26 Maret 2008

Jenggot-jenggot Kesombongan


Jenggot-jenggot Kesombongan
Oleh : Mochammad Moealliem

Sewaktu saya masih kecil banyak kawan-kawan saya setiap sore sehabis sekolah mencari mente, atau jambu monyet, kebetulan jambu-jambu itu tumbuh ditanah milik umum, jadi mengambilnya tak begitu jadi masalah, bagi teman-teman yang pernah dipesantren Tambakberas pasti tahu tempat yang saya maksud.

Jambu yang masih begitu kecut, terasa begitu nikmat meski tujuan aslinya memang bukan buahnya, tapi biji jambu monyet itu, untuk apa kira-kira biji jambu itu?

Meskipun saya tidak melakukan seperti apa yang mereka lakukan, namun dari apa yang dilakukan saya dapat memahami maksud mereka berbuat seperti itu, kata mereka agar kumis dan jenggot mereka tumbuh lebat, entah darimana kesimpulan itu mereka dapat, dan saat ini pun saya tak tahu selebat apa kumis dan jenggot kawanku itu, semoga saja kelebatan itu tidak membuat mereka sombong pada mereka yang kebetulan tak lebat atau bahkan tak punya.

Fir'aun saja berjenggot panjang bahkan jenggot para raja punya pembungkus yang khusus, hal demikian bisa anda buktikan di peti-peti pembungkus mumy yang dibentuk seperti tubuh hidupnya. Bukan hal yang aneh jika fir'aun berjenggot sebab dia laki-laki, Musa pun saya pikir berjenggot. Maka tak heran jika orang-orang yahudi juga berjenggot, orang Nasrani pun berjenggot, orang Islam pun berjenggot, bahkan personel band pun berjenggot, seperti halnya Linkinpark, Dewa dan berbagai macam manusia berjenggot dengan dasar yang dimiliki masing-masing mereka.

Dulu sebagian orang laki-laki sangat malu jika tak punya jenggot sebab sama dengan perempuan, maka tak heran jika jenggot pun bisa membuat orang menjadi sombong, dan menghina mereka yang tak punya jenggot sebagai banci. Dalam tahun-tahun terakhir ini pun terjadi pengelompokan manusia berjenggot dan yang tidak berjenggot, dan kelompok manusia berjenggot terbagi lagi menjadi beberapa kelompok, kelompok biksu, kelompok yahudi, kelompok nasrani, kelompok Islam, dan kelompok-kelompok yang lain.

Karena berjenggot adalah umum, agar mudah dikenal kita harus berbeda sedikit yaitu dengan merapikan kumis, dimana keutamaan dari itu adalah bersih, tidak mengganggu lalu-lintas makanan ke mulut, itulah strategi yang diterapkan oleh nabi Muhammad.

Namun yang kini terjadi dilapangan keutamaan-keutamaan itu terkotori oleh orang-orang yang sombong, sehingga asumsi yang berkembang adalah bahwa orang-orang yang berjenggot adalah radikal dan merasa paling dekat dengan kebenaran, padahal tak ada jaminan apapun dengan jenggot itu. Seperti contohnya Usamah bin Laden, Amrozi, dan berbagai kelompok yang terhasud oleh pihak luar agar beringas yang pada akhirnya akan terjebak pada lubang kambing hitam, untuk semua umat Islam, hanya karena qiyas jenggot yang diterapkan oleh ketakutan yang berlebihan.

Orang-orang yang radikal akan mudah diadu domba dengan saudara mereka sendiri, hanya dengan teks-teks yang dipaksakan oleh beberapa orang dengan mengatasnamakan orang yang mereka puja, mereka akan langsung percaya tanpa berfikir untuk meneliti kevalidan apa yang mereka dengar. Mungkin hal demikian akibat kesilauan mereka terhadap suatu teks tanpa mengerti teks yang lain, hal demikian terjadi karena mereka tak mau memakai akal mereka sendiri untuk berfikir.

Dalam pada itu mari kita kupas fenomena jenggot ini dari berbagai sudut pandangan para ulama dari berbagai madzhab, terutama 4 Besar, madzhab Syafii, Maliki, Hanafi dan Hambali.

