31 Desember 2015
11 Desember 2015
Khutbah Jumat :Sebaik-baik umat manusia
Sebaik-baik umat manusia
Oleh : H. Mohamad Mualim,
Lc., MA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلهُْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ،
اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ
وقال تعالَى : كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ
بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ
آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ
وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ QS:3:110
Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Pada jum’at yang berbahagia ini, marilah
kita sama-sama memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu
wataala, yang telah memberikan berbagai kenikmatan, terutama kenikmatan Iman
dan Islam yang diberikan kepada kita.
Shalawat dan salam kita berikan kepada nabi besar Muhammad Shallallaahu alaihi
wa Salam yang telah mewariskan Al Qur’an kepada umatnya, sebuah ilmu yang
senantiasa bermanfaat bagi khidupan umat manusia hingga mendapat predikat
sebaik-baik umat manusia.
Marilah kita buktikan puji syukur kita
atas semua karunia Allah kepada kita dengan meningkatkan ketaqwaan kita kepada
Allah yang selalu melihat gerak-gerik kita, dengan sebenar-benar takwa, serta
menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Allah berfirman
كُنْتُمْ
خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ
خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ QS:3:110
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik
bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik.QS.3:110)
Jamaah Jum’at yang berbahagia
Dari ayat ini jelas menunjukkan bahwa kita adalah umat terbaik yang
ada dalam kehidupan ini, namun banyak dari kita tidak mengenali diri dan
terus-menerus berusaha mengikuti pendapat orang lain, yang memberikan ketentuan
terbaik versi mereka, dan uniknya juga kita percaya saja mereka lebih baik dari
kita. Semoga ayat ini menyadarkan kita agar mengenali diri kita, akidah kita,
akhlak dan budi pekerti kita, dan kesesuaian predikat yang Allah berikan kepada
kita dengan segala aktivitas terbaik yang kita lakukan, sebagaimana Rasulullah
saw. Contohkan kepada kita semua.
Imam Fahrudin ar-Razi dalam tafsirnya menyampaikan bahwa :
Makna dari Kuntum khoiro ummah adalah bahwasanya kalian adalah umat
terbaik, dan yang paling utama, yang telah tercatat dalam lauh mahfudz, maka
seyogyanya kalian tidak menggugurkan predikat itu dari diri kalian atas
keutamaan ini, dan tidak pula kalian jatuhkan akhlak kalian dari keutamaan ini,
akan tetapi kokohkan dan maksimalkan segala potensi luar biasa yang kalian
miliki.
Beliau menambahkan, bahkan di akherat nanti kebahagian-kebahagian, kesempurnaan-kesempurnaan,
dan kemuliaan-kemulian dapat kalian raih karena keberadaan kalian yang berlaku
terbaik di dunia saat ini.
Jamaah Jum’at yang berbahagia
Jika kita sudah menerima predikat umat yang terbaik, maka
selayaknyalah kita menjaga predikat tersebut, jangan sampai kita mengurangi
nilai kita dibanding dengan umat-umat yang lain yang pada dasarnya bukanlah
umat yang terbaik menurut Allah, terlebih bagi kita yang hidup dilingkungan
akademik baik itu pesantren-pesantren ataupun sekolah, marilah kita
bersama-sama menjaga akhlak kita, budaya kita dan akidah kita secara kokoh dan
semakin meningkat.
Para mufassir berbeda pendapat tentang penggunaan fiil madhi dalam
lafad kuntum, sebab dalam ilmu nahwu, kana terbagi menjadi kana tammah, naqisah
dan zaidah.
1.
Kana tammah yang
berarti terjadi dan terealisasi, dan ia tidak membutuhkan khabar, maka kuntum
khoiro ummah berarti kalian telah menjadi umat terbaik dan tercipta menjadi
umat terbaik. Dan posisi khoiro ummatin bukanlah khabar akan tetapi posisi hal.
Dan ini adalah pendapat mayoritas mufassir
2.
Kana Naqisah yang
berarti dahulu bersifat terbaik namun tidak lagi tetap sifat itu sekarang.
