13 Januari 2009

Palestina dan Sekitarnya

Palestina dan Sekitarnya
Oleh : Mochammad Moealliem

Beberapa waktu yang lalu saya kaget saat menyimak berita tentang pelemparan sepatu kepada presiden amerika George W. Bush, ada yang unik bagi saya, ternyata pengamanan yang begitu ketat untuk presiden masih juga tak mampu menembus rahasia dibalik hati seseorang. Adalah malu yang membuncah untuk semua yang bertanggungjawab mengamankan presiden atas tragedi yang terjadi, meskipun toh saya tak tahu bagaimana nasib sang pelempar itu.

Mungkin tidak salah jika saya mendengar beberapa orang berkata, bahwa hal itu adalah realitas dari pelemparan jumroh yang selalu diabadikan dalam ritual haji, dimana hal demikian adalah mengenang perjuangan berat nabi Ibrahim melawan para iblis yang berusaha menggagalkan apa yang diperintahkan Tuhannya, namun adakah wartawan itu juga mencoba melawan sebuah dinasti yang begitu susah ditembus dengan kekuatan apapun? Dengan menggunakan kekuatan yang tersimpan rapi di setiap hati manusia, bahkan syuudzon para security pun tak mampu memprediksi apa yang akan terjadi dalam tragedi itu.

Sehebat apapun iblis tak akan mampu mengetahui rahasia yang tersimpan di hati manusia, dengan catatan manusia tak membocorkannya, ada mungkin beberapa orang yang diberitahu sedikit tentang apa yang ada di hati seseorang atas izin Allah, namun tentunya hanya sebagian yang sangat kecil dan tentunya ada dalam keadaan tertentu. Hal demikian sesuai dengan kaidah bahwa “ad dlomir fiddlomir, wa man lam ya’rif marjia dlomir falaisa lahu dlomir”.

Sebuah kata yang butuh penafisran untuk memahaminya, anda tidak percaya coba silahkan terjemahkan dan katakan padaku apa maksudnya? Setebal kamus apapun yang anda miliki, belum tentu bisa menjawabnya. Kecuali anda tahu apa yang ada dihati saya, atau Allah memberitahumu atas teka-teki ini, nah untuk mengukur kemampuan pembaca saya akan menunggu jawaban anda?

Sekarang kita ke Palestina, terpuruknya harga minyak dunia membuat banyak orang senang dan banyak orang sedih, yang senang tentunya konsumen minyak tersebut, sementara yang susah adalah produsen dan beberapa orang yang punya saham dalam hal itu, dan telah sering kita melihat bahwa sebuah ketegangan akan menaikkan harga minyak, maka tak ayal jika akibat agresi yang terjadi di Palestina minggu-minggu ini sudah mulai menaikkan harga minyak dunia.

Sekaligus memindahkan sorot wartawan dari sepatu terbang yang membuat sejarah, yang membuat amerika dipermalukan, serta memberitahukan pada dunia bahwa negara disekitar palestina adalah pengecut dan seolah tutup mata dan tutup telinga sambil menikmati sungai-sungai yang airnya terbuat dari dollar, sementara orang-orang di negera miskin seperti indonesia hanya mampu berteriak dengan membakar bendera dan poster sebagai bentuk kebencian pada pihak tertentu, ada juga yang memang turut prihatin dengan apa yang terjadi diluar sana tanpa tahu apa sebenarnya yang menjadi akar masalah.

Sekedar info, beberapa bulan yang lalu saya masih bisa merasakan dengan jelas bahwa, rakyat palestina masih terpecah, antara hamas dan fatah terjadi bentrok fisik bahkan baku tembak, sabotase listrik dan berbagai macam hal, bagi saya itu adalah kondisi Indonesia dizaman penjajahan belanda dimana setiap kerajaan tak bisa disatukan, dengan begitu musuh akan mudah menghancurkan satu demi satu.

Coba lihat sekarang di Palestina, kenapa mereka terlalu sulit disatukan, ataukah karena budaya kerajaan masih menjadi budaya jiwa mereka yang tak bisa berfikir panjang, ataukah memang Palestina memang arena perang? Tiga agama besar hidup disana, namun kenapa tak bisa bersatu? Apakah mereka bukan rakyat palestina?dan kenapa perang yang terjadi hanya perang Israel versus Hamas? Dan bukan Israel versus Palestina?

Menarik bukan? Setelah Israel versus Hisbullah, sekarang versus Hamas, dan lihatlah peran pemerintahnya dalam menghadapi hal ini, apalagi para petinggi pemerintah berasal dari lawan politik partai tersebut. Lihatlah Gaza yang terpencil itu! Dan menjadi bazis pendukung partai Hamas dan terjepit pada lingkungan yang tidak mendukung, disertai watak rakyat Gaza yang keras kepala yang turun temurun dari watak arabnya.

Benar bahwa bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, kalau saja rakyat Palestina bisa mengambil falsafah hidup dari Indonesia, tentunya dengan senjata batu akan bisa menang, sebagaimana Indonesia dengan senjata bambu runcing.

Sekarang coba kita teliti lebih dekat, Palestina mempunyai banyak pemeluk agama, Islam, Kristen, Yahudi. Nah sekarang yang sedang konflik itu Palestina atau Hamas? Perang antar pemeluk agama atau perang antar negara? Ataukah perang antara Israel sebagai sebuah negara dengan Hamas sebagai partai? Ataukah Israel sebagai yahudi dan Hamas sebagai Islam?!.

Jika Hamas sebagai partai dalam perang ini, saya kira kita tak berhak ikut campur, akan tetapi jika Hamas adalah sebagai negara Palestina maka negara kita yang berhak ikut campur, dan jika Hamas sebagai Islam maka semuanya akan ikut campur. Namun meskipun demikian kita tetap mengutuk peperangan karena hal demikian adalah melanggar azas kemanusiaan.

Dua hal yang sama-sama keras jika tabrakan salahsatunya akan mengalami kehancuran, Israel dan Hamas adalah dua hal yang sama-sama berwatak keras, jika hendak menolong mereka, maka jadilah yang lunak diantara mereka, jika mendukung satu pihak tak akan aneh jika pihak lain juga akan didukung, lalu kapan berakhirnya? Bahkan hanya akan memperluas arena perang dan memperbanyak pesertanya, serta akan memperbanyak korban.

Allim
Tangerang, Selasa 13 Januari 2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Katakan pendapatmu kawan

10 Artikel Populer