09 November 2007

Al Qur'an : Peta Kehidupan

Al Qur'an : Peta Kehidupan
By : Moch Moealliem[1]

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan[2], mungkin kita semua tahu tentang hal ini, namun dalam benakku rasanya tak hanya sesederhana itu Tuhan menurunkan wahyu-Nya kepada nabi Muhammad sebab ketika ada perintah untuk membaca tentu ada tentu ada juga apa yang harus dibaca, sedangkan nabi telahir dan besar dengan keadaan tak bisa baca tulis, dan mengapa pula redaksi yang yang tertulis dengan " Iqro' bismirobbika alladzi kholaq" bukan memakai " Iqro bismilahiraohma ar rohim " tentu anda tidak mengantongi jawaban dari masalah ini sebab anda belum berfikir, meskipun toh ada mungkin itu hanya taqlid anda terhadap pendapat-pendapat yang masuk dalam pikiran anda bukan murni dari kerja otak anda.

Hal inilah yang membuatku tak bisa tidur disuatu malam yang dingin ini, sebab otakku mencoba meneliti atas pertanyaan seperti itu, jika hal itu ditanyakan padaku, bagaimana aku akan menjawabnya, dan pikiran seperti itu muncul ketika aku mulai membalut tubuhku dengan selimut tebal demi menjaga amanat sang pencipta, aku berfikir apakah yang dibaca atau yang dibaca nabi itu adalah alqur'an seperti yang anda fahami sekarang ini ( mushaf ) ataukah kitab-kitab nabi terdahulu, baik Zabur, Taurat, ataukah Injil, atau bahkan keseluruhan dari semua kitab yang ada.

Namun hal-hal semacam itu pun mengusik pikirku untuk tahu apakah itu patut, sebab kalau hanya sebatas kitab-kitab itu kenapa nabi sampai ketakutan, bukankah nabi orang yang sangat cerdas meskipun di takdirkan tak bisa baca tulis, sebab kecerdasan tidak ada hubungannya dengan baca tulis, terbukti banyak orang yang pandai baca tulis tidak cerdas, ataukah nabi ketakutan atas segala yang terjadi sebab belum pernah merasakan hal semacam itu ataukah bagaimana?

Kenapa pula seolah jibril memaksa nabi untuk melakukan hal semacam itu (membaca) ataukah jibril hanya sebagai mediator dari tuhan yang lebih canggih dibanding apa yang dihasilkan dari otak manusia, sebab manusia adalah bersifat lemah dan tentu apa yang tercipta dari sesuatu yang lemah hasilnya pun lemah menurut sebagian teori yang ada, dan bukankah jibril juga tahu bahwa nabi telah ditakdirkan menjadi orang yang tak bisa baca tulis akan tetapi disitu terlihat ada unsur pemakasaan terhadap nabi, ada apa sebenarnya? lagi-lagi pertanyaan akan selalu berkembang ketika kita mencoba masuk pada bagian-bagian yang tak terpisahkan dalam sejarah yang kita jadikan sebagai landasan pengetahuan kita tentang al qur'an.

Banyak alasan yang mendukung nabi untuk tidak bisa baca tulis, diantaranya mungkin kita telah meyakini bahwa apa yang diciptakan tuhan bukanlah hal sia-sia, termasuk keberadaan nabi yang seperti itu tentu menyimpan segudang hikmah yang perlu kita gali dan telusuri, pikirkan saja kalau saja nabi bisa membaca dan menulis bisa jadi keotentikan Al qur'an berpeluang besar untuk diragukan, bagaimana tidak jika nabi bisa membaca tentu saja nabi akan membaca semua yang ada pada zaman itu, entah syair-syair jahily kuno, atau kitab-kitab ajaran yang lebih dulu sebelum Al qur'an diturunkan. Tentu para anti-islam akan menuding nabi sebagai pembuat al qur'an yang menjiplak dari apa yang nabi baca dari kitab-kitab ataupun kumpulan syair yang masa itu sedang naik daun dilingkungan nabi berada dan hal ini akan membuat anti islam akan leluasa menyatakan bahwa alqur'an bukanlah firman tuhan, akan tetapi lebih merupakan kumpulan perjalanan nabi, rekayasa-rekayasa mistik, mitos, cerita-cerita yang tanpa bukti empirik.

