09 November 2007

Abadikan Buah Pikiranmu

Abadikan Buah Pikiranmu
Oleh : Mochammad Moealliem

Anda tahu kenapa fir'aun membangun piramida yang tinggi besar itu? Yang masih menjadi misteri hingga saat ini, makam raja-raja Mesir yang telah dibangun sebelum rajanya meninggal, setiap piramida menghabiskan waktu 20 tahun untuk membangunnya. Apakah fir'aun sudah gila dengan membangun kuburnya hingga membunuh beberapa pekerja yang membuat makamnya yang istimewa? Benar mungkin dia sudah gila, tetapi kenapa masih menjadi raja jika gila? Huch mungkin orang sekarang bisa menjawab " Kok jauh-jauh fir'aun mas!, DPR kita aja banyak yang gila".

Jika ada pemimpin yang gila perang, pemimpin yang gila perempuan, pemimpin yang gila korupsi, tak jauh beda fir'aun gila dengan keabadian. Adakah keabadian itu? Menurut nalar fir'aun bahwa setelah mati ada kehidupan, maka untuk kekayaan dan kemewahannya dia membuat piramida yang waktu itu tergolong bangunan yang sangat canggih, insinyurnya handal, bentuk yang sangat sempurna, hingga bisa mengukur, jikalau mayat ditaruh didalam piramida akan abadi sebab suhu udaranya stabil. Anda tahu berapa umur piramida? Umurnya sekitar 4500 tahun sampai saat ini.

Maklum jika fir'aun mengaku menjadi tuhan, sebab peradabannyalah waktu itu yang sangat maju, fir'aun yang penulis bicarakan disini adalah fir'aun di zaman nabi Musa, sebab fir'aun banyak sekali, ada juga yang beriman. Nah fir'aun itu merasa adi kuasa dibanding kerajaan-kerajaan didunia, yach mungkin saat ini ada neo fir'aun, "Al Faroinah al jadidah" menurut istilah Dr.Moh Imaroh. Perhitungan hari atau kalender juga ditemukan yang kemudian diambil oleh eropa, ilmu perbintangan, ilmu pertanian, perairan, mereka mengusai. Namun aneh juga kalau ada tuhan yang mati, kalau tuhan saja tidak dapat menyelamatkan dirinya, apalagi untuk menyelamatkan orang lain.

Fir'aun mengira harta bendanya bisa untuk bekal kehidupan yang ada setelah mati, maka mereka membikin makam yang akan menampung mayatnya, hartanya, makanan kesukaannya, dan segala yang dibutuhkan untuk hidup dilain ruang, bukti empirik bisa anda lihat dimakam-makam raja-raja Mesir, banyak juga ditemukan piramida-piramida yang dijebol pencuri untuk mengambil barang berharga yang ada dialamnya. Ternyata bukan hanya fir'aun yang mempercayai kehidupan setelah mati, mayoritas kepercayaan dan agama yang ada konsep hidup setelah mati.

Penulis hanya akan menelusuri dalam Islam saja. Dalam Alqur'an banyak cerita tentang surga dan neraka, tentang kehidupan yang lebih lama, yang mungkin kini banyak orang tidak peduli dengan hal itu meski dalam hati kecilnya terbesit ketakutan. Ada yang mengira kehidupan itu harus berbekal uang yang banyak hingga bersusah payah untuk korupsi, ada juga yang mengira untuk kehidupan itu membutuhkan banyak perempuan hingga repot-repot selingkuh, dan lain sebagainya.

Jika kita pergi keluar negeri kita harus menukar uang kita dengan uang yang ada dinegara yang akan kita kunjungi, begitu pula jika kita akan pergi keluar dunia, kita harus menukarkan harta kita dengan harta yang bisa laku di negeri luar dunia. Manusa bisa masuk surga ketika telah melewati hidup, begitupun masuk neraka juga setelah melalui hidup. Ruh kita tak akan bisa beramal baik dan buruk jika tidak dirangkai dengan jasad kita, sementara rangkaian itu terbatas pada kekuatan jasad kita. Ruh akan kuat bertahan abadi, namun jasad hanya kurang dari seabad.

Keabadian hakiki adalah keabadian Allah semata, dan keabadian selain Allah adalah keabadian terbatas, seperti keabadian ruh, surga, neraka, dan yang lain. Keabadian yang ada pada selain Allah hanya sepanjang masa, yaitu masa yang hanya diketahui Allah semata, dan Allah abadi tanpa masa. Keluasan alam raya adalah luas yang tidak kita ketahui batasnya, namun keluasan Allah adalah keluasan yang tiada batasnya. Kalam kita adalah kalam yang berupa huruf dan suara, tapi Kalam Allah tiada berupa huruf dan suara.

