09 November 2007

Kaum Pemuja Resep

Kaum Pemuja Resep
Oleh : Mochammad Moealliem

Tentunya setiap orang memiliki sebuah getaran rasa terhadap benda-benda disekitarnya, tak lepas terhadap lawan jenis manusia. Memang semua tak seindah cerita roman picisan yang kita baca, atau tak seindah film india yang kita pernah menontonnya, semua itu hanyalah pandangan subyektif yang jauh dari kebenaran. Dalam tulisan ini penulis tidak mengupas tentang cinta dan problematikanya, akan tetapi hanya sebatas meneropong keadaan hati kita yang mungkin membutuhkan ketenangan, keyakinan, keberanian, dan sebagainya.

Hati yang selalu bergetar dan dalam getarannya menimbulkan perasaan yang selalu berbeda dalam setiap getarannya, saat ini gembira mungkin besok sedih dan lusa sudah lupa, semuanya seolah indah ditonton orang lain namun bagi para pelaku merasakan sesuatu yang sangat membingungkan, menjengkelkan, terkadang sampai sakit hati dan sebagainya, toh akhirnya hal itu akan menjadi bagian sejarah yang terkenang indah untuk anak cucu kita. Ingatlah firman Allah : “Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis” QS: An Najm : 43

Kebahagiaan adalah impian semua orang, meski kebahagiaan tak cukup terbeli dengan jumlah uang, namun bahagia dan tidaknya seseorang tergantung getaran hati yang ada dalam jiwanya, bukan hati dalam jasadnya, hati yang menjadi pemegang kebijakan dalam mengontrol gerak tubuh kita terkadang tergoda, tergiur, terfitnah, terasud, dan terobsesi hal-hal yang tak seharusnya dan mengakibatkan sikap yang berbeda. Memang manusia adalah makhluk yang lemah yang tak akan mampu menciptakan kebahagiaan, bahkan manusia tak mampu merebut kembali sesuatu yang telah dirampas oleh seekor lalat, bukankah itu menunjukkan kita lemah, apalagi membuat diri bahagia tentunya terlalu lemah.

Sering mungkin kita mencoba untuk tetap tertawa dan memposisikan hati dalam keadaan stabil dalam bersikap terhadap segala keadaan, namun terkadang secara tiba-tiba kita harus menangis, harus jengkel, dan sebagainya, dan memang benar kita tak bisa menjadikan diri ini selalu tertawa. Hati yang bingung akan berpengaruh besar pada aktifitas kita sehari-hari dan terkadang sampai terlewat batas, alangkah bahagianya jika kita tahu obat untuk hati yang bingung, namun obat itu tak akan pernah bisa bereaksi jika kita tak bisa mengetahui penyakit yang ada.

Sering kita mendengar orang berkata "tombo ati iku limo sak wernane .dls." (Obat untuk hati lima macamnya), namun terkadang kita seperti seorang pasien yang telah diberi resep oleh sang dokter untuk membeli obat dan meminumnya, akan tetapi kita terlalu asyik menyanyikan resep itu tanpa bergerak untuk membelinya sedikitpun. Coba lihat berapa banyak orang yang hafal lagu "tombo ati" namun kenapa hati mereka juga hati kita masih sering dihinggapi penyakit hasud, iri, dengki, benci, buruk sangka, sok suci, sombong, pamer, bangga diri, dan masih banyak penyakit-penyakit semacam itu.

Berapapun jumlah kita menyebut resep dokter itu, tak akan mampu menyembuhkan penyakit yang kita derita, bahkan akan memperparah penyakit kita yang tertunda sembuhnya, begitu pula dengan lagu tombo ati, sebanyak apapun bahkan sampai bibir kita pecah-pecah kalau kita tidak melakukan resep itu pun akan percuma, untuk itu mari kita telitti diri kita adakah kita sudah mengobati hati kita yang kacau ini, ataukah kita masih menjadi pemuja resep kesehatan hati.

Moco Qur’an angen-angen sak maknane. Membaca Al Qur’an dengan bertadabbur atas makna-maknanya, penulis yakin kita sebagai umat islam selalu membaca al Qur’an tiap hari, kalaupun anda merasa tidak seperti itu, itu hanyalah ketidak tahuan anda, coba ingat-ingat apakah kita tiap hari membaca qur’an? Oke lah sambil anda berfikir akan saya sebutkan bacaan qur’an yang selalu anda baca setiap hari namun mungkin anda merasa tak membacanya, tiap hari anda akan membaca surat al Fatihah minimal sebanyak 17 kali, dan anda akan membaca Syahadat minimal 9 kali, membaca Allahu Akbar minimal 17 kali. Begitu pula mengucap salam minimal 17 kali. Apakah sudah ketemu jawabannya? Jika belum coba anda pikir-pikir apakah anda tidak membaca fatihah ketika sholat lima waktu.

Sering kita membaca Qur’an hanya saja kita tak pernah berusaha mengerti maksudnya, akhirnya apa yang kita baca hanya bagai suara burung yang tak bermakna, hanya keindahan saja yang kita dapati tanpa pengetahuan, namun itu juga sudah benar dan terhitung sebuah kebaikan dan layak mendapat point pahala per hurufnya, namun efek untuk kita tidak ada, lalu bagaimana kita bisa memahami maknanya jika itu bahasa arab sedang kita orang Indonesia, apalagi tidak semua orang Indonesia bisa berbahasa arab? Menurut penulis hal itu bisa kita siasati terlebih zaman kita bukan zaman batu namun zaman technologi, dan tidak sedikit orang islam yang mampu membuat program al qur’an dengan terjemahannya dalam berbagai bahasa, untuk yang suka technologi, untuk yang masih nggak ngeh dengan technologi bisa dengan membeli Al Qur’an terjemah bahasa Indonesia, atau mengikuti pengajian tafsir baik langsung, lewat tivi, radio, dan media yang ada.

Sholat wengi lakonono, lakukan sholat malam, maksudnya sholat tahajjud, sholat taubat, sholat hajat dan sebagainya, bukan sholat isya yang dilakukan diwaktu tengah malam, itu bukan menyembuhkan hati, hanya karena sifat malas yang berlebihan, hati kita adalah cermin yang perlu kita bersihkan debu-debu yang menutupinya agar bisa memantulkan cahaya yang terpancar dari Dzat yang Esa. Sifat manusia yang sering salah dan lupa adalah debu-debu dosa, semakin lama semakin tebal, terlebih kita tidak peka dan kurang merasa terhadap kebutaan hati kita.

Wongkang sholeh kumpulono, Berkumpullah dengan orang-orang sholeh, kenapa demikian, karena mileu atau lingkungan berpengaruh terhadap kejiwaan kita, hal demikian pernah dibuktikan banyak kalangan dengan uji coba, memasukkan orang baik kedalam penjara beberapa bulan, hasilnya orang baik itu pun menjadi berperilaku seperti para tahanan. Hal demikian searah dengan pemikiran imam azzarnuji pengarang ta'limul mutaalim, dalam memilih teman.

kudhu weteng ingkang luwe, Kurangi beban makanan di perut, atau puasa agar jiwa kita terlatih untuk sabar dan tidak terlalu berburu makanan.

Dzikir dalu ingkang suwe, banyak berdzikir diwaktu malam.

Begitulah sebagian resep yang selama ini kita puja, entah sampai kapan kita menjadi kaum pemuja resep.

Alliem,
Rabu, 27 September 2006
Aku tak butuh resep, tapi butuh kesehatan hati



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Katakan pendapatmu kawan

10 Artikel Populer