Ar-Razi membantah pendapat yang kedua ini dengan menyatakan bahwa
kana adalah gambaran keberadaan sesuatu di masa lalu yang buram, namun tidak
memutus keberlangsungan keberadaan tersebut sebagaimana ayat
وَكَانَ الله غَفُوراً
رَّحِيماً
Dengan demikian maka makna dari kuntum
khoiro ummah adalah
1. Kalian adalah ummat terbaik dalam pengetahuan
Allah
2. Kalian bagi ummat terdahulu telah tersebut sebagai
umat terbaik. Sebagaimana disebutkan dalam kitab mereka
Allah berfirman:
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka,
kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya,
tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah
sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu
seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman
itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman
itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati
orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan
kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh di antara
mereka ampunan dan pahala yang besar.(al-Fath:29)
3. Di lauh Mahfudz kalian tercatat sebagai umat
yang terbaik
4. Kalian terbaik sejak kalian beriman
Dan lain sebagainya yang intinya kita adalah umat terbaik.
Sementara jika kana tersebut adalah kana zaidah
maka ada dan tiadanya sama saja, dan berarti menguatkan kejadian atau
memastikan hal itu terjadi.
Jamaah Jum’at yang berbahagia
Apa yang menjadi ciri umat terbaik?
1. Ta’muruna bil ma’ruf kalian memerintahkan yang
ma’ruf atau telah diketahui masyarakat sebagai hal yang baik, sebagai contoh
yang dekat dengan kita adalah mengajak orang sholat jamaah, mengajak menghafal qur’an,
mengajak sedekah, mengajak bersholawat, mengajak berpenampilan rapi dan lain
sebagainya.
2. Watanhauna anil munkar, kalian mencegah yang
munkar atau yang dingkari oleh masyarakat, sebagai contoh mencegah yang munkar
adalah mencegah orang parkir tidak pada tempatnya, mencegah orang memakai alas
kaki di lantai yang suci, baik di masjid asrama atau tempat yang lain, mencegah
orang mencorat-coret dinding, mencegah orang berlatih beladiri dengan
menghancurkan bahan material pembangunan, mencegah orang membuang sampah
sembarangan dan lain sebagainya.
Apakah dua itu cukup untuk menjadi umat
yang terbaik? Tentu belum cukup, sebab jika hanya dua itu maka umat-umat yang
lain di semesta alam ini sudah banyak yang yang mampu melakukan dua hal
tersebut, dan bahkan dua hal tersebut mereka sudah gunakan untuk mendevinisikan
umat terbaik, dan menuding umat Islam jauh dibawah mereka. Namun itu belum
cukup tanpa poin yang ke 3
3. Yaitu beriman, apa itu beriman, beriman adalah
pengakuan dan keyakinan terhadap Allah, para malaikat, para rasul, kitab-kitab,
qada dan qadar dan qiyamat.
Apakah umat lain tidak beriman? Mereka beriman
tapi tidak sempurna bahkan pura-pura beriman, kenapa demikian, karena diantara
rukun iman yang ada 6 itu mereka kepada Allah beriman, kepada para malaikat
beriman, kepada para rasul mereka beriman, namun sayang keimanan mereka rusak
karena tidak mengimani bahwa Muhammad adalah rasul Allah, kepada kitab-kitab
mereka juga beriman, namun lagi-lagi mereka tidak beriman atas Al-Qur’an. Dengan
demikian batallah keimanan mereka.
Maka Allah berfirman
وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ
الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ QS:3:110
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih
baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik.QS.3:110)
Kalau saja mereka beriman dan mengikuti rasulullah Muhammad saw. Maka
termasuklah mereka kedalam golongan umat yang terbaik, namun apa boleh dikata
hanya sebagian kecil diantara mereka dari zaman rasul hingga zaman sekarang
mereka mau beriman, bahkan mayoritas mereka adalah orang-orang fasik. Yaitu orang-orang
yang dengan agama mereka saja sudah tidak patuh terlebih harus menyempurnakan
keimanannya dengan beriman kepada rasulullah Muhammad saw.
Jamaah Jum’at yang berbahagia
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ
كَثِيرًا (21
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Semoga kita mampu meneladi rasulullah saw. Sehingga dapat menjaga
predikat yang diberikan Allah sebagi umat terbaik dalam kehidupan, menjadi
rahmat bagi seluruh alam raya, dengan terus melakukan, mengajak dan menyuruh
atas yang ma’ruf, mencegah diri dan orang lain berlaku yang mungkar, serta
menyempurnakan keimanan kita dengan meningkatkan ketauhidan dan ketaqwaan kita.
