07 November 2007

Dua Jam Untuk Menyeberang Jalan


Dua Jam Untuk Menyeberang Jalan
Oleh : Mochammad Moealliem

Percaya atau tidak untuk menyeberang jalan yang lebarnya sekitar 6 meter kali 2 jalur atau totalnya 12 meter untuk menuju tepi berikutnya menghabiskan waktu 2 jam, coba tebak jalan apakah ini?

Dua kali saya alami hal semacam ini, dimana waktu saya sangat terbuang percuma hanya untuk menyeberang jalan, hari jum'at yang lalu 11 maret 2005, tepat selesai menunaikan sholat jum'at di masjid rahmah di komplek perumahan el hayy el sadis (6th districk) tempat kawan-kawan satu almamater menyewa apartement, dulu aku pun disana, dan jalan ini pula-lah pada awal kejadian itu, hari jum'at terulang kembali meski dari arah yang berbeda.

Kondisi jalan baik-baik saja dua ruas jalur jalan dua arah tanpa selokan dikanan kirinya (maklum jarang hujan) tentu sangat mudah sekali untuk menyeberangnya dalam benak kita, anak kecil pun bisa dalam bayangan kita, namun pada saat itu seolah orang sekuat apapun nggak bisa menembus jalan itu, mobil yang besar-besar saja sampai berhenti memanjang seperti tak mampu menerjang jalan yang satu itu.

Jalan tak berpagar itu terlihat ada sesuatu yang luar biasa, ada semacam kekuatan yang tak boleh diganggu oleh siapa pun juga, saya sempat menggerutu "kenapa sih mau nyeberang saja kok susah sekali" akhirnya saya pilih naik sebuah bus kota yang kali aja mampu membantu saya untuk menyeberang dan membawaku balik ke apartemen saya, namun apa yang terjadi, ternyata sama saja, hanya bedanya, saya bisa duduk puas dalam bus kota sambil menikmati sebuah kemacetan yang membuat para sopir merasa dirugikan karena tidak bisa mencapai mahattoh (halte) tepat waktunya.

Ada apa sebenarnya dijalan itu? setelah saya lihat hingga bosan nggak ada kendaraan satu pun yang berlalu lalang dijalan itu, nggak ada kecelakaan, nggak ada bom, nggak ada apa-apa. namun disisi jalan terlihat polisi berbaris setiap dua meter ada polisi sambil membelakangi jalan dan menghadap kita yang mau menyeberang, pagar hidup itu tak mau tahu kalo saya terburu-buru dan harus menyeberang secepat mungkin.

Ratusan meter jarak pagar hidup itu diatanam secara mendadak bahkan jalan besar pun terpaksa ditutup, dan sempat ada yang tanya kapan ini jalan di buka, terdengar jawaban hanya seperempat jam, namun realita yang terjadi cuma seperempat jam lebih satu setengah jam, jalan ini sebenarnya sudah jauh dengan tempat yang menjadi pusat penjagaan para security.

Ternyata jalan itu ditutup hanya untuk menunggu lewatnya mobil presiden, sampai mobil itu lewat lagi untuk pulang, dan nggak boleh ada yang boleh menyeberang pada masa itu, sebuah kehormatan, untuk sang president yang begitu besar, sambil tak peduli ribuan hati menggerutu akan kemacetan tiban itu.

Namun kalau pun nanti aku jadi president mungkin aku juga begitu, nggak bakalan mau tahu siapa yang demo menentang kebijakan yang aku keluarkan, nggak mau tahu tentang tuntutan rakyatku yang memilih aku, moga aja aku nggak jadi presiden biar cukup jadi gubernur saja.

Kawan kalau kamu jadi president bersikaplah seperti president jangan bersikap seperti koruptor, kalau kawan jadi koruptor bersikaplah seperti pemberantas korupsi biar lebih aman, kalau mahasiswa bersikaplah seperti mahasiswa, pemerintah adalah musuh utama anda, dan jangan mau tahu apa-apa yang dibahas dalam kunjungannya. tugas anda adalah mengontrol pemerintahan, bukan malah di kontrol mereka.

Kini aku tahu enaknya jadi presiden dan tahu bagaimana rasanya tak punya kebebasan untuk menyeberang jalan, tapi aku belum tahu susahnya jadi presiden, lha wong belajar aja rasanya malas sekali.

Alliem


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Katakan pendapatmu kawan

10 Artikel Populer