya pun elite.

Tak jarang kita temui putra pribumi kurang dipercaya dalam menjadi pakar-pakar bangsa kita, akan tetapi akan secara bulat percaya ketika pakar itu dari orang barat meskipun itu tidak jaminan membawa maju bangsa kita, bahkan mungkin akan merampok dengan cerdas. Sama halnya bahwa manusia akan lebih percaya pada tiga macam manusia dengan strata sosialnya, orang pintar, orang kaya, dan orang cakep, jika anda punya tiga strata sosial ini, anda punya kesempatan besar untuk disimak kata perkata yang keluar dari bibir anda.

Jika anda tidak memiliki satupun dari strata itu, maka penulis sarankan jangan berkecil-hati meskipun anda akan mendapat perlakuan seperti yang dialami nabi Nuh, Nuh diyakini sebagai keturunan ke-10 Adam dan berasal dari wilayah Armenia. Kawasan ini berada di antara Iran, Turki dan Azerbaijan serta diantara Laut Hitam dan Laut Kaspia, Asia Barat. Ia menyeru masyarakatnya untuk menyembah Yang Esa, serta berperilaku baik. Mereka menolaknya. Mereka bahkan menyiksa Nuh dan menganggapnya gila. Istri serta anak Nuh, Kana'an, juga ikut mengucilkannya.

Nabi Nuh menjadi nabi selama 950 tahun, padahal nabi-nabi diangkat pada sekitar umur 40 tahun, entah berapa usia nabi Nuh secara pasti, yang jelas lama banget, tentunya cukup tersebar dimana-mana manusia yang hidup dizaman itu, dan peta dataran dunia belum seperti sekarang, mungkin masih nyambung antara daerah satu dan daerah lainnya, seperti sumatra dan jawa masih nyambung, dan konon pernah terjadi banjir besar, kalau dalam ilmu pengetahuan dikenal dengan mencairnya es dan salju didaerah sekitar tempat Nuh dan kaumnya berada.

Nuh diperintah membuat perahu diatas bukit, karena perintah itu dari Allah, tentunya bukan hal sia-sia, meskipun dikatakan gila oleh kaumnya yang cemburu dan tidak mempercayai Nuh, karena orang-orang yang mengikuti Nuh adalah orang-orang miskin dengan strata sosial jauh dibawah kaum yang membangkang, yach mungkin seperti cemburunya iblis pada Adam, karena iblis merasa lebih mulia dari Adam yang tercipta dari tanah, hormat pun enggan, meski itu perintah Allah. Mungkin kita banyak mendapati hal semacam ini dilingkungan kita, merasa paling benar, dan yang lain sesat dan dibawah strata sosial mereka.

Itu juga terjadi pada Musa, dimana sebelumnya fir'aun mendapat firasat bahwa dirinya akan dikalahkan seorang bani israel, waktu itu bani israel adalah budak-budaknya, akhirnya memutuskan untuk membunuh setiap bayi yang lahir dengan kelamin laki-laki, demi menjaga status politiknya, Ada mungkin kita jumpai saat ini negara yang bertindak seperti fir'aun itu, membombardir negeri-negeri kecil yang mencoba melawan untuk membebaskan diri dari perbudakan.

Dalam harta pun manusia bisa cemburu, padahal kita telah diajari agar tidak cemburu dengan kenikmatan yang diberikan pada orang lain, namun ternyata "likulli dzi ni'matin mahsud" setiap hal yang mengandung kenikmatan, ada yang meng-iri-nya. Semoga kita mampu berusaha menepis rasa cemburu kita, apalagi cemburu buta dan ingatlah firman Allah:

"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 4:32)

Mungin demikianlah problematika cemburu yang setiap manusia telah, sedang dan akan merasakannya, hanya bagaimana kita bersikap itu tergantung pada diri masing-masing, Laki-laki yang cemburu biasanya akan anarkis, perempuan yang cemburu akan menangis dan terganggu kejiwaannya, bisa juga anarkis, pemerintah yang cemburu memicu perang, kelompok yang cemburu akan menuduh dengan kesesatan pada yang lain. Manusia dengan kecemburuannya akan menghancurkan dirinya sendiri.

Namun akan indah jika kecemburuan itu menciptakan manusia untuk berlomba-lomba lebih berkualitas, misalkan saja anda cemburu karena perhatian kekasih anda mengarah ke yang lain, akan indah jika anda tingkatkan kualitas anda agar mampu menarik kembali perhatian itu, jika kelompok anda cemburu, baiknya tingkatkan mutu kelompok anda tanpa harus menghancurkan kelompok yang anda cemburui, jika negara anda cemburu sebaiknya tingkatkan kemajuan negaramu, tak perlu kau bunuh manusia negara lain dengan senjatamu, dan jika pembaca cemburu dengan tulisanku, pesanku "tingkatkan kemampuan menulismu, suatu saat mungkin aku akan cemburu".

Cemburulah dalam hal apapun dengan kecemburuan yang sehat, dan berusahalah cemburu jika tuhanmu disebut orang selainmu, sebab kiranya Dia-lah yang lebih patut untuk dicemburui. Katakanlah pada dirimu :

Haruskah aku cemburu?
Pada orang yang menyebut namaMu
Dan apalah artinya semua itu
Bila aku pun sering melupakanMu

Bodohnya aku akan pilihan
Bukankah diriMu sangat menawan
Meski sampai tujuh turunan
Karena diriMu tak ada perubahan

Alliem,
Jum'at, 16 Maret 2007
PadaMu Aku Cemburu




[+/-] Selengkapnya...

Kisah Para Pencemburu

Kisah Para Pencemburu
Oleh : Mochammad Moealliem

Pernah lihat orang yang cemburu? Kalau belum cukup anda bercermin ketika cemburu, ha ha ha, memang sangat menarik untuk dipandang tingkah laku orang yang sedang cemburu, baik dalam bicara, gerak tubuh, lirikan mata, atau raut muka yang dilipat-lipat. Bahkan terkadang menyulut emosi, anarkis, perang, pembunuhan, dan berbagai macam model yang lain.

Kata orang cemburu tandanya cinta, kalau nggak cemburu maka cintanya cuman isapan jempol, atau mungkin cuma jadi halte yang bukan tempat tujuan. Diakui atau tidak kita pernah cemburu meskipun terkadang kita tidak punya kekasih, alias orang jomblo pun bisa cemburu. Orang yang cemburu jarang yang mengakui kalau mereka sedang cemburu, bahkan biasanya mereka bilang "siapa yang cemburu?" meskipun dalam hatinya menahan beban dadakan yang bisa merobohkan kekuatan dalam tubuhnya dalam beberapa saat kemudian.

Efek dari cemburu sangat bervariasi, tergantnng dalam hal apa cemburu itu muncul, bisa jadi karena lawan jenis, tahta, harta, strata sosial, atau hal-hal yang memungkinkan untuk dicemburui, sejarah manusia telah mencatat banyak kisah para pencemburu dan berbagai sebab-akibat serta solusi-solusi yang perlu ditempuh untuk mengarahkan rasa cemburu itu pada efek positif, dan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan hidup manusia.

Siapakah manusia pertama yang cemburu soal lawan jenis, yang mengakibatkan jatuhnya korban dari orang yang dicemburui? Anda saya beri waktu untuk memutar ingatan dalam otak anda, dari berbagai pengetahuan yang telah bersemanyam bahkan tidur berselimut tebal layaknya musim dingin didalam otak anda. Namun kalau memang database otak anda belum mencatat file-file tersebut, mari kita extract bersama dari file tulisan ini.

Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain(Qabil). Ia berkata (Qabil):"Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil:"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa". (QS. 5:27)

Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam". (QS. 5:28)

Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni nereka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim". (QS. 5:29)

Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi. (QS. 5:30)

Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil:"Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini" Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal. (QS. 5:31)

Setelah kita extract, ternyata banyak foder didalam file-file ini, baiklah kita akan buka folder pertama dulu, masalah cemburu dalam ayat diatas, tentang sebab terjadinya pembunuhan terhadap Habil, karena kita disuruh ceritain kisah itu, jadinya ceritanya kususun seperti ini :

Ketika Adam dan Hawa turun ke bumi, dengan bekal yang telah cukup mereka dapat dari pendidikan yang ia tempuh selama disurga, dan mereka telah diberitahu segala macam nama-nama dan pengetahuan yang lain untuk menjadi khalifah di bumi, sebagaimana firman Allah "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,..." turunlah mereka berdua di dunia, dan tentunya rizqi kehidupan mereka lebih dulu ada didunia, sebagaimana rizqi bagi si bayi untuk menyusu lebih dulu ada sebelum bayi keluar dari perut ibunya, begitu pula rizqi kita tentunya, asalkan si bayi mau menangis pastilah sang ibu tahu maksudnya.

Hawa selalu melahirkan keturunan yang kembar, setiap kandungannya melahirkan satu putra dan satu putri, bukan kemauan Hawa melahirkan kembar seperti itu, akan tetapi memang sudah design Sang Pencipta, dalam sejarah saya pernah membaca umur Adam sekitar 950 tahun, dalam tafsir baghawi disebutkan bahwa Adam meninggal dunia ketika keturunannya mencapai 40.000 orang, dalam riwayat lain disebutkan putra-putri Adam sebanyak 80 orang, lahir dari 40 kehamilan ibu Hawa. Kalau bisa saya gambarkan dari 40 keluarga putra adam, melahirkan 40 orang lagi tiap keluarga dan seterusnya dalam masa satu melinium kurang 50 tahun, tentunya sudah mencapai angka yang millestone.

Indonesia pada tahun 1050, jumlah penduduknya paling cuman berapa, coba lihat pada tahun 2000, udah berlipat ganda, atau kalau kurang puas, lihat populasi manusia sedunia, sejak tahun 1050 sampai 2000, kalau ingin lebih valid, carilah 40 keluarga kelahiran tahun 1050, dan hitung anak turunnya sampai tahun 2000, penulis pikir sudah cukup bukti rasional ini untuk pembaca sekalian.

Kelahiran atas kandungan Hawa adalah Qobil dan Iqlima, kelahiran kandungan kedua adalah Habil dan Labudza, dalam riwayat disebutkan bahwa Iqlima lebih cantik dari pada Labudza, dan mungkin sudah menjadi kodrat manusia tercipta di dunia ada yang jelek, seperti para pembaca, ada juga yang cakep seperti penulis ini, he he he. Makanya kalau pengen cakep jadilah penulis, bisa suka-sukanya menentukan siapa yang cakep dan siapa yang jelek, sebab penulis itu kan paling cakep sendiri katika sendirian, sebab penulis nggak tahu wajah pembaca, kalau toh ada yang cakep coba buktikan mana tulisanmu?

Pada masa-masa pernikahan nabi Adam menyampaikan peraturan bahwa untuk zaman ini pernikahan harus dilakukan secara silang kandungan, alias tidak boleh menikahi saudara sekandung, jadi Qobil boleh menikah dengan Labudza dan Habil boleh menikah dengan Iqlima, sebab mungkin putra Adam yang sudah berumur cukup untuk berkeluarga baru mereka berempat, jadi tak ada pilihan lain bagi Qobil yang kebetulan harus berpasangan dengan Labudza yang dalam standar kecantikan di bawah Iqlima, saudari sekandungan.

Kalau kita sedikit membaca tentang ilmu kedokteran, kita jadi tahu agar tidak terlalu dekat gen-gen antara suami dan istri, demi terciptanya keturunan yang baik dan sempurna tanpa cacat, dan setelah masa nabi-nabi selanjutnya, peraturan selalu di-update, dan peraturan updete paling akhir adalah peraturan yang disampaikan lewat nabi terakhir, agar sesuai dengan zamannya, yaitu nabi Muhammad SAW.

Qobil menolak putusan ayahandanya, dan merasa itu bukan aturan yang ditentukan oleh Allah, sebab Qobil merasa lebih berhak untuk menikahi Iqlima, karena dia dan Iqlima adalah anak-anak surga, hanya saja lahir di bumi, sedangkan Habil dan Labudza adalah anak-anak bumi. Hampir mirip kisah pribumi kawin dengan gadis eropa, kalau dalam cerita pramoedya dalam tetraloginya, saya teringat minke dan anneliss, ibarat Habil dan Iqlima, mungkin Qobil mirip dengan Robert sourhoffnya, setidaknya sama-sama cemburu melihat orang jelek dapat pasangan cakep. Kira-kira para pembaca pun begitu atau tidak? jika berada diposisi Qobil?.

Adam sebagai orang tua pertama didunia, serta pemegang monogami award pertama, dan lelaki setia pertama, meskipun harus turun ke bumi karena rayuan Hawa sang kekasih penghibur kesepiannya menghuni surga, dan lupa dengan larangan yang telah ditetapkan baginya didalam surga, akhirnya harus menjalani hukuman untuk hidup dibumi, namun Allah menerima taubatnya atas kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya, ketika Adam mengakui dan memohon ampunan tuhannya, begitupun manusia sesudahnya, Allah akan mengabulkan permohonan hambanya dengan cara-Nya, bukan cara kita. "Ud'uny astajib lakum".

