21 Maret 2011

Hati-hatilah dengan Tiga Kata

Hati-hatilah dengan Tiga Kata

Oleh : Mochammad Moealliem

Menarik, menggelitik, dan perlu dikritik.
Kafir, Munafik, Musyrik, kata-kata berbahaya ini perlu kita jaga dari bibir kita yang mungil ini, dan tak perlu mengcapnya dengan leher berotot he he he

Berbeda pendapat itu biasa dalam diskusi, namun ingat jangan mudah menuduh orang yang berbeda pendapat dengan kita dengan tuduhan seperti saya tulis diatas, hal itu sangat berbahaya dan bila tuduhan itu salah maka tuduhan itu akan kembali kepada penuduh, bukankah anda tahu hadith nabi

"Barangsiapa berkata kepada saudaranya, 'Hai kafir, maka sesungguhnya kalimat ini akan kembali kepada salah seorang di antara mereka."

( Muttafaq 'Alaih dari Ibn Umar,al-Lu'lu' wa al-Marjan, hal 39 )

Maksud hadith ini kalau kalimat kafir akan mengenai salah satu dari penuduh dan yang dituduh, jika yang dituduh tidak kafir maka penuduhlah yang menjadi tempat kembalinya kalimat itu.

Satu hal yang sangat penting di sini ialah kemampuan untuk membedakan tingkat kekufuran, kemusyrikan, dan kemunafiqan. Setiap bentuk kekufuran, kemusyrikan dan kemunafiqan ini ada tingkat-tingkatnya.

Akan tetapi, nash-nash agama menyebutkan kekufuran, kemusyrikan, dan kemunafiqan hanya dalam satu istilah, yakni kemaksiatan; apalagi untuk dosa-dosa besar. Kita mesti mengetahui penggunaan istilah-istilah ini sehingga kita tidak mencampur adukkan antara berbagai istilah tersebut, sehinggakita menuduh sebagian orang telah melakukan kemaksiatan berupa kekufuran yang paling besar (yakni ke luar dari agama ini) padahal mereka sebenarnya masih Muslim.

Dengan menguasai penggunaan istilah itu, kita tidak menganggap suatu kelompok orang sebagai musuh kita, lalu kita menyatakan perang terhadap mereka, padahal mereka termasuk kelompok kita, dan kita juga termasuk dalam kelompok mereka; walaupun mereka termasuk orang yang melakukan kemaksiatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Untuk menangani masalah ini sebaiknya kita mengaca pada peribahasa Arab: "Hidungmu adalah bagianmu, walaupun hidung itu pesek."

Dalam buku Fiqh Prioritas karya DR.Yusuf Qordlawi edisi bahasa Indonesia, bisa anda baca sendiri disana dijelaskan berbagai devinisi dari ketiga kalimat diatas dengan disertai pembagian antara besar dan kecil dari ketiganya

Orang kafir itu tidak sholat, namun orang yang tidak sholat itu belum tentu kafir. Anda tentu memahami hal ini secara mantiq (logika), Indonesia adalah bagian besar penduduk muslim dunia, namun apakah muslim Indonesia melaksanakan sholat semuanya? Tentunya jawaban itu "tidak", nah apakah orang yang tidak sholat itu kafir, tentunya tidak, tapi yang jelas hal itu dosa besar seperti yang ditulis DR.Yusuf Qardlawi dalam buku yang sama:

" Para ulama berselisih pendapat dalam memberikan batasan terhadap dosa besar ini. Barangkali yang paling dekat ialah kemaksiatan yang pelakunya dapat dikenakan had di dunia, dan diancam dengan ancaman yang berat di akhirat kelak, seperti masuk neraka, tidak boleh memasuki surga, atau mendapatkan kemurkaan dan laknat Allah SWT. Itulah hal-hal yang menunjukkan besarnya dosa itu.

Ada pula nash-nash agama yang menyebutkan batasannya secara pasti dan mengatakannya ada tujuh 22 macam dosa besar setelah kemusyrikan; yaitu: Membunuh orang yang diharamkan oleh Allah untuk membunuhnya kecuali dengan alasan yang benar; sihir; memakan riba; memakan harta anak yatim; menuduh perempuan mukmin melakukan zina; melakukan desersi dalam peperangan. Sedangkan hadits-hadits shahih lainnya menyebutkan: Menyakiti kedua hati orang tua, memutuskan tali silaturahim, menyatakan kesaksian yang palsu, bersumpah bohong, meminum khamar, berzina, melakukan homoseksual, bunuh diri, merampok, mempergunakan barang orang lain secara tidak benar, mengeksploitasi orang lain, menyogok, dan meramal.