Audlubillahi
minas syaitonirrojiim, bismillahirohmanirrohim
وَالْعَصْرِ إِنَّ
الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا
بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ،
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
===========================================
Khutbah
Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا
لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْ لاَ أَنْ هَدَانَا اللهُ. أَشْهَدُ أَنَّ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا
بَعْدُ؛
فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ،
اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ
اللَّهَ كَثِيرًا
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سميع قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ
اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ و أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ
وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا
وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ
قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا
وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن
لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ
يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
By Unknown at Jumat, Desember 11, 2015 0 comments
10 Desember 2015
09 Oktober 2015
Meraih Pahala Haji dengan Mudah dan Murah
Meraih
Pahala Haji dengan Mudah dan Murah
Oleh : H.
Mohamad Mualim, Lc., MA.
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلهُْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
.
أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا
أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
وقال تعالَى : الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ
الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا
مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
Jamaah
Jum’at yang berbahagia
Pada jum’at yang berbahagia ini, marilah kita sama-sama memanjatkan puja
dan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wataala, yang telah memberikan
berbagai kenikmatan, terutama kenikmatan Iman dan Islam yang diberikan kepada kita. Shalawat dan
salam kita berikan kepada nabi besar Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam yang
telah mewariskan Al Qur’an kepada umatnya, sebuah ilmu yang senantiasa
bermanfaat bagi khidupan umat manusia.
Marilah kita buktikan puji syukur kita atas semua karunia Allah kepada kita
dengan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah, dengan sebenar-benar takwa,
serta menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Allah
berfirman :
“Haji adalah beberapa
bulan yang dimaklumi , barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan
mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats , berbuat fasik dan berbantah
bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan
apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang
yang berakal.”
Jamaah
Jum’at yang berbahagia
Saat ini kita telah
berada dalam bulan mulia, bulan Dzulhijjah, bulan yang didalamnya terdapat
berbagai keutamaan dan kemudahan dalam rangka meningkatkan ketakwaan kita
dengan melakukan berbagai amalan-amalan yang luar biasa, maupun amalan-amalan
sederhana yang bernilai luar biasa.
Sebagaimana kita tahu
bahwa ibadah haji yang sedang ditempuh kaum muslimin dalam bulan ini adalah
amalan yang luar biasa, karena ibadah tersebut bukan saja ibadah ruhiyah dan
jasadiyyah semata, namun juga ibadah maliyah, atau dalam arti lain bukan hanya
ibadah lahir dan bathin semata, namun juga pengorbanan harta yang tidak sedikit,
belum lagi jika harus menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan kuota haji
tersebut.
Haji adalah kewajiban
bagi kaum muslimin yang telah memiliki harta, kemampuan, jaminan keamanan
perjalanan menuju makkah, terlebih pada tahun-tahun terakhir harus menunggu antrian
dari kuota yang terbatas. Maka dari itu, seyogyanya kaum muslimin berniat lebih
awal untuk beribadah haji, lebih awal mempelajari ilmu ibadah haji, dan juga
lebih awal menyisihkan hartanya untuk bekal ibadah haji.
Namun demikian,
sebagaimana firman Allah, bahwa sebaik-baik bekal adalah ketakwaan kepada
Allah, dan semoga ibadah haji yang telah, sedang maupun yang akan dilakukan
oleh kaum muslimin menjadi penyempurna bekal ketakwaannya kepada Allah
subhanahu wata’ala.
Jamaah
Jum’at yang berbahagia
Tentu setiap kaum
muslimin punya keinginan untuk melaksanakan ibadah haji, namun mungkin biaya
dan kuota belum mereka dapatkan, lalu apa saja yang bisa dilakukan untuk
mendapatkan pahala yang setara haji dalam rangka menambah bekal ketakwaan
kepada Allah?
Diantara amal-amal
ringan tapi berpahala besar adalah amal-amal yang pahalanya setara dengan
pahala ibadah haji dan umrah. Amalan-amalan tersebut diantaranya:
1. KELUAR DARI RUMAH MENUJU SHALAT FARDHU DI MASJID DALAM
KONDISI SUDAH BERSUCI.
