Amalan Setara
Haji
Oleh : H.
Mohamad Mualim, Lc., MA.
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلهُْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
.
أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا
أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
وقال تعالَى : الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا
رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ
يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ
يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
Jamaah
Jum’at yang berbahagia
Pada jum’at yang berbahagia ini, marilah kita sama-sama
memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wataala, yang telah
memberikan berbagai kenikmatan, terutama kenikmatan Iman dan Islam yang diberikan kepada kita. Shalawat dan
salam kita berikan kepada nabi besar Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam yang
telah mewariskan Al Qur’an kepada umatnya, sebuah ilmu yang senantiasa
bermanfaat bagi khidupan umat manusia.
Marilah kita buktikan puji syukur kita atas semua karunia
Allah kepada kita dengan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah yang selalu
melihat gerak-gerik kita, dengan sebenar-benar takwa, serta menjalankan
perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Allah
berfirman :
“Haji
adalah beberapa bulan yang dimaklumi , barangsiapa yang menetapkan niatnya
dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats , berbuat fasik
dan berbantah bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan
apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang
yang berakal.”
Jamaah
Jum’at yang berbahagia
Saat ini
kita telah berada dalam bulan mulia, bulan Dzulhijjah, bulan yang didalamnya
terdapat berbagai keutamaan dan kemudahan dalam rangka meningkatkan ketakwaan
kita dengan melakukan berbagai amalan-amalan yang luar biasa, maupun
amalan-amalan sederhana yang bernilai luar biasa.
Sebagaimana
kita tahu bahwa ibadah haji yang sedang ditempuh kaum muslimin dalam bulan ini
adalah amalan yang luar biasa, karena ibadah tersebut bukan saja ibadah ruhiyah
dan jasadiyyah semata, namun juga ibadah maliyah, atau dalam arti lain bukan
hanya ibadah lahir dan bathin semata, namun juga pengorbanan harta yang tidak
sedikit, belum lagi jika harus menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan kuota
haji tersebut.
Haji
adalah kewajiban bagi kaum muslimin yang telah memiliki harta, kemampuan,
jaminan keamanan perjalanan menuju makkah, terlebih pada tahun-tahun terakhir
harus menunggu kuota yang terbatas. Maka dari itu, seyogyanya kaum muslimin
berniat lebih awal untuk beribadah haji, lebih awal mempelajari ilmu ibadah haji,
dan juga lebih awal menyisihkan hartanya untuk bekal ibadah haji.
Namun demikian,
sebagaimana firman Allah, bahwa sebaik-baik bekal adalah ketakwaan kepada
Allah, dan semoga ibadah haji yang telah, sedang maupun yang akan dilakukan
oleh kaum muslimin menjadi penyempurna bekal ketakwaannya kepada Allah
subhanahu wata’ala.
Jamaah
Jum’at yang berbahagia
Tentu
setiap kaum muslimin punya keinginan untuk melaksanakan ibadah haji, namun
mungkin biaya dan kuota belum mereka dapatkan, lalu apa saja yang bisa
dilakukan untuk mendapatkan pahala yang setara haji dalam rangka menambah bekal
ketakwaan kepada Allah?
Diantara
amal-amal ringan tapi berpahala besar adalah amal-amal yang pahalanya setara
dengan pahala ibadah haji dan umrah. Amalan-amalan tersebut diantaranya:
1. KELUAR DARI RUMAH MENUJU SHALAT FARDHU DI MASJID DALAM
KONDISI SUDAH BERSUCI.
