09 November 2007

Antarkan Aku Pada Kebenaran

Antarkan Aku Pada Kebenaran
Oleh : Mochammad Moealliem

Kaifal hal? Sebuah pertanyaan yang multi tafsir dan kita bebas menjawabnya, namun jika tidak sesuai dengan maksud penanya hal demikian akan menjadi lucu, dan terkadang mereka sengaja membuat humor dengan menjawab dengan jawaban yang benar, namun berada diruang yang salah. Anda tentunya tidak terima dengan statmen penulis bahwa pertanyaan itu multi tafsir, dan biasanya anda terburu-buru memberikan arti "bagaimana keadaanmu?", baiklah simpan dulu kejanggalan anda hingga tulisan ini selesai. Tapi ingat harus sampai selesai sebab kalau tidak baca sampai selesai akan terjadi kesalahpahaman dan mungkin anda akan menghakimi penulis. Kemarin penulis membaca tulisan yang juga asyik untuk digabung dalam pebahasan kali ini, ada seorang yang sedang sholat dan seekor anjing menjilat kakinya, batalkah sholatnya?hayoo masih mau terburu-buru bilang batal yach?.

Apa kamu masih ingat ketika nabi Muhammad ditanya seorang nenek-nenek tentang surga, nenek itu bertanya "adakah orang-orang sepertiku masuk surga?" nabi menjawab : "tidak", nenek itu pun menangis hingga mukanya seperti habis kena semburan lumpur lapindo, padahal nabi cuma bermaksud bahwa disurga itu tidak ada nenek-nenek tua seperti dia, namun akan menjadi muda semua, and back to virgin, itu sebagian hadith yang penulis ingat waktu kecil dulu.

Mungkin dari dulu sampai nanti akan selalu ada orang yang tidak percaya adanya surga dan neraka, sebab jika semua orang percaya adanya hal tersebut, maka Al qur'an menjadi rusak dan salah, coba anda perhatikan ayat ini:

"pada hari mereka didorong ke neraka jahannam dengan sekuat-kuatnya. (QS. 52:13)(Dikatakan kepada mereka):"Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya". (QS. 52:14)

lihat qur'an klik disini

Jikalau dari anda ada yang tidak percaya, penulis cuma pesan bahwa "ana bariun mimma ta'malun" (aku terbebas dari apa yang kau lakukan) kalau kata ibu-ibu mesir ketika memarahi anaknya, "enta hur, if'al maa syi'ta, fainnaka majziun" (kamu bebas, lakukanlah sesukamu, sesungguhnya kamu akan dibalas) kita adalah ibarat orang buta, buta kita karena gelapnya alam yang menutup mata kita, para nabi adalah penuntun kita, kitab suci adalah lampu yang memberi penerangan dalam perjalanan kita, namun terkadang manusia tidak suka dengan hal-hal yang terang bahkan malah sering menggelapkan uang rakyat, mengumpulkan istri gelap, ataupun berburu suami gelap, bercinta pun dengan cinta gelap, dan terkadang melahirkan anak gelap, pelajar pun terkadang belajar ilmu gelap, guru-gurunya juga hasil dari sarjana gelap, gedung-gedung pendidikan pun megah dengan dana-dana gelap, ulama-ulama pun banyak yang gelap, jadinya nggak tahu ach gelap.

Kita sudah mengenal bahwa "al ulama warotsatul anbiyaa" ulama adalah pewaris para nabi, warisan itu bukanlah harta yang biasa diperebutkan itu, namun sebagai ahli waris untuk menuntun umat kepada kebenaran, karena warisan itu bukan harta jadi yang benar-benar menjadi ahli waris sangat sedikit, coba kalau warisan itu gunung emas, tentu akan banyak yang daftar jadi pewaris, karena syarat menjadi ahli waris ini harus tahu jalan dan mengetahui rambu-rambu dalam buku panduan, bahkan terkadang ada yang telah meleawati jalan itu dulu sebelum membawa rombongan, ada juga yang bawa alat komunikasi dengan satelit, suatu saat dia bingung, langsung minta petunjuk dari pusat informasi, ada juga yang memakai jurus meniti jejak orang yang terdahulu, yang jelas jalan itu tidak berubah dan tujuan utama tidak punya budaya seperti kaum nomaden.