عَنْ أَبِى أُمَامَةَ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ
مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ
الْمُحْرِمِ وَمَنْ خَرَجَ إِلَى تَسْبِيحِ الضُّحَى لاَ
يُنْصِبُهُ إِلاَّ إِيَّاهُ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُعْتَمِرِ وَصَلاَةٌ عَلَى
أَثَرِ صَلاَةٍ لاَ لَغْوَ بَيْنَهُمَا كِتَابٌ فِى عِلِّيِّينَ »
Dari Abu Umamah,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa keluar
dari rumahnya dalam keadaan suci untuk menunaikan shalat fardhu, pahalanya
seperti pahala haji orang berihram. Dan barangsiapa keluar shalat Dhuha dia
tidak bermaksud kecuali itu, maka pahalanya seperti pahala orang yang
berumrah. Dan shalat sesudah shalat yang tidak ada perbuatan sia-sia di antara
keduanya diyulis di kitab'Illiyyin" ( Abu Dawud, no 558)
Jamaah
Jum’at yang berbahagia
Dari hadits ini
menunjukkan bahwa setiap orang diberikan kesempatan mendapatkan pahala haji,
yang mudah, murah dan tidak melelahkan, bahkan bisa lima kali mendapatkan
pahala haji dalam sehari semalam. Untuk itu marilah kita tingkatkan amaliah
kita dalam melaksanakan sholat fardhu berjamaah di masjid dengan keadaan telah
bersuci sejak berangkat dari rumah, jika hal itu memungkinkan.
Jika kita amati
kenapa pahala bersuci di rumah berpahala besar? Maka bisa kita bayangkan bahwa
orang yang datang dari rumahnya sudah dalam keadaan suci ketika masuk masjid
pahalanya sudah terhitung, ketika menambah dengan sholat tahiyatul masjid sudah
bertambah lagi, ketika membaca Al-Qur’an bertambah lagi, terlebih di musim
kemarau atau di daerah-daerah yang sulit air, maka keberadaan suci seseorang
sejak dari rumahnya akan mengurangi beban masjid untuk menyediakan air untuk
bersuci.
Jamaah
Jum’at yang berbahagia
Pahala haji yang juga
bisa kita dapatkan yang kedua adalah: Sholat subuh berjamaah di masjid kemudian
berdzikir hingga terbit matahari lalu sholat sholat 2 rakaat, Rasulullah
bersabda :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاوِيَةَ الْجُمَحِىُّ الْبَصْرِىُّ
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا أَبُو ظِلاَلٍ عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ
صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ
الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ».
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
». قَالَ
أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ. قَالَ وَسَأَلْتُ مُحَمَّدَ بْنَ
إِسْمَاعِيلَ عَنْ أَبِى ظِلاَلٍ فَقَالَ هُوَ مُقَارِبُ الْحَدِيثِ. قَالَ
مُحَمَّدٌ وَاسْمُهُ هِلاَلٌ.
Dari Anas bin Malik,
Rasulullah s.a.w bersabda, " Barangsiapa Shalat Subuh berjamaah lalu duduk
berdzikir (mengingat) Allah sampai terbit matahari kemudian shalat 2 raka'at,
maka baginya pahala seperti pahala haji dan umrah yang sempurna, sempurna,
sempurna." (Sunan At-Tirmidzi 589).
Jamaah
Jum’at yang berbahagia
Jika kita tidak mampu
meraih pahala haji dengan amalan yang pertama, maka amalan yang kedua
memberikan kesempatan, yaitu dengan sholat subuh berjamaah dan kemudian
berdzikir hingga waktu matahari terbit, setelah itu melakukan sholat 2 rakaat,
biasa disebut dengan sholat Isyraq, maka pahala haji yang sempurna kita
dapatkan.
