07 November 2007

Purnama Diatas Tursina

Purnama Diatas Tursina
Oleh : Mochammad Moealliem

Masih ingat dengan nabi Musa dengan julukannya al Kalim, atau hamba yang berdialog langsung dengan Allah, juga terjadi pada nabi Muhammad ketika Isra’ Mi’raj, dan gara-gara orang israil itulah (nabi Musa) kita cuma diwajibkan sholat lima waktu, itu aja nabi Musa masih nggak terima dan menyuruh nabi Muhammad kembali keatas lagi agar dikurangi untuk kesepuluh kalinya, namun Nabi Muhammad sudah sungkan, masa dari 50 menjadi 5 waktu aja masih minta dispensasi.

Nabi Musa pernah minta pada Allah agar bisa melihatNYA, “robby arini andur ilaik” Allah pun menjawab, “Kamu nggak bakalan bisa melihatku, lihatlah gunung itu jika masih tetap dalam kondisinya mungkin kamu akan bisa melihatku” namun akhirnya gunung itu luluh lantak dan nabi Musa pun tersungkur dan akhirnya mohon ampun, itulah sedikit cerita tentang nabi Musa, dalam tulisan ini penulis ingin mengajak pembaca menapak tilasi sejarah yang jauh dari masa kita.

Anda kenal Fir’aun? Itulah ayah angkat nabi Musa, sebelum Musa lahir Fir’aun bermimpi negerinya mengalami kebakaran yang dasyat, dan hanya orang-orang Israel yang selamat, sudah menjadi budaya saat itu mimpi seorang raja berpengaruh pada kondisi negerinya, akhirnya ahli nujum meramalkan bahwa kerajaan mesir akan hancur ditangan seorang Israel, akhirnya fir’aun memerintahkan untuk membunuh bayi-bayi yang lahir dengan jenis kelamin laki-laki, saat itu pula ibunda musa risau atas kehamilanya, adakah laki-laki atau perempuan bayi yang dikandungnya, maklum belum ada alat deteksi jenis kelamin seperti saat ini, meski alat itu kadang juga berbeda dengan kenyataan. Yang jelas lahirlah Musa dengan jenis kelamin laki-laki.

Sang ibu yang bingung menjaga nyawa bayi laki-laki itu membuat alternative dengan menghanyutkan musa dalam sebuah peti dengan harapan bisa keluar dari ancaman si Fir’aun, namun sayangnya sungai Nile itu melintasi pemandian istri-istri fir’aun akhirnya bayi itu pun di temu istri fir’aun dan diangkatnya menjadi anaknya, istri fir’aun pun membutuhkan orang yang menyusuinya (budaya waktu itu sampai pada zaman nabi Muhammad pun disusui orang) akhirnya Musa disusui oleh ibunya sendiri.

Musa tumbuh dan besar di istana fir’aun ( gelar raja-raja mesir, mirip gelar hamengkubuana) dalam bahasa resminya Ramsis, dan konon kabarnya yang menjadi ayah angkat musa adalah ramsis 2, putra dari ramsis yang muminya nongkrong di Museum Cairo, dan mumy si fir’aun itu tak ditemukan, mungkin udah hancur bersama prajuritnya yang terkena tsunami dilaut merah dalam mengejar musa bersama bani Israel.

Musa besar dan tidak sependapat dengan ayah angkatnya, akhirnya musa harus berhadapan dengan para ahli sihir kerajaan, musa pun mendapat mukjizat sebuah tongkat ajaib yang bisa menjadi ular serta dapat memakan ular para penyihir itu, sebagian dari penyihir itu mengikuti ajakan Musa untuk mengesakan Tuhan, Fir’aun kebakaran jenggot dengan anak angkatnya yang pelat dan tak jelas bicaranya akibat sewaktu kecil Musa dikasih dua pilihan untuk di makan, ternyata pilihan musa adalah bara api daripada susu, sebab kalau Musa memilih susu akan dibunuhnya saat itu.

Musa mengajak kaumnya (Bani Israel) untuk pergi meninggalkan mesir mencari tempat yang aman dari perbudakan Fir’aun, dasar bani Israel yach agak rewel, tentara fir’aun terus mengejarnya sampai Musa terpojok dilaut merah, bani Israel marah-marah pada musa dan bilang “kemana kita sekarang?mendingan jadi budak daripada seperti ini” dengan nada kesal terhadap ajakan Musa yang nggak menguntungkan, akhirnya Musa dapat wahyu agar memukulkan tongkat ajaib itu kelaut, laut pun kering dan dapat dilalui oleh musa dan kaumnya, sesampainya ditepi yang lain pasukan fir’aun masih ditengah lautan yang kering itu, tiba-tiba air pasang dengan ombak yang berskala besar, semacam tsunami.

Sampailah Musa di daerah tursina, waktu itu orang Israel dapat jatah makan dari atas, manna wa salwa, namun dasarnya orang Israel masih nggak terima dengan makanan yang turun dari langit itu, lalu mereka berkata

“Dan , ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.”.QS:Al baqoroh 61

Tursina atau turisina terkenal dengan sebutan Sinai adalah bagian dari negara Mesir, jaraknya sekitar 6 jam perjalanan darat, jika ditambah 3 jam sudah sampai sarm el syeikh, lokasi wisata, meski untuk menuju daerah itu semua hanya akan melihat hamparan pasir dan gunung-gunung batu yang gersang tanpa tumbuhan hanya rumput-rumput liar yang biasa dimakan unta kafilah-kafilah pada zaman dulu, dan sesekali ada sumber air, saya jadi teringat sejarah mekah diawal dulu, namun tulisan ini kembali ke bukit tursina atau sant katerine.