Termasuk dalam kategori dosa besar ini ialah meninggalkan perkara-perkara fardu yang mendasar, seperti: meninggalkan shalat, tidak membayar zakat, berbuka tanpa alasan di bulan Ramadhan, dan tidak mau melaksanakan ibadah haji bagi orang yang memiliki kemampuan untuk pergi ke tanah suci. "

Namun kita juga perlu teliti dengan hal-hal semacam ini, jangan-jangan hal itu memang sengaja dilakukan untuk tujuan tertentu, sebab terkadang para anti islam sengaja menopang serta sengaja memasukkan bias-bias orientalis yang sangat sulit kita sadari, sebab cara yang paling cocok untuk menghancurkan islam adalah lewat orang islam sendiri, mereka tak akan mampu secara langsung menorobos kedalam islam tanpa melalui orang-orang yang lemah imannya, dan hal ini berkaitan erat dengan istilah kemunafikan.sesuai dengan hadits:

"Ada empat hal yang apabila kamu berada di dalamnya, maka kamu dianggap sebagai orang munafiq murni. Dan barangsiapa yang mempunyai salah satu sifat tersebut, maka dia dianggap sebagai orang munafiq hingga ia meninggalkan sifat tersebut. Yaitu apabila dia dipercaya dia berkhianat, apabila berbicara dia berbohong, dan apabila membuat janji dia mengingkari, apabila bertengkar dia melakukan kecurangan." [ Muttafaq 'Alaih, dari Abdullah bin Umar; al-Lu'lu' wal-Marjan (37).]

Hadits yang lain menyebutkan, "Tanda-tanda orang munafiq itu ada tiga: Apabila bicara, dia berbohong; apabila berjanji dia mengingkarinya; dan apabila dipercaya, dia berkhianat." [ Muttafaq 'Alaih, dari Abu Hurairah r.a., ibid., (38).]

Dalam riwayat Muslim disebutkan: "Walaupun dia berpuasa, shalat, dan mengaku bahwa dia Muslim." [ Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah r.a. dalam kitab al-Iman, 109, 110.]

Untuk itu mari kita berdiskusi dengan pikiran yang obyektif, dan dengan kesadaran tinggi bahwa kita manusia yang biasa, dan kesalahan tak mungkin kita hindari sebab sifat maksum hanya bagi nabi, namun orang salah dalam diskusi lebih baik dari pada orang benar tapi diam saja, terlebih nggak tahu hal itu benar atau salah. Seperti ijtihad kita ketika bingung mencari qiblat, dalam setiap rokaat kearah yang berbeda hal itu tidak membatalkan sholat kala memang nggak ada yang mampu memberi tahu yang benar. Seperti ijtihadnya saudara Roy maka bagi yang tahu arah wajib hukumnya mengingatkan. Sebab Islam memakai aturan Fiqh dalam beribadah berbeda sekali dengan Kristen. Dan mengingatkan itu tak perlu memaksa apalagi menangkap.

Kebenaran mutlak hanya milik Allah semata, apa yang kita anggap benar didunia ini hanyalah mendekati kebenaran yang mutlak, dan kebenaran tidak hanya melalui satu jalan, seperti istilah yang trend " banyak jalan menuju Roma", kalau kita kiaskan menjadi "banyak jalan menuju kebenaran". Ikutilah rambu-rambu agar mencapai tujuan dengan cepat dan tepat, bila tersesat ada pepatah lagi "malu bertanya sesat dijalan", kepada siapa bertanya? Qur'an menjawab "Fas alu ahlad dzikri inkuntum la ta'lamun" bertanyalah pada ahli dzikir jika kalian tidak tahu.