Perbuatan manusia akan diberi nilai selagi masih terangkainya ruh dalam jasad, setelah ruh berpisah dengan jasad, maka tiada lagi yang dapat berbuat, hanya menerima balasan sesuai nilai yang telah terdaftar dalam daftar tabungan kita. Namun Allah memberikan tiga dispensasi pada umat Islam, bahkan meskipun dia sudah mati masih bisa mendapat nilai, apakah tiga keabadian itu?

Nabi Muhammad bersabda : "Idzâ mâta al insânu inqoto'a anhu 'amaluhu illa min tsalasin, illa min shodaqotin jâriyatin aw ilmin yuntafau bihi aw waladin shôlihin yad'u lahu" .

HR. Muslim, hadith no: 4310, HR. Abu Dawud,: 2882, HR. Tirmidzi,: 1432, HR. Nasai,: 3666, HR.: Ahmad bin Hanbal : 9079, HR,: Baihaqi : 13011

"Ketika manusia telah meninggal dunia, maka terputuslah darinya amal perbuatannya, kecuali tiga hal, 1. Shodaqoh jariyah, 2. Ilmu yang dimanfaatkan, 3. Anak sholih/sholihah yang mendoakannya."

Tiga imam madzhab terpercaya (Maliki, Hanafi, Hanbali) berpendapat bahwa doa kepada orang yang mati adalah sampai pada yang dituju, begitupun penulis berpendapat seperti mereka, dasar yang penulis pakai adalah hadith yang penulis sebut diatas, bahwa doa seoarang anak sholeh bisa membantu orang tuanya yang sudah meninggal, apalagi kalau masih hidup, tentunya lebih sampai. Maka dari itu mari kita doakan orang tua kita, dan jangan menunggu meninggal. Jika anda tidak bisa berdoa yang panjang, cukup bacalah fatihah sebagai hadiah untuk orang tua.

Hadith diatas penurut pemahaman penulis mencakup tiga kategori manusia, pertama, adalah kategori orang kaya, keabadian bisa diciptakan dengan shodaqoh jariyah, sedekah yang mengalir, maksudnya apa yang disedekahkan bisa terus menerus bermanfaat, seperti halnya waqaf untuk madrasah, waqaf untuk masjid, wakaf untuk kepentingan Allah, Membangun Panti asuhan, dan sebagainya, selagi apa yang disedekahkan masih dipakai pada jalan Allah maka, orang yang bersedekah akan terus mendapat point pahala.

Kedua, Golongan orang berilmu, Keabadian amal bisa diciptakan dengan keilmuan-keilmuan yang diciptakan dan dimanfaatkan demi Allah, Contohnya seperti Tafsir Tobari, tafsir Qurtuby, tafsir Ibnu Katsir, Shohih Bukhori, Shohih Muslim, Mereka mengarangnya bukan demi harta, bukan demi kemulyaan, bukan demi apa-apa, hanya demi Allah. Berbeda dengan orang-orang saat ini mengarang buku hanya untuk meraih dunia.

Bagi golongan orang-orang yang tidak berharta dan tidak berilmu, mereka juga masih bisa menciptakan keabadian amal, pada golongan ketiga, dengan anaknya yang sholih/sholihah yang mau mendoakannya. Bisa dikatakan bahwa masyarakat muslim punya kunci untuk membangun keabadian, dari segala bentuk lapisan, baik yang kaya harta, kaya ilmu dan kaya anak, bahkan jika bisa membangun tiga hal itu semuanya, maka ibarat mendapat subsidi dari tiga arah. Alangkah bahagianya orang yang mampu bersedekah jariyah, berilmu yang bisa dimanfaatkan, dan punya anak yang sholeh yang mau mendoakannya.

Kapankah kita bisa besedekah jariyah? Kapankah kita bisa punya ilmu yang bermanfaat? Kapankah kita menjadi anak yang mendoakan orang tua? Sedekah ketika kaya dengan harta, sedekah ketika pandai dengan ilmu, sedekah ketika berkeluarga adalah mendidik anak agar sholeh/sholihah. Semoga kita bisa melakukan ketiganya.

Alliem,
Kamis, 13 Desember 2006
Berusaha Mengabadikan Buah Pikiran



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Katakan pendapatmu kawan

10 Artikel Populer