Dari ABu
Umamah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa
keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk menunaikan shalat fardhu, pahalanya
seperti pahala haji orang berihram." (Shahih: Shahih Abu Dawud, no 558)
2. SHALAT BERJAMA'AH DI MASJID KEMUDIAN DUDUK BERDZIKIR
SAMPAI TERBIT MATAHARI LALU SHALAT 2 RAKA'AT
مَنْ صَلَّى الْغَدَا ةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ
اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِحَجَّةٍ
وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَامَّةٍ
تَامَّةٍ تَامَّةٍ
Dari Anas
bin Malik, Rasulullah s.a.w bersabda, " Barangsiapa Shalat Subuh berjamaah
lalu duduk berdzikir (mengingat) Allah sampai terbit matahari kemudian shalat 2
raka'at, maka baginya pahala seperti pahala haji dan umrah yang sempurna,
sempurna, sempurna." (Hasan: Shahih At-Tirmidzi,. Dalam hadits lain, dari
Abu Umamah dan 'Utbah bin 'Abd, Rasulullah bersabda, "Barangsiapa shalat
Subuh dalam sebuah masjid secara berjama'ah lalu tinggal di dalamnya hingga ia
Shalat Dhuha, maka ia mendapatkan pahala seperti pahalanya orang haji dan
umrah yang sempurna haji dan umrahnya." (Hasan li ghairihi: Shahih
At-Targhib wa At-Tarhib, no. 469).
3. MEMPELAJARI ATAU MENGAJARKAN KEBAIKAN DI MASJID
Dari Abu
Umamah, Nabi saw bersabda," Barangsiapa pergi ke masjid, dia tidak
menginginkan kecuali mempelajari suatu kebaikan atau mengajarkannya, maka
baginya pahala seperti pahala orang haji sempurna hajinya.". Dalam
riwayat lain dengan redaksi, "Barangsiapa berangkat di pagi hari menuju
masjid, ia tidak menginginkan kecuali untuk mempelajari suatu kebaikan atau
mengajarkannya, maka baginya pahala orang yang melaksanakan umrah dengan
umrah yang sempurna. Dan barangsiapa berangkat sore hari menuju masjid, ia
tidak menginginkan kecuali mempelajari suatu kebaikan atau mengajarkannya, maka
ia mendapatkan pahala orang yang naik haji dengan haji yang
sempurna."(Hasan Shahih: Shahih At-Targhib wa AT-Tarhib no 82).
4. MELAKSANAKAN SHALAT FARDHU BERJAMA'AH DAN SHALAT
DHUHA DI MASJID
Dari Abu
Umamah, Rasulullah s.a.w bersabda," Barangsiapa berjalan menuju berjama'ah
sholat wajib, maka dia seperti berhaji. Dan barang siapa berjalan
menuju shalat tathawwu'(sunnah) maka dia seperti berumrah
yang nafilah (istilah lain sunnah)." (Hasan: Shahih Al-Jami' no.
6556), dalam hadits yang lainnya, Rasulullah bersabda," Barangsiapa keluar
dari rumahnya dalam keadaan sudah bersuci untuk shalat fardhu maka pahalanya
seperti pahala orang haji yang berihram, Dan barangsiapa keluar
shalat Dhuha dia tidak bermaksud kecuali itu, maka pahalanya seperti
pahala orang yang berumrah. Dan shalat sesudah shalat yang tidak ada perbuatan
sia-sia di antara keduanya diyulis di kitab'Illiyyin."( Shahih: Shahih
Sunan Abu Dawud, no. 522;Shahih Al-Jami' no. 6228)
Jamaah
Jum’at yang berbahagia
Bagi kita
dan kaum muslimin yang tidak berhaji saat ini, kesempatan emas tetap terbuka
untuk meraih keutamaan di bulan Dzulhijjah. Memperbanyak ibadah dan
meningkatkan kualitas ibadah pada tanggal 1 Dzulhijjah sampai dengan 10
Dzulhijjah merupakan pilihan yang cerdas, sebagaimana disampaikandalam beberapa
hadits rasulullah. Amalan ibadah tersebut bisa berupa meningkatkan shadaqah, dzikir,
tilawah, dan amal shalih lainnya.
Rasulullah
SAW bersabda: “Tidak ada hari-hari di
mana amal shalih lebih disukai oleh Allah Azza wa Jalla dari pada hari-hari
ini, yakni hari pertama hingga kesepuluh Dzulhijjah.” Para shahabat pun
bertanya, “Ya Rasulullah, meskipun dibandingkan dengan berjihad fisabilillah?”