Sebelum itu, saya akan sampaikan sumber utama masalah ini, yaitu sebuah perintah dari nabi Muhammad yang memiliki berbagai tujuan dan pendalaman dari apa yang tersurat.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مِنْهَالٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ وَفِّرُوا اللِّحَى وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ إِذَا حَجَّ أَوْ اعْتَمَرَ قَبَضَ عَلَى لِحْيَتِهِ فَمَا فَضَلَ أَخَذَهُ

Sementara kita akan membahas satu hadith diatas ini dulu, sebelum kita membahas apa saja yang terkait dengan amaliyah yang berkedudukan setara dengan memotong kumis dan melebatkan jenggot, serta memotong jenggot.

خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ وَفِّرُوا اللِّحَى وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ

Berbedalah dengan para musyrikin, bebaskan jenggot, dan tipiskan kumis.

Terjemah saya diatas tidak pasti benar, namun mendekati dengan yang dimaksud, nah pada kesempatan sebelumnya saya menulis bahwa tiga madzhab besar menghukum wajib memelihara jenggot, namun ternyata setelah saya membaca kitab-kitab fiqh dari setiap madzhab empat tersebut, memberi gambaran bahwa apa yang saya terima mentah-mentah dari satu tulisan yang menyatakan 3 madzhab mengatakan wajib adalah keliru, maka dari itu anda perlu menyimak apa yang baru saya dapat ini.

Imam Syafii dan Ulama madzhab Syafii (syafiiyah) mengatakan memelihara jenggot hukumnya sunah. Dan pendapat ini tak perlu saya sampaikan kutipannya, anda sebagai orang yang bermadzhab syafii tentu sudah belajar sejak di ibtidaiyah.

Imam Abu Hanifah mengatakan bahwa memotong jenggot yang melebihi satu genggaman adalah sunah. Hal itu dijelaskan dalam kitab fiqh madzhab hanafi, nama kitabnya Durorul hikam syarkhu gororil ahkam.

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { اُحْفُوا الشَّارِبَ وَاعْفُوَا اللِّحَى } وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ قَالَ مُحَمَّدٌ عَنْ أَبِي حَنِيفَةَ تَرْكُهَا حَتَّى تَكِثَّ وَتَكْثُرَ وَالتَّقْصِيرُ مِنْهَا سُنَّةٌ فِيمَا زَادَ عَلَى الْقَبْضَةِ ؛ لِأَنَّهَا زِينَةٌ وَكَثْرَتُهَا مِنْ كَمَالِ الزِّينَةِ وَطُولُهَا الْفَاحِشُ خِلَافُ الزِّينَةِ وَالسُّنَّةُ النَّتْفُ فِي الْإِبِطِ وَلَا بَأْسَ بِالْحَلْقِ وَيَبْتَدِئُ فِي حَلْقِ الْعَانَةِ مِنْ تَحْتِ السُّرَّةِ ، كَذَا فِي الِاخْتِيَارِ وَالسُّنَّةُ حَلْقُ الشَّارِبِ وَقَصُّهُ حَسَنٌ وَهُوَ أَنْ يَأْخُذَ مِنْهُ حَتَّى يَنْتَقِصَ عَنْ الْإِطَارِ وَهُوَ الطَّرَفُ الْأَعْلَى مِنْ الشَّفَةِ الْعُلْيَا ا هـ

Dalam kitab lain dsebutkan juga, yaitu dalam kitab Al bahru roiq syarkhu kanzu daqoiq , seperti ini