Ada juga sih yang cuman pengen disebut ulama lalu membayar beberapa orang untuk mencium tangannya, ternyata macam ulama banyak sekali, bahkan ada loh ulama produk pers, padahal aku pernah dengar bahwa, kalau anda percaya sama wartawan bubarlah anda, sebab mereka cari duit bukan mencari kebenaran, apalagi wartawan infotainment, ini malah suka bikin gosip, dan anehnya liputannya seputar selingkuh, cerai, pacaran dan semacamnya, coba artis yang umroh, yang haji, yang baik-baik nggak bakalan menjadi tema utama, sebab hal itu nggak laku untuk digunjing.

Namun kadang juga ada yang sibuk membuat jalan sendiri, pokoknya nggak mau seperti kebanyakan orang, tujuannya sih sama, lampunya pun nggak jelas, masa lilin yang tercecer dijadikan lampu, bahkan dengan bangga bahwa inilah penerangan dan pencerahan, padahal itu hanya akan diiyakan oleh orang-orang yang tak kenal lampu yang terang, atau hanya diakui oleh anggukan keheranan anak kecil yang mudah ditipu dengan rekayasa logika, ketika ditanya kenapa bikin jalan yang nggak jelas arahnya, dan buram titik akhirnya, apalagi insinyur bangunan yang mendukung masih amatir dan gegabah? Sebagian menjawab, jalan-jalan yang ada sudah tidak sesuai untuk kami, kelompok A menuduh jalan B sesat, kelompok B menuduh jalan A sesat. Lalu ditanyakan lagi, apakah jalan yang akan kamu buat, terjamin tidak sesatnya? Jawabnya; "Kami tak tahu, hanya tuhan yang tahu", dan dikatakan "bukankah wahyu itu firman Tuhan untukmu agar kamu tidak tersesat", dia pun diam dengan egois keraguannya.

Ikutilah jalan dan rambu-rambunya pastilah anda akan sampai tujuan, jika anda pernah haji, antara mekah, mina, arofah, ada jalan khusus pejalan kaki, disetiap titik terdapat pos pelayanan informasi, baik jalan, apa yang harus dilakukan, pokoknya apa aja yang ingin anda tanyakan ada, asal anda bisa bahasanya, jika tidak bisa minta tolong yang bisa bahasa yang ada, tapi ingat jangan berkebiasaan memuja resep dokter.

Jangan anda membiasakan menunggu sepinya orang, biar bebas berlari, hal itu adalah sia-sia sebab jalan yang luas itu tak akan pernah sepi hingga batas yang ditentukan, bahkan jika sampai anda mendapati sepinya jalan itu berarti anda salah ruang, sebab seharusnya saat itu anda diruang yang lain, setiap anda masuk wilayah anda akan mendapati batas, misalkan anda sudah sampai di mina maka akan anda lihat papan besar kalau nggak salah dan nggak diganti tertulis "awal mina" kalau acara yang harus kita ikuti adalah mabit dimina, maka kita harus berada dalam mina dimalam hari, meski hanya lewat atau mencari batu, sebab mina itu sempit, namun ada yang bilang "mina kal farji" mina itu elastis, mungkin kongkritnya karena mabit tidak harus ngiler sampai pagi di mina.

Ada tamsil menarik disini bahwa perpindahan kita ketika haji dari makkah menuju mina adalah perpindahan dari alam ruh menuju alam kandungan atau alam rahim ibu, selanjutnya menuju arofah kita tidak menginap diarofah, kita hanya sehari nanti sorenya kita nginapnya di muzdalifah, arofah adalah tempat bertemunya adam dan hawa itulah sibmol dunia, kita bertemu pasangan kita, tidak lama disana bersama pasangan kita, kita harus menginap di mzdalifah, nah ini tamsil alam barzah, semua yang haji harus nginap disitu, pakaian kita sama, hanya waktu kedatangan kita yang tidak sama, namun ada batas awal dan batas akhir. Setelah mentari terbangun kita menuju mina dengan membawa bekal batu dengan hitungan yang ditentukan, kita di mina untuk saat ini lebih lama dari tempat-tempat yang lain, 3 hari atau 4 hari bagi nafar tsani, ini tamsil alam akhirat lebih lama, dan lebih terasa, dengan wajah yang harus terbuka, dan membiarkan seluruh anggota badan tetap pada kondisinya, rambut pun dibiarkan porak-poranda oleh debu bercampur panas suhu udara.