Namun jikalau amalan
yang kedua ini pun kita tidak mampu lakukan, Allah masih memberikan kesempatan
meraih pahala haji dengan:
MEMPELAJARI ATAU MENGAJARKAN KEBAIKAN DI MASJID
Rasulullah bersabda:
Dari Abu Umamah, Nabi
saw bersabda," Barangsiapa pergi ke masjid, dia tidak menginginkan kecuali
mempelajari suatu kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya pahala seperti pahala
orang haji sempurna hajinya.". Dalam riwayat lain dengan redaksi,
"Barangsiapa berangkat di pagi hari menuju masjid, ia tidak menginginkan
kecuali untuk mempelajari suatu kebaikan atau mengajarkannya, maka
baginya pahala orang yang melaksanakan umrah dengan umrah yang
sempurna. Dan barangsiapa berangkat sore hari menuju masjid, ia tidak
menginginkan kecuali mempelajari suatu kebaikan atau mengajarkannya, maka
ia mendapatkan pahala orang yang naik haji dengan haji yang sempurna."(
At-Targhib wa AT-Tarhib no 82).
Maka dari itu
mengikuti kajian-kajian ilmu di masjid-masjid, adalah kesempatan bagi yang
mengajarkan maupun yang menerima pelajaran untuk mendapatkan pahala haji yang
sempurna.
Jamaah
Jum’at yang berbahagia
Betapa Allah memberi kemudahan bagi umat Islam untuk mendapatkan pahala
yang begitu besar dengan amalan-amalan yang sangat ringan dibanding ibadah haji
yang membutuhkan biaya besar, tenaga yang kuat, dan waktu yang lama. Meskipun
amalan-amalan yang berpahala haji tidak dapat menggugurkan kewajiban haji bagi
yang telah mampu, namun secara pahala hal itu sangat luar biasa.
Terlebih jika kita mampu melakukan ketiga amalan tersebut dalam satu waktu,
seperti halnya berangkat ke masjid dalam keadaan sudah bersuci, lalu melakukan
sholat subuh berjamaah, kemudian berdzikir hingga waktu terbit, dan sholat dua
rakaat, setelah itu mengikuti kajian ilmu di masjid tersebut, maka sekali jalan
mendapatkan pahala tiga kali berhaji.
Semoga kita diberikan kemampuan dan kemauan oleh Allah, untuk meraih
pahala-pahala tersebut, memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam kebaikan dan
ketakwaan dan tidak mensia-siakan waktu dan umur yang diberikan. Sehingga
kitatidak termasuk orang-orang yang rugi di dunia dan di akherat.
وَالْعَصْرِ {1}إِنَّ الْإِنْسَانَ
لَفِي خُسْرٍ {2}إِلَّا
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ {3}
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ،
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
By Unknown at Jumat, Oktober 09, 2015 0 comments
Labels: Rak Tulisan 08
18 September 2015
Amalan Setara Haji
Amalan Setara
Haji
Oleh : H.
Mohamad Mualim, Lc., MA.
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلهُْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
.
أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا
أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
وقال تعالَى : الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا
رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ
يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ
يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
Jamaah
Jum’at yang berbahagia
Pada jum’at yang berbahagia ini, marilah kita sama-sama
memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wataala, yang telah
memberikan berbagai kenikmatan, terutama kenikmatan Iman dan Islam yang diberikan kepada kita. Shalawat dan
salam kita berikan kepada nabi besar Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam yang
telah mewariskan Al Qur’an kepada umatnya, sebuah ilmu yang senantiasa
bermanfaat bagi khidupan umat manusia.
Marilah kita buktikan puji syukur kita atas semua karunia
Allah kepada kita dengan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah yang selalu
melihat gerak-gerik kita, dengan sebenar-benar takwa, serta menjalankan
perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Allah
berfirman :
“Haji
adalah beberapa bulan yang dimaklumi , barangsiapa yang menetapkan niatnya
dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats , berbuat fasik
dan berbantah bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan
apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang
yang berakal.”
Jamaah
Jum’at yang berbahagia
Saat ini
kita telah berada dalam bulan mulia, bulan Dzulhijjah, bulan yang didalamnya
terdapat berbagai keutamaan dan kemudahan dalam rangka meningkatkan ketakwaan
kita dengan melakukan berbagai amalan-amalan yang luar biasa, maupun
amalan-amalan sederhana yang bernilai luar biasa.
Sebagaimana
kita tahu bahwa ibadah haji yang sedang ditempuh kaum muslimin dalam bulan ini
adalah amalan yang luar biasa, karena ibadah tersebut bukan saja ibadah ruhiyah
dan jasadiyyah semata, namun juga ibadah maliyah, atau dalam arti lain bukan
hanya ibadah lahir dan bathin semata, namun juga pengorbanan harta yang tidak
sedikit, belum lagi jika harus menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan kuota
haji tersebut.