Kemudian Adam menyuruh kedua putra (Qobil dan Habil) agar mempersembahkan korban, dan barang siapa diterima korbannya, maka dia berhak menikahi Iqlima, mirip dongeng jawa, siapa yang dapat membuat 1000 candi satu malam bolehlah menikahi Roro Jongrang, mungkin kalau cerita saat ini, seperti menikahi miss universe, atau putri Indonesia, perlu pengorbanan tentunya, namun berbeda konteks dengan korban yang dilakukan Qobil dan Habil. Dan ternyata qurban yang diterima Allah adalah korban dari Habil, dalam riwayat disebutkan bahwa persembahan Habil dilalap api, sebagai bukti diterimanya korban waktu itu.

Lalu Qobil bilang pada Habil : "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil : "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa".

Bersambung....

Alliem
Selasa, 13 Maret 2007
Yang Pernah Cemburu


[+/-] Selengkapnya...

Petunjuk Mencari Kekasih

Petunjuk Mencari Kekasih
Oleh : Mochammad Moealliem

Sebagai manusia yang pernah dilahirkan seorang ibu, tentunya kita pernah merasakan kasih sayang seorang ibu yang tak akan mampu kita membalasnya, seperti kata pepatah " Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah", senakal apapun anak itu, tentunya seorang ibu tak akan membuangnya, sebagaimana segarang apapun harimau tak akan memangsa anaknya, kecuali keluar dari fitrahnya.

Tidak dipungkiri bahwa kita semua pernah dimarahi oleh orang tua kita, karena kita melakukan hal yang itu salah menurut mereka, namun benar menurut egois kita, atau bahkan kita dimarahi karena dianggap melakukan hal yang tidak sesuai dengan kehendak mereka. Setidaknya kita akan merasa "nggerundel" atas nasehat mereka yang kita justifikasi menjadi sebuah kemarahan, dan bahkan mungkin kita mengadakan perlawanan terhadap mereka.

Sebagai orang tua, mungkin tak akan rela melihat anaknya menderita, sengsara, atau bahkan menjadi anak durhaka dikemudian hari besarnya, sebab mereka juga telah merasakan masa kecil yang juga tak jauh beda problematikanya, dengan berbagai usaha tentunya orang tua ingin sang anak lebih bahagia dibanding orang tuanya, meskipun hal demikian belum bisa difahami oleh anaknya atas nasehat-nasehat itu, dan memang orang tua tidak mampu menjadikan anak itu pada keinginan mereka, mungkin hanya mampu menunjukkan hal-hal yang perlu ditempuh oleh sang anak agar sesuai dengan keridloan mereka berdua.

Allah berfirman : "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." QS: Al Qashash(28) : 56

Mungkin kita pernah merasa jengkel ketika mengajar anak didik kita yang bodoh, diterangkan sejelas apapun, yach tetap saja tidak mampu mencerna, alias can't get it. Terlebih anak didik yang lain belum diterangkan sudah bisa, kita terkadang menjadi tidak semangat mendidiknya, padahal mungkin ketika kita jadi murid dulu tak jauh beda dengan mereka, atau jangan-jangan kita sendiri yang tak bisa mendidik dengan baik, dan hanya merasa lebih pintar dari murid yang bodoh itu?.

Anda pun mungkin pernah dibuat marah dan jengkel oleh orang yang anda kasihi, baik oleh suami / calon suami anda jika anda perempuan, oleh istri / calon istri anda jika anda laki-laki, atau oleh putra-putri anda ketika telah dikaruniai. Entah karena suka berbohong, menghabiskan duit, susah diatur, atau seenaknya sendiri, dll.

Jelas bahwa kita tak akan mampu menjadikan orang lain mendapat petunjuk, kecuali Allah menghendakinya, bahkan nabi saja tidak dapat memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dikasihinya, kecuali Allah menghendakinya, maka tak jarang kita dapati umat-umat para nabi dibinasakan karena tak mengikuti petunjuk yang disampaikan oleh para nabi itu, tak jarang kita dapati orang-orang dekat para nabi masih tetap pada kesesatan, seperti orang tua nabi Ibrahim, (kan'an) putra nabi Nuh, (fir'aun) orang tua angkat nabi Musa, istri nabi Luth, serta paman-paman nabi Muhammad.

Tak heran jika kita pernah mendapati seorang ulama dari keturunan para perampok, seperti sunan kalijogo dan sebagainya, sebab hal itu pernah terjadi pada nabi Ibrahim, putra dari seorang pembuat berhala. Namun juga tak jarang putra seorang ulama yang menjadi bejat, pun itu juga pernah terjadi pada nabi Nuh. Akan tetapi ada yang lebih dari itu semua adalah, seorang ulama yang melahirkan ulama seterusnya, dan itu pernah terjadi pada nabi Yusuf putra nabi Ya'kub putra nabi Ishaq putra nabi Ibrahim.

Maka tak perlu kiranya kita memaksa orang-orang yang kita kasihi mengikuti apa yang kita anggap benar dan baik untuk mereka menurut kita, namun tugas kita hanyalah memberikan saran atau pengetahuan kepada mereka barangkali Allah memberikan petunjuk kepada mereka disebabkan oleh saran yang kita bawa. Itu jika kekasih kita sudah bisa berfikir, kalau kekasih itu adalah anak-anak yang masih belum bisa berfikir, kita harus mendidiknya dengan cara yang sesuai untuk mereka, sebab gaya berfikir mereka tidak sama dangan anak-anak yang sudah dewasa.

Mungkin kita punya banyak kawan yang kita kasihi (dalam arti umum) dan mungkin didalam diri mereka terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan standar yang kita anggap valid dan mu'tabar, seyogyanya kita tidak memaksa mereka untuk sama dengan kita, tapi cukup kita berikan saran kepada mereka dengan cara yang sesuai, sebab perbedaan adalah fitrah manusia.

Jika memang kekasih kita tak mau mencari petunjuk, biarlah petunjuk itu mencari kekasihnya, dan marilah kita berdoa semoga kekasih kita termasuk dalam daftar kekasih petunjuk itu.

Alliem,
Ahad, 11 Maret 2007
Belajar Menerima Petunjuk




[+/-] Selengkapnya...

Perempuan Yang Ku Suka

Perempuan Yang Ku Suka
Oleh : Mochammad Moealliem

Mungkin benar kata para perempuan kalau laki-laki suka "menggombal", entah apa makna yang benar tentang "gombal" ini, kalau setahu saya "gombal" adalah pakaian yang sudah tak layak pakai dalam istilah jawa, entah jadi apa ketika menjadi istilah dalam bahasa Indonesia, mungkin sama artinya, ngibul, bohong, dan semacamnya.

Bolehlah jika anda lelaki merasa tersinggung jika dikatakan "gombal-mukiyo" sebab fungsi gombal-mukiyo biasanya hanya sebagai lap, untuk membersihkan debu-debu, baik pada piring, gelas, dan mungkin untuk mengelap perempuan, biar kelihatan menjadi, piring cantik, gelas cantik atau perempuan cantik. Toh pada hakikatnya tetap seperti sediakala bentuknya.

Kini giliran perempuan saya beri peluang untuk tersinggung ketika disejajarkan dengan piring dan gelas, bisa jadi mereka akan berkata "enak aja kita disamakan dengan piring dan gelas, emang kita barang dapur?", namun diakui atau tidak, saya menilai perempuan membutuhkan gombalan para lelaki, "hayoo ngaku aja?", dan seolah memang kegemaran mayoritas lelaki punya daya gombal, diiringi mayoritas perempuan suka dielap dengan gombalan itu.

Dulu saya pernah mempelajari ilmu jiwa, bahwa perempuan lebih suka dianggap cantik, daripada dianggap cerdas, kalau lelaki lebih suka dianggap cerdas daripada dianggap cakep, tapi tentunya itu juga tidak semua, mugkin hanya sebagian besar saja. Saya jadi teringat sejarah perempuan jawa abad 18 dan sebelumnya, konon kabarnya lebih terpuruk ketimbang perempuan dalam peradaban yang sudah maju, belum ada hak bagi seorang perempuan, kecuali sekwilda (sekitar wilayah dapur) tak pernah dianggap sebagai manusia yang bisa berfikir, dan memang ditempatkan pada rak-rak khusus seperti piring dan gelas, akan dielap ketika hendak dibuat pameran ataupun dijual, dan hanya sebagai alat pelengkap yang tak akan didengar pendapatnya, seperti kicauan burung beo.

"Hati-hatilah dalam membawa piring", pernahkah anda mendengar peringatan seorang ibu pada anaknya, kalau boleh saya uraikan seperti ini : Hati-hati membawa perempuan, dia ibarat piring, semakin mahal piring itu, biasanya semakin mudah pecah, berbeda dengan piring di warung kusyari (makanan orang mesir, berisi campuran spageti, kacang hijau, nasi, juga macaroni atau makronah) kalau piring warung itu tentunya tahan banting, sebab biasanya dilempar sana-sini, terlebih dipakai oleh sembarang orang.

Piring yang mahal, tentu hanya untuk pribadi, punya ciri khas mudah pecah, kesalahan kecil terhadap barang yang mahal tak bisa disamakan dengan kesalahan besar pada barang murah, sebagaimana kesalahan kecil pada pemimpin itu lebih besar dari pada kesalahan besar pada orang yang dipimpin. Kalau seorang warga sengaja tidak datang dalam acara, mungkin bisa kita katakan salah, namun lebih salah kalau pengurusnya atau pimpinannya tak datang dengan sengaja.

Pantaskah kiranya kita mengibaratkan perempuan dengan piring? Namun setidaknya bisa saya gambarkan bahwa piring saat ini bukan hanya ada didapur, bahkan mungkin diruang depan, meskipun bagi orang kebanyakan tidak terlalu memberi perhatian terhadap piringnya, namun lebih mementingkan apa yang ada dalam piring itu. Semahal apapun piring itu kalau toh tak berisi, kebanyakan orang kurang suka meskipun piring itu cantik dan menawan, bahkan menyentuhnya pun kalau bisa tidak, agar tetap tak terkotori.

Saya pikir piring lebih terhormat daripada gombal, piring yang mahal biasanya gombal-lap-nya juga bagus dan mungkin juga mahal, sebab logika manusia akan merasa salah jika mengelap piring mahal dengan "gombal-mukiyo", begitu pula jika mengelap piring kusyari dengan lap yang mewah. Setidaknya lap itu disesuaikan dengan apa yang akan dilapinya, begitu pula piring setidaknya akan dicarikan lap yang sesuai, namun ada pengecualian jika terpaksa apapun akan menyalahi aturan itu.

Allah berfirman : "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji , dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik . Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka . Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia."QS: 24 : 26

Sama-sama piringnya namun berbeda harga, pun juga sama-sama lapnya berbeda harga pula, hanya orang-orang buta dan orang bodoh yang tak dapat membedakannya. Namun kalau sudah pecah biasanya piring mahal itu nggak bisa dikembalikan pada keindahan awalnya, dan hanya akan menjadi serpihan kaca yang membahayakan manusia, maka dari itu hati-hatilah membawa piring, jangan engkau banting, jika sudah pecah dia tak lagi berharga.

Berbeda dengan lap, dibanting pun tak mudah pecah, dan memang fungsi lap adalah menjadi pelindung atas barang yang mudah pecah itu, semakin mahal lap itu, maka semakin tebal dan semakin memberi keamanan terhadap barang mudah pecah itu, dan bisa jadi lap itu khusus satu piring saja, tidak seperti lap di warung yang dipakai untuk banyak piring dan mungkin tidak memberi keamanan pada banyak piring sebab fungsinya hanya menjadi lap saja, alias menjadi "gombal-mukiyo".

Dalam pemilihan perempuan terbaik dunia, hanya seorang perempuan yang tercantum namanya, siapakah dia? Mohon jangan tersinggung dulu, ini benar meskipun jika banyak perempuan merasa dirugikan dengan hanya terpilihnya seorang perempuan ini, dan memang permpuan ini belum ada yang menandinginya, hingga saat ini dan seterusnya, kira-kira otak anda akan mengambil nama siapa? Aisyah?, Khadijah?, Hawa'?, Robiah Adawiyah?, Asiah?, atau siapa?

Kalau saja saya juri pemilihan itu, maka bisa jadi akan ku pilih perempuan yang ku suka untuk jadi pemenang, meskipun tidak adil, sebab mungkin lelaki semuanya akan menjadi bodoh dihadapan perempuan yang disukainya, meskipun toh perempuan juga takluk dengan gombalan-gombalan para lelaki. Huch...memang sudah klop dan nggak bakal berubah, tapi yang jelas anda nggak perlu kecewa dengan keputusan ini, meskipun perempuan seluruh dunia mengadakan pemilihan ulang.