{ أَحْفُوا الشَّوَارِبَ وَأَعْفُوا اللِّحَى } ، وَهُوَ الْمُبَالَغَةُ فِي الْقَطْعِ فَبِأَيِّ شَيْءٍ حَصَلَ حَصَلَ الْمَقْصُودُ غَيْرَ أَنَّهُ بِالْحَلْقِ بِالْمُوسَى أَيْسَرُ مِنْهُ بِالْقَصَّةِ فَلِذَا قَالَ الطَّحَاوِيُّ : الْحَلْقُ أَحْسَنُ مِنْ الْقَصِّ ، وَقَدْ يَكُونُ مِثْلَهُ بِسَبَبِ بَعْضِ الْآلَاتِ الْخَاصَّةِ بِقَصِّ الشَّارِبِ ، وَأَمَّا ذِكْرُ الْقَصِّ فِي بَعْضِ الْأَحَادِيثِ فَالْمُرَادُ مِنْهُ الْمُبَالَغَةُ فِي الِاسْتِئْصَالِ وَبِمَا قَرَّرْنَاهُ انْدَفَعَ مَا فِي الْبَدَائِعِ مِنْ أَنَّ الصَّحِيحَ أَنَّ السُّنَّةَ فِيهِ الْقَصُّ ، وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ تَرْكُهَا حَتَّى تَكَثَّ وَتَكْثُرَ ، وَالسُّنَّةُ قَدْرُ الْقَبْضَةِ فَمَا زَادَ قَطَعَهُ .

Dasar ini cukup membuktikan bahwa madzhab Hanafi, menghukumi sunahnya memelihara jenggot sebatas genggaman, maka kalau panjang mereka mengatakan memotongnya juga sunnah.

Imam Malik mengatakan, memelihara jenggot wajib dengan catatan hal yang setara dengan itu juga wajib (memotong kumis, berbeda dengan msyrik, memotong kuku dll), namun jika itu tidak bisa dicapai alias yang lain tidak dihukumi wajib, maka memelihara jenggot adalah sunnah begitu pula hal yang setara dengan itu.

Cuplikan madzhab Maliki dari kitab Hasiyatul adawi ala syarhi kifayatut tolibir robani:

[ قَوْلُهُ : فِي الْمُوَطَّأِ ] أَيْ فَفِي الْمُوَطَّأِ عَنْ ابْنِ عُمَرَ { أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِإِحْفَاءِ الشَّوَارِبِ وَإِعْفَاءِ اللِّحَى } وَهُوَ لِلْوُجُوبِ إذَا كَانَ يَحْصُلُ بِالْقَصِّ مُثْلَةٌ ، وَلِلنَّدَبِ إذَا لَمْ يَحْصُلْ بِهِ مُثْلَةٌ وَلَمْ تَطُلْ كَثِيرًا فِيمَا يَظْهَرُ وَهُوَ مِنْ إقَامَةِ الْمُسَبَّبِ مَقَامَ السَّبَبِ لِأَنَّ حَقِيقَةَ الْإِعْفَاءِ التَّرْكُ وَتَرْكُ الْقَصِّ لِلِّحْيَةِ يَسْتَلْزِمُ تَكْبِيرَهَا قَالَهُ ابْنُ دَقِيقِ الْعِيدِ .

Sampai 3 madhab ini ternyata mereka mengatakan sunnah memelihara jenggot, bukan wajib, bahkan memeliharanya ada batasan tertentu. Lalu bagaimana dengan madzhab Hambali?

Imam Hambali dan ulama madzhab hambali saya hanya mendapati catatan dalam kitab Assyarhu al kabir libni qudamah seperti ini:

قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم " من لم يأخذ من شاربه فليس منا " رواه الترمذي وقال حديث صحيح، ويستحب اعفاء اللحية لما ذكرنا من الحديث، وهل يكره أخذ ما زاد على القبضة، فيه وجهان (أحدهما) يكره لما روى ابن عمر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم " خالفوا المشركين احفوا الشوارب واعفوا اللحى " متفق عليه (والثاني) لا يكره يروى ذلك عن عبد الله بن عمر، وروى البخاري قال كان عبد الله بن عمر إذا حج أو اعتمر قبض على لحيته فما فضل أخذه، ولا ينبغي أن يتركها أكثر من أربعين يوما لما روى أنس بن مالك قال وقت لنا في قص الشارب وتقليم الاظفار ونتف الابط وحلق العانة أن لا تترك أكثر من أربعين رواه مسلم (فصل) واتخاذ الشعر أفضل من ازالته قال اسحاق سئل أبو عبد الله عن الرجل يتخذ الشعر قال سنة حسنة لو أمكننا اتخذناه، وقال كان للنبي صلى الله عليه وسلم جمة وقال في بعض الحديث ان شعر النبي صلى الله عليه وسلم كان إلى شحمة أذنه وفي بعض الحديث إلى منكبيه، وروى البراء بن عازب قال ما رأيت من ذي لمة في حلة حمراء أحسن من النبي صلى الله عليه وسلم له شعر يضرب منكبيه متفق عليه، ويستحب أن يكون شعر الانسان على صفة شعر النبي صلى الله عليه وسلم إذا طال فالى المنكب وإذا قصر فالى شحمة الاذن وان طوله فلا بأس نص عليه أحمد، وقال أبو عبيدة: كان له عقيصتان وعثمان كان له عقيصتان، ويستحب ترجيل الشعر واكرامه لما روى أبو هريرة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال " من كان له شعر فليكرمه " رواه أبو داود، ويستحب فرقه لان النبي صلى الله عليه وسلم فرق شعره وذكره في الفطرة

