07 November 2007

Tawaddud Vs Ulama

Tawaddud Vs Ulama
Oleh : Mochammad Moealliem

…………
Berkata seorang budak perempuan kepada tuannya :

"Wahai tuanku, bawalah aku ke Amiril Mukminin Harun Al Rosyid dinasti kelima dari bani Abbas, dan mintalah pada beliau agar membeli aku dengan harga 10.000 dinar, kalau beliau terlihat menganggap terlalu mahal, maka katakanlah pada beliau : " wahai Amiril Mukminin dalam penilaianku budak ini lebih mahal dari harga tesebut, maka ujilah budak ini agar punya nila lebih dihadapan engkau, karena budak perempuan ini tiada baginya tandingan, dan tak sepantasnya di beli orang kecuali orang-orang seperti engkau","

"Awas tuanku, jangan sampai engkau menjualku dibawah harga itu, karena harga itu kecil untuk ukuran seperti aku" imbuh sang budak perempuan itu. Pemilik budak kurang begitu tahu ukuran harga budak pun juga tidak tahu kalau budak seperti itu tiada bandingan saat itu. Akhirnya pemilik budak itu pun membawanya kepada kholifah Harun Al Rosyid dan mengatakan seperti apa yang telah di ajarkan budak itu kepada sang kholifah. Kemudian kholifah itu bertanya pada budak perempuan itu, "siapa namamu?", "tawaddud namaku" jawab budak itu singkat.

"Wahai tawaddud apa saja ilmu yang kamu kuasai?" Tanya kholifah pada budak itu.

Tawaddud lalu menjawab : " Aku tahu nahwu, syair-syair, fiqh, tafsir, lughoh, aku pun tahu tentang musik, ilmu faroid, ilmu hitung, pembagian, ukuran jarak, asatirul awwalin, dan aku tahu Al Qur'an, aku telah membaca sejak umur tujuh, sepuluh dan empat belas tahun dari umurku, aku pun tahu jumlah suratnya, ayatnya, ahzabnya, dan aku tahu pertengahanya, perempatanya, perdelapannya, persepuluhannya, sajdahnya, jumlah hurfnya, juga tentang nasakh mansukhnya, makiyah dan madaniyahnya, asbabun nuzulnya, aku juga tahu tentang hadist secara diroyah dan riwayah, musnad dan mursalnya, dan aku telah membaca ilmu matematika, arsitektur, filsafat, ilmu hikmah, mantik, maani, bayan, dan aku hafal banyak macam banyak ilmu, kalau dihitung secara global aku termasuk kelas yang tiada yang tahu kecuali orang-oang yang pandai.

Kholifah pun tercengang kagum mendengar ucapan tawaddud akan ucapannya yang fasih, lalu kholofah menoleh pada pemilik budak tadi seraya berkata : " aku akan memanggil orang-orang untuk membuktikan segala apa yang diucapkan budakmu itu, kalau dia bisa menang aku akan memberikan harga yang kau katakana, tapi kalau dia nggak bisa jawab maka itu menjadi tanggung jawabmu"

Pemilik budak itu pun menjawab : ”Wahai amiril mukminin, dengan senang hati aku setuju" . Sang kholifah akhirnya mengirim surat kepada pemerintah daerah basroh untuk mengirim ibrahim bin sayyar al nadlam, dia adalah ahli hujjah, balaghoh dan ahli syair pada zamannya, juga ahli mantic. Sang kholifah juga memerintahkan pada ibrahim untuk menghadirkan orang-orang pinter, ulama, ahli kedokteran, ahli hikmah, insinyur, filosof, dimana ibrahim adalah diatas mereka semua.