Sebelum saya sebutkan nama perempuan itu, saya hanya mengajak anda untuk melihat sepak terjang perempuan itu, dengan kata lain, seandainya saja anda menjadi dia, (tentunya masa-masa perjuangannya) bukan masa pemilihan, saya pikir tidak ada yang sanggup menjalani derita yang dijalani, dia manusia seperti kita, dan kalau boleh membayangkan, dia secantik gadis iran yang cantik, (maaf saya milih iran), dan punya hati yang cantik, alias cantik luar dalam, jika dari anda ada yang seperti itu, bolehlah kiranya aku masukkan dalam daftar "perempuan yang ku suka".

Jawaban dari semua itu adalah : "Dan ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia" QS: 3 :42

Alliem,
Senin, 19 Februari 2007
Kutulis untuk perempuan yang ku suka



[+/-] Selengkapnya...

Pikirkan Yang Kau Lihat

Pikirkan Yang Kau Lihat
Oleh : Mochammad Moealliem

Apa yang sedang anda pikirkan saat ini? Kalau boleh saya mengira anda sedang memikirkan maksud tulisan saya ini, itupun jika anda dapat melihat tulisan saya dan menggunakan otak untuk mencernanya, sebab belum tentu orang membaca dan memikirkan sesuatu yang dibacanya, seperti halnya ketika anda membaca surat cinta, padahal yang tertulis "engkaulah arjuna".

Kita semua telah tahu bahwa Jakarta kebanjiran, bahkan dunia internasional tahu kalau ibukota Negara Indonesia dilanda kebanjiran, tapi apakah kita telah berpikir atas hal tersebut? Tentunya jawaban kita berbeda, ada yang berpikir ada yang tidak, dan orang yang berpikir pun berbeda, ada yang berpikir tentang rumahnya yang tenggelam, ada yang berpikir menyewakan rumah, bahkan ada yang berpikir menggerayangi rumah yang ditinggal ngungsi, dan lain sebagainya.

Sekarang mari kita tanya diri kita ini, apakah kita sudah berpikir atas yang kita lihat? Ketika kita melihat sampah dikamar, apakah kita telah berpikir bahwa sampah itu harus ditempatkan pada tempatnya? Ketika kita melihat pengemis, sudahkah kita berpikir bagaimana memperlakukan mereka? Bukankah dengan berpikir kita akan tahu bahwa Allah memberikan anugerah yang tak terhingga kepada kita.

Allah berfirman : "Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih ? . Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak aniaya sedikitpun. Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah ? Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata" QS : 4 : 49-50.

Mungkin sering kita melihat orang-orang yang sedang bertengkar, saling menyesatkan antara satu dengan lainnya, bahkan mengkafirkan sesama sambil mencuri hak tuhan, hanya demi kehormatan diri, kelompok, madzhab, partai, dan lain sebagainya. Allah menyuruh kita melihat orang-orang yang merasa bersih itu, padahal mereka belum tentu suci dan bersih, dan Allah mensucikan orang-orang yang dikehendaki, maka lihatlah orang-orang yang merasa lebih baik dan menghina orang lain, atau bahkan memaksa kita untuk mengikuti mereka.

Perhatikan dan pikirkan apa saja yang engkau lihat, namun buah pikiran itu jangan cuma menjadi angin lalu, namun marilah kita lakukan penerapan pemikiran kita, pernah saya membaca, hadith aw kama qola "orang yang tahu dan mengamalkan pengetahuannya, serta mengajarkan pengetahuan itu kepada yang lain, maka Allah akan memberi pengetahuan baru".

Banyak dari kita yang telah berpikir atas apa yang dilihatnya, namun hanya untuk dijual demi mendapatkan duniawi semata, dan dia sendiri tak mengamalkan pemikiran yang iya usung, ironis memang jika banyak dari kita rela menjadi munafik, seolah-olah baik namun berhati rakus, maka tak heran jika muncul istilah ulama' su' (Ilmuwan Busuk), bahkan mencuri titel ulama meskipun tak memenuhi standar keilmuwan yang seharusnya.

Bangkitlah engkau wahai kawanku!
Jangan biarkan selimut menghimpit pikiranmu!
Bersihkan pakaianmu!
Sucikan hatimu!
Rapikan kamarmu!
Jernihkan pikiranmu!
Hurufkan dan amalkan idemu!

Alliem,
Selasa, 13 Februari 2007
Berusaha bangkit kembali




[+/-] Selengkapnya...

Kisah Penunggang Khimar

Kisah Penunggang Khimar
Oleh : Mochammad Moealliem

Pernahkah anda punya keinginan untuk menunggang khimar? Mungkin itulah kendaraan paling aman untuk Indonesia saat ini, sebab jika naik pesawat bisa hilang dan susah ditemukan, naik kapal laut tenggelam, naik kereta api tabrakan, naik haji pun sampai kelaparan, huch repotnya jadi orang Indonesia yang sedang naik daun. Pembahasan kali ini tidak akan membahas tentang cara naik daun, tapi akan membahas sikap penunggang khimar, namun sebelum itu kita harus tahu dulu apa itu khimar.

Jika kita pernah ke Arab terlebih Mesir, kita akan dengan mudah mendapati khimar, bahkan dijalan raya ibukotanya, kita akan dibuat tersenyum bahkan tertawa ketika mobil sedan dan sejenisnya rela berhenti demi khimar yang sedang menyeberang jalan bersama gerobak yang ditariknya dan orang yang mengendalikan arah jalannya, yang terkadang memukulnya dengan tidak ber-peri-kehewanan. Adalah keledai (khimar), hewan yang memiliki suara yang kurang bagus diantara para binatang di Bumi, hingga orang arab akan marah ketika kita menyebut binatang ini didepan wajah mereka, hampir mirip dengan orang Indonesia yang tersinggung ketika ada seseorang mengabsen penduduk kebun binatang sambil mengahadap wajahnya.

Allah berfirman : "Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."QS: Luqman(31):19.

Akan menarik jika kita membaca penjelasan para mufassir tentang ayat ini, tentang tata krama berjalan dan berbicara, orang Islam dianjurkan untuk berjalan yang baik, tidak seperti jalannya orang-orang yang sombong dengan membusungkan dadanya kedepan seperti jalannya anjing dalam kartun Tom and Jerry, tetapi berjalanlah sewajarnya, juga dalam berbicara agar tidak berteriak-teriak, sebab gaya bicara seperti itu diibaratkan suara khimar yang buruk dan tidak punya sopan santun. coba anda perhatikan suara khimar adalah suara yang tidak layak bagi makhluk hidup, suaranya seperti suara yang keluar ketika seorang kampung yang sedang memompa sepedanya dengan pompa manual, yach kalau anda bisa membayangkan dan menirukan yach persis dengan suara khimar he he he.

Namun sejelek apapun suara itu, khimar turut mencetak sejarah dunia, dalam Al Qur'an saja khimar disebut kurang-lebih dalam 5 ayat, sebagai perumpamaan, sebagai bukti, juga sebagai sejarah kendaraan, kalau dalam pembahasan fiqh akan terbagi dua jenis khimar, pertama adalah khimar sebagai pembantu rumah tangga, (baik sebagai kendaraan, traktor, atau kuli angkut) adalah haram disembelih dan dimakan dagingnya, yang kedua adalah khimar liar dan itu halal dan boleh dimakan.

Pernahkah anda membaca kisah tentang luqman hakim?, seorang bijak dari beberapa orang bijak, bahkan diabadikan menjadi nama satu surat dalam Al Qur'an, dan Allah memberikan beberapa hikmah padanya : "Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:"Bersyukurlah kepada Allah.Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".QS: Luqman(31):12.

Dalam satu riwayat dikisahkan bahwa : pada suatu hari luqman bersama anaknya pergi ke pasar, dia berdua dengan anaknya mengendarai seekor khimar, namanya juga jalan menuju pasar tentunya ramai dan sering ketemu orang-orang baik yang berangkat maupun pergi ke pasar, anda tentunya tahu kalau khimar itu kecil daripada kuda, dan agak menghawatirkan jika dinaiki dua orang, seandainya anda bisa kembali kezaman luqman mungkin anda akan setuju dengan orang-orang yang saat itu bertemu dengan lukman dan anaknya yang mengendarai satu khimar, mereka bilang " weh-weh-weh orang ini nggak punya perasaan terhadap hewan, khimar kok dinaiki dua orang".

Mendengar celoteh orang yang dijumpai dalam perjalanannya, akhirnya luqman turun dari khimarnya dan membiarkan anaknya duduk diatas khimar sementara sang ayah memegang kendali sambil berjalan kaki, menurut anda, jika anda bertemu dengan hal semacam ini, apakah anda akan membenarkan ataukah anda akan bersikap seperti orang-orang yang menemui luqman dan anaknya pada kali keduanya, mereka berkata : "waduh-waduh, benar-benar tidak sopan anak ini, dia naik khimar santai sedangkan ayahnya menuntun sambil berjalan kaki".

Luqman juga manusia, mendengar kata seperti itu tentunya, perasaannya tergugah untuk bersikap yang benar terhadap kendaraan yang satu itu, kemudian luqman naik khimar dan anaknya yang memegang kendali sambil berjalan kaki, dangan harapan orang tidak lagi menganggap anaknya tidak punya sopan santun terhadap orang tuanya. Setujukah anda dengan sikap luqman yang ketiga ini? Ataukah anda akan mendukung orang-orang yang bertemu mereka kali ketiga dan berkata : "Loh-loh-loh, kok ada orang tua yang naik khimar dan anaknya disuruh menuntun khimar, dimana pikirannya".

Serentak luqman meloncat turun dan memutuskan untuk sama-sama berjalan kaki bersama anaknya dan membiarkan khimar tidak dinaiki siapa-siapa, sebab setiap ketemu orang selalu saja salah dalam mengambil keputusan, akhirnya mereka berdua berjalan kaki dan menuntun khimarnya, kira-kira apakah anda mendukung keputusan yang diambil luqman tersebut? Sebab jika dua orang naik satu khimar orang akan bilang tidak punya rasa terhadap hewan, jika anaknya yang menaiki dan ayahnya menuntun khimar, orang akan menganggap anak tak punya akhlaq, jika sang ayah yang menaiki dan anaknya menuntun khimar, orang akan bilang ayah tak sayang anak, bagaimana apakah anda setuju dengan keputusan tersebut?

Penulis tidak begitu membutuhkan persetujuan anda dalam hal ini, sebab luqman akhirnya ketemu dengan orang-orang pada kali keempat, sambil berkata : "ha ha ha, orang ini bagaimana? Ada kendaraan(khimar) kok nggak dinaiki malahan milih jalan kaki, dan khimarnya dituntun". Mendengar hal tersebut kemudian luqman dan anaknya berhenti dan mengambil keputusan terakhir, bahwa apapun yang kita putuskan akan mengandung resiko, bahkan ketika kita diam disini pun nanti orang akan bilang "ngapain dua orang dan seekor khimar diam disini".

Sekarang sudah jelas, bahwa lakukanlah apa yang kau putuskan dan semua itu punya resiko, jangan terlalu takut dengan kritikan orang, sebab apapun yang anda putuskan tetap saja orang lain akan mengkriik bahkan anda diam pun akan di kritik, lakukanlah yang terbaik dengan resiko yang paling kecil, mari menulis sebaik yang kita bisa, biar orang-orang itu tidak berkata : "dasar khimar! Bisanya cuman diam saja".

Alliem,
Ahad, 07 Januari 2007
Berusaha menjadi diri sendiri




[+/-] Selengkapnya...

Duniaku, Dunia Wayang

Duniaku, Dunia Wayang
Oleh : Mochammad Moealliem

Petruk, Bagong, Nolo (Gareng), Semar dan nama-nama tokoh khayalan yang lain, yang tak pernah penulis paham ketika sang dalang menggerak-gerikkan lempengan kulit yang dibentuk gambar manusia dari berbagai macam bentuk, sambil berbicara sendirian sang dalang terus berdialog dengan dirinya sendiri, kadang dia bersuara lembut dan sopan, kadang juga bersuara lantang dan kasar, kadang dia juga mengeluarkan kata-kata mutiara, kadang juga membikin humor, dan humor inilah hal yang sangat mudah difahami oleh semua orang, termasuk saya ikut tertawa ketika "dagelan" sudah dimulai.