Jumhur fuqoha tidak memperbolehkan membaca fatihah dalam sholat selain dengan bahasa aslinya (arab) bisa dilihat pada "al fiqh al islamy wa adialatuh " wahbah zuchaily hal 839. Ditambah lagi tidak diperbolehkan mengganti ayat-ayat fatihah dengan ayat lain, baik bisa membaca arab dengan baik atau pun kurang baik bacaanya, harus dengan bahasa arab, dengan dalil "qur'anan arobian" QS.12:2, juga "bilisanin arobiyin mubin "QS.26:195

Hanya sebagian pengikut madzhab hanafi memperbolehkan dengan bahasa selain arab karena ketidakmampuan seseorang untuk membaca dengan bahasa arab, namun tidak saya temukan diperbolehkanya membaca fatihah dengan dua bahasa atau diiringi terjemahanya dalam sholat, dan kalau masih ngotot pakai dua bahasa itu tanggung jawab pemakai dan para pendukungnya. Ingatlah tidak semua orang boleh membuat rambu-rambu dijalan.

Allim
Jakarta, Senin 21 Maret 2011
Ya Allah, berilah kami Ridlo-Mu

Catatan : Tulisan ini adalah sikap atas kejadian Roy yang membaca fatihah dalam sholat dengan terjemahan bahasa Indonesia, dan pernah saya post pada Jum'at, 03 june 2005, namun untuk melengkapi maka kami post kembali dengan beberapa perubahan.

[+/-] Selengkapnya...

09 Maret 2011

Nabi Mendapat Wahyu, Kita Mendapat Ilham

Oleh : Mochammad Muallim

Bagi yang pernah belajar agama disekolahnya, minimal tahu nama 10 malaikat beserta tugas-tugasnya, kalau sampai tidak tahu perlu diperiksa keimanannya, saya yakin pembaca tulisan ini hafal betul siapa mereka. Malaikat bukanlah robot yang membutuhkan energi untuk bergerak, Malaikat tidak mengalami masa kanak-kanak, Malaikat itu tidak laki-laki tapi juga tidak perempuan, waria juga tidak. Malaikat tidak suka minum kopi seperti penulis, juga tidak makan seperti pembaca.

lebih lengkap tentang malaikat klik disini
(http://madinmu.blogspot.com/2011/03/mengenal-malaikat.html)

Sekedar mengingatkan orang yang lupa, 10 malaikat yang harus kita ketahui:

1. Jibril = menyampaikan wahyu dari Allah SWT.
2. Mikail = memberikan dan menyampaikan rejeki / rizki.
3. Isrofil = meniup sangkakala penanda hari kiamat telah tiba.
4. Izroil = mencabut nyawa.
5. Rokib = memcatat segala perbuatan amal baik atau kebajikan seseorang.
6. Atid = mencatat segala perbuatan buruk, bejat dan dosa seseorang.
7 Munkar = menanyakan seseorang di alam kubur mengenai segala perbuatannya semasa hidup di dunia.
8. Nakir memiliki = menanyakan seseorang di alam kubur mengenai segala perbuatannya semasa hidup di dunia.
9. Ridwan = menjaga pintu surga
10. Malik = menjaga pintu neraka

Setelah membaca itu, beberapa orang mulai muncul pertanyaan iseng.

"Ustadz....Nabi Muhammad kan nabi terakhir, lalu apa yang dilakukan malaikat Jibril saat ini?"

"Ya tetap nyampaikan sesuatu yang harus disampaikan, sesuai perintah."

Memang terkadang kita terpaku dengan penjelasan singkat tanpa pernah kita menelusuri Alqur'an secara mandiri, dalam Alqur'an banyak kisah tentang orang yang bukan nabi mendapat petunjuk, arahan atau bahkan ilham, ada Maryam, ada ibunya Musa dan lainnya, tentu mereka bukan nabi, namun mereka juga berhak menerima pesan dari Dzat yang murbing dumadi.

Lalu apakah sekarang juga masih mungkin itu terjadi pada kita?

Tentu saja mungkin, karena semua orang berhak menerima sms maupun panggilan asalkan hatinya hidup dan sinyalnya bagus.

Salah satu cara membaca sms itu adalah mimpi yang benar, mimpinya orang yang benar, karena ru'ya sholiha (mimpi yang benar) termasuk tanda kenabian.

Nabi menerima wahyu kadang lewat mimpi, kadang dalam keadaan terjaga, kadang suara, kadang berbentuk manusia yang membawa berita.

