23 Maret 2008

Aswan, Saksi Fir'aun Yang Gagal


Aswan, Saksi Fir'aun Yang Gagal
Oleh : Mochammad Moealliem

Aswan adalah nama sebuah daerah bagian selatan Mesir, dekat dengan Sudan, yang menyimpan bukti manusia-manusia perkasa dan handal dalam pembangunan, bahkan akal manusia saat ini belum mampu menembus mesteri pembangunan piramida serta ma'bad (arti umum : tempat persembahan, namun menurut saya adalah istana kerajaan yang berfasilitas lengkap sampai tempat peribadatan ada dalam lingkup tersebut) yang begitu megah, diukir langsung dari gunungnya, dengan ukuran yang sangat besar.

Orang Mesir boleh bangga dengan sejarah mereka yang dikenal sebagai ummu dunya atau ibu peradaban menusia diawal mula, bahkan Indonesia sangat jauh tertinggal dalam peradaban itu, Indonesia baru muncul peradaban sekitar tahun 1000-an Masehi dengan berdirinya kerajaan Sriwijaya, disusul kemudian Majapahit dan lain sebaganya. Namun demikian setiap peradaban mengalami pasang-surutnya, peradaban yang begitu gemilang yang diabadikan oleh para fir'aun itu kini tinggal puing-puingnya, yang menjadi saksi sebuah uji coba yang gagal.



(Gambar, ujung tugu yang terpotong)

Penulis beberapa waktu lalu mendapat kesempatan untuk menyaksikan kehancuran peradaban fir'aun tersebut di daerah Aswan dan Luksor. Perjalanan dari Cairo memakan waktu 13 jam dengan kereta api, setara dengan jarak jombang-jakarta. Meskipun melelahkan namun penulis mendapat gambaran yang begitu jelas dengan kehebatan arsitektur serta tata ruang yang begitu cermat dan akhirnya hancur juga.

Allah berfirman : Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebihkuat dari mereka dan telah mengolah bumi serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.QS.30:9

Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan bekas-bekas mereka di muka bumi , maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah.QS.40:21

Meskipun penulis pernah heran dengan bukti yang berserakan, namun penulis mencoba menganalisa dengan cara apa dan bagaimana mereka menumpuk batu yang begitu besar tanpa menggunakan buldozer dan alat berat lainnya yang umum dipakai manusia saat ini, dimana hal itu terjadi sekitar 2500 tahun sebelum masehi, apakah dengan pengerahan massa? Atau ada hal lain? Mari kita analisa bersama.

Anggaplah kita menelusuri kisah Musa, disaat lahir Istana Fir'aun sudah ada, bahkan Musa pun berhenti dihalaman Istana, sebab Istana itu sebagian besar ditepi sungai Nile. Dari situ kita dapat memperkirakan populasi penduduk Mesir atau bahkan penduduk dunia pada tahun 2500 sebelum masehi, kira-kira berapa?

Kalau dalam ayat Alqur'an dikatakan mereka memiliki kekuatan yang lebih, bertubuh lebih besar, namun bukan raksasa saya kira. Mungkin ukuran besar itu dibanding orang asia pada umumnya, karena qur'an turun diwilayah asia yang mayoritas postur tubuhnya lebih kecil, kalau pembaca ingin bukti, silahkan pergi ke Mesir dan lihat betapa mahasiswa Indonesia terlihat begitu muda karena posturnya kecil.

Analisa berikutnya adalah memakai sihir, sebab pada zaman musa budaya yang berkembang adalah sihir, atau sekelas dengan ilmu hitam, maka tak heran jika mukjizat nabi Musa disesuaikan dengan musuhnya, hanya saja kelemahan sihir adalah tipu muslihat belaka, jika ular maka hanya terlihat ular namun tak akan memakan ular, akan tetapi tongkat musa berubah menjadi ular dan memakan ular para penyihir pada saat itu. Jadi kemungkinan bukan dengan sihir mungkin dengan bantuan hal lain.

Kalau kita sedikit menengok zaman sulaiman kita bisa mengatakan ada manusia yang mampu memindahkan istana bilqis dalam waktu sekedipan kelopak mata, sementara jin mampu dengan waktu yang diperlukan sulaiman berdiri dari duduknya. Mungkin hal demikian tak masuk akal bagi manusia saat ini, sebagaimana komputer dan internet adalah hal yang tak masuk akal bagi orang dizaman 2500 tahun sebelum masehi.

Boleh dikata bahwa apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang adalah sesuatu yang tak masuk akal disaat ini, dan sesuatu yang telah terjadi dimasa lalu pun juga tak masuk akal disaat ini, disinilah kita akan sadar bahwa akal manusia hanya mampu mengukur sesuatu sesuai dengan lingkungan sekitar serta dibatasi oleh ruang dan waktu tertentu.

Di Aswan, mungkin disana Musa dilahirkan atau setidaknya didaerah mesir bagian selatan, sebab sungai nile bergerak kearah utara, sementara di Luksor ada sebuah ma'bad besar yang sangat berdekatan dengan sungai nile, sekarang dinamai ma'bad luksor dan karnak, dalam penemuan terbaru dikatakan kedua ma'bad itu satu, hanya karena terlalu panjang, saat ini terpisah oleh pemukiman penduduk dan seolah menjadi dua, istana utama bagian selatan dan istana utama bagian utara, disebelah baratnya adalah sungai nile pun memanjang keutara.

