09 November 2007

Petunjuk Mencari Kekasih

Petunjuk Mencari Kekasih
Oleh : Mochammad Moealliem

Sebagai manusia yang pernah dilahirkan seorang ibu, tentunya kita pernah merasakan kasih sayang seorang ibu yang tak akan mampu kita membalasnya, seperti kata pepatah " Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah", senakal apapun anak itu, tentunya seorang ibu tak akan membuangnya, sebagaimana segarang apapun harimau tak akan memangsa anaknya, kecuali keluar dari fitrahnya.

Tidak dipungkiri bahwa kita semua pernah dimarahi oleh orang tua kita, karena kita melakukan hal yang itu salah menurut mereka, namun benar menurut egois kita, atau bahkan kita dimarahi karena dianggap melakukan hal yang tidak sesuai dengan kehendak mereka. Setidaknya kita akan merasa "nggerundel" atas nasehat mereka yang kita justifikasi menjadi sebuah kemarahan, dan bahkan mungkin kita mengadakan perlawanan terhadap mereka.

Sebagai orang tua, mungkin tak akan rela melihat anaknya menderita, sengsara, atau bahkan menjadi anak durhaka dikemudian hari besarnya, sebab mereka juga telah merasakan masa kecil yang juga tak jauh beda problematikanya, dengan berbagai usaha tentunya orang tua ingin sang anak lebih bahagia dibanding orang tuanya, meskipun hal demikian belum bisa difahami oleh anaknya atas nasehat-nasehat itu, dan memang orang tua tidak mampu menjadikan anak itu pada keinginan mereka, mungkin hanya mampu menunjukkan hal-hal yang perlu ditempuh oleh sang anak agar sesuai dengan keridloan mereka berdua.

Allah berfirman : "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." QS: Al Qashash(28) : 56

Mungkin kita pernah merasa jengkel ketika mengajar anak didik kita yang bodoh, diterangkan sejelas apapun, yach tetap saja tidak mampu mencerna, alias can't get it. Terlebih anak didik yang lain belum diterangkan sudah bisa, kita terkadang menjadi tidak semangat mendidiknya, padahal mungkin ketika kita jadi murid dulu tak jauh beda dengan mereka, atau jangan-jangan kita sendiri yang tak bisa mendidik dengan baik, dan hanya merasa lebih pintar dari murid yang bodoh itu?.

Anda pun mungkin pernah dibuat marah dan jengkel oleh orang yang anda kasihi, baik oleh suami / calon suami anda jika anda perempuan, oleh istri / calon istri anda jika anda laki-laki, atau oleh putra-putri anda ketika telah dikaruniai. Entah karena suka berbohong, menghabiskan duit, susah diatur, atau seenaknya sendiri, dll.

Jelas bahwa kita tak akan mampu menjadikan orang lain mendapat petunjuk, kecuali Allah menghendakinya, bahkan nabi saja tidak dapat memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dikasihinya, kecuali Allah menghendakinya, maka tak jarang kita dapati umat-umat para nabi dibinasakan karena tak mengikuti petunjuk yang disampaikan oleh para nabi itu, tak jarang kita dapati orang-orang dekat para nabi masih tetap pada kesesatan, seperti orang tua nabi Ibrahim, (kan'an) putra nabi Nuh, (fir'aun) orang tua angkat nabi Musa, istri nabi Luth, serta paman-paman nabi Muhammad.

Tak heran jika kita pernah mendapati seorang ulama dari keturunan para perampok, seperti sunan kalijogo dan sebagainya, sebab hal itu pernah terjadi pada nabi Ibrahim, putra dari seorang pembuat berhala. Namun juga tak jarang putra seorang ulama yang menjadi bejat, pun itu juga pernah terjadi pada nabi Nuh. Akan tetapi ada yang lebih dari itu semua adalah, seorang ulama yang melahirkan ulama seterusnya, dan itu pernah terjadi pada nabi Yusuf putra nabi Ya'kub putra nabi Ishaq putra nabi Ibrahim.

Maka tak perlu kiranya kita memaksa orang-orang yang kita kasihi mengikuti apa yang kita anggap benar dan baik untuk mereka menurut kita, namun tugas kita hanyalah memberikan saran atau pengetahuan kepada mereka barangkali Allah memberikan petunjuk kepada mereka disebabkan oleh saran yang kita bawa. Itu jika kekasih kita sudah bisa berfikir, kalau kekasih itu adalah anak-anak yang masih belum bisa berfikir, kita harus mendidiknya dengan cara yang sesuai untuk mereka, sebab gaya berfikir mereka tidak sama dangan anak-anak yang sudah dewasa.

Mungkin kita punya banyak kawan yang kita kasihi (dalam arti umum) dan mungkin didalam diri mereka terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan standar yang kita anggap valid dan mu'tabar, seyogyanya kita tidak memaksa mereka untuk sama dengan kita, tapi cukup kita berikan saran kepada mereka dengan cara yang sesuai, sebab perbedaan adalah fitrah manusia.

Jika memang kekasih kita tak mau mencari petunjuk, biarlah petunjuk itu mencari kekasihnya, dan marilah kita berdoa semoga kekasih kita termasuk dalam daftar kekasih petunjuk itu.

Alliem,
Ahad, 11 Maret 2007
Belajar Menerima Petunjuk




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Katakan pendapatmu kawan

10 Artikel Populer