Penulis pernah mendengar, ungkapan dalam bahasa arab, "fatruk ma bagho nala samirina, " hampir mirip dengan tokoh wayang yang saya sebut diatas, petruk, bagong, nolo (Gareng), dan semar. Ketika hal itu diterjemahkan menjadi "tinggalkan sesuatu yang durhaka maka engkau akan mendapatkan kawan yang baik". Secara pasti penulis kurang tahu tentang wayang dan sejarah munculnya, namun setidaknya penulis mengenal beberapa tokoh wayang, Petruk misalnya, dalam masa awal saya belajar bahasa arab, ada gambar petruk, hidungnya panjang tapi tidak terus memanjang seperti hidung pinokio, lencir kuru, rambutnya seperti antena radio. Juga semar orangnya gede, wajahnya menghadap keatas namun tangannya menunjuk-nunjuk tanah, dan tangan yang satunya ditaruh diatas punggung, cara berjalannya agak jongkok seperti ibu-ibu jawa yang sedang menyapu halaman rumahnya.

Permulaan pementasan wayang dimulai dengan gunung yang berterbangan begitu pula penutupannya, hampir mirip dengan konsep awal alam semesta yang terjadi setelah ledakan besar, terkenal dengan big bang, menurut para ahli sains, yang pada akhirnya mengakui bahwa alam raya benar-benar diciptakan oleh Allah tuhan semesta alam. Begitu pula nanti penutupan alam semesta gunung-gunung pun berterbangan "Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan" QS : Al Qoriah (101) : 5.

Layar wayang terdiri dari dua sisi, kanan dan kiri, setiap sisi akan diisi oleh wayang yang besar sampai kecil, semuanya adalah mati dan tak berguna sebelum sang dalang menggerakkannya, serta mengisi suara untuk wayang itu hingga seolah wayang itu itu hidup dan bisa berbicara, setiap rupa wayang konon merupakan bentuk cerminan manusia, dan setiap wayang punya sifat sendiri-sendiri, serta sikap sendiri-sendiri, ada yang baik ada juga yang jahat jumlah dua kubu itu seimbang, namun yang akan berperang dimedan laga hanyalah wayang-wayang pilihan yang telah dipilih oleh sang dalang dan ditaruh dikotak yang dekat dengan dalang.

Setiap wayang yang perang punya senjata khusus, baik dipihak yang benar maupun pihak yang salah, mereka sama-sama punya aji-aji, sama-sama punya pendukung, namun keputusan siapakah yang menjadi pemenang itu hak sang dalang.

Jika anda jadi penonton sinetron biasanya anda dikerjai sama sutradara, biasanya ada tokoh yang sangat menjengkelkan dan nggak mati-mati, begitu pula sang dalang, sudah tahu wayang yang jahat namun kok nggak kalah-kalah, jadi teringat sejarah abu lahab yang jahat terhadap nabi Muhammad, kok nggak mati-mati, eh ternyata hidup dan mati ada ditangan sang dalang.

Pernahkah anda menjumpai dalang yang ngantuk? Tentu tidak, sepanjang malam itu dalang tidak akan ngantuk, tidak akan lelah bicara sendiri, tidak akan lelah bermain wayang dan mengisi suara-suaranya, bahkan suara perempuan, apa yang terjadi ketika dalang tiba-tiba pengen ketoilet, bisa jadi wayangnya kocar-kacir. Begitu pula Allah yang mengatur alam raya ini tak pernah ngantuk, yang maha kuat dan tak akan pernah lelah, yang tak akan lelah mementaskan kehidupan ini sampai kapan saja Dia mau.

Dalang dalam perwayangan hanya bisa menggerakan dua wayang dan bicaranya bergantian tak akan bersamaan. Dalang dalam perfileman bisa menggerakkan ratusan bahkan ribuan orang dengan suaranya masing-masing dan bisa berbicara secara bersamaan. Dalang dalang pemerintahan bisa menggerakkan jutaan mahluk hidup bahkan bisa menggerakan ekonomi, Dalang dalam kehidupan dapat menggerakkan segala alam raya, manusia, hewan, serta mengisi suara mereka secara bersamaan, menggerakkan mereka, Dialah Allah dalang dari segala sesuatu.

Pernahkah wayang merasa dirinya digerakkan sang dalang? Tahukah anda kenapa bumi tidak berapa diposisi merkurius? Atau menggantikan posisi pluto yang kini diusir dari planet galaksi bima sakti? Jika bumi dipindah diposisi merkurius tentu akan menjadi lava pijar karena terlalu dekat dengan matahari, yang tak akan bisa di huni oleh segala macam makhluk hidup, begitu pula jika dipindah diposisi pluto tentu akan beku.

Kita ibarat wayang yang berjajar rapi didua sisi layar pewayangan yang akan bergerak dan kembali diam sesuai keinginan sang dalang, namun kita bukanlah wayang kulit, kita adalah wayang peradaban, kita dibekali akal pikiran agar tidak seperti wayang kulit yang digerakkan manusia dalang. Dalang kita adalah Maha Dalang, dan kita menjadi maha wayang, jika manusia-dalang hanya mampu menjadi dalang semalam suntuk, namun Allah menjadi dalang sepanjang masa. Jika wayang kulit bisa berfikir tentu akan ikut membaca tulisan saya ini he he he.

Ingatlah bahwa wayang tak akan mampu melawan dalang, sebesar apapun bentuk wayang, atau sekuat apapun gatotkaca, begitu pula aktor tak akan mampu melawan sutradara, bahkan melanggar aturan sutradara bisa kena sangsi dan tidak diberi gaji, begitu pula melawan Allah bisa mendapat sangsi abadi. Marilah kita berbuat baik yang sepenuhnya, jangan hanya untuk memburu nafsu duniawi semata. Bukankah Allah sang maha sutradara sangat adil, kaya dan bijaksana, jika kita ikuti aturannya tentunya Dia menepati janjinya.

Alliem,
Sabtu, 23 Desember 2006
Berusaha menjadi wayang yang dekat dengan dalang




[+/-] Selengkapnya...

Abadikan Buah Pikiranmu

Abadikan Buah Pikiranmu
Oleh : Mochammad Moealliem

Anda tahu kenapa fir'aun membangun piramida yang tinggi besar itu? Yang masih menjadi misteri hingga saat ini, makam raja-raja Mesir yang telah dibangun sebelum rajanya meninggal, setiap piramida menghabiskan waktu 20 tahun untuk membangunnya. Apakah fir'aun sudah gila dengan membangun kuburnya hingga membunuh beberapa pekerja yang membuat makamnya yang istimewa? Benar mungkin dia sudah gila, tetapi kenapa masih menjadi raja jika gila? Huch mungkin orang sekarang bisa menjawab " Kok jauh-jauh fir'aun mas!, DPR kita aja banyak yang gila".

Jika ada pemimpin yang gila perang, pemimpin yang gila perempuan, pemimpin yang gila korupsi, tak jauh beda fir'aun gila dengan keabadian. Adakah keabadian itu? Menurut nalar fir'aun bahwa setelah mati ada kehidupan, maka untuk kekayaan dan kemewahannya dia membuat piramida yang waktu itu tergolong bangunan yang sangat canggih, insinyurnya handal, bentuk yang sangat sempurna, hingga bisa mengukur, jikalau mayat ditaruh didalam piramida akan abadi sebab suhu udaranya stabil. Anda tahu berapa umur piramida? Umurnya sekitar 4500 tahun sampai saat ini.

Maklum jika fir'aun mengaku menjadi tuhan, sebab peradabannyalah waktu itu yang sangat maju, fir'aun yang penulis bicarakan disini adalah fir'aun di zaman nabi Musa, sebab fir'aun banyak sekali, ada juga yang beriman. Nah fir'aun itu merasa adi kuasa dibanding kerajaan-kerajaan didunia, yach mungkin saat ini ada neo fir'aun, "Al Faroinah al jadidah" menurut istilah Dr.Moh Imaroh. Perhitungan hari atau kalender juga ditemukan yang kemudian diambil oleh eropa, ilmu perbintangan, ilmu pertanian, perairan, mereka mengusai. Namun aneh juga kalau ada tuhan yang mati, kalau tuhan saja tidak dapat menyelamatkan dirinya, apalagi untuk menyelamatkan orang lain.

Fir'aun mengira harta bendanya bisa untuk bekal kehidupan yang ada setelah mati, maka mereka membikin makam yang akan menampung mayatnya, hartanya, makanan kesukaannya, dan segala yang dibutuhkan untuk hidup dilain ruang, bukti empirik bisa anda lihat dimakam-makam raja-raja Mesir, banyak juga ditemukan piramida-piramida yang dijebol pencuri untuk mengambil barang berharga yang ada dialamnya. Ternyata bukan hanya fir'aun yang mempercayai kehidupan setelah mati, mayoritas kepercayaan dan agama yang ada konsep hidup setelah mati.

Penulis hanya akan menelusuri dalam Islam saja. Dalam Alqur'an banyak cerita tentang surga dan neraka, tentang kehidupan yang lebih lama, yang mungkin kini banyak orang tidak peduli dengan hal itu meski dalam hati kecilnya terbesit ketakutan. Ada yang mengira kehidupan itu harus berbekal uang yang banyak hingga bersusah payah untuk korupsi, ada juga yang mengira untuk kehidupan itu membutuhkan banyak perempuan hingga repot-repot selingkuh, dan lain sebagainya.

Jika kita pergi keluar negeri kita harus menukar uang kita dengan uang yang ada dinegara yang akan kita kunjungi, begitu pula jika kita akan pergi keluar dunia, kita harus menukarkan harta kita dengan harta yang bisa laku di negeri luar dunia. Manusa bisa masuk surga ketika telah melewati hidup, begitupun masuk neraka juga setelah melalui hidup. Ruh kita tak akan bisa beramal baik dan buruk jika tidak dirangkai dengan jasad kita, sementara rangkaian itu terbatas pada kekuatan jasad kita. Ruh akan kuat bertahan abadi, namun jasad hanya kurang dari seabad.

Keabadian hakiki adalah keabadian Allah semata, dan keabadian selain Allah adalah keabadian terbatas, seperti keabadian ruh, surga, neraka, dan yang lain. Keabadian yang ada pada selain Allah hanya sepanjang masa, yaitu masa yang hanya diketahui Allah semata, dan Allah abadi tanpa masa. Keluasan alam raya adalah luas yang tidak kita ketahui batasnya, namun keluasan Allah adalah keluasan yang tiada batasnya. Kalam kita adalah kalam yang berupa huruf dan suara, tapi Kalam Allah tiada berupa huruf dan suara.

Perbuatan manusia akan diberi nilai selagi masih terangkainya ruh dalam jasad, setelah ruh berpisah dengan jasad, maka tiada lagi yang dapat berbuat, hanya menerima balasan sesuai nilai yang telah terdaftar dalam daftar tabungan kita. Namun Allah memberikan tiga dispensasi pada umat Islam, bahkan meskipun dia sudah mati masih bisa mendapat nilai, apakah tiga keabadian itu?

Nabi Muhammad bersabda : "Idzâ mâta al insânu inqoto'a anhu 'amaluhu illa min tsalasin, illa min shodaqotin jâriyatin aw ilmin yuntafau bihi aw waladin shôlihin yad'u lahu" .

HR. Muslim, hadith no: 4310, HR. Abu Dawud,: 2882, HR. Tirmidzi,: 1432, HR. Nasai,: 3666, HR.: Ahmad bin Hanbal : 9079, HR,: Baihaqi : 13011

"Ketika manusia telah meninggal dunia, maka terputuslah darinya amal perbuatannya, kecuali tiga hal, 1. Shodaqoh jariyah, 2. Ilmu yang dimanfaatkan, 3. Anak sholih/sholihah yang mendoakannya."

Tiga imam madzhab terpercaya (Maliki, Hanafi, Hanbali) berpendapat bahwa doa kepada orang yang mati adalah sampai pada yang dituju, begitupun penulis berpendapat seperti mereka, dasar yang penulis pakai adalah hadith yang penulis sebut diatas, bahwa doa seoarang anak sholeh bisa membantu orang tuanya yang sudah meninggal, apalagi kalau masih hidup, tentunya lebih sampai. Maka dari itu mari kita doakan orang tua kita, dan jangan menunggu meninggal. Jika anda tidak bisa berdoa yang panjang, cukup bacalah fatihah sebagai hadiah untuk orang tua.

Hadith diatas penurut pemahaman penulis mencakup tiga kategori manusia, pertama, adalah kategori orang kaya, keabadian bisa diciptakan dengan shodaqoh jariyah, sedekah yang mengalir, maksudnya apa yang disedekahkan bisa terus menerus bermanfaat, seperti halnya waqaf untuk madrasah, waqaf untuk masjid, wakaf untuk kepentingan Allah, Membangun Panti asuhan, dan sebagainya, selagi apa yang disedekahkan masih dipakai pada jalan Allah maka, orang yang bersedekah akan terus mendapat point pahala.