Jarak Aswan dan Luksor sekitar 4 jam dengan bus dengan menembus lautan gurun pasir tanpa tumbuhan, entah butuh berapa jam Musa menempuh perjalanannya dengan mengapung, kalau memang Musa lahir di Aswan, namun dalam sejarah Musa ditemukan oleh istri fir'aun dihalaman istananya, sebab saat itu transportasi utama adalah lewat air.

Dan disanalah saksi sejarah kehebatan kaum fir'aun, yang menyusun batu dan melukis kemenangan dalam berbagai pertempuran, hanya saja mereka tak pernah menulis kekalahan walaupun pernah terjadi. Bahkan gunung-gunung pun dipahat dan menjadi istana, yang tinggi menjulang, makam para raja di daerah wadil muluk seperti permainan petak umpet antara kaum fir'aun dengan para pencuri. Hingga makamnya para raja dibuat begitu membingungkan dilorong-lorong gunung batu yang dalam.

Hingga digunung buatan yang ada di dekat kairo, yaitu piramida pun juga makam para raja, yang mana lorong-lorong didalamnya hingga saat ini masih menjadi teka-teki, meskipun mumynya telah berhasil dipindahkan dan dijadikan tontonan yang menghasilkan devisa yang sangat lumayan.



(Gambar, tugu yang belum selesai pembuatannya)

Di Aswan terdapat sebuah tugu yang gagal diselesaikan, yang masih nempel digunung batu granit merah, yang barus setengah jadi, tugu-tugu inilah yang memberi gambaran kuatnya orang-orang dahulu, berbentuk satu tugu dengan satu batu yang utuh, dengan ukuran yang besar dan tinggi, konon kata gaetnya, tugu-tugu itu dipasang diistana sebagai simbol untuk menandai sebuah tempat beribadah, meskipun pada disnasti fir'aun yang kedua, sang raja sempat memploklamirkan diri menjadi tuhan, meski diantara dinasti fir'aun sebelumnya ada yang mempercayai agama tauhid yaitu satu tuhan.

Diantara tugu-tugu fir'aun yang masih utuh itu kini bertebaran dimana-mana, di Roma, Prancis, London, dan New York, mungkin hal itu untuk tabarukan dengan asal muasal teologi kristen, sebab menurut sejarah setelah tumbangnya era paronic (era fir'aun dan Musa) maka kerajaan itu menjadi pusat perkembangan agama kristen, dimana sangat erat hubungannya agama ini, sebab nabi Isa konon hijrahnya ke Mesir, maka tak aneh jika ditemukan catatan gulungan laut merah, Injil barnabas dan lain sebagainya yang akan bersinggungan erat dengan simbol-simbol paronic.

Namun dimasa kekhalifahan Islam pun menjadi warna lain menghias peradaban Mesir, maka akan banyak ditemukan benda-benda bersejarah diberbagai museum di Mesir sesuai dengan masa kejayaan dinasti-dinasti yang pernah ada.

Ajaran ketuhanan dimasa fir'aun mayoritas menjadikan tuhan per bidang, tuhan Air, tuhan kesuburan, tuhan perang dll. Maka tak heran jika budaya Mesir kuno memberikan korban manusia untuk dewa sungai nile, hal itu berlangsung hingga kekhalifahan islam berlangsung, hingga konon seorang khalifah mengirim surat untuk sungai nile, kurang lebihnya begini "kalau engkau mengalir karena dirimu sendiri, maka berhentilah mengalir jika tak lagi ada pengorbanan, tapi jika engkau mengalir karena Allah, maka mengalirlah walau tanpa ada budaya itu".

Lalu kenapa luksor dalam analisa penulis adalah kerjaan fir'aunnya Musa, sebab lokasinya didekat nile, makam Ramsis II (yang diduga fir'aun yang mengaku tuhan) ada didaerah situ, juga kalau Musa berlari menuju daerah turisina maka lebih dekat kearah timur laut dan ketemu laut merah dan tembuslah ke turisiana. Apalagi dalam tulisan dinding ma'bat disana menunjukkan bahwa ramsis II tidak memiliki seorang anak laki-laki, namun anak perempuannya begitu banyak, maka karena ketidak punyaan anak laki-laki itu fir'aun sangat sakit hatinya jika melihat rakyatnya punya anak laki-laki didukung mimpi buruk yang membayangi bahwa akan ada seorang lelaki yang menghacurkan kerajaannya.

Musa termasuk bayi yang gagal dibunuhnya, bahkan Musa diasuh oleh fir'aun dan hidup dikerajaan fir'aun beberapa waktu.

Fir'aun menjawab: "Bukankah kami telah mengasuhmu di antara kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu .26:18

Demikianlah kisah kehebatan manusia pada zamannya, sehebat apapun itu kalau Allah menghendaki akan hancur juga. Maka sebagai umat yang terakhir kita perlu mengambil pesan penting dengan semua yang ada.

Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan ."30:42

Dan apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka, sedangkan orang-orang itu adalah lebih besar kekuatannya dari mereka? Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.35:44

Alliem
Cairo, Ahad 23 Maret 2008
Kegagalan Adalah Guru Masa Depan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Katakan pendapatmu kawan

10 Artikel Populer