Namun setelah selesai waktunya anda boleh kembali ke hotel, atau bagi yang tak dihotel di pelataran masjidil haram, disini adalah bagi yang masuk surga ya disurga, bagi yang tidak termasuk disurga yach di menjadi suku nomaden di neraka.

Luas surga adalah berlipat dari bumi yang kita tempati, bahkan buminya surga sebesar bumi dan langit dunia, dan hingga kini tiada yang mampu dari jin dan manusia untuk menembus langit yang dunia yang ada, diluar langit ada apa disana? Tidak ada yang tahu kecuali sang pencipta, planet terjauh adalah pluto tapi dimanakah langit terjauh? Sebagian surga itu berwarna hijau tua dan terdapat didalamnya bidadari dengan mata jeli yang tak pernah tersentuh oleh jin dan manusia, yang selalu muda dan selalu perawan, kalau cuman kecantikan miss universe tidak ada apa-apanya, apalagi sering tersentuh manusia makin jauh saja jurang pemisahnya.

Itu baru surga, belum yang punya surga seperti apakah keindahanNYA? Bahkan penduduk surga akan tercengang dan melihatNya lebih nikmat dari kenikmatan surga, wujuhun yauma idzin nadliroh, ila robbiha nadhiroh, namun tidak semua penduduk surga mendapat kesempatan melihat lebih lama jika account yang telah dikumpulkan didunia tidak banyak, dan surga tidak menerima orang-orang yang ingin bekerja, sebab surga adalah tempat berfoya-foya, bersuka ria, tanpa adanya kepuasan dan batasan, bebas merdeka, resmi dan legal bagi penghuninya.

Surga adalah tempat bagi orang-orang yang mencintai Allah dan rosulnya, bukan buat orang-orang mencintai surga tapi tidak mencintai Allah dan rosulnya, jika tuhanmu fir'aun maka tanyalah dia dimana mau bikin surga, jika tuhanmu kekayaan maka tanyalah hartamu berapa tahun mampu menjadi surga, jika tuhanmu kekuasaan maka tanyalah dia apakah kuasa membuat bidadari yang awet muda dan perawan selamanya?

Mari beramal dan beribadah demi kecintaan kita pada Allah semata, bukan beribadah demi partai, demi aliran, demi jabatan, demi perempuan, demi kekayaan, demi kehormatan, atau demikian.

Ops..belum selesai coy, masih ada tentang multi tafsir diatas, ada seorang yang sholat dan seekor anjing menjilat kakinya, apakah sholatnya batal? Jawabannya adalah tidak batal, anda jangan marah dulu, itu jika yang dijilat anjing itu adalah kakinya anjing itu sendiri, jika yang dijilat kakinya orang yang sholat yach batal, malahan harus dicuci tujuh kali cucian dan memakai debu juga sebab termasuk najis mugholadoh, menurut madzhab syafii. Makanya kita harus teliti memahami teks.

Terus yang "kaifal hal" jawabannya adalah "mansub daiman" dibaca nasob selamanya, jawaban ini ketika pelajaran nahwu, dan tentang posisi bacaan atau harokat akhir kata dalam bahasa arab, maka ketika kata itu pada posisi "hal" maka harus dibaca nasob, tandanya apa sih nasob itu? Aduh lain kali aja deh aku terangkan tentang itu, namun kalau pertanyaan itu pada selain tentang nahwu jawabannya menjadi, alhamdulillah tamam, atau alhamdulillah quwaisy, alhamdulillah bikhoir atau bekher.

Alhamdulillah tamam, wakaifa enta?Alhamdulillah sempurna dan bagaimanakah keadaanmu ?

Alliem,
Kamis, 12 Oktober 2006
Ku ingin memaafkan sebelum diminta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Katakan pendapatmu kawan

10 Artikel Populer