08 Juni 2008

Jubah-jubah Kekerasan

Jubah-jubah Kekerasan
Oleh : Mochammad Moealliem

Jubah adalah kata ganti dari sebuah nama pakaian yang umum dipakai oleh orang arab, atau mungkn bisa dikatakan gamis, meski asal kata aslinya qomis, hanya karena lidah arab tak mampu melafalkan abjad mereka secara sempurna maka mengalami perubahan, orang-orang arab khaliji akan mengucapkan huruf qof dengan G, sementara arab mesir dan bagian timur akan berubah menjadi ('), contoh, orang mesir akan berkata tho'su untuk kata toqsu, dan orang saudi akan berkata igamah dari kata asli iqomah, atau galbi untuk qolbi, kalau Mesir jadi 'albi.


Hari-hari ini jubah menjadi masalah dinegeri Indonesia, meski sebenarnya jubah tak bisa menjadi ukuran sebuah masalah, namun entah bagaimana jubah itu kini menjadi simbol sebuah kepentingan atau sebagaimana dikatakan beberapa orang preman sedang berjubah.

Penulis salut dengan budaya Indonesia yang mudah menerima benda dari luar, bahkan grup orkes dangdut pun pada saat ramadlan ikut berjubah dan bersorban, bukan hanya itu ternyata orang arab sendiri berjoget-joget pun dengan berjubah, bekerja disawah pun berjubah, menjadi kuli bangunan pun berjubah, bahkan berbuat anarkis pada orang asing pun memakai jubah, jadi kesimpulan yang penulis dapat bahwa jubah bukan jaminan dari kebaikan seseorang, sebab mayoritas orang arab memakainya, walau diantara mereka ada yang baik ada pula yang jelek.

Penulis mengenal jubah sejak kecil, sebab kakek penulis sering memakai jubah ketika jum'atan serta memakai sorban ala pangeran diponegoro, hanya saja kakek saya tak punya kebiasaan mengobrak-abrik atau memukul orang tak bersalah. Di pesantren pengasuh penulis pun sering memakai jubah ketika sholat, meski ketika dalam suasana normal memakai celana, pun juga tak pernah penulis diajarkan untuk memukul orang.

Di Mesir penulis mendapat gambaran jelas tentang jubah, penulis suka orang-orang yang berjubah dengan disertai kopyah merah yang dibalut sorban putih, merekalah guru-guru penulis baik formal dan non formal, penulis cukup percaya dengan mereka sebab mereka bisa dikenali bahwa mereka orang-orang Azhar.

Sementara jubah-jubah yang umum, bagi penulis punya banyak kisah sejak penulis datang di Mesir, watak arabisme adalah keras dan yang jelas mereka merasa lebih dari orang 'ajam (non arab), jadi banyak kisah yang mungkin masuk dalam kategori "preman berjubah".

Jubah bukanlah urusan akhirat, jubah adalah masalah dunia, maka dari itu Allah dan rosulnya tak pernah memerintahkan orang beriman untuk berjubah, bahkan nabi sendiri pernah mengatakan bahwa "ma kana min amri dun yakum faantum a'lamu bamri dun yakum" (musykilul atsar littohawi hadith no 1492).

"Idza kana Syaiun min amri dunyakum fasya'nukum" Jika sesuatu itu masalah dunia kalian, maka itu urusanmu, adapun kalau masalah akhirat itu urusanku. (Shohih ibu Hibban hadith no 22)

Dengan demikian manusia beriman boleh memilih pakaian yang disukai, hanya saja sesuai dangan aturan yang disepakati yaitu fungsi dari pakaian itu bisa menutup aurat.

Allah pun tak pernah mengusik soal jubah, sebab dalam Allah la yanduru ila suwarikum, walakin yanduru ila qulubikum, tidak melihat tampang luar, namun akan melihat hati hambanya.