Beliau menjawab, “ya memang, meskipun dibandingkan dengan berjihad
fisabilillah, kecuali seorang yang pergi membawa nyawa dan hartanya, kemudian
tidak satu pun diantara keduanya itu yang kembali (mati syahid).” (HR. Jamaah
kecuali Muslim dan Nasai)
Dalam
hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada hari-hari yang
dianggap lebih agung oleh Allah SWT dan lebih disukai untuk digunakan
sebagai tempat beramal
sebagaimana hari pertama
hingga kesepuluh Dzulhijjah ini. Karenanya, perbanyaklah pada hari-hari
itu bacaan tahlil, takbir, dan tahmid". (HR. Ahmad)
Ada juga
hadits lain yang "Tidak ada hari-hari
yang lebih disukai
Allah untuk digunakan
beribadah sebagaimana halnya hari-hari sepuluh Dzulhijjah. Berpuasa pada
siang harinya sama dengan berpuasa selama satu tahun dan shalat pada malam
harinya sama nilainya dengan mengerjakan shalat pada malam lailatul
qadar". (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Baihaqi)
Puasa
Arafah.
Jamaah
Jum’at yang berbahagia
Puasa arafah disunnahkan bagi kaum muslimim. Adapun bagi mereka para
jamaah haji, Saat itu mereka harus wukuf di Arafah. Dengan demikian, keutamaan
hari Arafah bisa dinikmati oleh orang yang sedang berhaji maupun yang tidak
sedang berhaji.
Keutamaan
puasa Arafah ini diriwayatkan oleh Abu Qatadah r.a. : Rasulullah SAW pernah
ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab,
صِيَامُ
يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى
قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ
عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun
akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang
lalu.” (HR. Muslim no. 1162)
Hal demikian
menunjukkan betapa besar pahala yang dapat diraih bagi kaum muslimin yang
menunaikan puasa Arafah di bulan dzulhijjah ini. Dalam hadits lain dikuatkan
bahwa rasul bersabda: "Tidak ada satu hari yang pada hari itu Allah
membebaskan para hamba dari api neraka yang lebih banyak dibandingkan hari
Arafah." (HR. Muslim)
Shalat
Idul Adha
Jamaah Jum’at yang berbahagia
Amal utama
di bulan Dzulhijjah berikutnya adalah Shalat Idul Adha. Jumhur ulama’
menjelaskan bahwa hukumnya sunnah muakkad, dan ada beberapa ulama’ yang
berpendapat hukumnya wajib. Jika pada shalat idul fitri disunnahkan makan
terlebih dahulu sebelum berangkat shalat, maka shalat idul adha adalah
kebalikannya: disunnahkan makan setelah shalat id.
Amalan lain
yang dapat dilakukan di bulan dzulhijjah adalah Berqurban Ibadah qurban ini juga sarat dengan nilai pendidikan. sebagaimana sejarah disyariatkannya qurban
pada masa Nabi
Ibrahim adalah sejarah pengorbanan, ketaatan, serta bentuk
ketaqwaan kepada Allah. Kita sekarang
tidak diperintahkan untuk menyembelih anak-anak kita, tetapi menyembelih
kambing, domba, sapi, atau unta sebagai bentuk ketaatan dan ketaqwaan kita
kepada Allah SWT.
Keutamaan
qurban sebagaimana yang disebutkan dalam hadits: "Tidak ada amalan yang diperbuat manusia
pada Hari Raya Kurban yang lebih dicintai oleh Allah selain menyembelih hewan.
Sesungguhnya hewan kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya,
bulu-bulu, dan kuku kukunya. Sesungguhnya sebelum darah kurban itu mengalir ke
tanah, pahalanya telah diterima Allah. Maka tenangkanlah jiwa dengan
berkurban." (HR. Tirmidzi)
وَالْعَصْرِ {1}إِنَّ الْإِنْسَانَ
لَفِي خُسْرٍ {2}إِلَّا الَّذِينَ
آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ {3}
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ،
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
=================================
Khutbah kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا
كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْ لاَ أَنْ هَدَانَا اللهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ
تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى
النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَلِلَّهِ مَا
فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا
عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى (31) الَّذِينَ
يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ
وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ
وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ فَلَا تُزَكُّوا
أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،
إِنَّكَ سميع قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَالْمُسْلِمِيْنَ و أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ
أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا
وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ
قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا
اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا
لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ
رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ
بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا
اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.