Kedua, Golongan orang berilmu, Keabadian amal bisa diciptakan dengan keilmuan-keilmuan yang diciptakan dan dimanfaatkan demi Allah, Contohnya seperti Tafsir Tobari, tafsir Qurtuby, tafsir Ibnu Katsir, Shohih Bukhori, Shohih Muslim, Mereka mengarangnya bukan demi harta, bukan demi kemulyaan, bukan demi apa-apa, hanya demi Allah. Berbeda dengan orang-orang saat ini mengarang buku hanya untuk meraih dunia.

Bagi golongan orang-orang yang tidak berharta dan tidak berilmu, mereka juga masih bisa menciptakan keabadian amal, pada golongan ketiga, dengan anaknya yang sholih/sholihah yang mau mendoakannya. Bisa dikatakan bahwa masyarakat muslim punya kunci untuk membangun keabadian, dari segala bentuk lapisan, baik yang kaya harta, kaya ilmu dan kaya anak, bahkan jika bisa membangun tiga hal itu semuanya, maka ibarat mendapat subsidi dari tiga arah. Alangkah bahagianya orang yang mampu bersedekah jariyah, berilmu yang bisa dimanfaatkan, dan punya anak yang sholeh yang mau mendoakannya.

Kapankah kita bisa besedekah jariyah? Kapankah kita bisa punya ilmu yang bermanfaat? Kapankah kita menjadi anak yang mendoakan orang tua? Sedekah ketika kaya dengan harta, sedekah ketika pandai dengan ilmu, sedekah ketika berkeluarga adalah mendidik anak agar sholeh/sholihah. Semoga kita bisa melakukan ketiganya.

Alliem,
Kamis, 13 Desember 2006
Berusaha Mengabadikan Buah Pikiran



[+/-] Selengkapnya...

Oleh-oleh Dari Makkah

Oleh-oleh Dari Makkah
Oleh : Mochammad Moealliem

Apa yang ada dalam bayangan anda tentang Makkah, kota suci sejak zaman tak diketahui, sebelum Ibrahim meninggalkan Siti Hajar bersama Ismail fi waadin ghoiri szi zar'in Sebuah bukit tanpa tumbuhan, didekat baitil haram (Ka'bah). Mungkin kita tidak tahu persisnya kapan, yang jelas Ka'bah adalah rumah pertama yang dibangun untuk manusia. "Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia ."QS: Ali Imron : 96.

Hajar Aswad (batu hitam) dalam kisahnya barang siapa menciumnya, nanti diakhirat Hajar Aswad akan mengenali orang-orang yang pernah menciumnya, berbeda dengan cewek-cewek sekarang yang akan melupakan orang yang pernah menciumnya he he he. Kata Umar "seandainya nabi muhammad tidak menciummu, maka aku tak akan menciummu pula", batu hitam yang tinggal beberapa butir kecil itu kini terbungkus rapi dengan benda yang memberikan keamanan bagi dirinya dari para pencium.

Multazam, sebuah tempat antara hajar aswad dan pintu Ka'bah, salah satu tempat untuk berdoa yang mustajab, begitu pula maqom Ibrahim (batu yang menyimpan telapak kaki Ibrahim kala membangun Ka'bah), juga hijr Ismail dan masih banyak lagi tempat-tempat mustajabah untuk berdoa. Anda tidak usah berkecil hati bila belum diundang Sang Maha Esa untuk mengunjungi Baitullah, anda pun masih punya banyak waktu mustajabah selain ditempat-tempat itu. Dan disetiap hari ada satu waktu mustajabah, setiap minggu ada waktu mustajabah, berdoalah niscaya Allah mengabulkanya, ud'uny astajib lakum.

Sofa dan Marwa, ketika Ibu Ismail kebingungan mencari air, tiada saudara, tiada sanak family, tiada kawan, hanya berdua dengan Ismail yang masih kecil, terpontang-panting dilembah yang tandus, tanpa tumbuhan, tanpa air, sementara sang ayah kembali ke Palestina untuk meneruskan risalahnya, Sang ibu berlari kesana-kemari, naik sofa, naik marwa demi untuk mencari petunjuk dimanakah air itu ada, barangkali sekelompok burung terbang memutar diatas sumber air itu. Entah seperti apa perasaan siti Hajar dan Ismail waktu itu.

Zam-zam, tiba-tiba dibawah kaki dimana Ismail ditempatkan memancarkan air, dan siti Hajar mencoba mengumpulkannya dengan ucapan "zam, zam" hingga akhirnya lembah itu menjadi ramai karena banyak kafilah-kafilah berhenti beristirahat dan mengambil air untuk minum disana, hingga pada akhirnya lahirlah Nabi Muhammad dari keturunan Ismail bin Ibrahim.

Mungkin bagi rekan-rekan yang pernah haji sudah hafal tentang itu, disini penulis hanya ingin bagi-bagi oleh-oleh yang penulis peroleh ketika haji, setidaknya bagi kawan-kawan yang belum haji sedikit tahu tentang itu. Sebab penulis tak membawa oleh-oleh kecuali kenangan yang akan bisa diberikan ketika dtulis atau diceritakan.

Pada tanggal 8 dzul hijah para jamaah haji menuju mina, dengan bermacm sarana, ada yang sudah disiapkan bisnya, biasanya jamaah dari indonesia dan negara-negara yang lain, ada yang naik angkutan, ada yang berjalan kaki, meskipun jauh namun karena banyak sekali orangnya, jadinya tidak begitu terasa didukung hati yang gembira, kebetulan penulis ikut yang berjalan kaki bersama kawan-kawan, sebab kalau naik kendaraan macet, dan lebih cepat berjalan kaki, dari depan penginapan di dekat masjidil haram penulis mengabungkan diri bersama para pejalan kaki menuju mina, dan kebetulan jalur jalan kaki dekat dengan penginapan.

Sejak pagi sebelum dluhur, sudah mulai berjalan menuju mina dengan pakaian ihrom, masuk terowongan aziziyah, yang nyambung dari terowongan dibawah halaman masjidil haram, padahal gunungnya tinggi juga, penulis membayangkan dizaman nabi belum ada terowongan, paling tidak kalau mau ke mina harus naik-turun gunung yang sekarang ada terowongannya. Disepanjang jalan yang luas dan khusus pejalan kaki, ada atapnya, yach lumayanlah tidak terlalu kepanasan.

Jutaan orang menuju mina untuk melaksanakan kesunahan mabit di Mina pada tanggal 8 malam 9 dzulhijah, sesampainya di Mina, setiap jamaah akan mencari tendanya masing-masing, termasuk penulis pun mencari tenda, yang berbeda dengan orang yang haji dari Indonesia, tenda penulis bersama orang-orang Mesir, Aljazair dan sekitar negara itu, sebab berngkatnya dari Mesir.

Semacam kartu nama diberikan sebelum berangkat ke Mina, penulis kira Mina itu kecil seperti dalam keterangan kitab-kitab fiqh, namun ternyata lumayan luas, bahkan polisi lalu lintas aku tanya alamat tenda yang ada, dia bilang tidak tahu. Untungnya disetiap sudut ada peta lokasi Mina dengan model "anda saat ini disini". Setelah lumayan berputar-putar akhirnya ketemu juga tendanya, juga kawan-kawan Indonesia yang berangkat dari Mesir, ternyata letak tenda sudah melampaui batas daerah mina, bahkan sudah melewati "bidayat muzdalifah" awal Muzdalifah, ternyata benar Mina sempit tidak cukup untuk menampung lebih dari 2 juta manusia.

Mabit di Mina adalah sunah hukumnya, selama itu sholatnya disunahkan jamak dan qoshor, sebab rasanya lebih lelah perjalanan Mekah ke mina dari pada perjalanan Cepu ke Jombang, setelah mentari sembunyi penulis dan seorang kawan jalan-jalan ke Mina, sebab tendanya diluar mina, dan bisa dikatakan mabit ketika kita berada di mina pada malam hari walau sekedar lewat atau mencari batu. Berputar-putar di Mina hingga bosan melirik peta disudut-sudut jalan untuk mencari jalan kembali.

Pakaian kita semuanya sama, jadi tak bisa dibedakan antara menteri dan mantri, malam larut lumayan dingin sementara kita tak boleh menutup kepala, istirahat harus terlaksana sebab besok pagi akan menuju arafah, untuk wuquf disana mulai dluhur sampai maghrib, seperti aliran air yang deras derap langkah para jamaah menuju Arafah, entah berapa kilometer yang harus ditempuh namun ketika hati kita riang hal itu tak begitu terasa, sebagian madzhab mewajibkan bertalbiyah selama perjalanan.

Wuquf di Arafah pada tanggal 9 dzulhijah, adalah rukun haji, jika tidak mengikutinya maka hajinya batal, Jabal rahmah berada didalamnya, namun tidak ada kesunahan untuk kejabal rahmah, ibadah yang harus dilakukan adalah berdoa, sebab arafah termasuk tempat mustajabah, selama di Arafah kita pun melakukan sholat dhuhur dan ashar jamak dan qoshor. Setelah magrib kita pergi ke Muzdalifah untuk mabit disana dan melakukan sholat maghrb dan isya jamak dan qoshor juga, setelah tengah malam sebagian ulama memperbolehkan bagi yang ingin melempar jumroh aqobah, namun yang bagus ketika pagi setelah fajar, atau ketika kari raya idul adha, sebab nabi melakukannya waktu seperti itu.

Penulis pun menikmati muzdalifah semalam, setelah subuh para pejalan kaki menuju Mina untuk melampar jumroh Aqobah pada tanggal 10 dzulhijah, dan membawa batu sebanyak yang diperlukan. Waktu itu jamarat atau tempat melempar jumroh masih berlantai dua dan tugunya masih asli, kalau kemarin sudah diperlebar, dan kini sudah berubah lagi, karena banyaknya jamaah haji. Setelah melempar jumroh aqobah kita tahllul, minimal memotong tiga helai rambut, setelah itu kita pergi ke Makkah lagi untuk towaf Ifadloh, kemudian sai antara sofa dan marwa. Setelah selesai kita kembali ke Mina untuk mabit dua malam (nafar awal) atau tiga malam (nafar tsani) dan melempar tiga jumroh tiap harinya, setelah selesai itu semua selesai juga ibadah haji.

Konon kisah pelemparan batu dijamarat adalah mengenang sejarah Ibrahim yang sedang diuji Allah atas dua pilihan yang sama-sama berat, bayangkan saja Ibrahim dengan umur yang cukup tua belum dikaruniai keturunan atas perkawinannya bersama Sarah, tak lama kemudian Ibrahim menikah Hajar dan melahirkan Ismail, bagaimana rasa sukanya terhadap sang anak yang ditunggu-tunggu, ternyata Allah mengujinya dengan dua pilihan, memilih Allah atau memilih anak.

Ibrahim mendapat titah untuk menyembelih Ismail anak kesayangannya, Ismail berkata pada ayahnya, kalau memang itu perintah Allah, laksanakanlah ayah, semoga aku termasuk orang yang sabar. "Maka tatkala anak itu sampai berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar"QS;Ash Shafat : 102.

Ketika itu syaitan mencoba memperdaya Ibrahim, Hajar dan Ismail agar tidak melaksanakan perintah Allah atas dasar kemanusiaan, akhirnya syeitan dilempari batu oleh Ibrahim yang sekarang diabadikan menjadi ritual haji. Karena Ibrahim telah memilih Allah darpada anaknya maka ketika Ismail hendak disembelih turunlah malaikat membawa domba untuk berkorban, sekarang diabadikan dengan hari raya qurban, dan Ismail tak jadi disembelih.

Mungkin waktu itu syeitan keliatan oleh mata manusia, malaikat juga keliatan, Jin juga keliatan, atau mungkin itu adalah sebuah keistimewaan bagi para nabi Allah melihat hal-hal semacam itu. Hingga pada akhirnya Ibrahim dan Ismail membangun Ka'bah yang didomentasikan dengan bekas telapak kaki Ibrahim di maqom Ibrahim, yang konon batu itu bisa naik turun, seperti batu yang ada di masjidil aqsa, ketika hendak ikut nabi Muhammad ketika isra mi'raj, namun jibril melarangnya. huch jadi seperti khayalan. Tapi memang dunia dulu adalah dunia penuh khayalan, itulah kelebihan orang-orang yang disayang tuhan.


Alliem,
Rabu, 06 Desember 2006
Izinkan aku Engkau sayangi




[+/-] Selengkapnya...

Niqob : Antara Keutamaan dan Keangkuhan

Niqob : Antara Keutamaan dan Keangkuhan
Oleh : Mochammad Moealliem

Mungkin banyak orang muslim merasa bahwa memakai cadar adalah sebuah kewajiban bagi wanita muslimah, dan akan dengan mudah menyeret ayat alqur'an untuk melegalkan pendapatnya, meski secara harfiyah saja hal itu tidak bisa dinyatakan benar, bahkan ada yang berpendapat bahwa berjilbab adalah wajib sejak baligh sampai mati. Menurut penulis tidak seperti itu.

