23 Januari 2010

Nasehat Itu Mudah

Nasehat Itu Mudah
Oleh : Mochammad Muallim

Segala permasalahan yang ada dalam kehidupan ini banyak membuat orang kehilangan arah, bingung dan mungkin putus asa. Tidak sedikit dari mereka yang membutuhkan nasehat, petuah maupun psikolog, akan tetapi terkadang mereka tidak bisa menerima nasehat itu, meski sebenarnya nasehat itu menuntunnya menuju pintu keluar dari masalah.


Apa sebabnya?


Karena nasehat itu mudah, namun yang jadi masalah adalah menerima nasehat itu sulit, terlebih bagi orang-orang pecinta hawa nafsu, nasehat adalah sesuatu yang pahit, jika menerima aja sulit apalagi melaksanakannya, maka tak heran jika orang-orang mendengarkan ceramah hatinya tenang, namun selesai ceramah, selesai pula nasehat itu.

Maka tak heran banyak orang sering mendengarkan ceramah namun seperti mendengarkan lagu, bukan inti nasehat yang diterimanya, namun keindahan suaranya yang dinantikan. Apalagi jika mereka pecinta hawa nafsu, tentunya menganggap semua nasehat seperti suara radio rusak bagi telinga mereka.

Memang memberi nasehat itu mudah, menyuruh orang itu mudah, tausiah juga mudah, yang sulit itu mereka mau menerima dan melakukan, terlebih jika orang yang memberi nasehat itu pun tak jauh beda dengan mereka, alias pemberi nasehat pun tidak menjalankan apa yang dinasehatkan kepada orang lain, kecuali saat-saat tertentu.

Contoh kecil yang berpengaruh besar adalah, seorang ayah menyuruh anaknya sholat, sementara ayahnya asyik menonton televisi. Anak yang baik dia akan melaksanakan dan bahkan akan mengingatkan ayahnya. Akan tetapi jika anaknya kurang baik hanya akan melakukan ketika saat diperintah, karena dalam logika anak tersebut "yang menyuruh aja tidak melakukan".

Itu adalah contoh kecil, kita bisa meraba diri kita masing-masing, adakah kita berperilaku semacam itu dalam kehidupan kita? Atau bahkan lebih dari itu he he he.

Banyak orang merasa hebat dengan jam terbang ceramahnya, atau banyaknya buku yang dikarang, namun ceramah dan karangan itu hanyalah menjadi ide cemerlangnya tanpa diimbangi oleh pelaksanaan ide-ide itu untuk dirinya sendiri, hal demikian ini dikecam oleh Al ghozali "walau qoro'ta l ilma miata sanatin wa jama'ta alfa kitabin, la takuwna mustaiddan lirohmatillah" Walaupun kau belajar keilmuan 100 tahun dan kau karang seribu kitab, tidaklah membuatmu siap atas rahmat Allah.

Kenapa demikian? Karena hal itu adalah perilaku sebagian filosof yang hanya berfikir tanpa beramal, alias hanya berangan-angan dilangit konsep keilmuan yang tidak pernah dia lakukan untuk dirinya.

Penulis jadi teringat pada guru penulis, beliau ditengah malam selalu sholat malam diteras rumahnya, sementara beberapa kawan saya masih tertidur disitu, namun beliau tidak mengganggu jam tidur kawanku itu hingga jam yang sudah diatur untuk semua kawan harus bangun dan melakukan sholat malam. Terkadang jika diantara mereka ada yang terbangun otomatis yang lain dibangunkan kawan yang terbangun itu dan segera berpindah.

Semoga saja guru-guru di Indonesia bersikap semacam itu, tentu Indonesia akan punya generasi yang bermutu dalam skala besar, guru-guru yang mampu memberi suri tauladan bukan guru yang banyak nasehat tanpa perbuatan.

"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?" QS.61:2

dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,QS.53:39

Allim
Tangerang, Sabtu 23 januari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Katakan pendapatmu kawan

10 Artikel Populer