Haji
adalah kewajiban bagi kaum muslimin yang telah memiliki harta, kemampuan,
jaminan keamanan perjalanan menuju makkah, terlebih pada tahun-tahun terakhir
harus menunggu kuota yang terbatas. Maka dari itu, seyogyanya kaum muslimin
berniat lebih awal untuk beribadah haji, lebih awal mempelajari ilmu ibadah haji,
dan juga lebih awal menyisihkan hartanya untuk bekal ibadah haji.
Namun demikian,
sebagaimana firman Allah, bahwa sebaik-baik bekal adalah ketakwaan kepada
Allah, dan semoga ibadah haji yang telah, sedang maupun yang akan dilakukan
oleh kaum muslimin menjadi penyempurna bekal ketakwaannya kepada Allah
subhanahu wata’ala.
Jamaah
Jum’at yang berbahagia
Tentu
setiap kaum muslimin punya keinginan untuk melaksanakan ibadah haji, namun
mungkin biaya dan kuota belum mereka dapatkan, lalu apa saja yang bisa
dilakukan untuk mendapatkan pahala yang setara haji dalam rangka menambah bekal
ketakwaan kepada Allah?
Diantara
amal-amal ringan tapi berpahala besar adalah amal-amal yang pahalanya setara
dengan pahala ibadah haji dan umrah. Amalan-amalan tersebut diantaranya:
1. KELUAR DARI RUMAH MENUJU SHALAT FARDHU DI MASJID DALAM
KONDISI SUDAH BERSUCI.
Dari ABu
Umamah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa
keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk menunaikan shalat fardhu, pahalanya
seperti pahala haji orang berihram." (Shahih: Shahih Abu Dawud, no 558)
2. SHALAT BERJAMA'AH DI MASJID KEMUDIAN DUDUK BERDZIKIR
SAMPAI TERBIT MATAHARI LALU SHALAT 2 RAKA'AT
مَنْ صَلَّى الْغَدَا ةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ
اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِحَجَّةٍ
وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَامَّةٍ
تَامَّةٍ تَامَّةٍ
Dari Anas
bin Malik, Rasulullah s.a.w bersabda, " Barangsiapa Shalat Subuh berjamaah
lalu duduk berdzikir (mengingat) Allah sampai terbit matahari kemudian shalat 2
raka'at, maka baginya pahala seperti pahala haji dan umrah yang sempurna,
sempurna, sempurna." (Hasan: Shahih At-Tirmidzi,. Dalam hadits lain, dari
Abu Umamah dan 'Utbah bin 'Abd, Rasulullah bersabda, "Barangsiapa shalat
Subuh dalam sebuah masjid secara berjama'ah lalu tinggal di dalamnya hingga ia
Shalat Dhuha, maka ia mendapatkan pahala seperti pahalanya orang haji dan
umrah yang sempurna haji dan umrahnya." (Hasan li ghairihi: Shahih
At-Targhib wa At-Tarhib, no. 469).
3. MEMPELAJARI ATAU MENGAJARKAN KEBAIKAN DI MASJID
Dari Abu
Umamah, Nabi saw bersabda," Barangsiapa pergi ke masjid, dia tidak
menginginkan kecuali mempelajari suatu kebaikan atau mengajarkannya, maka
baginya pahala seperti pahala orang haji sempurna hajinya.". Dalam
riwayat lain dengan redaksi, "Barangsiapa berangkat di pagi hari menuju
masjid, ia tidak menginginkan kecuali untuk mempelajari suatu kebaikan atau
mengajarkannya, maka baginya pahala orang yang melaksanakan umrah dengan
umrah yang sempurna. Dan barangsiapa berangkat sore hari menuju masjid, ia
tidak menginginkan kecuali mempelajari suatu kebaikan atau mengajarkannya, maka
ia mendapatkan pahala orang yang naik haji dengan haji yang
sempurna."(Hasan Shahih: Shahih At-Targhib wa AT-Tarhib no 82).