Seperti kita tahu bahwa kita harus taat pada Allah, rosulNya serta ulil amri (pemerintah), jika kita melihat masyarakat Saudi Arabia tentu kita akan mendapati orang-orang yang wajib bercadar, kewajiban ini adalah dari pemerintah, disaat saya haji saya menemui fenomena tersebut, mereka menggunakan cadar ketika keluar dijalan agar tidak ditangkap polisi, bukan hanya itu saja, ada juga ketika waktu sholat seluruh toko disekitar Masjidil Haram harus tutup, namun ternyata hal itu juga karena takut ditangkap polisi, bahkan saya menemui toko yang tutup tapi orangnya didalam tokonya.

Menurut penulis berniqob itu tidak wajib, tidak sunah, tidak makruh, dan tidak haram. namun yang wajib adalah menutup aurat, entah pakai jilbab atau pakai pakaian yang lain. Sebab jika niqob itu wajib maka meninggalkankannya adalah terhitung dosa, dan tidak ada nash yang jelas tentang niqob. Aurat wanita dalam sholat sesuai kesepakatan para ulama adalah seluruh tubuh wanita selain wajah dan kedua telapak tangan, menurut madzhab syafii, ada juga madzhab yang lain adalah selain wajah dan kedua telapak tangan luar dan dalam plus telapak kaki luar dan dalam. Biasanya kita lihat wanita Mesir ketika sholat tak menutup telapak tangan bagian luar, juga kaki, terkadang orang Indonesia ikut-ikutan saja seperti mereka, tanpa tahu dasarnya.

Ketika kita haji kita akan mendapati istilah muhrim (orang yang ber-ihrom) itulah dasar pijakan saya bahwa yang harus tertutup dan harus terbuka secara jelas, bahwa perempuan dilarang menutup muka juga telapak tangan, laki-laki dilarang memakai baju berjahit, menutup kepala, dan sebagainya. Jadi ketika saya haji dari semua madzhab yang ada, mereka sepakat bahwa wajah perempuan harus terbuka serta telapak tangannya, bukankah haji adalah ajaran Islam yang diajarkan langsung oleh nabi, khudzu anni manasikakum, jika Allah dan rosul menghendaki niqob, tentunya waktu ihrom pun harus berniqob, karena haji adalah termasuk ibadah yang menjadi pondasi ajaran Islam.

Ayat yang berbicara soal tutup aurat bisa dilihat pada surat An Nur(24): 31

"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."QS:24:31

Keterangan tentang aurat bisa dibaca di al fiqh al islami wa adilatuh, wahbah zuchaily, juz 1, atau bisa dilihat dikitab-kitab fiqh yang lain. Dalam ayat diatas tidak ada redaksi menutup muka, yang ada adalah menutup dada, itu untuk orang luar. Menutup dada disini bukan berarti baju akan tetapi tambahan setelah baju, agar tidak terlalu tampak keindahannya. Kecuali orang-orang yang diizinkan.

Sampai kapan hal itu (memakai kerudung) harus dilakukan oleh perempuan muslimah?, bisa anda teliti pada ayat:

"Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti yang tiada ingin kawin , tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Bijaksana ”QS: An Nur (24): 60

Nenek-nenek yang sudah tak ada hasrat untuk menikah dan tidak dihasrati oleh orang lain untuk dinikah boleh melepas pakaiannya, maksud pakaian disini adalah jilbabnya, lihat tafsir tobari, jadi boleh memakai jilbab juga boleh tidak memakainya. Namun diharapkan berlaku sopan, alias menjaga martabatnya.

Keangkuhan orang yang berniqob (cadar)

Penyakit yang sering menjangkiti orang yang berniqob antara lain, sok suci, angkuh, merasa lebih baik, sombong, dan masih banyak yang lain. Mungkin anda akan marah dengan ungkapan penulis, tapi coba amati fenomena yang saya sampaikan.

Suatu hari dibulan Ramadlan 1427 H, ketika saya pulang dari kuliyah Azhar sedang menunggu bus untuk pulang, ketika itu lewat seorang permpuan bercadar lengkap dan hanya mengintip jalan dibalik cadarnya, tiba-tiba orang itu tersandung potongan tiang lampu jalan, dan jatuh, apa yang terjadi? Dalam benak saya punya dua opsi, ingin saya menolongnya kedua ingin membiarkannya. Lama sidang majelis pikir dalam otakku akhirnya memberikan akibat opsi-opsi itu.

Pertama jika saya menolong orang itu, bisa-bisa saya malah dimarahi dan dia nggak mau serta menyakiti perasaanya, atau istilah jawa nulung kepenthung Sudah ditolong kita dimaki-maki, sebab biasanya orang yang berniqob bersifat antipati terhadap laki-laki, namun tidak sedikit juga yang malah lebih parah dari yang tak berjilbab. Kedua saya tidak menolong dan mungkin bersalah pada Allah, mungkin juga tidak bersalah, tapi tidak menyakiti perempuan yang jatuh itu, karena saya pikir kita bisa minta maaf pada Allah kapan saja dan dimana saja, tapi mungkin aku hanya sekali ketemu perempuan itu.

Belum sempat akalku memberi keputusan ada dua orang laki-laki dan satu anak kecil perempuan mendekati perempuan bercadar itu, sebab tidak ada lagi perempuan disekitar situ, ternyata laki-laki itu juga diabaikan saja oleh perempuan bercadar itu, dan lebih memilih anak kecil yang tak mampu untuk membantunya berdiri, orang laki-laki itu hanya bertanya "apa anda baik-baik saja" tanpa jawaban terdengar ditelinga mereka, mungkin perempuan itu berbisik meringis karena kesakitan namun tak dapat dilihat karena tertutup cadarnya.

Itu adalah satu contoh keangkuhan mereka, contoh lain adalah lucu, bisa anda bayangkan kalau ada orang hilang dan bercadar, akan sangat sulit untuk mencarinya. Juga dalam interaksi sosial, mungkin kita pernah ketemu kawan kita yang bercadar ditengah jalan dan kita tidak menyapanya karena tidak terlihat wajahnya, dan terkadang kita dianggap angkuh, padahal dia yang tahu kita dan kita tidak tahu mereka. Serta dalam berfoto, saya kadang heran melihat orang memakai cadar masih ikut foto, lah kan wujuduha ka adamiha adanya kan seperti tidak ada, jadinya kan lucu tentu yang tahu hanya dirinya dan orang yang foto bersamanya.

Terkadang juga mereka sok suci, yach kalau kebablasan bisa kayak musuh Adam, yang merasa lebih mulia dari Adam karena tercipta dari api, disuruh menghormat pada Adam tidak mau, padahal yang menyuruh Allah, apalagi yang nyuruh Adam. Begitu pula kadang orang yang bercadar merasa lebih mulia dan beranggapan bahwa orang yang tidak bercadar adalah rendah dan tidak layak dihormati. Huch mungkin masih banyak hal-hal semacam itu.

Keutamaan Bercadar

Menurut saya bercadar akan bernilai utama, ketika memakai cadar hanya semata karena Allah, bukan karena ingin dianggap gadis suci, atau karena merasa lebih mulia dari yang lain, innalloha la yanduru ila shuwarikum walakinalloha yanduru ila qulubikum Allah tidak melihat penampilanmu tapi Allah melihat hatimu, maka dari itu luruskan niatmu, dan ingat taatilah Allah, Rosul dan Ulil amri (pemerintah), jika pemerintah melarang anda bercadar, seyogyanya anda tinggalkan hal mubah itu.

Ingatlah kata-kata Alhallaj, wasamtuka samtu di war in wa dinn, wa fi'luka fi'lu muttabiil hawa, modelmu seperti orang yang ahli wara' dan ahli agama, namun perbuatanmu perbuatan penurut hawa nafsu, seyogyanya ketika anda bercadar tidak hanya malu atas wajahnya dilihat orang, tapi malulah bahwa hatimu dilihat Allah. Banyak kita jumpai orang yang bercadar masih asyik berpacaran ditepi sungai nile, di taman-taman dan dilain keduanya. Adalah ironis jika mereka menutup mukanya dengan alasan agama tapi membuka hatinya untuk maksiat pada Allah.

Juga hal itu utama, jika anda adalah perempuan yang cantik, yang sekiranya laki-laki yang melihat anda akan menelpon anda tiap hari, demi untuk mengurangi gangguan itu anda bercadar, tapi kalau anda tidak cantik saya kira itu makin mempersulit diri anda untuk didekati laki-laki yang ingin menikahi anda. Sejak zaman jahiliyah wanita selalu dalam kekangan dalam berbagai aspek kehidupan, dan saat ini wanita punya banyak peluang dalam hal itu, jika dengan bercadar anda merasa menjadi berpeluang kecil, saya kira cadarlah yang mengekang diri anda.

Saya kira itu catatan saya tentang cadar atau niqob, saya suka dengan perempuan cantik, dan bisa dikatakan cantik ketika aku melihat wajahnya, namun juga perlu diimbangi dengan kecantikan hatinya, sebab kecantikan wajah akan habis kurang dari 40 tahun, sedangkan kecantikan hati bersinar sepanjang masa.

Alliem,
Jum'at, 24 November 2006
Yang sering tertipu kecantikan



[+/-] Selengkapnya...

El Uyun El Khofiyah

El Uyun El Khofiyah
Oleh : Mochammad Moealliem

Anda pernah berbohong? Atau anda pernah mengambil barang orang? Atau bahkan anda suka usil dengan kecantikan seseorang? Walaupun anda tidak secara jelas mengatakan pernah, tapi hati kecil anda berkata "pernah", sebenarnya orang berbohong adalah sadar dan tahu kalau dirinya berbohong, hanya bagaimana menyimpan hal tersebut bermacam-macam modelnya, dalam al qur'an disebutkan, "ma kadzdzabal fuadu ma ro a" fuad (hati) tidak akan berbohong atas yang dilihatnya.

Judul diatas artinya adalah "mata rahasia" yang mungkin sering kita jumpai dalam sebuah acara televisi yang mengungkap rekaman tentang para pencuri ditoko, pelanggaran susila, anarkisme, dan lain sebagainya, dan yang terhangat untuk saat ini adalah terungkapnya anarkisme polisi amerika terhadap tersangka, namun yang saya ambil ilmu disini adalah orang-orang yang merasa aman untuk mencuri, untuk anarkisme, untuk melakukan asusila. Kemajuan tehnologi sudah memberikan pengetahuan bagi kita bahwa bumi itu bulat, matahari bulat, bulan pun bulat meskipun bulan sabit.

Bahkan kini dengan mudah dan cepat kita dapat melihat Hawaii dari ketinggian 5 KM diatasnya, tanpa harus terbang dengan sayap burung hud-hud yang melihat kerajaan ratu bilqis di saba', bisa juga melihat ka'bah dan masjidil haram yang berlantai putih marmer yang terasa dingin untuk kaki meski mentari 45 derajat, bisa melihat kraton jogjakarta, bisa melihat monas, bisa melihat lumpur lapindo, pokoknya kalau mau yang lebih dari itu saat ini sudah ada meski terbatas, kita dengan google eart saja sudah seperti menjelajah dataran bumi.

Tak heran jika NASA punya keinginan memindah manusia ke Mars, dengan mottonya yang unik "i wont you for mars" dengan gambar jari telunjuk mengarah orang yang diomongi, itu bagi nasa, kalau bagi kita motto itu berubah menjadi "i wont you for Islam" aku menginginkan kamu untuk Islam, sebagai astronot untuk Islam tak boleh kalah dengan astronot NASA untuk Mars, anda harus sehat, cerdas, berani, dan berbagai macam syarat yang lain. Dan ingat gerak langkah anda terdeteksi dalam radar meskipun engkau tak merasa.

Jika manusia saja dapat mengetahui rahasia yang dikandung bumi, minyaknya, emasnya, dan sebagainya, apalagi Allah, jika manusia mampu memindahkan kerajaan Bilqis di Yaman ke Palestina kurang dari sekejap mata, apalagi Allah, Jika Sulaiman bisa berbicara dengan semut dan hewan-hewan lainya, apalagi Allah, jika google saja tahu peta dataran sedunia, apalagi Allah, jika kamera tersembunyi dapat mengetahui rahasia seseorang, apalagi Allah.

