Fismaba Mantu 1
Oleh : Mochammad Moealliem
Mungkin tidak asing lagi bagi kita bahwa belajar tak akan pernah ada akhirnya dalam hidup ini, meski tidak dalam lembaga yang formal, sebab belajar adalah sebuah usaha untuk meraih pengetahuan dalam hal apapun.
Akan terlalu sempit jika kita mengartikan belajar adalah membaca, menghafal, dan menulis kecil-kecil sebuah rangkuman untuk membantu menjawab soal, bukan pula hanya menumpuk buku-buku yang berjilid-jilid dengan judul yang besar tanpa pernah menyentuh kandungan yang ada, atau sekedar menjadi penghias ruangan.
Ketika kita sudah tahu kalau belajar tak akan ada ujungnya kecuali telah tak hidup lagi, lalu bagaimana kita selanjutnya, seperti yang telah lama digulirkan saudara iqbal atau balya beberapa bulan yang lalu sebuah tema, pernikahan dini di masisir (mahasiswa indonesia mesir) dalam istilah lain disebut nikah antar mahasiswa
Hal semacam ini bukan hal yang aneh bagi mahasiswa indonesia Mesir, dalam nostalgia bersama mantan dubes Indonesia untuk mesir pada saat krisis dimulai, bapak Hasan Wirayuda selaku dubes waktu itu mengemukakan bahwa pernikahan antar mahasiswa meningkat di banding sebelum krisis, begitulah sedikit warna dialog menteri luar negeri kita ketika mengunjungi Mesir beberapa waktu lalu, bertempat di Azhar Confrention Center (ACC).
Menurut seorang ulama Azhar dalam tulisannya di koran Ahram menulis bahwa jodoh itu seperti maut, telah ditentukan oleh yang maha kuasa, seperti halnya rezeki dan yang lainnya. Sabda nabi pun telah kita kenal lama " man istatoa minkum al ba ata fal yatazawaj" meskipun banyak perbedaan dalam memahami kata ba at.
Diakui atau tidak hal ini memang sering muncul dalam otak-otak kita, terlebih umur-umur yang sudah selayaknya masuk kategori sudah siap, tentunya bukan hal yang aneh kalau waktunya tersita untuk berfikir tentang patner dalam hidup selanjutnya.
Dalam al quran Allah berfirman "Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan perkataan yang ma'ruf . Dan janganlah kamu ber'azam untuk beraqad nikah, sebelum habis 'iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.QS:2 Al Baqoroh:235.
Ayat diatas menjelaskan tentang sikap yang ada pada seorang lelaki yang menyukai seorang perempuan janda, agar menunggunya sampai selesai iddahnya. Apalagi sikap orang laki-laki terhadap sang dara, tentunya lebih dari itu.
Belajar, bekerja, atau berkeluarga? tiga hal yang berbeda yang mesti kita lalui entah secara bersamaan atau bergiliran, tentunya hal itu disesuaikan dengan kesiapan yang kita miliki, kalau memang ketiganya siap, kenapa tidak? atau baru siap belajar dan berkeluarga namun belum siap bekerja, asalkan bisa cukup kenapa tidak? atau siap belajar dan siap bekerja saja, dan belum siap berkeluarga? ya sabar saja...
ops...dalam sejarah fismaba mungkin sudah banyak anggota fismaba yang berkeluarga, dan hal itu akan bertambah, so tunggu aja info selanjutnya.......
Alliem,
Kamis, 15 September 2005
Kado pengantar untuk mempelai
Oleh : Mochammad Moealliem
Mungkin tidak asing lagi bagi kita bahwa belajar tak akan pernah ada akhirnya dalam hidup ini, meski tidak dalam lembaga yang formal, sebab belajar adalah sebuah usaha untuk meraih pengetahuan dalam hal apapun.
Akan terlalu sempit jika kita mengartikan belajar adalah membaca, menghafal, dan menulis kecil-kecil sebuah rangkuman untuk membantu menjawab soal, bukan pula hanya menumpuk buku-buku yang berjilid-jilid dengan judul yang besar tanpa pernah menyentuh kandungan yang ada, atau sekedar menjadi penghias ruangan.
Ketika kita sudah tahu kalau belajar tak akan ada ujungnya kecuali telah tak hidup lagi, lalu bagaimana kita selanjutnya, seperti yang telah lama digulirkan saudara iqbal atau balya beberapa bulan yang lalu sebuah tema, pernikahan dini di masisir (mahasiswa indonesia mesir) dalam istilah lain disebut nikah antar mahasiswa
Hal semacam ini bukan hal yang aneh bagi mahasiswa indonesia Mesir, dalam nostalgia bersama mantan dubes Indonesia untuk mesir pada saat krisis dimulai, bapak Hasan Wirayuda selaku dubes waktu itu mengemukakan bahwa pernikahan antar mahasiswa meningkat di banding sebelum krisis, begitulah sedikit warna dialog menteri luar negeri kita ketika mengunjungi Mesir beberapa waktu lalu, bertempat di Azhar Confrention Center (ACC).
Menurut seorang ulama Azhar dalam tulisannya di koran Ahram menulis bahwa jodoh itu seperti maut, telah ditentukan oleh yang maha kuasa, seperti halnya rezeki dan yang lainnya. Sabda nabi pun telah kita kenal lama " man istatoa minkum al ba ata fal yatazawaj" meskipun banyak perbedaan dalam memahami kata ba at.
Diakui atau tidak hal ini memang sering muncul dalam otak-otak kita, terlebih umur-umur yang sudah selayaknya masuk kategori sudah siap, tentunya bukan hal yang aneh kalau waktunya tersita untuk berfikir tentang patner dalam hidup selanjutnya.
Dalam al quran Allah berfirman "Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan perkataan yang ma'ruf . Dan janganlah kamu ber'azam untuk beraqad nikah, sebelum habis 'iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.QS:2 Al Baqoroh:235.
Ayat diatas menjelaskan tentang sikap yang ada pada seorang lelaki yang menyukai seorang perempuan janda, agar menunggunya sampai selesai iddahnya. Apalagi sikap orang laki-laki terhadap sang dara, tentunya lebih dari itu.
Belajar, bekerja, atau berkeluarga? tiga hal yang berbeda yang mesti kita lalui entah secara bersamaan atau bergiliran, tentunya hal itu disesuaikan dengan kesiapan yang kita miliki, kalau memang ketiganya siap, kenapa tidak? atau baru siap belajar dan berkeluarga namun belum siap bekerja, asalkan bisa cukup kenapa tidak? atau siap belajar dan siap bekerja saja, dan belum siap berkeluarga? ya sabar saja...
ops...dalam sejarah fismaba mungkin sudah banyak anggota fismaba yang berkeluarga, dan hal itu akan bertambah, so tunggu aja info selanjutnya.......
Alliem,
Kamis, 15 September 2005
Kado pengantar untuk mempelai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Katakan pendapatmu kawan