4. MELAKSANAKAN SHALAT FARDHU BERJAMA'AH DAN SHALAT
DHUHA DI MASJID
Dari Abu
Umamah, Rasulullah s.a.w bersabda," Barangsiapa berjalan menuju berjama'ah
sholat wajib, maka dia seperti berhaji. Dan barang siapa berjalan
menuju shalat tathawwu'(sunnah) maka dia seperti berumrah
yang nafilah (istilah lain sunnah)." (Hasan: Shahih Al-Jami' no.
6556), dalam hadits yang lainnya, Rasulullah bersabda," Barangsiapa keluar
dari rumahnya dalam keadaan sudah bersuci untuk shalat fardhu maka pahalanya
seperti pahala orang haji yang berihram, Dan barangsiapa keluar
shalat Dhuha dia tidak bermaksud kecuali itu, maka pahalanya seperti
pahala orang yang berumrah. Dan shalat sesudah shalat yang tidak ada perbuatan
sia-sia di antara keduanya diyulis di kitab'Illiyyin."( Shahih: Shahih
Sunan Abu Dawud, no. 522;Shahih Al-Jami' no. 6228)
Jamaah
Jum’at yang berbahagia
Bagi kita
dan kaum muslimin yang tidak berhaji saat ini, kesempatan emas tetap terbuka
untuk meraih keutamaan di bulan Dzulhijjah. Memperbanyak ibadah dan
meningkatkan kualitas ibadah pada tanggal 1 Dzulhijjah sampai dengan 10
Dzulhijjah merupakan pilihan yang cerdas, sebagaimana disampaikandalam beberapa
hadits rasulullah. Amalan ibadah tersebut bisa berupa meningkatkan shadaqah, dzikir,
tilawah, dan amal shalih lainnya.
Rasulullah
SAW bersabda: “Tidak ada hari-hari di
mana amal shalih lebih disukai oleh Allah Azza wa Jalla dari pada hari-hari
ini, yakni hari pertama hingga kesepuluh Dzulhijjah.” Para shahabat pun
bertanya, “Ya Rasulullah, meskipun dibandingkan dengan berjihad fisabilillah?”
Beliau menjawab, “ya memang, meskipun dibandingkan dengan berjihad
fisabilillah, kecuali seorang yang pergi membawa nyawa dan hartanya, kemudian
tidak satu pun diantara keduanya itu yang kembali (mati syahid).” (HR. Jamaah
kecuali Muslim dan Nasai)
Dalam
hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada hari-hari yang
dianggap lebih agung oleh Allah SWT dan lebih disukai untuk digunakan
sebagai tempat beramal
sebagaimana hari pertama
hingga kesepuluh Dzulhijjah ini. Karenanya, perbanyaklah pada hari-hari
itu bacaan tahlil, takbir, dan tahmid". (HR. Ahmad)
Ada juga
hadits lain yang "Tidak ada hari-hari
yang lebih disukai
Allah untuk digunakan
beribadah sebagaimana halnya hari-hari sepuluh Dzulhijjah. Berpuasa pada
siang harinya sama dengan berpuasa selama satu tahun dan shalat pada malam
harinya sama nilainya dengan mengerjakan shalat pada malam lailatul
qadar". (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Baihaqi)
Puasa
Arafah.
Jamaah
Jum’at yang berbahagia
Puasa arafah disunnahkan bagi kaum muslimim. Adapun bagi mereka para
jamaah haji, Saat itu mereka harus wukuf di Arafah. Dengan demikian, keutamaan
hari Arafah bisa dinikmati oleh orang yang sedang berhaji maupun yang tidak
sedang berhaji.
Keutamaan
puasa Arafah ini diriwayatkan oleh Abu Qatadah r.a. : Rasulullah SAW pernah
ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab,
صِيَامُ
يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى
قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ
عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun
akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang
lalu.” (HR. Muslim no. 1162)
Hal demikian
menunjukkan betapa besar pahala yang dapat diraih bagi kaum muslimin yang
menunaikan puasa Arafah di bulan dzulhijjah ini. Dalam hadits lain dikuatkan
bahwa rasul bersabda: "Tidak ada satu hari yang pada hari itu Allah
membebaskan para hamba dari api neraka yang lebih banyak dibandingkan hari
Arafah." (HR. Muslim)
Shalat
Idul Adha
Jamaah Jum’at yang berbahagia
Amal utama
di bulan Dzulhijjah berikutnya adalah Shalat Idul Adha. Jumhur ulama’
menjelaskan bahwa hukumnya sunnah muakkad, dan ada beberapa ulama’ yang
berpendapat hukumnya wajib. Jika pada shalat idul fitri disunnahkan makan
terlebih dahulu sebelum berangkat shalat, maka shalat idul adha adalah
kebalikannya: disunnahkan makan setelah shalat id.