Tentu bukan hanya itu hikmah dari ketidakbisaan nabi dalam tulis menulis dan baca membaca, lalu apa lagi? jika pertanyaan itu diarahkan pada saya saya akan memberi jawaban bukankah kita semua punya pikiran, dan bukankah tuhan sering mengingatkan agar kita memakai akal kita, afala ta'qilun, afala tatafakarun, dan bukahkah berfikir sejenak lebih baik dari ibadah satu tahun, maka dari itu berfikirlah karena anda punya alat untuk berfikir dan bisa melakukannya, karena dengan berfikir segala sesuatu akan mempunyai nilai, ibadah pun akan lebih bernilai jika melakukannya dengan berfikir, makanya banyak yang mengatakan tidurnya fagih (ahli agama) lebih ditakuti syaithon daripada ibadahnya ahli ibadah, dan bisa ditarik kesimpulan kalau beribadah tanpa berfikir tentu orang itu merasa ibadah hanyalah beban dan kemunafikan.

Kenapa ada unsur paksaan yang dilakukan jibril pada nabi agar mau membaca? tentu bukan salah jibril yang menjadi mediator, lalu salah siapa? tentunya salah kita yang tidak tahu sebenarnya, kalau jibril kan min jumlatil malaikat mana bisa membangkang dia kan tidak punya rasa ke-aku-an tentunya ketika ada perintah yang dijalankan, dan saya rasa yang dibawa jibril bukanlah mushaf yang tebal itu, bukan pula laptop yang penuh dengan huruf arab, apalagi email tentu bukan.

Sebelum mengarah pada hal itu mari kita telusuri dulu wahyu yang pertama diturunkan sebagaimana mufasir menjelaskanya dalam buku-buku tafsirnya yaitu "bacalah dengan nama tuhanmu yang menciptakan" kata-kata "baca" tentu beda dengan kata " tirukan, ucapkan, hafalkan, dengarkan, atau bahkan lihatlah, akan tetapi membaca lebih mewakili dari semua hal diatas, dalam membaca tentu kita melihat apa yang kita baca, mengucapkannya, dan mendengar ucapan kita itu sendiri.

Dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan bahwa awal mula nabi menerima wahyu adalah dalam mimpi dimana nabi tak melihat apa-apa kecuali melihat seperti fajar subuh yang menyingsing, dan dari mimpi itu nabi melakukan ibadah di goa hira, dan disitulah malaikat pembawa wahyu menemuinya.

Dulu aku pernah mendengar perselisihan tentang permasalahan nuzulul qur'an, ada yang berpendapat secara bertahap selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, ada juga yang mengatakan secara ijmal (global) dan lain sebagainya. Bila aku pikir dua pendapat itu tidak salah dan aku sependapat bahwa alqur'an diturunkan pada nabi pertama secara global dan tersimpan dalam bawah sadar nabi, dan hal itu akan naik pada kesadaran (ala ilmu jiwa) dan Tuhanlah yang mengaturnya, sebab mempelajari sesuatu sedikit-demi sedikit akan lebih mudah dihafal dari pada langsungan, jika nabi saja mempelajari alqur'an selama 20 tahunan, bagaimana dengan kita? Mungkin 1 juz selama 10 tahun dalam arti hafal dan merealisasikanya dalam kehidupan, tentu itu tidak semudah lidah bergerak.

Banyak pelajaran yang mestinya kita ambil seperti halnya nabi menerima wahyu ini, manusia dalam menghadapi segala kesulitan, ketakutan, kebodohan, dan lain sebagainya perlu mencoba, mencoba, dan mencoba, seperti hanya nabi ketika menerima wahyu sampai tiga kali jibril menyuruhnya membaca apa yang di bawa, pada awalnya nabi berkata, aku bukanlah orang yang bisa membaca, kali keduanya pun masih seperti, baru kali ketiga nabi melakukanya dan itu pun pulang dengan gemetar dan takut, maka kita pun perlu untuk tidak takut melakukan sesuatu, sebab jika kita tidak berbuat, kita tidak akan pernah tahu mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik mana yang buruk, dan kritik itu adalah hal biasa sebab orang mengkritik bukan karena anda bicara, tidak bicara pun akan dikritik.