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ الْحَارِثَ بْنَ هِشَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يَأْتِيكَ الْوَحْيُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيُفْصَمُ عَنِّي وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِي الْمَلَكُ رَجُلًا فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا وَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَنْزِلُ عَلَيْهِ الْوَحْيُ فِي الْيَوْمِ الشَّدِيدِ الْبَرْدِ فَيَفْصِمُ عَنْهُ وَإِنَّ جَبِينَهُ لَيَتَفَصَّدُ عَرَقًا
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya dari Aisyah Ibu Kaum Mu'minin, bahwa

Al Harits bin Hisyam bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: Wahai Rasulullah, bagaimana caranya wahyu turun kepada engkau? Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Terkadang datang kepadaku seperti suara gemerincing lonceng dan cara ini yang paling berat buatku, lalu terhenti sehingga aku dapat mengerti apa yang disampaikan. Dan terkadang datang Malaikat menyerupai seorang laki-laki lalu berbicara kepadaku maka aku ikuti apa yang diucapkannya. Aisyah berkata: Sungguh aku pernah melihat turunnya wahyu kepada Beliau shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu hari yang sangat dingin lalu terhenti, dan aku lihat dahi Beliau mengucurkan keringat.HR. Bukhari 2

Lalu bagaimana dengan umatnya?

Orang-orang sholeh di zaman kita biasanya mendapat kabar lewat mimpinya, atau lewat malaikat yang menyamar sebagai manusia, dan cara-cara lain sesuai kapasitasnya masing-masing, kita pun berkesempatan untuk bisa komunikasi langsung, asalkan hati kita menyala dan ada pulsanya, hubungilah Allah jika kita ingin jawaban, kalau mau sinyal bagus di sepertiga malam yang terakhir.

Coba anda baca hadith diatas, nabi kadang menerima wahyu di musim dingin tapi bisa berkeringat, apa analisa anda?

Allim
Jakarta, Rabu 09 Maret 2011
Berfikir pun bisa membakar otak disaat musim dingin


[+/-] Selengkapnya...

07 Maret 2011

Revolusi itu Tergantung Niatnya

Oleh : Mochammad Muallim

Sebagian sumber menjelaskan bahwa revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama.

Arti revolusi sebenarnya adalah perputaran ulang. Namun pengertian atau persepsi masyarakat secara umum, revolusi adalah penggulingan suatu rezim penguasa oleh rakyatnya sendiri yang biasanya dilakukan dengan cara kekerasan dan dengan pertumpahan darah.

Perputaran ulang dalam istilah komputer mungkin bisa diartikan format ulang hardisk, atau reset dalam fitur handphone, yang fungsinya adalah menghapus semua sistem yang tidak lagi diperlukan yang menghambat kecepatan kerja program.

Dalam istilah kehidupan revolusi bisa dimaknai dengan membuka lembaran baru, dengan revolusi akhlaq secara total, atau mungkin taubatan nasuha (taubat total) lalu menggantinya dengan sistem yang baru, aplikasi yang baru yang menjanjikan sebuah keuntungan.

Lalu bagaimana orang bisa merevolusi akhlaqnya jika lingkungan sekitarnya tercemar?

Konsep sederhana namun jelas buktinya adalah hijrah, ya hijrah atau pindah ke lingkungan yang kondusif, karena ketika tidak pindah, kemungkinan akan kembali terseret masuk pada lingkaran setan itu.

Untuk merevolusi kota Mekah, nabi Muhammad diutus untuk mengungsi ke Madinah (lingkungan yang kondusif), setelah semua siap maka kembalilah pada tujuan semula, namun ada juga sebagian orang yang ikut revolusi itu bertujuan lain, yaitu untuk merebut harta, tahta dan wanita.

Dan hal itu dalam era kekinian bisa kita liat terjadinya revolusi beberapa negara, ada yang memang tujuannya memperbaiki negara dari sistem yang amburadul, namun ada juga yang misinya menjarah harta, kekayaan, sumber daya alam, dan kontrak-kontrak yang menguntungkan.

Lalu bagaimana konsep revolusi niat yang baik?

حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِىُّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الأَنْصَارِىُّ قَالَ أَخْبَرَنِى مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِىُّ أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِىَّ يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ - رضى الله عنه - عَلَى الْمِنْبَرِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ « إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ »

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan tergantung niat, dan setiap perbuatan seseorang tergantung niatnya, barang siapa yang hijrahnya karena dunia maka dia akan mendapatkannya, atau karena perempuan, maka akan menikah dengannya, maka hijrahnya kepada yang diniatkannya.HR. Bukhari 1

Orang beribadah entah sholat, baca dzikir, baca sholawat, hijrah, dan apapun itu, semua itu tergantung niatnya, kalau tujuannya harta dapatlah harta, kalau tujuannya pasangan dapatlah pasangan, kalau tujuannya Allah, maka dapat semuanya.