Anda kenal Al Hallaj, ada yang bagus dalam syairnya, bunyinya seperti ini:

Ilâ kam, anta fi bahril khotôyâ
Tubârizu man yarôka wa lâ tarô hu
Wa samtuka samtu dzi war in wa dinin
Wa fi'luka fi'lu muttabi'il hawâ
Fayâ man bâta yahlu bil ma'âsy
Wa ainullohi syâhidatan tarô hu
Atatma'u an tanâlal afwâ mimman
Ashoita wa anta lâ tatlub ridlo hu
Atafrohu bidzdzunubi wal khotoya
Wa tansa hu walâ ahadun siwâ hu
Fa tub qoblal mamâti wa qobla yaumin
Yulâqil 'abdu mâ kasabat yadâhu



Sampai kapan engkau dalam lautan kesalahan
Engkau tantang Dzat yang melihatmu, dan kau tak melihatNYA
Style-mu adalah style orang wira'i dan ahli agama
Namun perbuatanmu, perbuatan penurut hawa nafsu
Wahai orang yang asyik dalam kemaksiatan
Ingatlah bahwa Allah menyaksikan kemaksiatanmu
Adakah engkau berharap ampunan dari seorang
Yang engkau maksiat kepadanya tanpa mencari ridloNya
Apakah engkau bahagia dengan dosa-dosa dan kesalahan
Dan melupakanNya, dan nanti tiada seorang pun selain Dia
Maka bertobatlah engkau sebelum mati dan sebelum hari
Dimana para hamba melihat apa saja yang dikerjakannya.


Penulis jadi ingat pesan para guru yang singkat dan padat, namun ternyata penuh makna, yang sering dijiplak sama kawan-kawan penulis untuk mengisi pesan dan kesan dalam album kenangan, apakah pesan itu? Anda boleh mengira-ngira jawaban itu dengan kemampuan olah otak anda, apalagi jika anda merasa bahwa segala sesuatu itu bisa diselesaikan dengan akal, anggap saja kalimat itu adalah mutasyabihat, yang tidak akan diketahui oleh siapapun kecuali Allah, dan orang-orang yang berilmu tinggi berkata kami percaya.

Kalau kita mengikuti para mufasir yang mengandalkan logika, biasanya akan membuang koma yang ada, hingga ayat itu bermaksud bahwa yang mengetahui ayat mutasyabihat adalah Allah dan orang yang berilmu tinggi. Nah kalau anda cenderung mengikuti metode itu, saya yakin anda akan memberikan jawaban dari teka-teki pesan guru itu. Bahkan jika ada 20 orang seperti itu akan memberikan 20 jawaban yang berbeda, mungkin dari 20 jawaban itu ada yang benar, namun juga mungkin 20 jawaban itu salah semuanya, dan ketika saya memberi tahu seorang saja, maka apa saja 20 jawaban yang ada, menjadi salah jika tidak sama dengan apa yang saya katakn pada seorang itu.

Begitu juga dalam penafsiran Ayat Alqur'an, jika terdapat ayat yang janggal dan hanya nabi yang dikasih tahu oleh Allah, maka makna yang teka-teki itu akan salah jika tidak sesuai dengan yang ada pada nabi, contohnya kata Ahmad dalam al qur'an maknanya adalah nabi Muhammad, bukan Mirza gulam Ahmad.

Keliatanya anda sudah lupa dengan teka-teki pesan yang saya tanyakan, jika memang begitu, tak perlu saya sebutkan pesan itu, hingga anda mengingatnya. Wah rupanya ingatan anda masih bagus untuk menghafal qur'an, baiklah akan saya katakan pesan itu, dan ingatlah pesan ini untuk kita semua. Pesan itu adalah :

"Pada'no ucapmu karo atimu" Sesuaikan ucapanmu dengan nuranimu.

Alliem,
Senin, 13 November 2006
Yang masih dalam proses persesuaian



[+/-] Selengkapnya...

Membangun Diri dalam Peradaban

Membangun Diri dalam Peradaban
Oleh : Mochammad Moealliem

Pernahkah anda melihat bangunan yang belum jadi? Seperti itulah gambaran kehidupan kita selama ini hingga waktu yang ditentukan, pembangunan diri akan berakhir pada batas akhir prosposal proyek yang kita bangun, yang telah disepakati diawal zaman sebelum peletakkan batu pertama, anggaran belanja kebutuhan, bahan material, ongkos tukang, kontruksi bangunan, kekuatan pondasi, ukuran daya tahan gempa, dan lain sebagainya telah ditentukan oleh insinyur utama.

Mungkin kita jadi sadar akan keberadaan kita dalam kandungan, ketika jasad kita mulai dicampur dengan ruh, bagai bahan meterial yang digabung dari semen, pasir, batu dan air, diaduk rata sesuai alat yang ada, ada yang pakai molen ada juga yang manual, ukuran bahan kita juga bervariasi demi kegunaan yang berbeda, mungkin kalau adonan untuk pondasi butuh bahan yang lebih kuat sesuai beban yang akan ditanggungnya.

Jasad tanpa ruh tak akan berarti, pernah lihat ikan arwana yang mahal itu, kalau ikan itu mati, dijual pun tak laku, begitu pula ruh tanpa jasad, tak akan bisa terlihat adanya, hanya menjadi semacam impian dan khayalan. Lalu kemudian ditambahkan akal untuk membedakan manusia dengan hewan, tentunya kita masih ingat konsep dalam ilmu Mantiq, al insân hayawân al nâtiq manusia adalah hewan yang berbicara.

Pondasi hotel pencakar langit tentu berbeda dengan pondasi kios jalanan, jangka waktu pembangunannya pun butuh waktu yang lama untuk pondasi hotel berbeda dengan pondasi kios yang cepat dan singkat, begitu pula manusia jika pondasinya kios dipakai untuk level hotel maka akan segera anda saksikan kehancurannya, pun juga jika pondasinya hotel dipakai untuk kios tentu akan sia-sia.

Dalam pemahaman agama pun seperti itu, jika seseorang pondasinya rapuh dan dipaksa untuk menyangga beban berat, maka akan hancurlah bangunan agama itu, begitu pula jika ada seseorang yang pondasi agamanya kuat namun tidak digunakan untuk beban berat maka akan sia-sia pondasi itu. Begitu juga pesantren sebagai lahan pembangunan gedung manusia berakhlak, hal itu tidak akan berhasil, jika pengasuh pesantren yang menjadi insinyur pembangunan tak punya bahan material berupa ilmu pengetahuan yang mumpuni, apalagi lokasi bangunan pada daerah rawan gempa, longsor, dan banjir, tentu hanya akan menjadi impian yang mudah lenyap dalam ingatan. Dan untuk mewujudkan hal demikian membutuhkan insinyur yang kapabel dengan bahan meterial yang lengkap demi terciptanya pondasi yang kokoh, agar mampu menyangga beban yang akan ditanggungnya.

Jika kita mau melihat bangunan yang belum jadi, kita akan menemukan bangunan itu jelek, kotor, dan nggak enak untuk dipandang mata, namun selagi para tukang masih bekerja menyelesaikan bangunan tersebut hingga batas waktu yang ditentukan alias masih ada waktu, seyogyanya kita tak perlu terburu-buru mengatakan bangunan itu jelek, apalagi dengan suara keras dihadapan khalayak ramai, kenapa demikian? Sebab nanti kalau bangunan itu sudah jadi dan bagus, bisa-bisa kita akan menjilat ludah kita sendiri, memuji-muji sesuatu yang dulu kita menghinanya.

Kita adalah bangunan yang belum jadi, akan jelek dan kurang dimata orang lain, namun dimata kita, hal itu wajar sebab kita yang membangun, dan pandangan orang lain adalah cermin keberadaan kita, asalkan kita selalu berusaha memperbaiki tentunya suatu saat akan menjadi baik dimata orang lain, dan kita akan selalu merasa kurang sempurna dan akan terus membangunnya. Membangun diri tak perlu menunggu orang lain, sebab budaya saling menunggu adalah keterlambatan dalam pembangunan diri, biarkan orang lain berkata apa, atau berbuat apa, bangunlah dirimu ketika mereka leha-leha, dan nanti kau akan leha-leha sementara mereka masih membangun dirinya.

Pondasi bangunan hotel perlu waktu, seperti juga konsep menuntut ilmu butuh waktu yang lama, alâlâ tanâlul ilma illâ bisttatin, saunbika an majmuihâ bibayani, dzakâin wa khirshin was tibârin wa bulghoti, wa irsyâdi ustâdin wa thuluz zamâni . Jika kita tidak memiliki pondasi yang kuat dan siap, tentunya kita akan hancur ketika terkena getaran, gempa, ataupun angin ribut wacana yang sedang berkembang, dan mungkin kita akan menutup diri, bahkan terkadang merasa paling benar, tanpa mengingat konsep, bahwa diatas langit masih ada langit.

Penjagaan bangunan pun harus mengikuti perkembangan zaman, perlindungan diri pun harus kuat, alat pelindung telah ada pada diri kita semua, yaitu "akal" hanya saja alat itu tak akan melindungi kita, jika kita tidak mengoperasikannya, sebagaimana program antivirus dalam komputer, tak akan berfungsi jika kita tidak meng instalnya, dan perlu untuk di update agar bisa mendeteksi virus-virus modern, yang sangat sulit dilihat, bagaikan sulitnya melihat hilal ramadan yang selalu membingungkan dan menjadi perdebatan.

Kalau zaman dulu akal diibaratkan pedang dalam pertempuran, setajam apapun pedang itu, jika kita tak menggerakkannya tentu tak akan dapat melindungi kita. Mari kita gerakkan otak kita, dan latihan bertempur sekaligus mengasah ketajaman akal kita dengan diskusi, berpendapat, berargumen, berdasar serta mengusai cara penyampaian yang indah, Marilah kita menjadi manusia, sebab jika kita tidak nâtiq (berbicara) maka tak ada bedanya dengan hewan yang hanya makan tidur jadi tujuan.

Alliem,
Rabu, 01 November 2006
Yang masih belum jadi




[+/-] Selengkapnya...

Maafkan Aku Mengingatkanmu

Maafkan Aku Mengingatkanmu
Oleh : Mochammad Moealliem

Sobat,… ana mislak (aku sepertimu), aku juga bodoh, bahkan dalam studi pun prestasi lebih baik kamu dari aku, namun aku berusaha sekuatku untuk berlari menuju pintar, yang mungkin aku kalah start denganmu waktu itu, aku dulu memandangmu bak langit yang menjulang yang tergambar dalam sorot mata si pungguk yang merindukan bulan, dan bermacam-macam katak dalam tempurung kaca lusuh kebodohan yang selalu gelap dengan debu alpa dan dosa, aku adalah anak kecil yang baru berusaha untuk bersikap seperti orang dewasa, menulis pun terkadang masih tak leluasa, masih terbayang bagaimana sulitnya membuat makalah untuk kali pertama.

Mungkin aku sedikit bisa merasakan sulitnya nabi membaca wahyu pertama, hingga tiga kali jibril memaksanya membaca, nabi juga manusia seperti kita, bahkan batu pun berlubang dengan tetesan air telaga, sekeras apapun kebodohan kita, jika tetesan itu terus menerus, tembuslah kepongahan batu yang perkasa, jangan pernah putus asa, berlarilah hingga waktu istirahat tiba.

Wajar jika kita terkadang egois, emosi, atau tersinggung, ketika orang lain ingin memberikan pendapatnya, demi kebaikan kita jua sebenarnya, hanya saja kita terburu-buru memanjakan egois dan merasa lebih mulia, buruk sangka menjadi kuda liar nafsu amarah kita, dan terkadang terbawa pada hati kita sehingga menjadikan dunia sempit kala kita berjumpa dengan orang yang bermaksud baik terhadap kita, justifikasi sepihak tanpa bukti yang nyata, menjadikan persahabatan kita ibarat bush dan presiden Venezuela.

Syariat palu memalu, hakikat balas membalas, baik dibalas baik, buruk dibalas buruk, ketika kita memperlakukan orang lain baik tentunya orang lain pun akan memperlakukan kita baik juga, namun ketika kita perlakukan orang lain buruk, maka sebaliknya pun orang lain akan memperlakukan kita buruk, namun kadang juga ada orang yang ingin diperlakukan baik, namun dia memperlakukan orang lain kurang baik, sekeras apapun manusia terhadap sesamanya namun tak ingin orang lain keras terhadapnya.

Ketika saya ujian qur'an syafawi, dengan segala kebodohan dan kelemahan daya ingat, aku mencoba seingat mungkin apa yang harus aku katakan dengan lidahku, yang dijaga oleh seorang doctor yang tak mungkin aku menipu, apalagi memberikan ayat-ayat palsu, seorang teman duduk berdua denganku, aku terdiam kaku, ucapanku berlompat-lompat tak tentu, kemudian sang doktor itu bertanya kawan sebelahku, "benar nggak ayat yang diucapkan kawanmu?", kawanku diam, kemudian doktorku bilang "kenapa kamu tidak menyimak kawanmu, bukankah jika salah kamu wajib memberitahu".