Amalan lain
yang dapat dilakukan di bulan dzulhijjah adalah Berqurban Ibadah qurban ini juga sarat dengan nilai pendidikan. sebagaimana sejarah disyariatkannya qurban
pada masa Nabi
Ibrahim adalah sejarah pengorbanan, ketaatan, serta bentuk
ketaqwaan kepada Allah. Kita sekarang
tidak diperintahkan untuk menyembelih anak-anak kita, tetapi menyembelih
kambing, domba, sapi, atau unta sebagai bentuk ketaatan dan ketaqwaan kita
kepada Allah SWT.
Keutamaan
qurban sebagaimana yang disebutkan dalam hadits: "Tidak ada amalan yang diperbuat manusia
pada Hari Raya Kurban yang lebih dicintai oleh Allah selain menyembelih hewan.
Sesungguhnya hewan kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya,
bulu-bulu, dan kuku kukunya. Sesungguhnya sebelum darah kurban itu mengalir ke
tanah, pahalanya telah diterima Allah. Maka tenangkanlah jiwa dengan
berkurban." (HR. Tirmidzi)
وَالْعَصْرِ {1}إِنَّ الْإِنْسَانَ
لَفِي خُسْرٍ {2}إِلَّا الَّذِينَ
آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ {3}
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ،
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
=================================
Khutbah kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا
كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْ لاَ أَنْ هَدَانَا اللهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ
تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى
النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَلِلَّهِ مَا
فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا
عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى (31) الَّذِينَ
يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ
وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ
وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ فَلَا تُزَكُّوا
أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،
إِنَّكَ سميع قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَالْمُسْلِمِيْنَ و أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ
أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا
وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ
قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا
اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا
لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ
رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ
بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا
اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
By Unknown at Jumat, September 18, 2015 0 comments
Labels: Rak Tulisan 08
Langganan:
Postingan (Atom)
10 Artikel Populer
-
Menyentuh Makna Poligami Oleh : Mochammad Moealliem وَآتُواْ الْيَتَامَى أَمْوَالَهُمْ وَلاَ تَتَبَدَّلُواْ الْخَبِيثَ بِالطَّيِّبِ وَلاَ تَ...
-
Oleh : Mochammad Muallim Bagi yang pernah belajar agama disekolahnya, minimal tahu nama 10 malaikat beserta tugas-tugasny a, kalau sampai ti...
-
Posisi Sholat Berjamaah Kontroversial Oleh : Muhammad Muallim Lc. Tulisan ini berawal dari kegelisahan saya, dan mungkin sebagai tanggungjaw...
-
Doa Jibril Menjelang Ramadhan Yang Kontroversial Oleh : Mohammad Muallim Banyak orang muslim, ketika mendapat pesan pendek baik lewat intern...
-
Tentang Islam, Iman dan Ihsan Oleh : Mochammad Moealliem عن عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى الل...
-
Oleh : Mochammad Moealliem Lakukanlah sholat wajib di waktu awal malam, juga saat terbenamn ya mega merah, dan akhir malam. Yaitu sholat Mag...
-
Sebaik-baik umat manusia Oleh : H. Mohamad Mualim, Lc., MA إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَن...
-
Teori Pemurnian Tauhid Oleh : Mochammad Moealliem Abdau bismillahi war rohmani, wa bir rohimi daimil ihsani, Aku mulai dengan menyebut nama ...
-
Hukum Bersuci dengan Air Musyammas Oleh : H. Mohamad Mualim, Lc. Tahukah anda apa itu air musyammas? Adalah air yang tidak terhindar d...
-
Hidup Adalah Teka-teki Oleh : Mochammad Moealliem Tujuh huruf diawali dan diakhiri dengan huruf ketujuh, sesuatu yang biasanya terbuat dari ...