Disepanjang perjalanan menuju Sinai banyak titik sejarah yang sudah termakan umur, ada uyun Musa, hamam Musa, Hamam fir’aun, dan yang paling dekat dengan bukit itu adalah makam nabi Sholeh dan nabi Harun saudara nabi Musa, dengan dialah nabi Musa menghadapi fir’aun, dwi tunggal Musa Harun memang punya kelebihan yang berbeda, kalau nabi Musa orangnya keras tegas namun nabi Harun lembut dan pandai berdiplomasi, suatu hari nabi Musa pernah marah pada nabi Harun karena bani israil menyembah patung sapi yang dibuat oleh samiri dan bisa bersuara, dan samiri bilang “inilah tuhan yang disembah Musa” sebab sebelumnya bani israil tak akan mau mengikuti ajakan Musa untuk menyembah Allah sebelum mereka melihatnya sendiri, nabi Musa pun kelimpungan dengan sikap umatnya itu, akhirnya nabi Musa menyepi selama 40 malam untuk mencari petunjuk tentang hal itu, akhirnya Musa menitipkan umatnya pada nabi Harun.

Puncak bukit itu lumayan jauh, untuk ukuran kita-kita dapat menempuh puncak itu sekitar 1.30 menit bagi yang single, tak berhenti, dan punya kekuatan lebih, dan bagi yang selain itu sekitar 2 jam bahkan lebih, untuk menyusuri jalan menuju puncak yang saat saat ini penuh dengan debu bercampur tahi unta, maklum sekarang banyak ojek untuk membantu pendaki yang kurang mampu berjalan menuju puncak, meski unta itu pun nggak bisa sampai puncak, bukit yang penuh dengan batu itu terasa menantang para pendaki yang punya rasa penasaran yang tinggi meski banyak juga yang kapok untuk naik dua kali, hanya untuk melihat sun rise, tempat suci tiga agama konon kabarnya seperti itu, tak jarang kita jumpai orang yahudi pada berdoa sebelum matahari terbit dengan aturan mereka yang tak pernah kita tahu.

Purnama diatas tursina membantu para pendaki untuk memandang jalan tanpa senter, dan memperlihatkan wajah-wajah lelaki yang malu karena kalah kuat untuk mendaki gunung besar itu, memang lebih baik bergerak meski pelan daripada diam berhenti, apalagi berhenti terlalu lama, hampir mirip belajar di Azhar untuk mencapai puncak dengan cepat harus punya kekuatan, kesehatan tubuh, tidak berhenti ditengah perjalanan, jangan membawa beban terlalu berat, cukup membawa air untuk minum, tidak terikat untuk berjalan secepatnya, kalau terpaksa menanggung orang tentunya tak akan bebas dan mungkin bisa kembali turun, bisa juga sampai puncak dengan waktu lebih lama, namun terkadang yang single juga terpaksa turun dengan beberapa alasan.

Secara pasti kita tidak tahu dimana musa bertapa selama 40 malam, yang jelas didekat situ, dan konon kabarnya musa membawa 12 dari umatnya, namun semuanya tersungkur tak sadarkan diri setelah mencoba minta melihat Allah, uch betapa sayang Allah pada bani Israil waktu itu, minta apa aja dikasih, makanan turun dari langit, namun sayang mereka suka membunuh nabi-nabi mereka, selalu tidak terima, namun yang mengerikan adalah cara bertaubatnya, mereka harus mati jika ingin bertaubat, berbeda dengan kita kalau mau bertoubat tidak harus mati, uch ternyata Allah sangat sayang pada kita.

Kita umat Islam kalau mau bertaubat Cuma dengan:

1. Mengakui kesalahannya kepada siapa dia berbuat salah. Bila salah kepada Allah maka mengakuilah kepada Allah atau bila salah kepada Manusia maka mengakuilah kesalahan itu pada Manusia

2. Menyatakan menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi kepada siapa dia berbuat salah (lihat butir 1).

3. Minta ampun kepada Allah dan kepada Manusianya bila bersalah kepada Manusia.

4. Membayar kaffaroh sesuai dengan aturan main dalam Al-Quran dan Al-Hadits atau menurut Ijtihad Ulil Amri (yang tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Al-Hadits).

Untuk lebih jelas silahkan kita kaji QS.At-Tahriim 8, QS.Az-Zumar 53, QS.An.Nisaa' 48, QS.At-Taubah 103-104, QS.Ali-'Imron 135, HR.Ibnu Maajah Kitab Shifatil-Qiyamah dan Kitab Zuhdi dan Kitab Adab, HR.Abu Dawud Kitab Sholah, HR.Bukhori Kitab Tafsir S.At-Taubah, dlsb.

Alliem,
Kamis, 20 Juli 2006
Masih belum purnama

1 komentar:

  1. Waduh, orang islam ko ga ngerti bahasa mutasabihat dalam quran. jangan di terjemahkan secara harfiah dong. Ada arti maknawinya tu. Perintah Allah dari dulu sampai sekarang ya sama, ga akan berubah, bunuh diri bukan cuma buat orang israel aja, orang islam juga. Tapi jgn di artikan bunuh diri secara harfiah dong. Tapi, antal mautu qoblal mautu..

    BalasHapus

Katakan pendapatmu kawan

10 Artikel Populer