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.QS.11:15

Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. QS.42:20

Mungkin kita perlu merenungkan sejenak ayat ini, lalu memutuskan pilihan kita, adakah kita berniat untuk hal yang kecil, ataukah kita memurnikan niat untuk Allah semata, toh Allah tetap akan memberi bagian kita di dunia, maka patut kiranya kita beribadah meniru nabi kita, ibadah untuk bersyukur, bukan untuk minta harta semata.

Ini bukan hal boleh dan tidak, namun ini pilihan dan setiap orang bebas menentukan niatnya, "likullimriin ma nawa" sekaligus menikmati enak dan tidaknya.

Allim
Jakarta, Senin 07 Maret 2011
Ya Allah jadikan aku lebih untuk-Mu

[+/-] Selengkapnya...

03 Maret 2011

Tempat Mengadu Bagi Orang Yang Ingin Kaya

Oleh : Mochammad Moalliem

Anda ingin kaya?

Jika jawaban anda “ya”, apakah anda masih miskin?

Kehidupan manusia memang begitu rumit secara otomatis, karena semua mengalami perputaran seiring perputaran waktu, dalam diri manusia pun ada yang selalu berputar untuk menjadikan manusia menjadi hidup, tentunya memutarkan sel-sel darah dalam tubuh manusia itu membutuhkan energi, sebagaimana kendaraan yang membutuhkan bahan bakar.

Semakin bagus bahan bakarnya, semakin enak perputarannya, dan awet mesinnya, Manusia pun semakin bagus makanannya semakin sehat tubuhnya, dan panjang umurnya, hanya saja manusia ada tambahan elemen bisa dibilang software elemen halus, yaitu jiwanya, ini juga butuh makan, dan banyak orang lupa tidak mengisi makanan jiwanya, kecuali disaat terasa terjepit, terhimpit, tertindas, atau terbebani masalah yang besar.

Ketika roda berputar dan seseorang berada dalam posisi terendah dalam hidupnya, banyak orang mencoba keluar dari posisi itu dengan kemampuan akalnya, ada yang berhasil namun banyak juga yang makin tenggelam. Sebagian yang lain mencoba minta bantuan orang lain, ada yang dapat sekali dua kali, namun banyak juga sekali aja belum ada yang membantu.

Ada juga yang minta pertolongan pada dukun, ada yang seperti berhasil tapi aslinya makin tenggelam, dan banyak yang malah ditipu dukun. Ada yang minta bantuan jin, ada yang sementara berhasil, namun banyak juga yang akhirnya bangkrut, dan semua itu tidak sesuai dengan anjuran Islam.

Lalu bagaimana Islam mengajarkan?

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِىٍّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ بَشِيرٍ أَبِى إِسْمَاعِيلَ عَنْ سَيَّارٍ عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ نَزَلَتْ بِهِ فَاقَةٌ فَأَنْزَلَهَا بِالنَّاسِ لَمْ تُسَدَّ فَاقَتُهُ وَمَنْ نَزَلَتْ بِهِ فَاقَةٌ فَأَنْزَلَهَا بِاللَّهِ فَيُوشِكُ اللَّهُ لَهُ بِرِزْقٍ عَاجِلٍ أَوْ آجِلٍ ». قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ.

Man nazalat bihi fâqatun fâanzalahâ binnâsi lam tusadda fâqatuhû wa man nazalat bihî fâqatun fa’anzalahâ billâhi fayûsyikullâhu lahû birizqin ‘âjilin au âjilin

Barang siapa tertimpa kemiskinan, kemudian ia mengadukannya kepada sesama manusia, maka tidak akan tertutup kemiskinannya itu. Namun siapa saja yg mengadukannya kepada Allah, maka Allah akan memberinya rizki baik segera ataupun lambat

Maka segeralah mengadukan masalah kita pada Allah agar segera diberi jalan keluarnya, jangan malu meminta karena Allah itu Maha Kaya.

Allim
Jakarta, Kamis 03 Maret 2011
Ya Allah Lebihkanlah keperluan kami

[+/-] Selengkapnya...

10 Artikel Populer