80 Coret
Oleh : Mochammad Moealliem
Cairo yang begitu terkenal dengan kota tua dalam sejarah hingga kini masih banyak ditemukan peninggalan-peninggalan yang mahal harganya, Al Azhar contohnya dimana bangunan-bangunanya terlihat begitu tua dengan sedikit perbaikan disana sini, itu adalah sedikit tentang al azhar.
Namun layaknya ada sejarah yang terlupa oleh catatan zaman namun tak akan pernah terlupakan oleh para azhariyun atau yang pernah belajar di azhar, yang selalu melekat dalam benak semua mahasiswa serta menyimpan seribu makna bagai kisah seribu satu malam yang pernah terjadi dulu.
Anda tentu sangat ingin tahu hal ini, jika anda alumni al azhar maka ketika ada kata 80 coret, akan keluar dari otak anda seribu kenangan yang kadang menjadi sebuah sejarah keberadaan anda waktu itu, terlebih bagi anda yang belum sempat ke Mesir, tentu anda masih dibuat bingung dengan kata 80 coret.
80 coret bukanlah kata rahasia atau kode untuk demontrasi atau sejenisnya, 80 coret hanyalah sebuah nomor bus kota yang menempuh rute sekitar 15 km pp yang menghubungkan beberapa lokasi pemukiman mahasiswa Indonesia maupun yang lain ke kampus al azhar.
Jarak yang ditempuhnya memang akan sangat melelahkan bila kita berjalan kaki terlebih musim panas bisa dipastikan bisa membuat anda sakit, namun anehnya bus kota yang tarif jauh dekatnya dipatok sama ini dia dengan lincahnya melintasi daera-daerah yang sudah diatur mulai dari al hayy al 'asyir ( 10th Districk ), al hayy tsamin, sebagian al hayy sabi', madinat al jamiah ( asrama mahasiawa azhar mesir), al hayy sadis, kampus kedokteran al azhar, nady el sikka, menembus pemakaman luas, madinat al buust (asrama mahasiswa azhar luar mesir),dan berakhir di darosat ( nama sebuah lokasi), atau di mustasfa al husain al jami'i yaitu rumah sakit yang konon milik al azhar dan letaknya pun bersebelahan.
Apa anehnya bus kota ini hingga harus menjadi catatan sejarah mahasiswa al azhar?
Memang kita semua hampir semuanya pernah naik bus kota namun kalo naik 80 coret tentunya anda harus ke mesir dulu, memang bus ini bukan satu satunya bus yang menghubungkan mahasiswa ke kampusnya masih banyak bus yang lain dengan rute yang berbeda, bus yang hingga saat ini bisa dikatakan bus tua dilihat dari kulitnya yang sudah termakan karat, bagai kulit nenek tua yang keriput dimakan usianya yang senja, dengan jumlah kursinya yang beruntung masih bisa dibuat duduk walau kadang ada yang terlepas karena beban yang berlebihan akibat besarnya penumpang dari ukuran rata-rata orang asia.
Kursinya terlihat sangat sedikit sekali dua disebelah kanan dan satu disebelah kiri lurus berbaris dengan kursi sopir yang berada di pojok kiri depan serta ada kursi khusus seperti ada meja dan kursi layaknya kasir disebuah toko, yaitu kursi kernet yang berada dekat dengan pintu belakang dengan dua buah pintu otomatis bisa buka nutup sendiri dengan beberapa tombol pada sopirnya meski terlihat berlumuran oli yang terlantar di pintu lipat itu.
Waktu ujian bus ini berjalan dengan kondisi kemiringan beberapa derajat karena penuhnya penumpang yang rata-rata mereka mahasiswa yang hendak ujian hingga jika mereka berada di halte yang bagian tengah dari jarak perjalanan itu tak akan mungkin bisa ikut naik lagi, sebab pintuya sudah muntah penumpang, meski penuh kadang dengan suara keras ( seperti marah ) seorang kernet mengatur penumpang agar merapat ke bagian depan sebab pintu masuk adalah belakang dan keluar di pintu depan, bagaimana sikap penumpangnya yang hampir nggak bisa bernafas dengan bebas?
Sikap orang asia rata-rata diam nggak banyak komentar dan kadang juga agak membantah semampu bahasa, maklum postur tubuhnya lebih kecil jadi mudah untuk di selip-selipkan, dengan satu keinginan agar nyampai di kampus sesuai waktu yang dia inginkan mereka pun rela terjepit oleh bau keringat yang khas serta tubuh yang besar-besar.
Sikap orang afrika terlihat banyak membantah maklum mereka terkenal cepat mengerti bahasa jadi bisa seru kalo bantah-membantah dan memang kenyataanya nggak ada ruang lagi untuk bergerak.
Kadang kondisi yang begitu sesak ada orang yang bertengkar biasanya antar ibu-ibu yang mudah terbakar karena banyaknya kalori yang terkandung ditubuhnya kali, tahu nggak bagaimana rasanya? ketika ibu-ibu bertengkar satu di depan dan satu dibelakang dan kita ditengahnya rasanya seperti petir menyambar telinga, kebiasaan orang marah disini suaranya lebih keras lagi, jadi yah memakan korban perasaan pula begitu telinga.
Kadang juga ada copet, wah kalo yang satu ini banyak juga mahasiswa Indonesia yang jadi korbanya hingga bus 80 coret punya istilah baru 80 copet, maka untuk anda semua hati hati kalo naik bus.
Ok lah rasanya udah lelah aku bercerita, itu baru sebagian masih banyak sebenarnya kisah-kisah lucu, pusing, nggak bisa turun, kecopetan, kacanya jatuh, terjepit pintu, yang dialami mahasiswa di 80 coret, itulah kisah bus kota tua di kota tua.
Pilih mana? pilihlah yang yang ditawarkan, oupss.. jangan memilih saya jadi presiden ya........belum waktunya.
pilihlah 80 coret kendaraan pribadi anda.
pilihlah 80 copet kendaraan police anda.
pilihlah belajar hobi anda.
eh udah...........kok masih baca, ayo belajar kan mau ujian.
kalau anda nggak mau berhenti membaca, aku akan berhenti menulis biar anda nggak bisa baca,
aduh....udah jangan dibaca......
kenapaharusbacatulisaninibukankahlebihbaikkamumenulissen diridanakubisabacatulisanm
uituehiyaakumauujiandoainyaehjangandi biasakanbacatulisankayabeginilagientarkayaoranggila. -
--( alliem )---
Catatan: Pada tahun 2006 menjelang piala Afrika, Mesir mengganti armada bis kota yang terlalu tua, namun tidak seluruhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Katakan pendapatmu kawan