Lalu kenapa dengan redaksi "Dengan nama Tuhanmu yang menciptakan" bukankah sifat Al Rahman Al Rahim lebih luas cakupanya? Jika anda menjawab itu kan urusan tuhan, kita nggak perlu ikut-ikutan, berarti anda lupa dengan afala ta'qilun. Hemat penulis hal ini menyimpan hikmah yang dalam namun kita bisa menelusuri sedikit dari hal itu, dan dalam kaca mata pikirku bahwa yang harus dibaca nabi itu berhubungan dengan segala yang diciptakan allah dan hal ini bersifat abstrak dan umum.

Kemudian disambut ayat berikutnya " Yang menciptakan manusia" bisa saya ambil penegertian dari hal yang umum menuju hal hal yang lebih spesifik yaitu manusia dimuka bumi ini adalah menjadi garapan nabi. Sebab beliau adalah nabi terakhir sebagai mana dijelaskan dalam hadisnya " ana al khotim la nabia ba'dy" jadi tiada nabi lagi setelahnya. Namun mempnyai umat yang paling banyak dibanding yang lainya.

Menurut saya wahyu yang turunkan adalah al-qur'an yang tak bersuara pun juga tak tertulis dan aku tak tahu seperti apa hal itu, paling tidak seperti getaran hati, dan al qur'an adalah peta kehidupan dan hidup (maaf sulit membahasakanya) peta yang kita kenal adalah tergambar dalam kertas yang begitu, namun kalo yang ini tidak seperti itu, akan tetapi peta itu kehidupan itu sendiri, namun kita tentu tahu bahwa peta tak seluas aslinya, mungkin yang akan ditemu adalah kota-kota besar, jalan-jalan besar yang seolah sangat simpel, namun ternyata banyak keruwetan di aslinya, Begitulah alqur'an sebagai peta kehidupan yang hanya akan kita jumpai tokoh-tokoh besar, jalan-jalan besar, sungai-sungai besar, gunung-gunung besar, orang-orang besar, hukum-hukum besar, sejarah-sejarah besar dan sebagainya.

Al qur'an adalah peta terlengkap dibanding dengan tiga peta edisi lama seperti zabur, taurat, dan injil namun yang namanya peta tentu takkan memuat semua yang ada, jika gunung hanya terlukis segitiga hitam tanpa menggambar hutanya, harimau, kodok, dan lain-lain maka untuk tahu seperti apa gunung itu sebenarnya anda harus datang kesana. Dan al qur'an adalah peta kehidupan maka untuk mengetahui gunung kehidupan anda harus masuk dalam kehidupan. Dimana anda memulai perjalanan dan diamana mencapai tujuan anda sudah ditulis dalam peta itu.

Dalam hidup tentu tak seperti kita melihat peta yang antara satu titik dengan titik lainya begitu dekat sekali, dan seolah jalan rata tanpa berlubang. Tentu tidak seperti itu. Hidup punya tahapan-tahapan yang banyak sekali, seperti halnya tahapan pendidikan mulai playgroup, tk, sd, sampai tak terhingga. Begitu pula manusia mengarungi kehidupan, ketika kita sekolah ada yang namanya ujian hasil belajar dalam kehidupan pun ada ujian hasil kehidupan, yang kadarnya disesuaikan kelasnya masing-masing dan hal itu diadakan untuk menginjinkan kita naik di tingkat selanjutnya.

Dan jika anda sudah masuk di universitas rumah tangga (URT) entah anda yang jadi dosen atau menjadi mahasiswinya tentunya punya kewajiban yang berbeda dan punya hak yang berbeda namun sama-sama punya kewajiban dan hak, oleh karena itu tunaikanlah kewajiban anda sebelum anda meminta hak anda dan perlu membuka peta anda bagaimana cara bergaul di URT, bagaimana kurikulumnya, bagaimana sikap dosen terhadap mahasiswinya yang susah diatur, bagaimana sikap mahasiswi jika dosenya marah-marah hanya disebabkan masalah spele.

Jika anda dosen anda tentu punya wawasan yang luas dan bisa memahami masalah dengan kepala dingin, dan jika marah tahu tempat dan apa yang harus dimarahi agar mahasiswi itu semakin baik dikemudian hari dan marahlah pada satu mata kuliah saja tidak usah membawa mata kuliah yang lain dan sesuaikanlah marah anda dengan aturan marah yang benar, seperti apa marah yang benar? Baca saja aturan marah yang dalam peta kehidupan ( Al qur an dan hadis ) atau petunjuk-petunjuk tambahan seperti dalam ihya ulumuddin karangan imam al ghozali.