Yang saya tangkap dari uraian didalam fiqh madzhab hambali diatas ini adalah, menata rambut seperti nabi hukumnya mustahab atau sunnah.

Itulah pandangan 4 Madzhab besar, sekarang kita melihat ke pen syarah hadith, kita ambil cotohnya saja ibnu hajar dalam fathul barinya, silahkan anda baca selengkapnya di penjelasan hadith nomor 5442. Matan hadithnya seperti hadith diatas.

Apa katanya, mencukur jenggot itu makruh, sama halnya memeliharanya juga makruh jika tujuannya adalah kesombongan.

يُكْرَه حَلْق اللِّحْيَة وَقَصّهَا وَتَحْذِيفهَا ، وَأَمَّا الْأَخْذ مِنْ طُولهَا وَعَرْضهَا إِذَا عَظُمَتْ فَحَسَن ، بَلْ تُكْرَه الشُّهْرَة فِي تَعْظِيمهَا كَمَا يُكْرَه فِي تَقْصِيرهَا

Dan selanjutnya anda akan mendapatkan hukum 10 kemakruhan berkaitan dengan jenggot.

يُكْرَه فِي اللِّحْيَة عَشْر خِصَال : خَضْبهَا بِالسَّوَادِ لِغَيْرِ الْجِهَاد ، وَبِغَيْرِ السَّوَاد إِيهَامًا لِلصَّلَاحِ لَا لِقَصْدِ الِاتِّبَاع ، وَتَبْيِيضهَا اِسْتِعْجَالًا لِلشَّيْخُوخَةِ لِقَصْدِ التَّعَاظُم عَلَى الْأَقْرَان ، وَنَتْفهَا إِبْقَاء لِلْمُرُودَةِ وَكَذَا تَحْذِيفهَا وَنَتْف الشَّيْب

Bagi anda yang telah mampu memelihara jenggot, hati-hatilah dengan jebakan syeitan yang akan menjadikan jenggot yang anda pelihara sia-sia. Saya tak dapat menyebutkan semuanya disini lebih baik silahkan anda baca sendiri di fathul bari, diantara yang tidak saya cantumkan cuplikannya adalah, makruh memelihara jenggot jika kamu menjadi bangga memandangnya, makruh memelihara jenggot jika kamu ingin dikatakan zuhud.

Maka dari itu, janganlah engkau menjadi sombong wahai orang-orang yang memelihara jenggotmu, memelihara dan tidak memelihara bukanlah ukuran yang akan menjadikan manusia dalam ridloNya, Allah akan melihat hati kita sebagaimana banyak dalil yang menyatakan bahwa innalloha la yanduru ila shuwarikum walakinalloha yanduru ila qulubikum.

Jika kamu bisa lakukan, lakukanlah tanpa merasa lebih unggul dari yang belum mampu melakukan. Dan jika kamu adalah orang yang belum mampu melakukan, biarlah orang yang telah mampu melakukan itu, dan semoga bukan hanya kamuflase sesaat, akan tetapi dibarengi dengan hati yang lembut sebagaimana hati para nabi. Amin

Alliem
Cairo, Rabu 26 Maret 2008
Apapun Yang Berlebihan Adalah Buruk


[+/-] Selengkapnya...