Tak lama kemudian mereka sudah berada di istana khalifah tanpa tahu untuk apa mereka dikumpulkan, kemudian sang khalifah mengajak mereka diruang pertemuan dan mempersilahkan pada mereka untuk mengambil tempat duduk, lalu sang khalifah menyuruh anak buahnya untuk menghadirkan tawaddud keruang pertemuan itu, kemudian tawaddud pun datang dan menampakkan dirinya seperti bintang yang berkilau, disiapkanya kursi buatnya sebuah kursi emas, kemudian tawaddud mengucap salam dan bicara dengan gaya bicaranya yang fasih dia berucap : " Wahai Amiril Mukminin, perintahlah orang-orang yang ada disini untuk berdiskusi denganku"

Sang kholifah berkata pada orang-orang itu : "Aku ingin kalian memunaqosahi budak perempuan ini tentang masalah keagamaan, dengan hujjah yang valid, dari segala yang dia katakan". Orang-orang itu menjawab : sami'na wa atho'na lillahi wa laka, sendiko dawuh kagem allah ugi panjenengan, tunduk dan patuh kami kepada Allah dan engkau wahai amiril mukminin. Dalam suasana itu tawaddud berkata; " Siapa diantara kalian yang ahli fiqh, ahli qiroah dan ahli hadith?" Salah seorang dari mereka menjawab : " Akulah orang yang kamu cari".

" tanyalah apa saja padaku" kata tawaddud membuka diskusi. Orang itu pun berkata pada tawaddud : "sudahkah kamu membaca Al qur'an, dan tahu nasakh mansukhnya, dan telah bertadabbur atas ayat-ayatnya, serta tahu huruf-hurufnya" Tanya orang itu pada tawaddud, tawaddud pun menjawab :" ya, benar ", kemudian orang itu bertanya lagi,: "Aku ingin bertanya padamu tentang al faraidl al wajibah, dan al sunan al qoimah, maka katakanlah padaku siapa tuhanmu?, nabimu?, imammu?, qiblatmu?, saudaramu?, jalanmu?, juga apa manhajmu?"

Tawaddud : " Allah, tuhanku, Muhammad nabiku, Al qur'an imamku, Ka'bah Qiblatku, orang mukmin saudaraku, kebaikan jalanku, al sunnah manhajku."

Sang kholifah terheran-heran melihat kefasihan bicara budak perempuan yang masih muda itu. Orang tadi lalu bertanya lagi: "Wahai tawaddud dengan apa kamu mengenal Allah?"

"Dengan Akal " jawab tawaddud.

"apa akal itu " Tanya orang itu pada tawaddud.

Tawaddud menjawab : "Akal terbagi dua, Aqlun mauhub dan aqlun maksub, Akal mauhub adalah akal yang diciptakan Allah, lewat akal itulah Allah memberi hidayah kepada siapa saja yang dikehendaki, dan Akal maksub adalah akal yang tercipta karena adanya pendidikan dan pengetahuan manusia itu sendiri,"

"lalu dimana tempat akal itu" ulama tadi terus bertanya.

Tawaddud menjawab :" Allah memercikkannya didalam hati lalu kemudian kilauan cahayanya naik sampai keotak dan berdiam disana"

Ulama itu berkata : " ahsanti, bagus" lalu bertanya lagi :" beritahukan padaku dengan apa kamu mengetahui nabi?"

Tawaddud pun menjawab :" Dengan membaca Kitab Allah, juga dengan ayat-ayatNYA, dan dalil-dalil, serta burhan-burhan Nya, dan berbagai mukjizat"

Ulama tadi bilang " Ok, sekarang katakana padaku tentang faraidl al wajibah (fardlu-fardlu wajib ) dan al sunan al qoimah (kesunatan-kesunatan yang tegak)"

Tawaddud menjawab :" Adapun faraidl al wajibah ada lima, pertama, bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan tidak mensekutukanya dengan yang lain, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNYA, kedua mendirikan sholat, ketiga membayar zakat, keempat puasa romadan, kelima haji ke baitullah bagi orang-orang yang mampu, adapun al sunan al qoimah ada empat, siang, malam, matahari, rembulan, semua itulah yang membangun umur, dan harapan, dan manusia tidak tahu bahwa itu semua mendekatkannya pada ajal."

Ulama itu berkata : " OK, OK sekarang aku Tanya lagi apa saja ritual keimanan?"

Bersambung……

Alliem,
Sabtu, 24 juni 2006
Terjemah from 438/1001 malam

2 komentar:

  1. Saya pernah punya buku kisah tawaddud. Tapi entah kemana keberadaannya sekarang. Kalo antum ada bukunya, boleh saya pinjam atau foto copy kan. Terima kasih

    BalasHapus

Katakan pendapatmu kawan

10 Artikel Populer