07 Maret 2011

Revolusi itu Tergantung Niatnya

Oleh : Mochammad Muallim

Sebagian sumber menjelaskan bahwa revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama.

Arti revolusi sebenarnya adalah perputaran ulang. Namun pengertian atau persepsi masyarakat secara umum, revolusi adalah penggulingan suatu rezim penguasa oleh rakyatnya sendiri yang biasanya dilakukan dengan cara kekerasan dan dengan pertumpahan darah.

Perputaran ulang dalam istilah komputer mungkin bisa diartikan format ulang hardisk, atau reset dalam fitur handphone, yang fungsinya adalah menghapus semua sistem yang tidak lagi diperlukan yang menghambat kecepatan kerja program.

Dalam istilah kehidupan revolusi bisa dimaknai dengan membuka lembaran baru, dengan revolusi akhlaq secara total, atau mungkin taubatan nasuha (taubat total) lalu menggantinya dengan sistem yang baru, aplikasi yang baru yang menjanjikan sebuah keuntungan.

Lalu bagaimana orang bisa merevolusi akhlaqnya jika lingkungan sekitarnya tercemar?

Konsep sederhana namun jelas buktinya adalah hijrah, ya hijrah atau pindah ke lingkungan yang kondusif, karena ketika tidak pindah, kemungkinan akan kembali terseret masuk pada lingkaran setan itu.

Untuk merevolusi kota Mekah, nabi Muhammad diutus untuk mengungsi ke Madinah (lingkungan yang kondusif), setelah semua siap maka kembalilah pada tujuan semula, namun ada juga sebagian orang yang ikut revolusi itu bertujuan lain, yaitu untuk merebut harta, tahta dan wanita.

Dan hal itu dalam era kekinian bisa kita liat terjadinya revolusi beberapa negara, ada yang memang tujuannya memperbaiki negara dari sistem yang amburadul, namun ada juga yang misinya menjarah harta, kekayaan, sumber daya alam, dan kontrak-kontrak yang menguntungkan.

Lalu bagaimana konsep revolusi niat yang baik?

حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِىُّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الأَنْصَارِىُّ قَالَ أَخْبَرَنِى مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِىُّ أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِىَّ يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ - رضى الله عنه - عَلَى الْمِنْبَرِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ « إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ »

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan tergantung niat, dan setiap perbuatan seseorang tergantung niatnya, barang siapa yang hijrahnya karena dunia maka dia akan mendapatkannya, atau karena perempuan, maka akan menikah dengannya, maka hijrahnya kepada yang diniatkannya.HR. Bukhari 1

Orang beribadah entah sholat, baca dzikir, baca sholawat, hijrah, dan apapun itu, semua itu tergantung niatnya, kalau tujuannya harta dapatlah harta, kalau tujuannya pasangan dapatlah pasangan, kalau tujuannya Allah, maka dapat semuanya.

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.QS.11:15

Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. QS.42:20

Mungkin kita perlu merenungkan sejenak ayat ini, lalu memutuskan pilihan kita, adakah kita berniat untuk hal yang kecil, ataukah kita memurnikan niat untuk Allah semata, toh Allah tetap akan memberi bagian kita di dunia, maka patut kiranya kita beribadah meniru nabi kita, ibadah untuk bersyukur, bukan untuk minta harta semata.

Ini bukan hal boleh dan tidak, namun ini pilihan dan setiap orang bebas menentukan niatnya, "likullimriin ma nawa" sekaligus menikmati enak dan tidaknya.

Allim
Jakarta, Senin 07 Maret 2011
Ya Allah jadikan aku lebih untuk-Mu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Katakan pendapatmu kawan

10 Artikel Populer