23 Maret 2008

Aswan, Saksi Fir'aun Yang Gagal


Aswan, Saksi Fir'aun Yang Gagal
Oleh : Mochammad Moealliem

Aswan adalah nama sebuah daerah bagian selatan Mesir, dekat dengan Sudan, yang menyimpan bukti manusia-manusia perkasa dan handal dalam pembangunan, bahkan akal manusia saat ini belum mampu menembus mesteri pembangunan piramida serta ma'bad (arti umum : tempat persembahan, namun menurut saya adalah istana kerajaan yang berfasilitas lengkap sampai tempat peribadatan ada dalam lingkup tersebut) yang begitu megah, diukir langsung dari gunungnya, dengan ukuran yang sangat besar.

Orang Mesir boleh bangga dengan sejarah mereka yang dikenal sebagai ummu dunya atau ibu peradaban menusia diawal mula, bahkan Indonesia sangat jauh tertinggal dalam peradaban itu, Indonesia baru muncul peradaban sekitar tahun 1000-an Masehi dengan berdirinya kerajaan Sriwijaya, disusul kemudian Majapahit dan lain sebaganya. Namun demikian setiap peradaban mengalami pasang-surutnya, peradaban yang begitu gemilang yang diabadikan oleh para fir'aun itu kini tinggal puing-puingnya, yang menjadi saksi sebuah uji coba yang gagal.



(Gambar, ujung tugu yang terpotong)

Penulis beberapa waktu lalu mendapat kesempatan untuk menyaksikan kehancuran peradaban fir'aun tersebut di daerah Aswan dan Luksor. Perjalanan dari Cairo memakan waktu 13 jam dengan kereta api, setara dengan jarak jombang-jakarta. Meskipun melelahkan namun penulis mendapat gambaran yang begitu jelas dengan kehebatan arsitektur serta tata ruang yang begitu cermat dan akhirnya hancur juga.

Allah berfirman : Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebihkuat dari mereka dan telah mengolah bumi serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.QS.30:9

Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan bekas-bekas mereka di muka bumi , maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah.QS.40:21

Meskipun penulis pernah heran dengan bukti yang berserakan, namun penulis mencoba menganalisa dengan cara apa dan bagaimana mereka menumpuk batu yang begitu besar tanpa menggunakan buldozer dan alat berat lainnya yang umum dipakai manusia saat ini, dimana hal itu terjadi sekitar 2500 tahun sebelum masehi, apakah dengan pengerahan massa? Atau ada hal lain? Mari kita analisa bersama.

Anggaplah kita menelusuri kisah Musa, disaat lahir Istana Fir'aun sudah ada, bahkan Musa pun berhenti dihalaman Istana, sebab Istana itu sebagian besar ditepi sungai Nile. Dari situ kita dapat memperkirakan populasi penduduk Mesir atau bahkan penduduk dunia pada tahun 2500 sebelum masehi, kira-kira berapa?

Kalau dalam ayat Alqur'an dikatakan mereka memiliki kekuatan yang lebih, bertubuh lebih besar, namun bukan raksasa saya kira. Mungkin ukuran besar itu dibanding orang asia pada umumnya, karena qur'an turun diwilayah asia yang mayoritas postur tubuhnya lebih kecil, kalau pembaca ingin bukti, silahkan pergi ke Mesir dan lihat betapa mahasiswa Indonesia terlihat begitu muda karena posturnya kecil.

Analisa berikutnya adalah memakai sihir, sebab pada zaman musa budaya yang berkembang adalah sihir, atau sekelas dengan ilmu hitam, maka tak heran jika mukjizat nabi Musa disesuaikan dengan musuhnya, hanya saja kelemahan sihir adalah tipu muslihat belaka, jika ular maka hanya terlihat ular namun tak akan memakan ular, akan tetapi tongkat musa berubah menjadi ular dan memakan ular para penyihir pada saat itu. Jadi kemungkinan bukan dengan sihir mungkin dengan bantuan hal lain.

