09 November 2007

I Come to Study, Not to Steady 2

I Come to Study, Not to Steady 2
Oleh : Mochammad Moealliem

Kisah tiga orang pencari emas yang telah kembali dan kecewa, masih segar dalam ingatanku yang lemah, akibat kekecewaan mereka ada yang menangis, ada yang tersenyum kecut, ada pula yang tertawa, seperti apakah kecewa mereka sehingga mengakibatkan efek yang berbeda pada tiap orang dari mereka?

Orang pertama, Tersenyum kecut meski dalam hatinya menangis seperti tangisan anak kecil yang nggak kebagian permen, keadaan psikologinya berubah, dimana ketika berada ditempat pencarian emas santai, menikmati suasana, percaya diri dihadapan cewek-cewek, kini dia berubah dengan perubahan yang tidak teratur, untung dia punya keahlian merayu waktu itu, sebagai bahan untuk berapologi, dan berputar-putar seputar itu

Orang Kedua, orang ini biasa-biasa saja, sebab dari awal juga begitu, kalau batu satu karung yang dibawanya jadi emas dia lebih untung dari orang pertama, namun kalau nggak jadi emas juga lebih untung dari orang ketiga yang membawa lebih berat. Orang ini kemudian ingat beberapa bait syair dalam alfiahnya ibnu malik, ma lam ya’taqid la yantafi’ ( sesuatu yang tidak kita yakini tidak akan bermanfaat) dan merasa kecewa terhadap dirinya yang kurang punya keyakinan yang kuat terhadap orang tua itu.

Orang Ketiga, Orang ini kini tersenyum lebar nggak seperti biasanya yang nggak mau tahu urusan orang yang penting dia cari emas, meskipun dua orang lain sedang istirahat ataupun sedang ngobrol sama cewek, batu yang dua karung itu ternyata memang batu-batu emas, hanya saja waktu itu dia dan kawan-kawannya tidak tahu mana batu biasa dan batu emas, namun dia pun kecewa kenapa hanya dapat dua karung, padahal mereka bertiga nggak bakalan balik ketempat itu lagi setelah mereka kembali ke rumah mereka.

Masalah belum selesai bagi orang kedua dan ketiga, batu-batu emas itu ternyata nggak bisa laku dipasaran daerah mereka kecuali harus di olah lagi hingga menjadi bentuk perhiasan, baik cincin, kalung, gelang dan semacamnya, dua orang itu pun akhirnya mengolah dengan cara masing-masing sesuai kebutuhan pasar daerah mereka masing-masing, cara pemasaran yang dipakai pun berbeda agar masyarakat didaerah mereka punya banyak pilihan tidak seragam, tambahan warna-warna pun akan memperindah emas itu.

Tentunya orang ketiga lebih beruntung dengan bahan yang lebih banyak dari yang kedua, namun hal itu tidak menjadi jaminan ketika orang ketiga tidak pandai mengolah dan memanage pemasaran yang bagus, apalagi terkesan nggak mengikuti trend yang sedang berkembang tentunya meskipun emas asli jarang yang tertarik, dan seperti kita maklum bahwa masyarakat setempat tidak akan mampu membeli emas yang asli, kebanyakan mereka memilih emas yang sudah dicampur dan hal itu wajar karena masyarakat kita masih dalam kondisi kurang makmur dalam sejarah budaya mereka.

Dan aturan yang kita ketahui meskipun kita menjual emas kita tidak boleh memaksa pembeli dengan kemauan kita, kita tugasnya hanya memberi tahu macam-macam emas, dan biarkan pembeli memilih yang ia mampu beli, suatu saat dia akan mampu membeli yang lebih bagus, pasanglah senyummu meski para pembeli itu menjengkelkan.

Mugkin itu berita yang aku dengar untuk mensiasati keadaan kita, dengan ilmu yang kita cari, sebanyak manakah kita sekarang ini, bagaimana kita akan mengolahnya, kita jadikan logam balokan atau jadikan yang lain, bagaimana agar ilmu kita punya kredibilitas yang tinggi dan marketable, dimana akan kita sebarkan, di Mall, pasar, masjid, sekolah, atau dimana saja, namun kita tak perlu memaksakan orang lain agar sama dengan kita sebab itu tidak mungkin terjadi, namun setidaknya mereka tahu kebenaran yang kita bawa, sebab tidak semua yang berbeda dengan kita adalah salah, apalagi dari sumber yang sama.

Itulah mungkin refresh memoryku menyongsong uji coba musim panas ini, cerita itu hanyalah cerita yang aku dengar sejak lama hanya ada tambahan sedikit agar layak dikosumsi oleh para pembaca sekalian, itu sebenarnya cerita tentang dunia akhirat, dunia adalah tempat kita mencari emas, dan akhirat adalah tempat pembuktiannya, orang tua adalah pemberi kabar, tiga orang pencari adalah orang yang beriman, orang kafir, dan orang yang berada diantara keduanya, perempuan adalah ibarat dunia dan kemewahan bagi seorang laki-laki, zuyyina linnasi hubbub syahawati minan nisa’…. Perempuan adalah sesuatu yang paling disukai oleh para lelaki dari pada selainnya, besar kecil hasil yang dibawa adalah besar kecil amal budi kita, tersenyum dan tertawa adalah surga, menangis adalah sebaliknya, yang biasa-biasa saja adalah tempat antara surga dan neraka meskipun akhirnya nanti masuk surga juga.


Alliem,
Ahad, 30 April 2006
Ujian qur’an 10 hari lagi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Katakan pendapatmu kawan

10 Artikel Populer