عَنْ أَبي ثَعلَبَةَ الخُشَنيِّ - رضي الله عنه - ، عَن النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - ، قالَ : (( إنَّ الله فَرَضَ فرائِضَ ، فَلا تُضَيِّعُوها ، وحَدَّ حُدُوداً فلا تَعْتَدوها ، وحَرَّمَ أَشْياءَ ، فلا تَنتهكوها ، وسَكَتَ عنْ أشياءَ رَحْمةً لكُم غَيْرَ نِسيانٍ ، فلا تَبحَثوا عَنْها

Hadith diatas dari daruqutni hadith no 4445, artinya : Allah telah mewajibkan beberapa kewajiban maka janganlah kalian mengabaikannya, dan membatasi batas-batas maka janganlah melampuinya, Mengharamkan beberapa hal maka janganlah merusaknya. Dan diam dari beberapa hal sebagai rahmat pada kalian selain lupa, maka janganlah kalian mencari-carinya.

Islam begitu mudah, kalau kita mau meneliti hadith-hadith, hanya saja islam menjadi sulit dan keras ketika kita hanya taklid buta, apalagi hanya tahu hadith-hadith yang sengaja dipilih untuk memperkuat madzhab tertentu dan menganggap yang berbeda adalah keliru dan harus diperangi dengan cara-cara kekerasan yang para sahabat tak pernah memberi contoh.

Kalau kita mau sedikit tadabbur dari hadith nabi, bahwa urusan dunia bukanlah urusan nabi dalam mengaturnya, maka kita akan menjadi muslim yang maju dan tidak kolot, apalagi mengimpor arabisme dalam masalah dunia, saya pikir tidak tepat, hanya saja itu tidak dilarang, asal jangan sampai dikatakan itu ajaran Islam.

Kalau kita melihat problem yang terjadi minggu-minggu ini maka, dalam masalah ahmadiyah adalah masalah akhirat, sedangkan masalah kekerasan yang dilakukan anggota FPI adalah masalah dunia, maka jika keputusan telah jelas bahwa Ahmadiyah melanggar aturan Islam sesuai dengan apa yang menjadi dasar syariat islam, maka pemerintah selaku ulil amri berhak melarang aliran yang telah dinyatakan tidak sesuai, adapun soal kekerasan FPI adalah urusan dunia, maka aturan yang dipakai adalah aturan setempat, tentunya UUD yang berlaku, adakah dibubarkan atau dihukum para pelakunya adalah hak dari aparat negara.

Kembali berjubah lagi, Nabi memang berjubah sebab itu pakaian orang arab, dan mungkin celana dan baju belum populer, atau mungkin yang trend dalam masa itu adalah jubah, dan pakaian cina kuno, sebab orang indonesia sendiri mengenal baju dan celana adalah efek dari penjajahan belanda, bahkan banyak kyai pada saat itu tidak mau memakai celana dan lebih memilih bersarung, dengan alasan celana itu adalah pakaian orang kafir, dan memakainya adalah tasabbuh, bahkan sistem pendidikan pesantren pun dulu tak mau meniru sistem penjajah, meskipun saat ini pendidikan pesantren sudah menerima, dan para kyai pun bercelana, sebab ternyata itu urusan duniawi.

Bahkan ada yang unik lagi, bercelana tapi setengah betis, katanya biar tidak isbal, tapi lucunya kalau musim dingin memakai kaos kaki, gimana tidak isbal kalau kakinya dibungkus, penulis pernah ngececk hadith tentang isbal, teks yang jelas adalah izar, dan qomis, dimana kedua pakaian ini jika sampai dibawah matakaki akan menyeret tanah dan kotor sehingga dalam hal itu ada kejadian seorang diperintah nabi untuk berwudlu lagi, itu menunjukkan bukan isbalnya yang membatalkan wudlu tapi adalah najis yang menempel pada pakaian mereka.

"Preman berjubah, mungkinkah?" kalau anda pernah kearab tentu jawabnya, "mungkin", Adakah Islam rugi jika FPI dibubarkan? Tentunya tidak, sebab Islam Indonesia adalah Islam yang masuk tanpa perang dan kekerasan.

Kesesatan dan kekerasan harus dibubarkan organisasinya dibumi Indonesia.

Alliem
Cairo, Ahad, 08 Juni 2008
Berusaha Berjubah Kelembutan



1 komentar:

Katakan pendapatmu kawan

10 Artikel Populer