Susahnya jadi orang yang tahu, yang harus mengingatkan kala kesalahan ditemu, terkadang orang salah berkepala batu, tak diingatkan, kita yang keliru, dingatkan kita dihantam batu, ya Allah... maafkan aku jika tak mampu mengingatkan diriku, apalagi mengingatkan selainku.

Kawan, ingatkanlah aku, dari segala hal yang itu salah menurutmu, namun jangan kau memaksaku untuk setuju denganmu, cukup ingatkan aku, engkau telah terbebas dari beban kewajiban itu.

Alliem,
Selasa, 17 Oktober 2006
Ku tunggu ingatan mu



[+/-] Selengkapnya...

Antarkan Aku Pada Kebenaran

Antarkan Aku Pada Kebenaran
Oleh : Mochammad Moealliem

Kaifal hal? Sebuah pertanyaan yang multi tafsir dan kita bebas menjawabnya, namun jika tidak sesuai dengan maksud penanya hal demikian akan menjadi lucu, dan terkadang mereka sengaja membuat humor dengan menjawab dengan jawaban yang benar, namun berada diruang yang salah. Anda tentunya tidak terima dengan statmen penulis bahwa pertanyaan itu multi tafsir, dan biasanya anda terburu-buru memberikan arti "bagaimana keadaanmu?", baiklah simpan dulu kejanggalan anda hingga tulisan ini selesai. Tapi ingat harus sampai selesai sebab kalau tidak baca sampai selesai akan terjadi kesalahpahaman dan mungkin anda akan menghakimi penulis. Kemarin penulis membaca tulisan yang juga asyik untuk digabung dalam pebahasan kali ini, ada seorang yang sedang sholat dan seekor anjing menjilat kakinya, batalkah sholatnya?hayoo masih mau terburu-buru bilang batal yach?.

Apa kamu masih ingat ketika nabi Muhammad ditanya seorang nenek-nenek tentang surga, nenek itu bertanya "adakah orang-orang sepertiku masuk surga?" nabi menjawab : "tidak", nenek itu pun menangis hingga mukanya seperti habis kena semburan lumpur lapindo, padahal nabi cuma bermaksud bahwa disurga itu tidak ada nenek-nenek tua seperti dia, namun akan menjadi muda semua, and back to virgin, itu sebagian hadith yang penulis ingat waktu kecil dulu.

Mungkin dari dulu sampai nanti akan selalu ada orang yang tidak percaya adanya surga dan neraka, sebab jika semua orang percaya adanya hal tersebut, maka Al qur'an menjadi rusak dan salah, coba anda perhatikan ayat ini:

"pada hari mereka didorong ke neraka jahannam dengan sekuat-kuatnya. (QS. 52:13)(Dikatakan kepada mereka):"Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya". (QS. 52:14)

lihat qur'an klik disini

Jikalau dari anda ada yang tidak percaya, penulis cuma pesan bahwa "ana bariun mimma ta'malun" (aku terbebas dari apa yang kau lakukan) kalau kata ibu-ibu mesir ketika memarahi anaknya, "enta hur, if'al maa syi'ta, fainnaka majziun" (kamu bebas, lakukanlah sesukamu, sesungguhnya kamu akan dibalas) kita adalah ibarat orang buta, buta kita karena gelapnya alam yang menutup mata kita, para nabi adalah penuntun kita, kitab suci adalah lampu yang memberi penerangan dalam perjalanan kita, namun terkadang manusia tidak suka dengan hal-hal yang terang bahkan malah sering menggelapkan uang rakyat, mengumpulkan istri gelap, ataupun berburu suami gelap, bercinta pun dengan cinta gelap, dan terkadang melahirkan anak gelap, pelajar pun terkadang belajar ilmu gelap, guru-gurunya juga hasil dari sarjana gelap, gedung-gedung pendidikan pun megah dengan dana-dana gelap, ulama-ulama pun banyak yang gelap, jadinya nggak tahu ach gelap.

Kita sudah mengenal bahwa "al ulama warotsatul anbiyaa" ulama adalah pewaris para nabi, warisan itu bukanlah harta yang biasa diperebutkan itu, namun sebagai ahli waris untuk menuntun umat kepada kebenaran, karena warisan itu bukan harta jadi yang benar-benar menjadi ahli waris sangat sedikit, coba kalau warisan itu gunung emas, tentu akan banyak yang daftar jadi pewaris, karena syarat menjadi ahli waris ini harus tahu jalan dan mengetahui rambu-rambu dalam buku panduan, bahkan terkadang ada yang telah meleawati jalan itu dulu sebelum membawa rombongan, ada juga yang bawa alat komunikasi dengan satelit, suatu saat dia bingung, langsung minta petunjuk dari pusat informasi, ada juga yang memakai jurus meniti jejak orang yang terdahulu, yang jelas jalan itu tidak berubah dan tujuan utama tidak punya budaya seperti kaum nomaden.

Ada juga sih yang cuman pengen disebut ulama lalu membayar beberapa orang untuk mencium tangannya, ternyata macam ulama banyak sekali, bahkan ada loh ulama produk pers, padahal aku pernah dengar bahwa, kalau anda percaya sama wartawan bubarlah anda, sebab mereka cari duit bukan mencari kebenaran, apalagi wartawan infotainment, ini malah suka bikin gosip, dan anehnya liputannya seputar selingkuh, cerai, pacaran dan semacamnya, coba artis yang umroh, yang haji, yang baik-baik nggak bakalan menjadi tema utama, sebab hal itu nggak laku untuk digunjing.

Namun kadang juga ada yang sibuk membuat jalan sendiri, pokoknya nggak mau seperti kebanyakan orang, tujuannya sih sama, lampunya pun nggak jelas, masa lilin yang tercecer dijadikan lampu, bahkan dengan bangga bahwa inilah penerangan dan pencerahan, padahal itu hanya akan diiyakan oleh orang-orang yang tak kenal lampu yang terang, atau hanya diakui oleh anggukan keheranan anak kecil yang mudah ditipu dengan rekayasa logika, ketika ditanya kenapa bikin jalan yang nggak jelas arahnya, dan buram titik akhirnya, apalagi insinyur bangunan yang mendukung masih amatir dan gegabah? Sebagian menjawab, jalan-jalan yang ada sudah tidak sesuai untuk kami, kelompok A menuduh jalan B sesat, kelompok B menuduh jalan A sesat. Lalu ditanyakan lagi, apakah jalan yang akan kamu buat, terjamin tidak sesatnya? Jawabnya; "Kami tak tahu, hanya tuhan yang tahu", dan dikatakan "bukankah wahyu itu firman Tuhan untukmu agar kamu tidak tersesat", dia pun diam dengan egois keraguannya.

Ikutilah jalan dan rambu-rambunya pastilah anda akan sampai tujuan, jika anda pernah haji, antara mekah, mina, arofah, ada jalan khusus pejalan kaki, disetiap titik terdapat pos pelayanan informasi, baik jalan, apa yang harus dilakukan, pokoknya apa aja yang ingin anda tanyakan ada, asal anda bisa bahasanya, jika tidak bisa minta tolong yang bisa bahasa yang ada, tapi ingat jangan berkebiasaan memuja resep dokter.

Jangan anda membiasakan menunggu sepinya orang, biar bebas berlari, hal itu adalah sia-sia sebab jalan yang luas itu tak akan pernah sepi hingga batas yang ditentukan, bahkan jika sampai anda mendapati sepinya jalan itu berarti anda salah ruang, sebab seharusnya saat itu anda diruang yang lain, setiap anda masuk wilayah anda akan mendapati batas, misalkan anda sudah sampai di mina maka akan anda lihat papan besar kalau nggak salah dan nggak diganti tertulis "awal mina" kalau acara yang harus kita ikuti adalah mabit dimina, maka kita harus berada dalam mina dimalam hari, meski hanya lewat atau mencari batu, sebab mina itu sempit, namun ada yang bilang "mina kal farji" mina itu elastis, mungkin kongkritnya karena mabit tidak harus ngiler sampai pagi di mina.

Ada tamsil menarik disini bahwa perpindahan kita ketika haji dari makkah menuju mina adalah perpindahan dari alam ruh menuju alam kandungan atau alam rahim ibu, selanjutnya menuju arofah kita tidak menginap diarofah, kita hanya sehari nanti sorenya kita nginapnya di muzdalifah, arofah adalah tempat bertemunya adam dan hawa itulah sibmol dunia, kita bertemu pasangan kita, tidak lama disana bersama pasangan kita, kita harus menginap di mzdalifah, nah ini tamsil alam barzah, semua yang haji harus nginap disitu, pakaian kita sama, hanya waktu kedatangan kita yang tidak sama, namun ada batas awal dan batas akhir. Setelah mentari terbangun kita menuju mina dengan membawa bekal batu dengan hitungan yang ditentukan, kita di mina untuk saat ini lebih lama dari tempat-tempat yang lain, 3 hari atau 4 hari bagi nafar tsani, ini tamsil alam akhirat lebih lama, dan lebih terasa, dengan wajah yang harus terbuka, dan membiarkan seluruh anggota badan tetap pada kondisinya, rambut pun dibiarkan porak-poranda oleh debu bercampur panas suhu udara.

Namun setelah selesai waktunya anda boleh kembali ke hotel, atau bagi yang tak dihotel di pelataran masjidil haram, disini adalah bagi yang masuk surga ya disurga, bagi yang tidak termasuk disurga yach di menjadi suku nomaden di neraka.

Luas surga adalah berlipat dari bumi yang kita tempati, bahkan buminya surga sebesar bumi dan langit dunia, dan hingga kini tiada yang mampu dari jin dan manusia untuk menembus langit yang dunia yang ada, diluar langit ada apa disana? Tidak ada yang tahu kecuali sang pencipta, planet terjauh adalah pluto tapi dimanakah langit terjauh? Sebagian surga itu berwarna hijau tua dan terdapat didalamnya bidadari dengan mata jeli yang tak pernah tersentuh oleh jin dan manusia, yang selalu muda dan selalu perawan, kalau cuman kecantikan miss universe tidak ada apa-apanya, apalagi sering tersentuh manusia makin jauh saja jurang pemisahnya.

Itu baru surga, belum yang punya surga seperti apakah keindahanNYA? Bahkan penduduk surga akan tercengang dan melihatNya lebih nikmat dari kenikmatan surga, wujuhun yauma idzin nadliroh, ila robbiha nadhiroh, namun tidak semua penduduk surga mendapat kesempatan melihat lebih lama jika account yang telah dikumpulkan didunia tidak banyak, dan surga tidak menerima orang-orang yang ingin bekerja, sebab surga adalah tempat berfoya-foya, bersuka ria, tanpa adanya kepuasan dan batasan, bebas merdeka, resmi dan legal bagi penghuninya.

Surga adalah tempat bagi orang-orang yang mencintai Allah dan rosulnya, bukan buat orang-orang mencintai surga tapi tidak mencintai Allah dan rosulnya, jika tuhanmu fir'aun maka tanyalah dia dimana mau bikin surga, jika tuhanmu kekayaan maka tanyalah hartamu berapa tahun mampu menjadi surga, jika tuhanmu kekuasaan maka tanyalah dia apakah kuasa membuat bidadari yang awet muda dan perawan selamanya?

Mari beramal dan beribadah demi kecintaan kita pada Allah semata, bukan beribadah demi partai, demi aliran, demi jabatan, demi perempuan, demi kekayaan, demi kehormatan, atau demikian.

Ops..belum selesai coy, masih ada tentang multi tafsir diatas, ada seorang yang sholat dan seekor anjing menjilat kakinya, apakah sholatnya batal? Jawabannya adalah tidak batal, anda jangan marah dulu, itu jika yang dijilat anjing itu adalah kakinya anjing itu sendiri, jika yang dijilat kakinya orang yang sholat yach batal, malahan harus dicuci tujuh kali cucian dan memakai debu juga sebab termasuk najis mugholadoh, menurut madzhab syafii. Makanya kita harus teliti memahami teks.

Terus yang "kaifal hal" jawabannya adalah "mansub daiman" dibaca nasob selamanya, jawaban ini ketika pelajaran nahwu, dan tentang posisi bacaan atau harokat akhir kata dalam bahasa arab, maka ketika kata itu pada posisi "hal" maka harus dibaca nasob, tandanya apa sih nasob itu? Aduh lain kali aja deh aku terangkan tentang itu, namun kalau pertanyaan itu pada selain tentang nahwu jawabannya menjadi, alhamdulillah tamam, atau alhamdulillah quwaisy, alhamdulillah bikhoir atau bekher.

Alhamdulillah tamam, wakaifa enta?Alhamdulillah sempurna dan bagaimanakah keadaanmu ?

Alliem,
Kamis, 12 Oktober 2006
Ku ingin memaafkan sebelum diminta



[+/-] Selengkapnya...

10 Artikel Populer