Kalau kita sedikit menengok zaman sulaiman kita bisa mengatakan ada manusia yang mampu memindahkan istana bilqis dalam waktu sekedipan kelopak mata, sementara jin mampu dengan waktu yang diperlukan sulaiman berdiri dari duduknya. Mungkin hal demikian tak masuk akal bagi manusia saat ini, sebagaimana komputer dan internet adalah hal yang tak masuk akal bagi orang dizaman 2500 tahun sebelum masehi.

Boleh dikata bahwa apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang adalah sesuatu yang tak masuk akal disaat ini, dan sesuatu yang telah terjadi dimasa lalu pun juga tak masuk akal disaat ini, disinilah kita akan sadar bahwa akal manusia hanya mampu mengukur sesuatu sesuai dengan lingkungan sekitar serta dibatasi oleh ruang dan waktu tertentu.

Di Aswan, mungkin disana Musa dilahirkan atau setidaknya didaerah mesir bagian selatan, sebab sungai nile bergerak kearah utara, sementara di Luksor ada sebuah ma'bad besar yang sangat berdekatan dengan sungai nile, sekarang dinamai ma'bad luksor dan karnak, dalam penemuan terbaru dikatakan kedua ma'bad itu satu, hanya karena terlalu panjang, saat ini terpisah oleh pemukiman penduduk dan seolah menjadi dua, istana utama bagian selatan dan istana utama bagian utara, disebelah baratnya adalah sungai nile pun memanjang keutara.

Jarak Aswan dan Luksor sekitar 4 jam dengan bus dengan menembus lautan gurun pasir tanpa tumbuhan, entah butuh berapa jam Musa menempuh perjalanannya dengan mengapung, kalau memang Musa lahir di Aswan, namun dalam sejarah Musa ditemukan oleh istri fir'aun dihalaman istananya, sebab saat itu transportasi utama adalah lewat air.

Dan disanalah saksi sejarah kehebatan kaum fir'aun, yang menyusun batu dan melukis kemenangan dalam berbagai pertempuran, hanya saja mereka tak pernah menulis kekalahan walaupun pernah terjadi. Bahkan gunung-gunung pun dipahat dan menjadi istana, yang tinggi menjulang, makam para raja di daerah wadil muluk seperti permainan petak umpet antara kaum fir'aun dengan para pencuri. Hingga makamnya para raja dibuat begitu membingungkan dilorong-lorong gunung batu yang dalam.

Hingga digunung buatan yang ada di dekat kairo, yaitu piramida pun juga makam para raja, yang mana lorong-lorong didalamnya hingga saat ini masih menjadi teka-teki, meskipun mumynya telah berhasil dipindahkan dan dijadikan tontonan yang menghasilkan devisa yang sangat lumayan.



(Gambar, tugu yang belum selesai pembuatannya)

Di Aswan terdapat sebuah tugu yang gagal diselesaikan, yang masih nempel digunung batu granit merah, yang barus setengah jadi, tugu-tugu inilah yang memberi gambaran kuatnya orang-orang dahulu, berbentuk satu tugu dengan satu batu yang utuh, dengan ukuran yang besar dan tinggi, konon kata gaetnya, tugu-tugu itu dipasang diistana sebagai simbol untuk menandai sebuah tempat beribadah, meskipun pada disnasti fir'aun yang kedua, sang raja sempat memploklamirkan diri menjadi tuhan, meski diantara dinasti fir'aun sebelumnya ada yang mempercayai agama tauhid yaitu satu tuhan.

Diantara tugu-tugu fir'aun yang masih utuh itu kini bertebaran dimana-mana, di Roma, Prancis, London, dan New York, mungkin hal itu untuk tabarukan dengan asal muasal teologi kristen, sebab menurut sejarah setelah tumbangnya era paronic (era fir'aun dan Musa) maka kerajaan itu menjadi pusat perkembangan agama kristen, dimana sangat erat hubungannya agama ini, sebab nabi Isa konon hijrahnya ke Mesir, maka tak aneh jika ditemukan catatan gulungan laut merah, Injil barnabas dan lain sebagainya yang akan bersinggungan erat dengan simbol-simbol paronic.