Bukan hanya itu petunjuk-petunjuk perjalanan anda namun masih banyak dan anda bisa dapatkan dimana-mana dan yang aku tahu seperti inilah marah yang benar menurut Dr Julius, Anda dapat mengurangi atau mengindari masalah-masalah hubungan sosial dan kesehatan yang bisa muncul karenanya. Maka beginilah cara marah yang tidak sampai menghancurkan segalanya, terutama bila Anda sedang berada di tempat kerja. Ingat, tempat kerja merupakan salah satu tempat yang paling sering membangkitkan amarah.

1.Cari tempat aman untuk menumpahkan amarah yang bergejolak. Sebelum Anda berbicara dengan orang yang menjadi sumber masalah, bicaralah terlebih dahulu dengan orang yang dapat dipercaya. Pilih teman dekat, pendamping, atau seseorang yang dapat Anda percayai untuk mengungkapkan perasaan marah Anda terhadap pacar, rekan kerja atau bos Anda di kantor. Sebab nekad melabrak atau melemparkan peralatan kerja yang nyaris mengenai kepala bos Anda, bukanlah solusi terbaik.

2.Dekati orang yang membuat darah Anda mendidih. Setelah rasa marah Anda mereda, bicaralah pada orang yang menjadi "sumber masalah", karena yang paling penting adalah mengartikualsikan perasaan Anda. Awali pembicaraan, misalnya dengan, "Tindakan atau perkataan Anda, sungguh menggangu perasaan saya . Sesuatu harus dibicarakan dan diluruskan. Apakah kita bisa membicarakan hal ini secara baik?"

3.Kenali hal-hal yang menjadi penyebab kemarahan Anda. Temukan akar masalah untuk menemukan faktor pemicunya, sebab pasti ada hal-hal tertentu yang biasanya mendasari reaksi marah Anda. Bila tidak berhasil, mulailah mencatat ketika reaksi-reaksi marah itu timbul dan menulis pengalaman-pengalaman marah Anda. "Itu memberi Anda kesempatan untuk menenangkan diri, mempelajari segala sesuatunya, dan bereaksi secara lebih rasional. Dan Anda akan merasa mampu mengendalikan diri dengan menghentikan konfrontasi langsung," kata Jerry L, Deffenbacher Ph.D, dosen psikologi di Colorado State University di Fort Collins.

4.Temukan cara melepaskan diri. Karena Anda mudah naik darah ketika baru marah, ada anjuran agar menggunakan energi yang meluap-luap itu secara positif. "Salah satunya yang terbukti efektif adalah menggunakan energi itu untuk kegiatan fisik," kata Dr Thomas. Anda bisa melakukan jogging ini akan sangat membantu sebab olahraga menyalurkan adrenalin dari reaksi melawan atau lari Anda secara lebih positif ketimbang membiarakannya larut sendiri. Sementara itu, Anda dapat menjernihkan pikiran untuk mengatasi masalah Anda.

5.Tarik napas dalam-dalam. Ketika Anda diselimuti kemarahan, cobalah untuk mengulur waktu dengan menenangkan diri, -terutama ketika Anda mulai emosional dan hendak menyerang orang lain secara fisik- Anda mungkin bisa pergi sejenak dari situasi tersebut. Carilah tempat sepi untuk meditasi barang semenit sembari menarik napas dalam-dalam. Setelah pikiran Anda tenang, barulah Anda mengemukakan apa yang perlu Anda katakan.

Satu hal lagi yang perlu Anda ingat, selalu lebih baik mengungkapkan perasaan Anda daripada mengatakan pada seseorang bagaimana mereka harus bersikap atau berbuat. Jadi gunakanlah kata ‘aku" untuk mengungkapkan perasaan. Misalnya, "Saya kecewa karena Anda menurunkan gaji saya," daripada mengatakan, "Anda sungguh mengecewakan karena menurunkan gaji saya." Pesan "anda" atau "kamu" terasa menghakimi dan itu akan membuat lawan bicara bersikap defensif. Akibatnya, Anda bertengkar dan masalah semakin parah.

