Pelantun Ayat Suci
Oleh : Mochammad Moealliem
Anda tentu sudah punya gambaran kalau pelantun ayat suci, tentunya ayat Al Qur'an, ayat Injil, ayat Zabur, atau pun ayat Taurat. Dalam tulisan ini hanya tentang ayat Al Qur'an saja.
Lantunan ayat suci akan selalu kita dengar ketika ada MTQ di Indonesia, atau sedang ada kegiatan pelatihan qori/qoriah di pondok, atau ketika ada ceremonial pembukaan suatu acara yang bersifat islami, dan lain sebagainya. Namun ada satu yang luput dari para qori/qoriah untuk tampil di acara ini, coba tebak acara apa hayoo?
Di Mesir (lagi-lagi Mesir ) maklum yang saya tahu baru Mesir dan sekitarnya. Mungkin orang orang yang belum pernah ke arab termasuk Mesir akan punya opini yang berlebihan dan pada akhirnya timbul sebuah kesimpulan kalau orang arab, tentu bahasanya arab, dan Al Qur an berbahasa arab, maka orang mesir secara keseluruhan bisa membaca Al Qur'an. Itulah kesimpulan yang perlu di simpulkan kembali ketika premis-premis untuk sebuah natijah tidak sesuai dengan waqi'nya.
Anggapan-anggapan seperti itu perlu dijauhkan dari anak-anak kecil agar tidak serta merta membuat sebuah opini yang salah. Atau bahkan pernah terjadi anggapan bahwa orang-orang yang memakai sorban tentunya kyai, karena tidak ada lagi yang bersorban kecuali kyai, itu di Indonesia. Berbeda sekali dengan di arab terlebih arab saudi, sorban adalah termasuk pakaian mereka. Jadi itu hanya pakaian kalo orang jawa pakainya udeng-udeng atau pakai blangkon. Jadi jangan pernah anda menganggap yang memakai sorban mesti masuk surga, ingatlah masuk surganya seseorang bukan karena sorban, akan tetapi hanya karena kemurahan tuhan pada yang di kehendaki-NYA.
Lantunan diatas adalah lantunan ngelantur dan tak perlu anda pikir terlalu dalam, kita kembali masalah Al Qur'an. Al Qur'an turun kepada nabi kita secara berangsur-angsur guna memudahkan pada umatnya dalam memahami dan mengamalkanya. Bukan hanya untuk perang mulut atau hanya untuk menipu seseorang agar sesuai dengan yang diinginkanya, sejak zaman nabi Al Qur'an sudah mulai ditulis, meski nabi tidak dapat menulis dan membaca. Tokoh-tokoh penulis itu selalu siap ketika nabi memerintahkan menulis wahyu yang turun.
Tak terkecuali sahabat Abu Bakar, dia lah orang pertama yang menulis Al Quran dalam lembaran-lembaran (mushaf-mushaf) kemudian Utsman lah yang mengumpulkan Al Qur'an dalam satu mushaf, dan serta menggandakanya untuk disebar di daerah daerah, dan seperti yang kita kenal sekarang sebagai mushaf Utsmani, seperti yang kita baca itu. Namun mushaf Utsmani waktu itu belum bisa dibaca oleh orang-orang non arab, kemudian pada masa selanjutnya di perintahkanlah Abul Aswad untuk memberi titik serta harokatnya tanpa merubah tulisan mushaf Utsmani. untuk mengetahui detailnya bisa anda baca di kitab-kitab (buku-buku) tentang ulumul qur'an.
Hari jum'at sering kita kita dengar lantunan ayat-ayat suci Al Qur'an berkumandang dari corong pengeras suara di masjid-masjid yang dipakai sholat jum'at (tidak semua masjid untuk jumatan) namun biasanya di Indonesia cukup dengan memutar kaset rekaman saja, berbeda sekali dengan disini meski tidak semuanya, kebanyakan mereka tidak memutar kaset seperti di Indonesia. Jika tidak ada qori'nya yach cukup tenang nanti kalau sudah masuk waktunya langsung adzan gitu aja, berbeda kalau ada qori'nya sekitar 20 menit sebelum adzan kita bisa mendengarkan lantunan ayat-ayat itu langsung dari bibir pembaca, dengan lagu yang berbeda-beda terlebih jika masjid-masjid besar.
Pokoknya kalau urusan lagu qiroat mereka ahlinya, meski aku nggak tahu lagu apa itu, namun yang jelas bukan lagu dangdut, pop terlebih rock. yang penting kita nggak perlu berlagu kalau nggak tahu jenis lagunya, bisa-bisa membuat orang lain marah-marah mendengar suara kita yang mengalahkan suara radio yang rusak.
Alliem,
Sabtu, 21 mei 2005
indahnya suara membuatku ingat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Katakan pendapatmu kawan