Namun dimasa kekhalifahan Islam pun menjadi warna lain menghias peradaban Mesir, maka akan banyak ditemukan benda-benda bersejarah diberbagai museum di Mesir sesuai dengan masa kejayaan dinasti-dinasti yang pernah ada.

Ajaran ketuhanan dimasa fir'aun mayoritas menjadikan tuhan per bidang, tuhan Air, tuhan kesuburan, tuhan perang dll. Maka tak heran jika budaya Mesir kuno memberikan korban manusia untuk dewa sungai nile, hal itu berlangsung hingga kekhalifahan islam berlangsung, hingga konon seorang khalifah mengirim surat untuk sungai nile, kurang lebihnya begini "kalau engkau mengalir karena dirimu sendiri, maka berhentilah mengalir jika tak lagi ada pengorbanan, tapi jika engkau mengalir karena Allah, maka mengalirlah walau tanpa ada budaya itu".

Lalu kenapa luksor dalam analisa penulis adalah kerjaan fir'aunnya Musa, sebab lokasinya didekat nile, makam Ramsis II (yang diduga fir'aun yang mengaku tuhan) ada didaerah situ, juga kalau Musa berlari menuju daerah turisina maka lebih dekat kearah timur laut dan ketemu laut merah dan tembuslah ke turisiana. Apalagi dalam tulisan dinding ma'bat disana menunjukkan bahwa ramsis II tidak memiliki seorang anak laki-laki, namun anak perempuannya begitu banyak, maka karena ketidak punyaan anak laki-laki itu fir'aun sangat sakit hatinya jika melihat rakyatnya punya anak laki-laki didukung mimpi buruk yang membayangi bahwa akan ada seorang lelaki yang menghacurkan kerajaannya.

Musa termasuk bayi yang gagal dibunuhnya, bahkan Musa diasuh oleh fir'aun dan hidup dikerajaan fir'aun beberapa waktu.

Fir'aun menjawab: "Bukankah kami telah mengasuhmu di antara kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu .26:18

Demikianlah kisah kehebatan manusia pada zamannya, sehebat apapun itu kalau Allah menghendaki akan hancur juga. Maka sebagai umat yang terakhir kita perlu mengambil pesan penting dengan semua yang ada.

Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan ."30:42

Dan apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka, sedangkan orang-orang itu adalah lebih besar kekuatannya dari mereka? Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.35:44

Alliem
Cairo, Ahad 23 Maret 2008
Kegagalan Adalah Guru Masa Depan


[+/-] Selengkapnya...

20 Maret 2008

Tebang Pilih Perintah, Berjenggot atau Rihlah


Tebang Pilih Perintah, Berjenggot atau Rihlah
Oleh : Mochammad Moealliem


Suatu ketika aku menemui fenomena tentang orang-orang yang memaksakan hukum islam dengan cara berpikir yang dangkal, seolah pemahaman mereka adalah sama persis dengan kehendak tuhan, hingga orang yang punya sikap berbeda akan serta merta dijustifikasi salah walaupun memiliki dasar.

Pembahasan kali ini akan membahas wisata ke ma'bat fir'aun dan jenggot. Pembaca tentu akan merasa hal itu apakah berhubungan, mari kita telusuri bersama.

Memelihara jenggot adakah wajib hukumnya atau sunnah? Tiga madzhab besar menganggap wajib, sementara madzhab syafii menganggap sunnah. Penulis disini sepakat dengan madzhab syafii yang lebih moderat dan lebih peka zaman.

Bagi anda yang menganggap wajib, silahkan simak uraian saya tentang dasar yang dipaksakan untuk menganggap wajib, hingga bagi yang mencukurnya dianggap sama dengan berzina, dan melakukan dosa besar, padahal tidak ada dosa yang dianggap besar, kecuali akan terdapat ayat yang akan menyebutkannya.

Anggap saja ini adalah sangkalan saya pada kitab yang berjudul "tahrimu halqi lliha" yang ditulis oleh abdurahman bin muhammad bin qosim, mungkin kitab itu tak terlalu panjang, hanya saja bahasa yang dipakai berputar-putar dangan dalil yang itu-itu aja.