Itulah sedikit yang aku ingat tentang marah dan dalam ihya' ulumuddin imam ghozali ada 4 tipe pemarah

1.Orang yang mudah sekali marah namun lama sekali redanya
2.Orang yang susah sekali marahnya namun mudah sekali redanya
3.Orang yang susah sekali marahnya dan lama sekali redanya
4.Orang yang mudah sekali marahnya dan mudah sekali pula redanya

Dan manakah yang paling bagus diantara hal diatas, bisa anda koreksi lebih lanjut pada 1/4 bagian ihya' tentang dzammu al ghodlob

Dan jika anda adalah mahasiswi URT jadikanlah senyum anda menjadi sarana penyejuk ruangan hati dosen agar cara mengajarnya terarah dan normal, segeralah menjawab bila dosen melemparkan pertanyaan meski jawaban anda belum tentu benar, jika dosen mengajar dengan marah-marah anda tak perlu iri hati dan ikut marah, akan tetapi tunggulah kesempatan anda untuk marah yaitu ketika sang dosen telah selesai marahnya, bukahkah hal itu diskusi yang penuh kejujuran dan sebuah diskusi akan bisa terarah bila ngomongnya bergantian.

Sebagai mahasiswi URT tentunya mengetahui berbagai hal yang mesti dia kerjakan tanpa orang lain memerintahnya, namun ketika dosen menyuruh anda membuat sesuatu anda pun harus melakukanya asal hal itu tidak menyimpang dari undang-undang yang ada, anda adalah mahasiswi tentunya anda perempuan sebab jika laki-laki namanya mahasiwa. Perempuan, kaum hawa, feminis, an nisa, al mar'ah, girl, women, cewek, wanita, wanito (jawa), itulah nama jenis anda dalam kamus jawa ( entah yang mana) kata wanito berasal dari kata '" wani ditoto" alias berani diatur, siapa yang berhak mengatur? Tentunya lawan jenisnya yang telah berwenang sebab tidak semua lawan jenis berhak megatur anda.

Islam memandang wanita dengan tanpa membeda-bedakan dengan laki-laki, ketika zaman jahiliyah menganggap wanita hanya ibarat benda hingga dikubur hidap-hidup adalah hal biasa. Dari situlah islam mengangkat derajat wanita bahwa wanita juga manusia yang berhak hidup didunia ini. Kemudian wanita pun mendapatkan warisan jika sebelumnya tidak mendapatnya, dan kini mungkin banyak wanita menginkan kesamaan dalam waris sebagaimana di gembar-gemborkan para feminisme.

Jadilah wanita yang bisa mengunci hati orang yang dicintainya, bagaimana caranya? Tentunya bukan kunci yang banyak dijual ditoko, yach mungkin tergantung besar kecilnya bahaya lingkungan yang ada, dan hal itu bersifat nisby ( relatif ) jadi aku tak bisa mengukurnya. Ingatlah kata-kata ghozali bahwa hati tak pernah diam selalu saja bergolak dalam detaknya. Bahaya yang berwajah kebagian selalu mengintai didepan pintunya, jika penjaga pintu terlena dan kuncinya terlalu mudah dijebol tentu akan terjadi kudeta.

Terima kasih kami ucapkan, semoga anda bisa memahami kalimat diatas yang masih sekedar terlintas dalam otak saya, dan akan sangat kecil dan sangat sedikit hurufnya hanya 15.100-an karakter dibanding tulisan imam Al Ghozali, kesalahan dan kebenaran tentu ada dalam tulisan ini. Dan jika anda tahu terdapat kesalahan maka saya mohon pembenaran, sebab aku dalam masa belajar yang namanya pelajar tentu sifatnya bodoh, dan jika bodoh itu berkelas mungkin aku berada di kelas terbawah.

Bacalah dengan nama tuhanmu yang menciptakan tulisan ini lewat otakku, dan kalau anda merasa tidak setuju, aku sangat berterimakasih jika anda mau berpendapat dalam hal ini. Akhir kata tulisan diatas tak bisa dijadikan acuan apapun, sebab itu tulisan saya jadi anda harus mencari sumber-sumber yang valid.

Kairo, 7 Desember 2004
=============================>>>>>
[1] Mahasiswa S1 fakultas Ushuluddin Al Azhar University
[2] QS: Al Alaq ; 1, wahyu pertama kali yang diturunkan pada nabi Muhammad SAW


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Katakan pendapatmu kawan

10 Artikel Populer