Yang saya sayangkan adalah mendudukkan orang yang tidak mengganggap wajib, sama halnya dengan melakukan dosa besar, hal demikian karena mereka menganggap bahwa fiil amar (kata perintah) bermakna wajib, padahal tidak semua kata perintah bermakna wajib, apalagi dasar yang dipakai adalah satu-satunya hadith yang pada dasarnya mencakup tiga unsur, potong kumis, biarkan jenggot dan berbedalah dengan kaum musyrik. Namun dalih yang dipakai adalah al aslu fil awamir al wujub, wal aslu fi nawahi attahrim. pada dasarnya kata perintah berarti wajib, dan larangan berarti keharaman.

namun kaidah itu dipotong, sehingga membuat pembaca akan langsung tunduk tanpa punya hak berpikir, dan kemudian didukung dengan ayat wa ma atakum....ayat umum yang menyuruh kita taat pada nabi, bukan ayat yang menyuruh berjenggot. dan tidak ada satu ayatpun dalam alqur'an yang memerintahkan orang beriman harus berjenggot.

Hal itu tidak ada dalam alqur'an, lalu bagaimana dengan wisata ke ma'bad fir'aun, kenapa mereka tidak mewajibkan? Padahal ayat-ayatnya sangat banyak yang menyuruh kita untuk berkeliling bumi mengenang kehebatan mereka.

Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah ; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan .3:137

Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu."6:11

Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya?12:109

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat : "Sembahlah Allah , dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya . Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan .16:36

Katakanlah: "Berjalanlah kamu bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa.27:69

Katakanlah: "Berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi . Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.29:20

Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebihkuat dari mereka dan telah mengolah bumi serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.30:9

Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan ."30:42

Dan apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka, sedangkan orang-orang itu adalah lebih besar kekuatannya dari mereka? Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.35:44

Untuk pembaca yang merasa memelihara jenggot adalah wajib, kira-kira wajib mana dengan wisata ke tempat-tempat sejarah yang termaktub dalam sekian banyak ayat diatas, apakah bagi yang tidak berwisata juga tergolong maksiat, karena semua itu dengan fiil amar (kata perintah), bukankah dalam pengambilan hukum Alqur'an nomor satu dan palig tinggi kekuatannya?

Kalau saja penulis kitab itu bisa memahami tulisanku ini, tentu penulis berharap bisa tehu bagaimana dia mengambil hukum dengan ayat itu? Adakah dia hanya akan memilih ayat-ayat yang sesuai dengan misi madzhabnya saja.

Apakah mereka lebih menguatkan kata-kata manusia dari firman Allah, bukankah mereka menganggap orang membaca shalawat kepada Nabi dianggap musyrik, padahal Innalloha wamalaikatahu yusholluna ala nabi, ya ayuhalladzina amanu shollu alaihi wasallimu taslima. Bukankah itu kata perintah?

Mungkin itulah sedikit kegelisahanku membaca tulisan yang tak begitu dalam, dan hanya sekedar memperkuat konsep madzhab tertentu, bahkan justfikasi sepihak bahwa yang menentang mereka tak berhak menuju kebenaran. Sekaligus sebagai bahan untuk kita belajar lebih dalam, agar tidak terjebak pada kebodohan yang akan menimbulkan radikalisme dalam beragama dengan dogma-dogma yang dibungkus dengan indahnya.

Salawat salam bagimu muhammadku, hari ini (12 robiul awal) dulu kamu lahir dan menjadi muallimku hingga hari itu menjemputku kembali bersama, dihadapan Dzat yang maha pemurah dan pemaaf atas apa yang aku potong dari jenggotku, Mungkin bukan karena aku maksiat kepadaNya, namun mungkin karena aku belum mampu memelihara jenggot yang menjadi sunnahmu, karena engkaulah kekasihNya maka siapa saja yang mengasihimu adalah dikasihi olehNya.

Alliem
Kamis, 20 Maret 2008
Met Lahir Kembali Dihatiku


[+/-] Selengkapnya...

10 Artikel Populer